My Superhero - Bab 742 Saya Mengira Kamu Sudah Tidak Ingin Berjumpa Denganku

Selanjutnya kami membahas tentang Sandra Qin, sambil mengerutkan dahinya Philip Zhou berkata : “Sandra mendekati Chris dengan tujuan yang terlihat jelas, kalau begitu kita langsung saja interogasi dia, dan tanya apa maunya.”

Aku sedikit merasakan keraguan.

Persoalan utamanya adalah kalau Sandra Qin itu ialah penyelamat bagi Chris Zhou, dan hal itu benar adanya, walaupun tidak jelas apakah itu hal yang hanya kebetulan saja, namun pada dasarnya dia lah yang telah menyelamatkan Chris Zhou, kita juga tidak enak bersikap kelewatan terhadap dia.

Terlebih lagi dia sedang dalam kondisi hamil, bagaimana kalau terjadi apa-apa dengan dia, sekarang dia masih memeriksakan dirinya di rumah sakit, sebenarnya kondisinya masih belum pasti.

Yang pasti, Chris Zhou sudah punya rencana untuk menginvestigasi Sandra Qin secara pelan-pelan, dia akan mencari tahu apa tujuannya tanpa ketahuan olehnya.

Jika kita secara langsung menginterogasi Sandra Qin, tentu akan membuatnya merasa was-was.

Oleh karena itu aku berkata : “Chris sepertinya ada rencana lain, bagaimana kalau kamu membahasnya sebentar dengan dia?”

Philip Zhou mengatakan : “Begini saja, aku suruh orang untuk menjemput Chris pulang, malam ini kita akan membicarakan hal ini.”

Aku mengangguk-anggukan kepalaku, sama sekali tidak keberatan.

Namun kali ini tidak boleh ketahuan oleh Sandra Qin, Sandra Qin berpura-pura tidur beberapa kali sebelumnya, bahkan Chris Zhou keluar pun dia tahu. Untungnya, kali ini, rumah sakit yang dihuni oleh Sandra Qin berada di properti keluarga Zhou, akan mudah kalau ingin mengelabui dia.

Begitu saja, Philip Zhou akan mengutus orang untuk menjemput Chris Zhou, aku akan menunggunya ke sini.

Aku tiba-tiba teringat, saat aku berada di rumah sakit bersama Chris Zhou, aku masih mengira kalau kesempatanku untuk berjumpa dengan dia sangat sedikit, terutama Sandra Qin enggan bertemu denganku, kalau aku muncul begitu saja pasti akan mengejutkan Sandra Qin, sekarang malah belum berpisah setengah hari, ternyata aku dan Chris Zhou akan berjumpa lagi.

Sekilas, sebenarnya masih sangat mudah untuk mencari kesempatan berjumpa.

Aku tidak bisa menahan rasa senangku.

Kalaupun masih ada permasalahan yang tidak jelas muncul di sekitar aku dengan Chris Zhou, asal aku bisa berjumpa dengan Chris Zhou, aku pun akan merasa hidup ini sangat indah.

Aku yang tidak tahan lagi langsung menggendong Maxi yang berada di sebelah, dan menciumnya dengan kuat sambil berkata : “Sayang, hari ini papa akan pulang untuk berjumpa denganmu loh.”

Maxi yang kelihatan sedikit tidak mengerti, memiringkan kepalanya dan berkata : “Papa? Bukannya papa pergi ke tempat lain yah?”

Sambil membelai rambutnya aku menjawab : “Iya… Tapi papa rindu denganmu, dia akan segera pulang.”

Dulu, karena takut dia sedih, aku mengatakan kepadanya kalau Chris Zhou pergi ke tempat yang jauh, mungkin karena sudah terbiasa dengan Chris Zhou yang tidak ada di rumah, Maxi pun bersikap manis, tidak menangis dan tidak rewel.

Dan sekarang ia mendengar kalau Chris Zhou mau pulang, seketika Maxi dengan senangnya mengatakan sambil bertepuk tangan : “Papa! Papa!”

Aku pun tertawa gembira, memeluknya dengan erat.

Aku hanya berharap masalah di sekitar aku dan Chris Zhou pada akhirnya dapat terselesaikan, juga berharap segala sesuatu di keluarga Zhou akan baik-baik saja, terutama Maxi, harus tumbuh besar dengan sehat dan bahagia.

Di malam itu, Chris Zhou pun pulang.

Aku masih sempat untuk menyapa dia, lalu dipanggil oleh Kakek Zhou dan Philip Zhou untuk pergi ke ruang belajar.

Philip Zhou menjelaskan persoalan itu dan berkata kepada Chris Zhou : “Aku pernah memberitahukan kamu perihal tentang Janice Qin, kamu seharusnya menyadari bahwa dia adalah sosok yang membahayakan, jika benar dia adalah otak di belakang permasalahan ini, maka dia lebih membahayakan dari yang kita bayangkan, kita harus lebih berhati-hati lagi.”

Chris Zhou menganggukkan kepalanya.

Di saat yang sama, Kakek Zhou membuka mulut berkata : “Chris, kami mencemaskan keamanan kamu, bagaimana kalau kamu segera pulang dan tinggal di rumah keluarga Zhou saja.”

Dengan perasaan terkejut, aku menatapi orang tua itu.

Jika Chris Zhou pulang dan menetap di sini, maka Sandra Qin juga akan pulang mengikuti dia…

Bagaimana dengan aku dan Maxi kalau itu terjadi, apakah harus tinggal dengan dia di bawah atap yang sama.

Dengan nada setuju Philip Zhou mengatakan : “Aku rasa ini adalah ide yang bagus… jika Sandra bersikeras untuk mengikutimu, biarkan lah dia ikut pulang denganmu ke rumah keluarga Zhou, dengan begitu kita akan lebih mudah untuk mengawasinya.” selesai berbicara, dia melihatku sambil berkata, “Namun untuk hal ini, kita harus menanyakan pendapat Viona, karena Sandra juga akan tinggal di rumah ini…”

Seketika aku bisa mengerti apa maksud perkataannya, dan terpikirkan banyak hal oleh aku.

Sebenarnya aku sama sekali tidak berniat untuk berjumpa dengan Sandra Qin, terutama kalau dia itu sangat menjengkelkan, jika berjumpa dengan aku, dia akan berkelakuan seperti orang gila, atau juga dia akan memohon-mohon kepadaku untuk melepaskan Chris Zhou untuknya, walaupun aku tidak mengucapkan sepatah kata pun, namun dia juga tetap bisa mencari cara untuk berbuat onar, seperti pagi hari ini, dia ingin mengancam aku menggunakan foto itu, kemudian malah berlutut dan akhirnya pingsan karena mengakibatkan janinnya terganggu…

Atau di saat dia pindah ke sini, aku dan Maxi akan meninggalkan tempat ini agar tidak bertemu dengannya.

Di saat aku sedang termenung, Kakek Zhou berkata kepadaku : “Viona, jangan terlalu banyak berpikir, jika kamu tidak setuju, maka kita tidak akan membiarkannya ke sini.”

Setelah berpikir panjang, aku berkata : “Baik, aku merasa boleh juga, biarkan di berada di sini, setidaknya akan lebih baik daripada membiarkannya menjadi siluman di luar sana.” dengan terbata-bata, aku berkata lagi, “Paling aku dan Maxi akan pindah dan tinggal di luar untuk sementara waktu, dan kembali lagi ke sini jika permasalahan sudah selesai.”

Memikirkan Sandra Qin dan Janice Qin yang kemungkinan saling berhubungan itu membuatku tidak tenang, asalkan bisa cepat menyelesaikan persoalan dia, aku dan Maxi yang pindah keluar bukanlah permasalahan yang besar.

Setelah mendengar apa yang telah aku katakan, Kakek Zhou dan Philip Zhou pun menatap Chris Zhou, tanpa sepatah kata pun.

Chris Zhou sekilas menatapku dengan dalam, berkata : “Tidak perlu, aku sementara akan menemaninya untuk tinggal di rumah sakit, biar dokter yang mengatakan kepadanya bahwa ia harus menjaga janinnya dan harus tinggal untuk beberapa saat lagi, lagipula di sana juga adalah propertinya keluarga Zhou, lebih mudah untuk mengawasinya.”

Ini juga adalah sebuah jalan keluar.

Kakek Zhou berkata : “Boleh juga, begitu saja.”

Seusainya, aku dan Chris Zhou bersama-sama pergi ke kamar di lantai atas.

Setelah memasuki pintu kamar, belum sempat aku berbicara, Maxi langsung berlarian kemari, memeluk kaki Chris Zhou, menatapnya dari bawah sambil berkata dari mulutnya yang tercium aroma susu : “Papa, papa, kamu pulang untuk menemuiku yah?”

Chris Zhou pun tertawa dan membungkukkan badannya untuk menggendongnya sambil berkata : “Iya, aku merindukanmu sayang.”

Dia juga memanggil Maxi dengan panggilan sayang sepertiku, tanpa di sadari bibirku pun tersenyum, suasana hati terasa sangat baik.

Maxi juga sangat gembira, dengan erat ia memeluk lehernya, berkata : “Papa, aku sangat senang, bolehkah kamu membawaku terbang setinggi-tingginya?”

Anak kecil, tentu paling suka untuk bermain, dia seharusnya masih ingat terakhir kali Chris Zhou dan dia bermain dengan riang.

Chris Zhou yang tertawa riang pun melambungkannya ke atas dan menangkapnya lagi dengan seimbang.

Maxi terlihat sangat gembira, tertawa terkekeh-kekeh.

Setelah capek bermain, dengan manisnya dia berada di dalam pelukan Chris Zhou, dan Chris Zhou menatapku mengatakan : “Ayo kita berbincang-bincang.”

Nada bicaranya terdengar serius, aku pun seketika menjawab : “Baik.”

Sambil menggendong Maxi, ia duduk di atas sofa.

Tidak tahu kenapa, aku merasa gerakan dia sangat terampil, dia kelihatan seperti sudah terbiasa dengan menggendong Maxi dan duduk di atas sofa, dan juga dia sepertinya sangat terbiasa dengan tatanan ruangan ini.

Tentu saja, sebelum dia hilang ingatan, dia juga sering duduk di atas sofa sambil menggendong Maxi dan mengobrol denganku, kadang-kadang sambil melihat dokumen.

Tanpa disadari timbul sebuah pikiran di benakku, apakah… ingatan dia sudah kembali?

Terpikirkan akan hal itu, aku tidak bisa menahan rasa semangatku, duduk di depannya dan menatapnya dengan berbinar-binar.

Dia yang sama sekali tidak tahu apa yang sedang aku pikirkan, dia membuka matanya dan berkata kepadaku : “Kamu berpikir untuk pindah keluar bersama Maxi?”

Aku termenung, teringat percakapan tadi dengan Kakek Zhou dan Philip Zhou di ruang belajar, dengan seketika menjawab : “Bukan begitu… Aku merasa jika Sandra tinggal di sini, bukankah akan sedikit tidak nyaman kalau kami bertemu?”

Sekilas Chris Zhou mengatakan : “Oh, aku pikir kamu sudah tidak ingin berjumpa denganku lagi.”

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu