My Superhero - Bab 80 Orang Yang Terus Dikejar Oleh Tuan Muda Ketiga （1）

Satu minggu kemudian, Chris dan Ryan selalu berada di rumah sakit untuk menemaniku, bahkan Kakek Chris pun sempat menjengukku sekali.

Awalnya aku masih berpikir tidak baik untuk membawa anak kecil ke rumah sakit, tetapi Ryan bersikeras, Kakek Zhou dan Chris juga tidak menolaknya, aku juga tidak bisa berkata apa-apa.

Ruang opname VIP yang ku tinggali, tidak beda jauh dengan hotel, Rafael juga merasa nyaman disini.

Chris telah memindahkan kantornya ke ruangan sebelah, tetapi orang-orang yang datang untuk melapor pekerjaan juga tidak banyak, biasanya Anin yang bertugas untuk mengirimkan pesan.

Karena tubuhku sudah mulai membaik, ditambah lagi lingkungan disini yang baik, dan ada Chris dan Ryan yang menemaniku siang dan malam, beberapa hari ini hatiku senang.

Pada saat inilah aku berani untuk memikirkan ulang kejadian pada waktu itu.

Sungguh tinggal sedikit lagi, jikalau Chris tidak segera menyusul, aku mungkin sudah dibunuh oleh Jade.

Yang aku penasaran adalah mengapa Chris bisa tiba-tiba muncul saat itu.

Waktu itu aku bertanya padanya, dan jawaban dia adalah, dia kebetulan sedang mengurus sesuatu di dekat situ, dan saat ia mendengar aku tertimpa masalah ini ia langsung pergi menyusulku.

Dan aku tidak bertanya lagi.

Nanti aku tanya kepada Jade.

Chris berkata padaku, Jade sudah ditangkap, dan pada saat ini ia sedang diawasi, nanti entah apa yang harus dilakukan pada Jade, adalah keputusanku.

Aku sangat penasaran, aku bertanya padanya: “Bagaimana reaksi keluarga Jade?”

Secara logis, Jade telah ditahan oleh Chris, seharusnya kelaurga Jade akan datang untuk negosiasi.

Chris tertawa dengan dingin: “Mereka tidak akan berani mencariku.”

Aku langsung mengerti maksud mereka.

Awalnya Jade yang mengusikku duluan, dan bahkan sedikit lagi dia sudah hampir membunuhku, kalau Keluarga Chris ingin mencari Jade untuk tanggung jawab, keluarga Jade juga tidak akan berani turun tangan.

Setidaknya mereka juga tidak membantu Jade di depan, kalau tidak mereka harus berurusan dengan keluarga Erick.

Ini semua sama persis dengan dugaanku.

Harus berbuat apa pada Jade, aku juga masih tidak jelas.

Sama dengan sebelumnya, hatiku sangat galau.

Disatu sisi aku sangat takut dengan Jade, selama dia masih hidup, hidupku sangat dibahayakan olehnya.

Terlebih lagi saat ia dipaksa untuk meminum obat, aku merasa mental dia berubah menjadi tidak normal.

Lain kata, membunuh aku, sudah menjadi obsesi dia.

Apalagi ia telah membuatku trauma seperti ini, selalu menyerangku.

Ini sungguh sangat menyeramkan.

Disisi lain, cara satu-satunya untuk menyingkirkan dia, hanyalah dengan membunuhnya.

Tetapi… Keluarga Jade pastinya tidak akan diam saja.

Jika ini terus dibiarkan, apalagi bila kejadian kemarin terulang lagi, Jade akan diambil oleh keluarganya, atau mungkin Keluarga Jade akan membiarkan Jade dihukum, atau mengurungnya, tapi dia selalu punya kesempatan untuk lari, dan sekali lagi mengusik ku.

Hari-hari ini aku terus berpikir, ada cara apa yang bisa membuat Jade behenti.

Tetapi sayangnya aku tidak kepikiran apapun.

Masalahanya sekarang adalah, Jade memendam kebencian padaku, dan tidak mau berhenti.

Kecuali aku memusnahkannya, atau aku pergi meninggalkan Chris.

Aku berpikir bahwa mental Jade sedikit abnormal, berkata: “Apakah kamu tau bagaimana Jade butuh minum obat?”

Saat itu adalah malam hari, Ryan sudah tidur di kamar sebelah, Chris sedang melihat sebuah dokumen.

Mendengar ini, Chris mengangkat kepalanya, dan menatapku, lalu merunduk, ia berkata: “Aku dengar bahwa kakak laki-laki dia telah menemukan farmasi terkenal yang meracik obat khusus untuknya.”

Aku mengerutkan dahi.

Jika begitu, Jade tidak punya alasan untuk menjadi gila seperti ini.

Kalau kakaknya telah menemukan orang untuk menyelesaikan masalah tubuh Jade, dan Jade berubah gila karena ini, aku masih bisa mengerti, tetapi memakai obat-obatan, bagaimana dia bisa mengubah mood nya dengan obat-obatan?

Aku mengasah otak, dan aku memberitahu semua dugaan dan kebingunganku kepada Chris.

Chris meletakkan dokumennya, ia berdiri dan berjalan mendekatiku, berkata: “Apakah menurutmu Jade tidak normal?”

Aku mengangguk.

Dia duduk sampai ke kepala kasur, dia menggelapkan lampu kamar, dan berkata: “Setelah aku memutuskan hubungan dengan keluarga Jade, aku sudah jarang berbicara dengan mereka, aku tidak tau tentang hal ini.”

Ini termasuk normal, lagipula dia juga tidak mungkin selalu mengurusi Jade terus-terusan.

Apalagi kalau berdasarkan dugaanku, mungkin Jade menyimpan kondisi mental dia untuk dirinya sendiri, bahkan Keluarga Jade pun tidak jelas tentang hal ini.

Aku menarik tangan Chris, berkata: "Dia..."

Jika dia benar-benar gila, apa yang harus dilakukan?

Aku pernah berpikir untuk mengirim Jade ke penjara, dan menghakiminya lewat jalur hukum, ini adalah cara yang kupikir adalah cara terbaik.

Tetapi jika Keluarga Jade menggunakan alasan bahwa dia ada gangguan mental, hukum akan meloloskannya.

Ini bukanlah yang ku harapkan.

Aku bukanlah wanita suci, Jade mau membunuhku, dan aku dengan gampangnya memaafkan dia.

Walau dia adalah orang gila.

Chris seperti bisa membaca pikiranku, dan membungkusku dengan pelukanku, berkata: "Tidak peduli pikiran dia normal atau tidak, dia harus membayar harga karena telah menyakitimu."

Aku bersender di dadanya yang hangat, dan tidak berkata apa-apa.

Hanya bisa berjalan satu langkah melihat satu langkah.

Jika pada akhirnya memang benar Jade sakit, aku akan berpikir lagi.

Chris juga tidak berkata apa-apa lagi.

Dia memelukku lagi, merunduk dan mencium keningku, dan menutup lampu kamar berkata: "Tidurlah."