My Superhero - Bab 28 Ciuman Pertamaku

Sekujur tubuhku membeku.

Untung saja Chris hanya menyentuhkannya dengan pelan, kemudian menarik dirinya kembali dengan cepat.

Aku menatapnya dengan tercengang, bagaimanapun tidak pernah terpikirkan, biaya tanda terima kasih yang diucapkannya itu, ternyata yang ini.

Ini adalah ciuman pertamaku, walaupun hanya bersentuhan dengan ringan, namun tetap saja berciuman.

Yang lebih tidak terpikirkan olehku adalah, pria dingin yang menempati hatiku, ternyata...... bisa melakukan tindakan seperti ini......

Ketika aku sedang tercengang, dia menggunakan ibu jarinya menyentuh sudut bibirku, berucap dengan tertawa ringan: Lain kali ingat, aku hanya menerima ucapan terima kasih seperti ini.

Mataku membelalak dan mulutku terbuka lebar.

Apakah maksud dia...... jika mengucapkan terima kasih lain kali harus melalui ciuman?

Melihatnya yang begitu serius, tidak terlihat sama sekali jika dia sedang bercanda.

Aku menggigit bibirku, aku sangat mengerti, aku yang saat ini, wajahku pasti sudah memerah entah menjadi seperti apa.

Namun jari tangannya masih berada di daguku, tidak membiarkanku untuk kabur.

Sepertinya dia menyadari jika aku merasa malu, kembali menatapku sejenak, kemudian melepaskanku.

Aku segera berpindah kearah sofa.

Perasaannya terlihat sangat baik, sudut bibirnya sedikit terangkat, berucap: Baiklah, jangan berpikir yang tidak-tidak, tunggu aku kembali dari Imperial, aku akan membantu menyelesaikan masalahmu.

Aku menatapnya sejenak, tanpa bersuara.

Senyuman pada bibirnya semakin merekah: Tidak memperdulikanku, apa kamu menginginkan ciuman dariku?

Aku:……

Apakah ini masih pria dingin arogan yang kukenal?

Masih banyak yang ingin kubicarakan dengannya, namun melihat posisinya yang seperti ini, aku tidak berani untuk tinggal lebih lama, aku segera bangkit berdiri, berucap: sudah larut malam, istirahatlah......

Sambil berbicara, aku sambil berlari keluar dari ruang buku.

Baru saja sampai di ruang tengah, langsung terdengar suara James yang berteriak dengan penasaran: Adik ipar, kenapa wajahmu begitu merah, apakah Chris telah melakukan hal buruk padamu......

Aku merasa semakin malu, dengan buru-buru mengucapkan selamat malam pada James dan Nicholas, kemudian berlari kearah lantai dua.

Sebelum pintu tertutup, aku mendengar James yang masih bergumam: Biasanya Chris terlihat begitu dingin dan datar, tidak disangka ternyata sangat liar......

Aku segera menutup pintu kamar, menghalangi semua suara dari luar.

Namun aku masih belum tenang, rasanya sekujur tubuhku bergetar, hanya dapat bersandar dibelakang pintu sambil menghela nafas perlahan.

Hidup selama dua puluh dua tahun, aku tidak pernah sedekat ini dengan pria.

Ditambah lagi dengan Chris adalah pria pertama yang aku sukai, saat-saat ketika dia menciumku, aku merasa jantungku hampir melompat keluar.

Sebenarnya tidak ada aroma apapun, namun ketika aku mengingatnya kembali, aku bahkan merasa udara saat itu sangat manis, mirip seperti permen kapas, yang lembut, membuat hatiku ikut melembut.

Aku menepuk wajahku perlahan-lahan.

Tapi bagaimanapun aku mensugestikan diri, wajahku masih saja memerah seperti terbakar.

Pintu balkon yang terbuka, menerbangkan angin malam masuk kedalam.

Kira-kira sudah berlalu sepuluh menit, akhirnya aku mulai tenang, duduk perlahan-lahan disisi ranjang.

Namun pikiranku masih sangat berantakan.

Chris sedang menggodaku, atau ada maksud lain?

Mungkin...... hanya terpancing sesaat.

Mana mungkin dia tertarik pada gadis kecil sepertiku.

Tapi kenapa dia mempermainkanku, jika hanya untuk bermain, dia seharusnya mencari gadis seperti Jade, mereka baru pasangan yang sepadan.

Dia berpikir dalam diam, hatinya yang mengeluarkan semangat yang membara, akhirnya dipadamkan.

Kemudian menyisakan kecanggungan tiada tara.

Aku bahkan tidak tahu jika besok pagi terbangun, harus bagaimana menghadapinya.

Hanya dapat asal berpikir seperti ini, hingga membuatku sulit tidur.

Keesokan paginya, aku yang masih berada dalam mimpi, mendengar suara mobil berderum.

Apakah Chris dan yang lainnya sudah mau pergi?

Aku segera terbangun.

Kemudian tanpa berpikir panjang, segera memakai sandal lalu berlari kelantai bawah.

Akhirnya aku melihat Chris dan Nicholas yang sedang mengobrol di ruang tengah, sedangkan James sedang duduk diatas sofa meminum yogurtnya.

Ternyata mereka belum pergi.

Namun aku berlari keluar dengan terburu-buru, dengan rambut yang berantakan, masih mengenakan piyama......

Menyadari penampilan sendiri, aku seketika menghentikan kakiku dengan malu, ingin membalikkan tubuh kembali naik keatas.

Namun tiga pria itu sudah menatap kearahku.

James memuncratkan yogurt yang diminumnya, berucap: Astaga adik ipar, kamu mau pergi kemana pagi-pagi sekali, lihatlah kamu yang begitu bercahaya, benar-benar pemandangan yang indah.

Aku:……

Wajahku yang masih mengantuk seperti ini, dia bahkan mengatakan pemandangan yang indah untuk menggambarkanku, mungkin dia hanya asal bicara, atau mungkin dia benar-benar buta.

Chris meneriakinya: James.

James menatapnya tajam: Apa yang kamu cemburukan, tidak boleh merebut istri teman, aku mengerti soal ini, aku hanya menikmati kepolosannya saja, apa kamu mengerti?

Aku berdiri ditempat semula dengan malu, menundukkan kepala menatap ujung kakiku sendiri, tidak berani untuk bersuara.

Semua ini karena aku yang terlalu heboh, dan juga tidak beretika.

Ketika aku sedang memikirkan bagaimana cara untuk mencairkan suasana, tiba-tiba Chris berjalan mendekatiku.

Dia berdiri dihadapanku, menghalangi pandangan James dan Nicholas.

Aku mendongak menatapnya.

Dia berucap: Kembali kekamar cuci wajahmu, kami menunggumu untuk sarapan bersama.

Mendengar suaranya yang rendah, dan juga tercium aroma mint dari tubuhnya, tanpa bisa dihindari aku kembali teringat ciuman kemarin malam yang terasa seperti mimpi......

Seketika aku merasa wajahku kembali memerah, segera bergumam mengiyakan, kemudian membalikkan tubuh berlari kembali kekamar.

Menggunakan air dingin menepuk wajahnya sendiri untuk terakhir kalinya, setelah selesai mencuci muka, mengganti pakaian, kemudian turun kebawah dengan cepat.

Mereka sudah duduk diruang makan menungguku.

Terpikir kembali dengan situasi canggung tadi, aku berdiri didepan pintu, merasa sungkan untuk masuk kedalam.

Chris telah melihatku, bersuara: Kemari.

Aku menundukkan kepala, duduk disampingnya perlahan-lahan.

James terkikik geli berucap: Aku sudah lapar sejak tadi, tapi kakak ketiga malah ingin menunggumu......

Kakak ketiga itu pasti Chris.

Wajahku memanas, bergumam pelan: Maaf......

James terkikik kembali: Tidak apa, aku hanya menggodamu, adik ipar kamu benar-benar sangat polos.

Aku:……

Nicholas telah memasukkan sebuah roti kedalam mulutnya, berucap: Tutup mulutmu, cepat makan.

James membuka matanya lebar melawan.

Nicholas berucap dengan datar: Apa kamu ingin ke markas tentara?

James seketika menunjukkan raut wajah memohon.

Aku merasa lucu melihatnya.

Tiba-tiba Chris mendorong semangkuk bubur kehadapanku: makanlah selagi hangat.

Aku tertegun, seketika teringat, dia mungkin sedang menunjukkan sandiwaranya pada Nicholas dan James, aku mengikutinya dengan mengangkat sendok, berucap: Terima kasih.

Chris bergumam mengiyakan.

Setelah itu suasana di meja makan menjadi tenang.

Aku dapat melihat, Nicholas dan Chris memiliki sifat pendiam, sedangkan James terbalik dia begitu ribut, jika dia diancam oleh Nicholas, dia hanya dapat terdiam.

Setelah selesai makan, James kembali bersuara: Chris, apa kamu tidak membawa adik ipar kembali ke Imperial, apa aman jika dia ditinggalkan disini?

Aku menjadi bingung.

Apa maksud dari tidak aman, apa takut keluarga Jade datang membuat perhitungan denganku?

Chris berucap: Aku sudah menyuruh Anin untuk tetap disini.

Dia terlihat tidak ingin membicarakannya lagi.

Aku dengan cepat menyapu wajahnya, juga menyapu wajah James dan Nicholas.

Raut wajahnya sangat datar, tidak terbaca apa yang sedang dipikirkannya.

Ucapan James kembali terhenti.

Nicholas menjatuhkan tatapannya pada James, seperti sedang memperingatkannya.

Hatiku merasa curiga, tapi aku tidak banyak bertanya, aku segera berucap: Aku akan menunggu dirumah, aku tidak kemana-mana.

Chris menganggukkan kepalanya, berucap: Gadis pintar.

Aku:……

Dia tiba-tiba mengucapkan satu kata itu, aku benar-benar tidak bisa menahannya, seluruh wajahku memerah.

Untung saja kali ini James tidak sedang menggodaku.

Aku diam-diam menghela nafas lega.

Mereka bertiga bersiap untuk berangkat.

Aku seketika keluar untuk mengantar mereka.

Namun baru sampai dipintu utama, Chris membalikkan tubuhnya, berucap: Sampai disini saja.

Aku yang hampir menabrak punggungnya, segera menghentikan langkah kakiku.

Tatapannya berhenti sejenak diwajahku, ingat perkataanmu sendiri, baik-baiklah dirumah, tunggu aku kembali.

Nada bicara ini, seperti seorang suami yang akan melakukan perjalanan jauh, berpamitan dengan istri yang baru dinikahinya.

Aku menatap tajam James yang berdiri tidak jauh itu sedang menguping, aku hanya dapat menganggukkan kepala.

Mungkin aku yang salah lihat, aku melihat sebuah senyuman dimata Chris, kebahagian dan kelembutan.

Kemudian mendengarnya berucap kembali: Kamu tenang saja, untuk sementara ini, Jade tidak akan datang mencarimu untuk mencari masalah.

Novel Terkait

Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu