My Superhero - Bab 109 Kakek Zhou Tahu Kalau Aku Tidak Keguguran?! (2)

Bibi Zhou merangkak dibelakangnya, sambil menangis sambil tenggorokannya habis: "Pa, aku tahu aku salah..... aku janji aku tidak akan mengganggu Chris lagi, aku khilaf,tidak tahu kalau sudah kelewatan..... papa tahu kan aku sudah merawat Chris, tolong maafkan aku ya?" katanya, dia menoleh pada Chris, dengan menangis berkata, "Chris, bibi tersesat untuk sesaat, tolong bantu aku bujuk kakek Zhou......."

Chris terdiam, tidak bergerak sama sekali.

Bibi Zhou masi mengejar kakek dan memeluk kakinya, berkata: "Apakah papa benar-benar sekejam ini...... sebelum mama meninggal, ia menyuruhku untuk berbakti kepadamu....... kalau kamu mengusirku dari keluarga Zhou, aku tidak punya kesempatan lagi untuk berbakti kepadamu......."

Sampai-sampai menyebut nenek yang sudah meninggal, kelihatannya dia benar-benar ketakutan.

Pada saat ini kakek sudah sampai di pintu, dan terhenti saat mendengar kata-kata itu.

Dia menunduk menatap bibi Zhou: "Kalau mau aku memaafkanmu, bukannya tidak bisa, kamu tinggal berlutut di depan pintu Chris dan istrinya berapa lama pun yang mereka mau, ya berlututlah selama itu......."

Belum selesai bicara, Weny sudah berlutut dihadapannya: "Kakek, mama punya penyakit jantung...... biarkan aku yang menggantikannya berlutut."

Kakek Zhou menatapnya berkata: "Tidak bisa."

Weny terdiam panik.

Mengarah pada bibi Zhou, kakek berkata: "Kalau kamu bersedia, kamu masih bisa jadi bagian dari keluarga Zhou, kalau kamu tidak bersedia, silahkan keluar."

Nadanya datar, namun ada ketegasan yang tidak bisa ditolak.

Tidak ada orang lain lagi yang berani memohon.

Mau tidak mau aku memalingkan pandanganku ke Chris, kenapa dia tidak mengeluarkan suara sama sekali?

Bibi Zhou berlutut di hadapan keponakannya, jika berita ini menyebar, tidak tahu lagi akan apa jadinya. Kalau aku adalah Chris, aku akan menyusulkan sebaliknya. Namun, cara jalan pikiran Chris selalu tidak dapat diprediksi, ia kurang lebih memiliki pertimbangan sendiri.

Saya juga berpura-pura bodoh dan tetap diam.

Tubuh bibi Zhou terhuyung, seperti akan pingsan di detik berikutnya.

Kakek Zhou seperti ingin menghukumnya, walaupun mukanya sudah berubah pucat pasi, itupun tidak mengubah pikirannya.

Bibi Zhou terlihat tidak rela melakukanya, atau juga merasa tidak punya harga diri lagi, dan untuk sementara waktu tidak bergerak.

Suasananya tegang.

Kakek Zhou tertawa dingin, melihat sekilas paman Wasiman, mengisyaratkan paman Wasiman untuk keluar, maka dia keluar.

Bibi Zhou menggigit gigitnya, dan berdiri.

Mungkin karena sudah berlutut terlalu lama, saat dia baru bangun, Weny langsung menghampirinya dan memeganginya.

Dia menghampiri kakek Zhou dan berbisik: "Pa, aku nurut saja."

Selesai bicara, ia langsung berlutut di depan pintu.

Seperti ia berlutut, Weny langsung menyusul berlutut juga, begitu juga dengan kedua anak lelakinya.

Kakek Zhou dengan ringan berkata: "Ia seperti itu berlutut."

Bibi Zhou sepertinya kecewa, tapi dia sudah dapat pelajaran yang berharga tadi, tidak bersuara lagi.

Weny dengan pedihnya memegang lengan ibunya, terisak dengan kecil.

Kakek Zhou tidak mengurui mereka lagi, dia turun ke lantai bawah.

Sebelum pergi, ia menyuruh orang untuk menutup pintu.

Jadi setelah itu kami sudah tidak melihat situasi bibi Zhou lagi, hanya samar-samar terdengar isakan kecil Weny.

Aku sebenarnya masih belum bisa menyerap ini.

Kemarin malam bibi Zhou dengan terang-terangan merendahkanku, barusan menerobos masuk dan mencari masalah, dalam sekejap mata, ia menarik garis perlawanan dengan Chris, kakek Zhou turun tangan untuk menghukumnya, menyuruhnya berlutut di luar ruangan.

Perubahan ini terjadi dengan sangat cepat!

Tapi ini semua, bersumber dari masalah keguguranku......

Aku tidak bisa tidak menoleh pada Chris.

Berdirinya tidak jauh, melihat pemandangan diluar jendela, wajahnya cukup tenang, tapi tidak jelas apa perasaannya.

Aku mengikuti pandangannya melihat keluar.

Pada saat ini, matahari musim gugur bersinar, tetapi mungkin karena hujan semalam, daun di antara puncak pohon bergoyang, berayun dengan angin, dengan kesedihan dan ketidakberdayaan.

Dia sedang lihat apa?

Ada kegelisahan di hatiku, tak tahan akupun dengan lembut memanggil: "Chris."

Chris menangkap pandanganku, sambil menatapku, berjalan ke arahku.

Aku meraih tangannya dan berkata: "Bibi masih diluar....."

Dia mengiyakan, memegang erat tanganku, tapi tidak menjawab.

Sebenarnya aku sangat ingin bertanya, apakah bibi akan terus menerus berlutut?

Tapi kata-kata itu hanya sampai diujung bibir, lalu kutelan lagi.

Jika sampai saat ini, aku masih belum mengerti maksud kegunannya, maka aku tak pantas mendampinginya.

Dia menggunakan keguguranku sebagai senjata untuk melawan bibi Zhou.

Hasilnya, bibi Zhou seperti terong yang dibekukan hari ini, kesombongannya di masa lalu sudah tiada.

Aku kepikiran kesabarannya sebelumnya dan rasa hormat kami pada bibi.....

Jadi, dari awal bertemu dengan bibi Zhou, apakah ia sudah merencanakan ini?

Dari mata orang luar, dia menganggap Bibi Zhou sebagai ibu kandungnya sendiri, dan selalu mengingat kebaikan Bibi Zhou kepadanya, dan memaksaku untuk menghormati Bibi Zhou.

Sudah dianggap seperti anak sendiri, tak diperkirakan ia bisa sampai ke langkah ini.

Tapi saat bibi Zhou menyuruhku berlutut pertama kali, dia menggantikanku berlutut, ini menandakan betapa pentingnya aku bagi dia, yang kedua ia membuat semua orang melihatnya dengan jelas, walaupun bibi Zhou telah diluar akalnya, ia tetap tidak membangkang.

Kemudian dia menutup pintu dan berbicara kepadaku, tentang untuk berbakti dan menghormati Bibi Zhou.

Aku, enggan meninggalkannya, dan karena bujukan Weny, akhirnya memutuskan, tidak peduli apa kata bibi Zhou, aku harus mengikuti apa katanya.

Hari berikutnya, dia menyodorkan aku sendirian ke Bibi Zhou, dia mengerti sifat Zhou Bibi dan tahu bahwa Bibi Zhou tidak akan menyerah. Benar saja, Bibi Zhou sekali lagi mencari dan berusaha merendahkanku. Dan aku berpikir untuk bersabar dan masih berlutut sampai tengah malam.

Itu juga karena aku berlutut beberapa jam, jadi ada kemungkinan keguguran.

Dia sesungguhnya sudah ahli, selangkah demi selangkah untuk menang.

Tapi.... lagipula ini di keluarga Zhou, dibawah pengawasan kakek Zhou, dia membohongi karyawan dan bawahan-bawahannya, tapi apakah ia bisa membohongi kakek Zhou juga?

Aku bertanya dengan cemas: "Apakah diagnosis diberikan yang diberikan dokter di rumah? Apakah keguguran ini bisa tersebar? Apakah kakek bertanya sesuatu kepadamu?"

Chris seperti tidak terpikir aku dapat mengajukan begitu banyak pertanyaan.

Dia menatapku selama beberapa detik, menghela nafas dengan emosi, dan seperti memuji, berkata: "Sayang, kamu benar-benar mengerti."

Aku tersenyum kepadanya, tapi aku masih khawatir.

Hanya takut kakek terlalu berharap lebih, dan akhirnya benci kepadanya......

Chris tersenyum, mengusap rambut didepan dahiku, menggeser rambut dipipiku ke belakang telingaku dengan lembut berkata: "Tenanglah, kakek sudah tahu semua."

Aku mendengus dan terperanga: "Kakek tahu kalau aku tidak keguguran?!"

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu