My Superhero - Bab 301 Malam Terakhir Pergantian Tahun

Senjaya Shen terlihat sangat puas terhadap sikapku yang bijak, raut wajahnya sangat lembut.

Aku sedikit benci melihatnya.

Bisa dikatakan sejujurnya, Steven Shen adalah orang yang paling tulus di keluarga Shen.

Setelah selesai sarapan pagi, aku sengaja mencari alasan untuk kembali ke kamar.

Sejauh ini aku tidak begitu takut dengan Riri Shen, aku hanya sangat khawatir, sebenarnya aku harus mulai darimana untuk menyelidiki masalah ibuku.

Mungkin aku harus memulainya dari beberapa daftar nama pembantu yang dulu, tetapi masalah ini sudah berlalu sejak 40 tahun yang lalu, beberapa pembantu itu pastinya sudah sulit ditemukan, keluarga Shen sepertinya juga tidak punya catatannya.

Aku berpikir sejenak, aku memutuskan untuk memikirkan masalah ini lagi setelah melewati tahun baru.

Segera setelah itu aku langsung menelepon Kakek Zhou.

Dia bagaimanapun juga adalah sesepuh, kali ini Chris Zhou menjemputku, aku malah tidak ikut dia pulang, mau tidak mau aku harus menjelaskan alasannya kepada orang tua itu.

Saat mengangkat telepon, Kakek Zhou sangat gembira.

Aku menanyakan bagaimana kondisi badannya, dia berkata sangat baik.

Dia bahkan tidak menyinggung masalah aku dengan Chris Zhou, ini membuatku merasa sangat terharu.

Hal yang membuatku lebih terkejut adalah orang tua ini setelah itu ternyata membuka panggilan video, Ryan Zhou sedang duduk di sebelahnya, Ryan Zhou memanggilku bibi dengan suara yang menggemaskan.

Hatiku merasa berbunga-bunga.

Dihitung-hitung, aku sudah sangat lama tidak bertemu dengannya, saat dulu aku masih bersama Chris Zhou, aku dan dia seringkali melakukan panggilan video, tetapi sejak berada di kota Hualin beberapa hari ini, karena begitu banyak masalah, aku dan dia sudah jarang mengobrol lagi.

Ryan Zhou bertanya padaku dengan lembut: “Bibi, kamu kapan pulang menemani Ryan bermain?”

Seketika mendengar itu hidungku terasa pedih.

Kelihatannya didalam hatinya, aku juga adalah keluarganya.

Sehingga dia menanyakan aku kapan pulang, dan dia mengira aku pergi hanya untuk mengurus masalah.

Aku tidak ingin membohongi dia dan tidak ingin memberitahu dia, Bibi mungkin selamanya tidak akan mungkin menjadi keluarganya.

Jadi aku hanya berpura-pura tidak mendengar apa yang dia katakan, aku mengalihkan topik pembicaraan, aku bertanya padanya: “Apa Ryan pulang bersama ayah?”

Dia menganggukkan kepala, lalu berkata: “Iya, ayah bilang ingin melewati tahun baru bersama Ryan di rumah, tahun baru nanti aku bisa setiap hari melihat bibi!”

Aku terdiam heran.

Kakek Zhou menjelaskan: “Ayahnya bilang akan kembali ke kota Imperial untuk melewati malam tahun baru.”

Bukankah ini adalah kabar baik?

Tetapi aku terus mengingatkan diriku sendiri, masalah ini mungkin tidak semudah yang aku kira.

Mungkin kakak pertama pulang kembali ke kota Imperial karena………Chris Zhou dan beberapa kakaknya yang lain akhirnya akan mulai beraksi?

Aku menahan kecurigaan dan kekhawatiran didalam hatiku, lalu mengobrol kembali bersama Ryan Zhou.

Tepat saat itu juga, aku tiba-tiba melihat Chris Zhou berjalan di belakang Kakek Zhou dan Ryan Zhou.

Kakek Zhou dan Ryan Zhou sedang duduk di sofa, sedangkan Chris Zhou berdiri di belakang mereka, dia sedikit menundukkan kepala melihat layar handphone.

Saat menghadap kamera, dia sedikit mencibirkan sudut bibir dan matanya.

Melihat alisnya yang mengerut, sebenarnya itu sangat menyolok mata.

Seketika itu juga aku merasa wajahku memanas.

Meskipun dibatasi oleh layar handphone, tetapi aku takut mereka menyadari sikapku yang berbeda dari biasanya, aku buru-buru mencari alasan untuk memutuskan panggilan video itu.

Menunggu hingga rasa maluku hilang, aku spontan merenungkan pemindahtugasan Kakak pertama Chris Zhou.

Keesokan paginya, aku bertanya pada Chris Zhou, apakah dia bisa melindungi keamananku, dia ragu, apa karena saat malam tahun baru nanti mereka akan beraksi, sehingga dia merasa khawatir?

Seketika itu juga aku mulai merasa gelisah.

Entah sudah berapa lama, tiba-tiba terdengar suara orang mengetuk pintu dari luar, suara Steven Shen terdengar menembus masuk kedalam kamar: “Viona, apa aku boleh masuk?”

Aku tidak bisa membiarkan Steven Shen terkunci di luar, aku buru-buru membuka pintu.

Steven Shen berdiri di depan pintu, dia melihatku dengan rasa ragu.

Aku tahu dia merasa bersalah karena masalah Riri Shen, aku melemparkan senyum padanya, lalu berkata: “Masuklah.”

Wajahnya masih terlihat sangat canggung.

Aku merasa sangat konyol.

Biasanya dia sangat suka mengeluarkan perkataan yang menyakitkan hati, dia sering mengejekku, kali ini dia justru terlihat malu.

Memang pada dasarnya, karena dia adalah orang yang tulus.

Jika dia diganti menjadi Senjaya Shen, kemungkinan dia diam-diam menyalahkan aku yang tidak cukup bijak karena tidak menyetujui permohonan Riri Shen.

Steven Shen terdiam beberapa detik, lalu berkata: “Aku mewakili Riri meminta maaf padamu, dia masih kekanakan dan tidak cukup bijak, aku harap kamu jangan tersinggung.”

Aku menggelengkan kepala, berkata: “Tidak masalah, aku tahu dia tidak bermaksud jahat.”

Dia menerka wajahku seperti sedang memastikan apakah aku benar-benar tidak marah.

Aku berusaha memperlihatkan sikapku yang lembut.

Dia berkata dengan suara pelan: “Aku bisa mengendalikan dia dengan baik.”

Aku tersenyum sambil berkata terima kasih padanya.

Sebenarnya hatiku sedang memikirkan, dia tidak mungkin bisa mengawasi Riri Shen setiap saat, tindakan Riri Shen kebanyakan adalah rahasia, tidak seperti masalah dia mendorongku dari mobil, dia melakukannya secara diam-diam.

Hanya saja aku sungkan mengungkapkan tindakannya itu.

Karena Riri Shen bagaimanapun juga adalah adiknya, apalagi Steven Shen sangat baik dan tulus, juga tidak pasti dia bisa memberikan hukuman padanya.

Sepertinya aku mengatakan padanya mengenai masalah Riri Shen mendorongku, dia mungkin seketika bisa marah, tetapi apa mungkin dia bisa tega bermain tangan pada Riri Shen?

Bisa jadi dia malah membantu Riri Shen memohon kepadaku untuk memaafkannya.

Hubungan sedarah pun pasti ada perbedaan, aku pun memakluminya.

Sehingga aku mempertahankan keramahanku dan tidak memperlihatkan ketidakpuasanku terhadap Riri Shen.

Steven Shen sepertinya juga bisa membaca pikiranku, dia tidak banyak bicara, dia langsung mengalihkan topik pembicaraan: “Besok para saudara kami akan datang untuk merayakan tahun baru, mungkin akan sedikit berisik, kamu……….jika tidak terbiasa, lebih kamu diam di kamar saja, atau aku menemanimu pergi jalan-jalan ke luar?”

Aku menatapnya sekilas, berkata: “Kamu besok bisa melarikan diri?”

Steven Shen adalah anak laki-laki Senjaya Shen satu-satunya, dia pasti akan menyuruh Steven Shen untuk menemani dia menyambut para tamu.

Steven Shen mempertimbangkan hal itu beberapa saat, berkata: “Kalau tidak aku suruh Erick menemanimu?”

Dia ini sedang merencanakan ide apa?

Apa dia bersikeras menjodohkan aku dengan Erick?

Aku menampakkan wajah sinis dan dingin, berkata: “Kondisi badan Kepala Tim Erick sepertinya masih belum pulih kan?

Dia mengelus dagu, berkata: “Tetapi menemanimu pergi jalan-jalan harusnya tidak masalah.”

Aku spontan melototi dia, dia paham betul aku sedang menyembunyikan apa, dia malah pura-pura tidak mengerti.

Dia berkata serius: “Aku benar-benar serius, cara yang terbaik untuk melupakan semua perasaan itu adalah memulai sebuah hubungan percintaan yang baru.”

Aku berkata dengan perasaan yang tidak senang: “Kamu jangan lupa, aku dan paman Chris masih belum bercerai, jika aku melakukan hubungan yang ambigu dengan pria lain, maka didalam pernikahanku ini menyalahi aturan.”

Steven Shen menatapku sekilas, dia menghempaskan napas, berkata: “Aku lihat kamu tidak bisa melupakan dia.”

Ini kenyataannya, aku tidak membantahnya.

Meskipun aku merasa sangat gelisah, tetapi jika aku suka maka jawab suka, aku selalu tidak bisa memaksakan diri untuk mencintai orang lain.

Steven Shen menatapku dengan tatapan mata marah yang seakan tidak mau kalah, dia pun tidak mendorongku untuk mendekati Erick lagi.

Aku bernapas lega.

Selanjutnya Senjaya Shen menyuruh Steven Shen untuk turun ke lantai bawah karena ada masalah, kami pun mengakhiri perbincangan ini.

Satu hari berlalu begitu saja, malam saat aku turun ke lantai bawah, keluarga Shen sudah menyalakan lampu warna-warni, televisi pun sudah menyala, suasananya terlihat sangat ramai.

Senjaya Shen dan istrinya membagikan angpao kepada para pembantu, aku sebagai tamu juga membagikan angpao kepada para pembantu dan memberikan uang tahun baru dengan jumlah yang besar kepada Riri Shen.

Riri Shen malu-malu menerimanya, dia terlihat tidak begitu gembira.

Aku tidak memasukkannya kedalam hati.

Selanjutnya mereka memantau pesta tahun baru di ruang tamu, aku malah kembali ke kamar terlebih dulu.

Karena aku sedang hamil, Senjaya Shen pun tidak berkomentar banyak.

Aku malah tidak segera beristirahat, aku menelepon guru Tang untuk mengucapkan selamat tahun baru.

Aku tahu guru Tang besok dan lusa akan pergi berkunjung ke saudaranya, jadi aku membuat janji dengannya untuk pergi ke rumahnya besok lusanya.

Christian Sheng sedang membaca berkas hasil penyelidikan masalah itu, aku hari yang lalu sudah melaporkannya kepada guru Tang.

Kali ini guru Tang memberitahuku, dia berkata dengan wajah yang sangat serius, dia pun mengutus orang untuk mengurus masalah ini.

Aku merasa lebih baik jika ditangani oleh bagian yang berkaitan dengan masalah ini, aku segera memperlihatkan aku bisa sekuat tenaga bekerjasama dalam penyelidikan.

Mengobrol dengan guru Tang beberapa saat, setelah sambungan teleponnya terputus, akku menelepon Angel lagi.

Lalu aku menelepon mengucapkan selamat tahun baru kepada para kakak kelas yang ada di ruang laboratorium, dan menelepon beberapa para bawahan yang dulu bekerja pada kakekku.

Menunggu hingga selesai menghubungi seluruh kerabat dekat untuk mengucapkan selamat tahun baru, aku membuka wechat, pandanganku tertuju pada foto profil Chris Zhou.

Dia tidak mengirimkan sedikit pesan pun.

Sebentar lagi pukul 12 tepat, didalam villa pun menyalakan kembang api.

Sinar kembang api berwarna-warni gemerlap menyinari langit, aku mendengar suara gembira Riri Shen di lantai bawah.

Suaranya menjelaskan keramaian suasana kala itu, aku justru merasa sangat kesepian.

Saat sedang merasakan kesedihan, foto profil Chris Zhou tiba-tiba bergerak.

Aku menekan pesan dan membukanya, aku melihat 4 huruf yang dia kirim: [Viona, turun ke bawah.]

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu