My Superhero - Bab 135 Keluarlah Dari Universitas Imperial (2)

Ketika sedang berusaha melindungi diri, mobil disebelah terbuka pintunya dan turunlah seorang laki-laki.

Ketika aku melirik, ternyata itu adalah Steven!

Dengan cepat ia menghampiriku, dan memelukku, bertanya, “kamu tidak apa-apa, kan?”

Aku merasa aneh dengan tindakannya seolah kami sudah sangat dekat. Aku ingin melepaskan diriku dari pelukannya.

Tapi ia malah memelukku semakin erat.

Tanpa menunggu lebih lanjut, ia langsung menunjuk Grace dan berkata pada bodyguardnya, “urus dia.”

Tampaknya Grace sudah tahu ini akan terjadi, saat Steven membuka mulut tadi, ia langsung masuk kedalam mobilnya dan meleset pergi.

Aku hanya terdiam tanpa berkata apa-apa.

Steven mengerutkan alisnya, “dia cukup hebat.”

Setelah menghela napas lega, Steven tidak berusaha mengejar Grace, malah membawaku masuk ke gedung penelitian.

Masih sangat banyak murid-murid sedang menunggu. Didepan puluhan pasang mata, ia memelukku sambil membawaku masuk.

Aku berusaha melawan dari tadi, tapi ia tidak melepaskanku sama sekali.

Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku rasa, dari cara pandang mereka, mereka semua terlihat semakin membenciku.

Mungkin menurut mereka, aku adalah seorang anak yang tega memasukkan ayahku sendiri ke penjara dan mengorbankan nyawa ibuku sendiri, pikirannya berubah-ubah, penggoda, dan lainnya.

Seketika, kami sudah memasuki gedung penelitian.

Saat pintu sudah tertutup, barulah Steven melepaskanku.

Meskipun aku sangat marah dengan tindakannya tadi, tapi ia telah menyelamatkanku. Akupun minta maaf padanya.

Ia menatapku dengan tatapan tidak mengerti. Ia pun tertawa dan melanjutkan dengan ekspresi dingin, “tidak perlu.”

Setelah itu, ia memutar badannya, dan pergi keruangan Guru Tang. Meninggalkanku sendirian disini.

Aku tiba-tiba terdiam.

Bukankah biasanya ia terus berpura-pura menyukaiku. Kenapa hari ini dia tidak seperti biasanya?

Aku tidak mengerti, dua senior tiba-tiba lari kearahku dan mengelilingiku.

Tapi mereka tidak terlalu dekat, berdiri beberapa langkah dariku.

Salah satu dari mereka bertanya, “apakah kamu benar-benar menyukai perempuan?”

Aku terkejut, dan langsung membantah. Sepertinya masalah diluar tadi sudah banyak yang tahu.

Jadi…… saat aku dikerumuni diluar tadi, mereka hanya menontonku dari dalam sini?

Meskipun aku tahu sejak awal mereka tidak terlalu suka padaku, tapi saat tahu mereka tidak peduli saat orang-orang sedang membuliku, aku merasa sangat sedih.

Senior yang satunya lagi pun ikut membuka mulut, membuat ekspresi ketakutan dan bertanya, “kamu…… kamu tidak mungkin menyukai salah satu dari kami, kan?”

“Tenanglah, kalaupun aku menyukai perempuan, aku tidak akan menyukai kalian.” Jawabku datar.

“kamu…… apa maksudmu?!” tanya mereka marah.

Aku tidak bersuara sama sekali.

Sebenarnya aku tidak ingin berdebat dengan mereka, tapi mereka adalah seniorku, melihat aku yang sedang di buly, mereka bahkan tidak menghibur atau membantuku sama sekali. Malah membuatku semakin terpojok dengan pertanyaan itu. Aku benar-benar merasa sangat kacau sekarang.

Kedua seniorku melihatku dengan tatapan marah.

“Tentu saja dia tidak akan menyukai kalian, apakah kalian tidak lihat wanita yang menggendong anak tadi jauh lebih cantik daripada kalian?” sambung Kakak kelas Jiang sambil berjalan mendekat. Sekarang matanya tertuju padaku, “pantas saja kamu selalu bersikap dingin dan sombong, banyak kakak kelas yang tidak kamu acuhkan, ternyata kamu menyukai sesama perempuan.”

Seorang kakak kelas perempuan terlihat cemberut, dan menyambung dengan tawa sinis, “siapa bilang dia hanya menyukai perempuan, bukankah dia sudah menikah dengan Tuan muda Chris? Tapi masih saja berpelukan dengan Steven……aku rasa dia suka bermain dengan orang yang memiliki kedudukan tinggi……”

“Wah, hebat sekali dia, kita yang orang biasa ini, tidak sebanding dengan dirinya.” Sambung salah seorang lainnya. Cara bicaranya terlihat iri dan tidak suka.

Kakak kelas Jiang menambahkan dengan nada dingin, “ternyata selama ini kami tidak sebanding……”

Aku menghela napas berat, mereka melihatku sangat rendah, menghinaku, padahal aku tidak pernah melukai atau menyakiti mereka sama sekali.

Setelah dipikir, mereka semua adalah murid Guru Tang, aku tidak ingin bermasalah dengan mereka. Lebih baik aku saja yang pergi.

Tiba-tiba saja Kakak Kelas Jiang berteriak dengan keras, “Universitas Imperial tidak menerima orang yang menyukai sesama jenis, pergilah kau, Viona!”

Seorang lagi kembali menambahkan, “dan juga, moral mu sangat keterlaluan, membunuh ibumu sendiri, aku tidak tahu lagi kamu akan berbuat apa kedepannya nanti.”

“Setiap kamu tidur, tidakkah kamu bermimpi buruk? Tidakkah kamu takut ibumu akan datang mencarimu?”

Aku teringat dengan sebuah mimpi, dimana ibuku terlihat bersimbah darah. Ia bilang padaku, kenapa aku tidak membalaskan dendamnya…… aku terdiam cukup lama.

Mereka masih saja terus mengata-ngataiku. Aku hanya bisa diam tenggelam dalam pikiranku sendiri.

Aku sudah terlalu hanyut dalam kisah cintaku dengan Chris, hingga lupa untuk mencari tahu penyebab kematian ibuku.

Suara Steven menyadarkanku dari lamunanku, “Bu, kenapa murid zaman sekarang kelakuannya begitu buruk?”

Mendengar hal tersebut, seluruh tubuhku terasa kaku.

Dia…… apakah ia sedang menyindirku?

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu