My Superhero - Bab 249 Kalau Begitu, Tetaplah Disisiku (1)

Chris Zhou memelukku dengan kakinya, sengaja menggodaku dan berkata : “Sayang, kamu hanya perlu peduli padaku. Biarlah orang lain melakukan apa yang mereka mau.”

Tetapi bagaimana bisa aku membiarkan Sisilia…

Dia mencubit hidungku dan berkata : “Lihatlah aku sekarang.”

Aku memperhatikannya.

Dia berkata : “Hm…lihatlah aku seperti ini selama setengah jam…”

Aku merasa kesel dan juga lucu.

Tetapi aku juga tahu bahwa dia tidak ingin aku merasa khawatir, dan aku tidak ingin mengecewakannya. Jadi aku hanya bisa menahan perasaan ini.

Salju turun kemarin malam, jadi tidak mudah berjalan di jalan gunung. Untungnya ada yang sudah membersihkan saljunya, membuat mobil dapat berjalan dengan stabil.

Satu jam kemudian, sampailah kami ke rumah tua keluarga Zhou.

Tepatnya hari ini adalah hari natal, jadi halamannya telah didekorasi.

Saat baru memasuki rumah, Ryan bergegas kearah kami dan berkata : “Paman, tante, ayo lihat kaos kakiku.”

Dia memegang sepasang kaos kakinya yang berisi banyak permen didalamnya.

Kakek Zhou mengikutinya sambil tersenyum dan berkata : “Dia daritadi sudah menanyai dimana kalian pergi dan menunggu kalian untuk memberikannya hadiah.”

Aku terdiam dan baru teringat bahwa aku lupa membeli hadiah untuk Ryan.

Untungnya, Chris Zhou sudah mempersiapkannya.

Dia meminta Anin untuk mengambil hadiahnya di mobil, lalu dia menggendong Ryan dan berkata : “Hadiahnya akan segera datang.”

Ryan memeluk mereka dan dengan lembut berkata : “Aku sangat merindukan kalian.”

Aku merasa bersalah dan berkata : “Hari ini kita akan menemani Ryan main, ok?

Ryan langsung menyetujuinya dan menciumku.

Suasana hatiku menjadi lebih baik.

Kakek Zhou tersenyum dan berkata : “Sekarang akhirnya aku bisa bersantai.” Dia menatapku dan Chris Zhou, lalu berkata : “Kamar Ryan belum selesai didekorasi, tolong bantuannya.”

Setelah selesai berbicara, dia pun pergi.

Aku dan Chris Zhou saling menatap.

Tampaknya alasan mengapa rumah didekor sedemikian rupa adalah untuk Ryan.

Aku tersenyum melihat Ryan dan berkata : “Bagaimana jika kamu mengantar kami ke kamarmu?”

Ryan tersenyum dan mengangguk.

Ada sebuah pohon natal kecil di kamarnya yang penuh dengan lampu warna-warni dan beberapa jenis hewan kecil. Ini benar-benar sangat memiliki suasana natal.

Setelah selesai mendekornya, Ryan bertepuk tangan dengan senang.

Dan kebetulan Anin sudah membawakan hadiahnya. Itu adalah sebuah model pesawat terbang dan kereta api mainan.

Semua itu adalah yang disukai Ryan.

Melihat sikapnya yang bahagia, aku berbisik kepada Chris Zhou : “Terimakasih Chris.”

Jika Ryan tahu bahwa aku lupa menyiapkan hadiahnya, dia pasti akan kecewa.

Chris Zhou menatapku sambil tersenyum dan berkata : “Terimakasih secara lisan tidaklah cukup.”

Bermaksud untuk menciumku setelah selesai berbicara.

Aku teringat saat dia menyuruhku berpura-pura untuk menjadi kekasihnya, dia juga mengatakan hal yang sama, tetapi disaat itu dia sengaja menyuruhku, dan tidak menatap bibirku seperti sekarang, seperti mengharuskanku untuk melakukannya.

Setelah menikah, dia semakin seperti buaya darat.

Aku tersenyum dan menciumnya.

Setelah itu dia baru puas dan melepaskanku.

Setelah menemai Ryan bermain di ruang bermain, Chris Zhou membawanya ke halaman belakang untuk membuat manusia salju.

Ryan main dengan sangat senang, dan baru kembali ke rumah bersama Chris Zhou sesaat sudah malam.

Tetapi sayangnya suara tawa itu tidak bertahan sampai malam.

Saat makan malam, Kakek Zhou memberitahuku dan Chris Zhou bahwa besok Ryan akan dibawa ke tempat Kakak pertama.

Ini benar-benar sangat mendadak, dan aku hanya diam dan tidak bereaksi.

Sayangnya, masalah ini sudah diputuskan oleh Kakek Zhou dan Kakak Pertama, aku bahkan tidak bisa menahan Ryan.

Aku sangat tidak rela. Malam hari aku menceritakan beberapa cerita ke Ryan sampai dia tertidur, baru aku meninggalkan kamarnya.

Saat kembali ke kamar, Chris Zhou sedang mengurusi surat pesannya.

Dia melihatku dan berkata : “Apakah Ryan sudah tidur?”

Aku menganggukkan kepalaku, duduk disisinya dan berkata : “Aku tidak menginginkannya untuk pergi.”

Tangan Chris Zhou berhenti melakukan apa yang dia kerjakan, memelukku dan berkata: “Hidup ini penuh dengan perpisahan, tetapi masih ada waktunya untuk bertemu. Jangan terlalu sedih.”

Begitulah.

Bahkan jika bayi yang ada dikandunganku sudah tumbuh besar, dia pasti akan pergi belajar, bekerja dan meninggalkanku.

Dan hanya ada orang yang dihadapanku yang akan menemaniku sampai tua.

Tentu saja, dia ingin aku selalu mengikutinya…

Terpikiran dengan hal ini, aku memeluk Chris Zhou dengan erat dan berkata : “Chris, aku tidak ingin meninggalkanmu.”

Dia menatapku dengan tenang, tersenyum dan berkata : “Kalau begitu, tetaplah disisiku.”

……

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu