My Superhero - Bab 336 Guci Abu Kakek dan Ibumu ada Padaku

Pada akhir-akhir, aku benar-benar tidak dapat mendengarnya lagi, sudah tidak tahan aku pun berkata, "William itu orang jahat, Jade kamu membawa orang itu keluar, apakah itu perbuatan yang jahat?"

Jade tertawa, dan berkata "Dia sendiri yang melarikan diri dari penjara, ada hubungan apa denganku."

Aku mengeruyutkan kening.

Apakah dia berencana untuk mengalihkan tanggung jawab kepada William?

Tapi William adalah seorang narapidana, dan sudah sering dipenjarakan, belum lagi ada keluarga Zhou yang selalu mengawasi, mengapa ia sendiri bisa meloloskan diri keluar?

Dengan jelas bisa terlihat ini pasti perbuatan keluarga Gu.......

Sepengetahuanku tentang keluarga Gu, setiap orangnya berbahaya.

Tapi aku juga tidak bisa berbuat apa-apa, lagipula Jade juga benar-benar bisa meloloskan William dari tanggung jawabnya di penjara.

Saat ini William sudah dipukuli hingga babak belur, kelihatannya sangat mengerikan.

Dia kesakitan di tanah sampai berguling-guling, mulutnya tak berhenti memohon, "Cepat tolong aku..... aku sudah sekarat......Siapapun tolong aku......"

Jade melambaikan tangannya, mengisyaratkan pengawalnya untuk berhenti.

William sudah terkapar di lantai, sama sekali tidak bisa berdiri lagi.

Berdiri tidak jauh darinya, aku dapat melihat dengan jelas seluruh tubuhnya sudah bengkak.

Jade tersenyum dengan bangga, perlahan ia berjalan ke arah William, mengarahkan pistol ke kepala William, lalu menghadap padaku, dan berkata "Nona, apa keputusanmu?"

Aku membuka mulut.

Di situasi seperti ini, aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.

Lalu, aku sama sekali tidak bisa tenang.

Jade menurunkan wajahnya, dan menarik pelatuknya.

Terdengarlah teriakan William, pahanya ditembak sekali.

Darahnya merembas keluar ke celananya, bau darah perlahan menyebar di dalam kabin.

Dari awal ruangan ini memang tidak besar, dan begitu baunya menyebar, benar-benar tidak enak.

Aku sedang hamil, saat aku menghirup bau yang seperti ini, reflek langsung ingin muntah.

Jade tanpa ada perasaan berkata, "Nona Viona, apakah kamu mengganti keputusanmu?"

Aku memegang dadaku, menahan keinginan untuk muntah, pandanganku memandang William.

Tubuhnya terkapar di tanah berguling-gulingan, darah segar mengalir, membasahi pakaiannya, dia kelihatannya sangat ketakutan.

Tapi....... aku tidak mungkin mengeluarkan hal itu.........

Aku ingin menutup mata, dan tidak ingin melihat keadaan William yang seperti ini.

Tapi Jade jelas sekali tidak ingin membiarkanku begitu saja.

Tanpa diduga-duga, Jade tiba-tiba menembak paha Willam yang satu lagi, pandangan Jade mengarah padaku, tersenyum lembut, "Sekarang? Apakah keputusannya sudah berubah?"

William sekali lagi meraung kesakitan, ia berguling-guling dalam genangan darahnya.

Dengan putus asa, ia berteriak, "Pelacur, cepat kamu jawab dia!"

Jade cemberut dan berkata, "Setiap satu menit, aku akan menembakkan bagian tibuhnya sekali, Viona sebaiknya kamu cepat-cepat mengambil keputusan. Semakin lama, kondisinya semakin berbahaya, mungkin saja akan kehabisan darah dan mati pada akhirnya."

Disaat ini, raut muka William sudah pucat, darah terus mengalir dari kedua pahanya, darahnya menyebar di lantai, ia kesakitan sampai berguling-gulingan, seluruh pakaiannya sudah terkena darah, membuat orang yang melihatnya merinding.

Bicara jujur, walaupun aku membenci William, tapi aku pun tidak tega melihatnya seperti ini.

Kali ini dia menderita karena aku, dan aku tidak ingin berhutang padanya.

Raut muka William pucat pasi, seperti sudah kesakitan sampai ingin pingsan.

Tapi dia masih bisa menggigit giginya, mengeraskan rahangnya, sembari mengutukiku, "Kalau aku tahu kamu akan menjadi binatang seperti ini, lebih baik aku cekik sampai mati waktu dulu! Kamu membiarkanku sampai tergeletak di tanah, pasti akan kutuntut Tuan Yan, aku akan membuatnya menerimamu, dasar pelacur!"

Ia mengutuk, sembari berteriak sesekali.

Dan Jade menatapku sambil tersenyum, seperti sedang berkata, kalau kamu tidak mengubah keputusanmu, William akan mati ditanganmu.

Yang aku rasakan sekarang hanyalah ketakutan.

Tapi aku benar-benar tidak bisa mengubah keputusanku.

Walaupun aku merasa kasihan pada William, tapi......... aku hari tetap berpegan teguh dengan hal ini........

Hasil risetku, sudah seharusnya tidak boleh bocor, apalagi karena tekanan dari luar.

Jadi kali ini aku hanya bisa berhutang budi pada William.......

Mungkin karena melihat aku terdiam, Jade menyipitkan matanya dan berkata, "Nona Su memang hebat ya, kamu dapat mengabaikan keselamatan ayahmu sendiri."

Aku menghela nafas panjang, berkata "Kalau kamu memang berani, sini urusan denganku saja."

Jade memandangku, "Kalau bukan karena aku masih membutuhkanmu, memangnya kamu pikir aku tidak ingin membunuhmu?"

Aku bisa merasakan rasa kebencian dimatanya.

Kelihatannya dia sangat membenciku, alasannya bisa ditebak, dari dulu Jade sudah menentangku beberapa kali, hasilnya ia diusir keluar negeri oleh Chris, pasti itu membuatnya benci padaku.

Kalau bukan karena keinginan dari Christian Sheng yang menginginkan aku hidup, pasti dia tidak akan sebaik ini padaku.

Saat ini William terbaring di lantai, terlihat sedang sekarang, uka tembakan dikakinya terus mengeluarkan darah.

Perasaanku mulai cemas, kalau William terus menerus mengeluarkan darah seperti ini, mungkin saja ia akan mati kehabisan darah.

Yang lebih menakutkan lagi, mendengar maksud dari Jade, dia masih akan terus menembaki William.

Apakah William masih dapat menahannya..........

Aku harus berbuat apa, agar Jade menghentikan perbuatannya?

Saat aku sedang berpikir, Jade tiba-tiba menembak bahu William tiga kali.

William sekali lagi mengerang kesakitan, darah yang mengalir dari tubuhnya sudah tidak tahu lagi berapa banyak, ekspresinya itu suram dan pucat, mengerikan dan menyedihkan juga.

Aku hanya merasakan tangan kakiku berubah dingin.

Jade tersenyum, "Tuan, jangan salahkan aku begitu kejam padamu, salahkan putrimu saja, ia tidak menyelamatkanmu saat nyawamu terancam, kalau tidak kamu juga tidak perlu menderita seperti ini."

Pada saat ini William sudah diambang ingin meledak, ditambah lagi provokasi dari Jade, seketika itu juga ia langsung marah seperti orang gila, "Dasar kamu, kelakuanmu sama menjijikkannya seperti ibumu, jijik dan tak berperasaan!" Seketika setelah dia memarahiku, tak disangka ia mulai memelas, "Aku bersalah pada ibumu, dan padamu juga.... tapi bagaimanapun juga aku adalah ayah kandungmu, masa kamu benar-benar ingin melihatku mati?"

Awalnya saat ia mengutuki ibuku, aku sedikit marah, tapi saat dia berubah dan mengakui kesalahannya, menjadi lembut terhadapku, hatiku jadi sangat rumit.

William merangkak ke arahku, dengan sungguh ia memohon "Viona, kamu ingat saja muka ibumu, jangan lagi menyiksa aku..... cepat kamu keluarkan barang itu, kalau tidak aku benar-benar akan dibunuhnya....." Ia memelas, "Sampai mati ibumu itu masih sayang padaku, kalau melihatmu membiarkanku mati seperti ini, pasti dia sendiri akan mencekikmu......"

Hatiku sedih sekali.

Dia sama sekali tidak salah, ibuku sampai matipun masih menyayanginya.

Saat dia menyebutkan hal ini, aku tidak bisa menentangnya, hanya bisa dengan sedih dan juga marah menatapnya.

Hatiku sedang berjuang keras untuk memutuskan.

Apakah ingin menuruti permintaan Jade?

Kalau aku tidak benar-benar menyerahkan hasil risetku, tapi malah membohonginya, agar ia melepaskan William.

Aku sangat tidak ingin berhutang budi apapun pada William, dia kali ini tertangkap karena aku, dan masih juga harus menderita seperti ini, aku tidak ada cara untuk membelanya.

Tapi aku juga takut untuk menghadapi Jade, bagaimanapun juga ia bukan orang bodoh.

Aku membeku sesaat.

Dan ini bukan akhirnya.

Jade mungkin melihatku acuh tak acuh, lalu menatapku sebentar, tiba-tiba tertawa tak jelas, "Kamu tidak memedulikan ayah kandungmu, tapi kamu memedulikan abu kakek dan ibumu kan?"

Selesai ia bicara, ia mengisyaratkan kepada pengawal.

Dengan sigap aku melihat dua orang pengawal, masing-masing memegang sebuah kotak sambil maju kedepan.

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu