My Superhero - Bab 215 Kastil Tua (1)

Aku sangat terkejut, dan tidak menyangka Chris akan membawa aku dan Ryan ke sini.

Awalnya aku berpikir dia akan membawa kami ke pulau yang dipenuhi musim semi atau ladang pertanian di belahan bumi selatan.

Sudah memasuki musim dingin yang hebat, dan dipenuhi salju tebal di sini, dan seluruh dunia berwarna putih.

Aku terkejut dengan pemandangan di depanku.

Sejujurnya, aku belum pernah melihat salju yang begitu tebal.

Aku lahir di bagian selatan, yang tidak turun salju di musim dingin, aku ingat baru turun salju dua kali sejak bertahun-tahun, butiran salju sangat kecil, dan langsung meleleh begitu jatuh di tanah.

Kemudian, aku pergi bersekolah di kota Imperial dan melihat salju musim dingin di utara. Aku sangat menyukainya.

Tetapi dibandingkan kota Imperial, Swiss lebih dingin, jadi salju yang menumpuk di sini juga lebih tebal.

Aku melihat salju putih di luar, dan tiba-tiba mengerti, untuk apa Chris membawa kami ke sini.

Dia sebenarnya ingin membawaku dan Ryan bermain ski.

Dari awal sudah terdapat mobil menunggu kami di bandara.

Setelah itu, mobil berjalan terus dan akhirnya berhenti di depan sebuah kastil tua.

Kastil itu kelihatannya menyerupai yang terdapat dalam cerita dongeng, berada pada dataran tinggi, bukit belakang adalah tebing yang berbahaya.

Jalanan di kaki gunung juga tidak rata, kemudian dikembangkan menjadi temmpat untuk ski. Setiap tahun, turis yang datang ke sini tidak terhitung banyaknya, sangat ramai, apalagi saat ini sedang musim dingin, semakin membludak orang yang datang kemari.

Dari kastil tua hingga kaki gunung, terdapat cahaya yang terang.

Tetapi kastil di atas bukit terasa sangat damai, dikelilingi oleh hutan dengan salju lebat, menambah sedikit misteri.

Awalnya, kukira kastil ini adalah penginapan untuk para turis, lagipula kaki gunung adalah objek wisata, jadi membuka kastil seperti ini di atas gunung untuk penginapan para orang kaya juga masuk akal.

Tetapi ketika aku memasuki kastil, aku menemukan bahwa kastil itu bukan seperti yang aku bayangkan.

Selalu ada pelayan di kastil ini. Ketika kita berjalan sampai ke pintu, para pelayan ini menyambut dengan ucapan selamat datang di depan pintu.

Kelihatannya seperti milik privat.

Mau tak mau aku bertanya dan berbisik pada Chris, "Bukankah ini penginapan?"

Chris sedikit tersenyum dan berkata, "Kastil tua ini adalah aset pribadi, tidak terbuka untuk umum."

Aku sangat terkejut. Siapa di dunia ini yang mempunyai penginapan yang begitu besar? Berapa banyak turis dari seluruh dunia yang sudah diterima oleh penginapan dikaki gunung setiap tahunnya. Banyak penginapan lain yang tersebar di sepanjang perjalanan ke kastil, yang mana selalu penuh pengunjung.

Lagipula puri tua ini berdiri di tepi tebing, yang dapat melihat pemandangannya tersendiri, memandang kebawah, seluruh kota.

Mampu memiliki tempat ini secara pribadi, tuan pemilik kastil ini pasti bukan orang yang sederhana.

Chris tidak melanjutkan lagi penjelasannya kepadaku, menggandeng Ryan di satu tangan, menggandengku di tangan lain, dan perlahan-lahan memasuki lobi

Kastil tua ini didekorasi dengan sangat klasik dan rasanya seperti pengadilan Eropa kuno pada abad ke-6 atau ke-7. Kelihatannya megah dan elegan.

Namun, tampaknya tuan rumah jarang datang ke sini, seluruh kastil sangat sunyi, para pelayan berjalan ringan dan terasa sedikit sentuhan manusia.

Untungnya, Ryan ada di samping kita.

Dia seperti malaikat kecil, berjuang untuk lepas dari lengan Chris, berlarian di lobi, berteriak sambil tersenyum, "Paman Chris, bibi Viona, ini sangat besar ~"

Chris dan aku melihatnya tersenyum.

Aku tidak dapat melihat ujung aula dengan pandangan sekilas, dan aku tidak dapat melewatinya dalam sekejap mata.

Chris membawa Ryan dan aku ke lantai atas, bisa dikatakan disana hanya terdapat kamar kecil dan ruang belajar di dalam aula. Juga terdapat beberapa ruang bermain. Kamar tidur berada dilantai dua dan tiga.

Kami naik ke lantai dua dengan tangga berputar. Chris menyuruh Ryan untuk memilih kamarnya sendiri.

Ryan bersorak, berlari kedepan dengan semangat, berkeliaran disetiap ruangan.

Dengan tiba-tiba, aku tersadar bahwa dlantai ini terdapat banyak kamar anak-anak.

Setiap ruangan anak dengan motif yang berbeda, beberapa dengan pemandangan dunia bawah laut, beberapa bermotif hutan rimbun, beberapa dengan dunia dongeng, dan beberapa dengan berbagai adegan animasi.

Aku sangat terkejut.

Ini bukan lukisan anak-anak. Ini sepertinya taman bermain, tetapi Ryan dapat tidur ditempat bermain ini.

Chris berkata kepada Ryan, "Semua kamar disini adalah milikmu. Kamu dapat tidur di setiap kamar."

Ryan mengangguk dengan pintar dan berkata, "Bagaimana dengan paman dan bibi?"

Pertanyaannya tepat seperti yang ingin kutanyakan.

Lantai dua sepertinya semua adalah kamar anak-anak, bukankah kita tidur bersama dengan Ryan, bahkan jika itu bukan kamar yang sama, seharusnya juga kamar di sebelahnya baru benar.

Chris membungkuk dan mencubit pipi Ryan, kemudian menatapku sambil tersenyum, "Aku tidur di lantai tiga dengan bibi."

Ryan terlihat agak kecewa.

.Chris tampaknya tidak berniat membujuknya, membiarkan Anin membawanya untuk beristirahat.

Aku merasa bahwa kita baru saja tiba di tempat yang asing, dan tidak pantas membiarkan Ryan sendirian.

Siapa sangka Chris menuntunku berjalan ke lantai tiga.

Aku berkata, "Ryan....."

Chris tersenyum kepadaku dan berkata, "Jangan khawatir. Anin akan menemaninya."

Aku menoleh ke belakang.

Novel Terkait

Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu