My Superhero - Bab 502 Kamu Cukup Pergi Untuk Sementara

Sekembalinya di ruang tamu, Ibu Zhou dan Aldo Zhou sedang tidak berada di sana, hanya ada Philip Zhou yang sedang duduk di atas sofa.

Aku berkata dengan suara kecil: “Chris, turunkan saja aku.”

Chris Zhou terdiam beberapa detik, kemudian menurunkan aku.

Dia kemudian berjalan sambil menggandeng tanganku.

Philip Zhou berkata: “Kalian duduklah, ada hal yang ingin kubicarakan dengan kalian.”

Kelihatannya dia memang sedang menunggu kita.

Sebenarnya aku bisa menebak apa yang ingin dia katakana, tapi aku tidak bermaksud menghindarinya, kemudian aku dan Chris Zhou pun duduk di hadapan Philip Zhou.

Philip Zhou menatap lurus kepadaku dan berkata: “Viona, kamu seharusnya tahu, aku dan Chris Zhou dan Aldo Zhou selalu mendukungmu.”

Aku mengangguk.

Dia berkata: “Tapi sekarang situasi ibuku seperti ini, kita hanya bisa mengecewakanmu……dalam masalah ini, pendapatku, Chris Zhou dan Aldo Zhou sama. Walaupun kamu dan Chris Zhou membenci kita, kita juga akan tetap memprioritaskan Ibu kita, ini adalah mutlak.”

Dengan suara rendah aku berkata: “Aku mengerti itu semua.”

Sejak awal mereka berdiri di sisiku. Bahkan sampai membantuku menjelaskan, membantuku menyakinkan Ibu Zhou.

Tapi sekarang mereka menyadari masalah Ibu Zhou sangat besar, dan aku bisa menyinggung Ibu Zhou, tentu saja mereka tidak mungkin terus berdiri di pihakku.

Terutama karena Ibu Zhou yang telah disembunyikan di ruang bawah tanah, hal ini adalah sebuah mala petaka bagi Ibu Zhou selama dua puluh tahun lebih. Mereka tiga bersaudara pasti sangat merasa bersalah, maka itu mereka pasti akan terus mengalah kepada Ibu Zhou.

Maka itu aku sangat bisa mengerti.

Philip Zhou berkata: “Keluarga Zhou lah yang mengecewakanmu. Kita pasti akan menebusnya untukmu, apa pun syarat yang kamu berikan, asalkan kita Keluarga Zhou sanggup melakukannya, kita pasti akan menyetujuimu.”

Aku tersenyum pahit sejenak kemudian berkata: “Kakak terbesar, kurasa kamu juga sudah mengerti bagaimana sifatku. Apa kamu rasa aku bisa meminta sesuatu darimu?”

Philip Zhou terkejut, menghela nafas ringan, tidak bersuara.

Aku barusan menangis terlalu parah, tenggorokanku terasa serak: “Aku hanya ingin bersama Chris Zhou……jika tidak bisa bersama, aku……juga tidak tahu apa yang aku inginkan……”

Chris Zhou menggenggam erat tanganku.

Aku membalas genggamannya lebih erat, merasakan air mataku yang kembali mau terjatuh.

Philip Zhou terdiam beberapa saat, kemudian kembali mengulang: “Kitalah yang mengecewakanmu……”

Aku menggeleng, tidak bersuara.

Philip Zhou berdiri dan berkata: “Kalian kembalilah ke kamar. Sudah tengah malam, kalian pasti lelah, istirahatlah lebih awal.”

Sambil berkata dia pun berjalan kembali ke kamarnya.

Di ruang tamu hanya tersisa aku dan Chris Zhou.

Dia perlahan membawaku ke dalam pelukannya, dengan suara serah dan rendah, berkata: “Sayang, jangan bersedih.”

Aku mengelus bahunya, berdehem ringan mengiyakan.

Dia kemudian membopongku kembali ke kamar.

Karena sempat terombang-ambing olehnya, ditambah lagi karena Ibu Zhou yang membuat masalah semalaman ini membuatku cukup lelah.

Walaupun hatiku sangat kacau, tapi karena ada Chris Zhou di sisiku, kehadirannya membuatku merasa aman, tanpa sadar aku mulai terlelap.

Saat terbangun keesokan harinya, Chris Zhou sudah tidak ada di kamar. Tapi Maxi tertidur di sampingku, memainkan gelembung yang dihasilkan mulutnya.

Aku pun langsung tertawa kecil melihatnya.

Tapi kedua pengasuh bayi itu bangkit berdiri dengan gugup dan berkata: “Nyonya, maaf telah membangunkan anda.” Salah satu dari mereka mulai membungkukkan pinggangnya menggendong Maxi, dan menjelaskan, “Tuan Chris Zhou yang meminta kita membawa Tuan muda Maxi datang kemari……”

Aku memotong ucapannya sambil tersenyum, berkata: “Tidak apa.”

Setelah itu aku pun bangkit dan membersihkan diri, berganti pakaian, kemudian menggendong Maxi turun ke bawah.

Ibu Zhou sedang berada di ruang tamu, duduk di sofa sambil minum teh.

Aku merasa sedikit canggung.

Semalam setelah dia mendesak aku dan Chris Zhou untuk bercerai, walaupun hatiku tidak membencinya, tapi tetap saja ada sesuatu yang mengganjal.

Walaupun aku tahu itu semua karena penyakitnya, bukan karena niat dari hatinya, aku tetap tidak tahu bagaimana cara untuk menghadapi dia.

Setelah ragu sejenak, aku pun menggendong Maxi mendekatinya, dengan perlahan memanggilnya: “Ibu."

Ibu Zhou melirikku sekilas, berkata: “Panggil aku Bibi saja, aku tidak menganggapmu sebagai menantu.”

Aku tidak bersuara.

Dia pun meletakkan gelas tehnya kemudian melirikku dan bertanya: “Mengapa bangun begitu siang?”

Sekarang telah menunjukkan jam sepuluh pagi, memang benar aku bangun terlalu siang, dengan buru-buru berkata: “Aku tidak akan mengulanginya lagi……”

Ibu Zhou mengibaskan tangannya: “Sudahlah, lagi pula kamu juga tidak akan tinggal di rumah ini lebih lama lagi, terserah kamu saja.”

Setelah selesai berkata, dia pun bangkit dan berjalan pergi.

Aku berdiri di posisiku, menatap punggungnya dengan rasa sakit di hati.

Tapi hal yang lebih membuatku tidak berdaya masih menungguku.

Setelah beberapa hari kemudian, Ibu Zhou sama sekali tidak ingin melihatku.

Walaupun semua orang sedang duduk di meja makan, dan aku sengaja menyapanya, dia juga tidak ingin melihatku, seakan tidak ada aku di sana.

Sedikit banyak aku merasa tidak enak nyaman.

Tapi ada cara apa lagi, dia jelas-jelas ingin mendesakku pergi.

Tapi, aku juga tidak berniat untuk pindah keluar.

Karena aku ingin bersama Chris Zhou di waktu yang tersisa ini.

Dari lubuk hatiku yang terdalam, aku tidak begitu percaya dokter bisa menyembuhkan Ibu Zhou dalam waktu yang singkat ini.

Walaupun Chris Zhou telah mengundang psikolog yang terbaik sedunia, walaupun beberapa hari ini Chris Zhou terus menerus berdiskusi mengenai metode penyembuhan, tapi aku merasa penyakit Ibu Zhou tidak begitu mudah disembuhkan.

Dalam waktu sebulan, sangat sulit bisa memastikan kesembuhan Ibu Zhou.

Ini juga berarti, perceraianku dengan Chris Zhou harus segera dilakukan.

Jika tidak Ibu Zhou pasti tidak akan mungkin menyerah akan hal itu, bahkan mungkin saja dia akan mempermasalahkan hal itu.

Jadi, setelah tahun baru, aku dan Chris Zhou akan berpisah, setelah itu mungkin kita tidak akan mempunyai kesempatan untuk bertemu lagi……

Karena hal ini, maka itu aku sangat menghargai setiap menit dan detik yang tersisa bersama Chris Zhou.

Aku tidak ingin membuat diriku menyesal seumur hidup.

Walaupun aku baru berusia dua puluh empat tahun, tapi saat bertemu dengan Chris Zhou, kehidupanku seperti berhenti. Jika harus meninggalkannya, aku tidak tahu apa lagi arti hidupku.

Aku telah menghabiskan seluruh cintaku untuknya, setelah itu aku tidak akan bisa lagi mencintai orang lain. Aku rasa sisa hidupku nanti sudah tidak berharga untuk kukejar.

Dari awal sampai akhir Ibu Zhou bersikap tidak ingin melihatku. Ini membuat atmosfir di dalam rumah terasa sangat canggung.

Mungkin Philip Zhou dan Aldo Zhou merasa sungkan padaku, sampai mereka pun mulai menghindari tatapanku saat tatapan kita bertemu.

Terutama Aldo Zhou, malam itu dia telah menampar Chris Zhou untuk mendesaknya menuruti permintaan Ibu Zhou. Keesokan harinya saat Aldo Zhou bertemu denganku, dia tidak berani melihatku.

Sedangkan Kakek Zhou, beliau memanggilku ke ruang baca dan berbincang denganku selama setelah jam.

Maksud Kakek adalah jika aku dan Chris Zhou tidak ingin bercerai, kita bisa diam-diam menyembunyikan itu dari Ibu Zhou.

Tapi aku merasa cara ini bukan cara yang bisa bertahan lama, karena ini akan melibatkan Belinda Ye.

Belinda Ye pasti akan mengadu kepada Ibu Zhou.

Dengan begitu, Kakek Zhou juga tidak mempunyai pilihan lain, dia hanya bisa menghela nafas.

Aku tahu dengan aku keluar dari rumah ini adalah cara yang terbaik, berhubung situasi di rumah memang sudah terlalu kacau.

Bahkan dia juga menyadari hal itu. Ada sekali dia diam-diam menarik lengan bajuku dan bertanya apakah Nenek sedang marah.

Aku hanya bisa mengelus kepalanya dan untuk beberapa saat aku tidak tahu bagaimana harus menjawabnya.

Agar aku jarang berpapasan dengan Ibu Zhou, aku pun mempertimbangkan cukup lama dan berdiskuksi dengan Chris Zhou pada malam itu: “Chris, aku ingin pergi ke ruang penelitian saat siang hari.”

Lagi pula dia juga sedang sibuk dengan masalah perusahaan, biasanya dia juga akan berada di rumah setelah pulang kerja.

Chris Zhou membawaku ke dalam pelukannya, mengusap hidungku, dengan wajah yang sedikit kelelahan dia berkata: “Sayang, kamu sudah berusaha.”

Aku memeluk lehernya, menggeleng: “Aku sangat berharap tahun baru tidak akan datang.”

Dulu aku selalu menunggu tahun baru, merayakan tahun baru yang ramai, begitu bahagia, dan dapat membuat orang lain menjadi turut gembira.

Tapi sekarang aku sangat takut, karena itu berarti hari di mana aku dan Chris Zhou berpisah akan semakin dekat.

Chris Zhou memegang tanganku erat.

Dia mengecup keningku, dengan serak berkata: “Tunggulah, aku sudah bertanya kepada dokter, mereka berkata kondisi Ibu sebenarnya tidak parah, yang terpenting agar tetap membuat dia senang.”

Tapi masalahnya, selama aku masih menjadi istrinya, Ibu Zhou selamanya tidak akan mungkin bahagia.

Chris Zhou mengelus kepalaku dan berkata: “Sebenarnya, kamu cukup berpisah untuk sementara saja.”

Aku menatapnya dengan terkejut.

Dia berkata dengan perlahan: : “Setelah tahun baru, Keluarga Zhou dan Keluarga He mungkin saja bisa berperang hebat, aku tidak ingin melibatkanmu.”

Novel Terkait

That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu