My Superhero - Bab 303 Beberapa Sesepuh Itu Adalah Kakek Bersaudara Dari Satu Ayah Steven Shen

Beberapa sesepuh itu adalah kakek bersaudara dari satu ayah Steven Shen.

Dulu saat keluarga Shen mengadakan pesta pertemuan anggota keluarga, aku dan mereka pernah bertemu, beberapa sesepuh itu masih sangat ramah dan lembut.

Aku diam-diam berpikir harus bagaimana mencari kesempatan untuk mendekati mereka.

Steven Shen membawaku berjalan mendekati mereka, aku mengucapkan selamat tahun baru pada mereka, mereka memberiku angpau sebagai simbolis perayaan tahun baru.

Hanya saja aku dan mereka tidak kenal dekat sama sekali, saat mereka berbincang, aku benar-benar tidak ada cara untuk ikut berbincang dengan mereka, apalagi karena aku ada di samping mereka, perbincangan mereka pun terlihat sangat berhati-hati dalam berbicara.

Aku tidak bisa mengelak sedikit rasa sedihku.

Steven Shen sedang menemani mereka berbincang, dia bertanya padaku dengan pelan: “Apa kamu bosan? kalau begitu kamu kembali ke kamar dulu, aku akan menyuruh orang memanggilmu saat makan siang nanti.”

Aku buru-buru menjawab: “Tidak, aku hanya sedikit tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh kalian.”

Steven Shen mendengar perkataanku itu tersenyum, dia berkata: “Kami membicarakan masalah urusan bisnis keluarga, kamu mungkin tidak begitu tertarik.”

Aku sebenarnya tidak tertarik terhadap bisnis keluarga Shen, aku sejak awal tidak pernah berpikir untuk mengambil sesuatu dari keluarga Shen, juga tidak ingin mengambil keuntungan apapun dari keluarga Shen.

Awalnya aku berencana untuk bersikeras mendengarkan perbincangan mereka, tetapi tidak lama kemudian beberapa sesepuh ini mulai meminum bir, aku berpikir, memutuskan untuk merubah taktik.

Sudah jelas beberapa kakek bersaudara dari satu ayah itu semuanya adalah pria, aku tidak bisa ikut berbincang pun adalah hal yang wajar, aku bersiap mencari beberapa nenek bersaudara dari satu ayah itu untuk mencari informasi.

Aku diam-diam bertanya pada para pembantu, dia berkata beberapa nenek bersaudara dari satu ayah itu sedang berjemur di bawah terik matahari di taman bunga.

Cuaca hari ini sangat bagus, hangatnya sinar matahari seperti biasanya, aku perlahan-lahan berjalan menuju taman bunga.

Saat melewati belakang ruang tamu, aku mendengar suara Riri Shen marah: “Beberapa sesepuh ini datang lagi, kita kenapa tidak segera mengusir mereka!”

Selanjutnya terdengar suara Bibi Shen menghibur dia: “Kamu jangan bicara sembarangan, beberapa sesepuh itu tidak sampai beberapa tahun lagi pun akan meninggalkan dunia ini, kita sabar dulu.”

Riri Shen seperti merasa tidak puas: “Bu, kita kenapa harus bersabar? sekarang bukannya perusahaan keluarga Shen sudah jatuh di tangan ayah, apa mungkin kita takut beberapa sesepuh ini tidak mengijinkan?”

Beberapa saat kemudian, Bibi Shen barulah berkata: “Kamu jangan tanya alasannya, yang harus kamu tahu hanya nantinya keluarga Shen adalah milik kakakmu dan kamu, kamu patuhi saja, jangan mengganggu beberapa sesepuh itu, dan kamu harus berpura-pura patuh sedikit, mengerti?”

Aku menyipitkan mata.

Sikap Bibi Shen sudah cukup menjelaskan, mereka sekeluarga tidak menyukai kerabat keluarga Shen.

Tetapi mendengar maksud dari Bibi Shen, sepertinya mereka mau tidak mau harus bersabar terhadap para kerabatnya.

Sebenarnya ini sangat mencurigakan.

Seperti yang dikatakan oleh Riri Shen, sudah jelas Senjaya Shen memegang kendali paling besar, kenapa mereka masih harus mempedulikan beberapa kerabat mereka itu?

Sayangnya Bibi Shen tidak ingin menjelaskannya, intinya dia berhati-hati menasihati Riri Shen agar dia tidak dihukum oleh beberapa sesepuh itu.

Aku semakin merasa heran.

Apa mugkin Senjaya Shen memiliki kendali pada para kakek bersaudara satu ayah itu?

Riri Shen mengeluarkan beberapa kata kesalnya, dia justru patuh dan menerima nasihat ibunya.

Kemudian ibu dan anak perempuannya itu mengalihkan topik pembicaraan, aku pun tidak lagi mendengar perbincangan mereka.

Aku pelan-pelan berjalan menuju depan, tanpa disadari aku teringat Steven Shen.

Hubungan dia dan beberapa sesepuh itu kelihatannya sangat dekat, dia selalu menemani mereka berbincang, saat barusan aku keluar, dia menemani beberapa sesepuh itu minum bir.

Aku tidak dapat mengelak sedikit rasa mengeluh, di bawah pengaruh Senjaya Shen dan istrinya, Steven Shen masih tetap tumbuh menjadi seseorang yang baik dan tulus, sebenarnya itu adalah hal yang tidak mudah.

Setelah menginjakkan kaki di taman bunga, aku masih belum sempat menyapa, aku sudah mendengar beberapa nenek itu sedang menggosip — —

“Waktu itu aku sedang sakit, tidak bisa ikut pesta pertemuan anggota keluarga, hari ini aku bertemu dengan gadis itu, dia dan Juni Yan benar-benar sedikit mirip.”

“Betul, hanya saja sangat disayangkan, diam-diam ditemukan Senjaya Shen……….”

“Jangan bicara lagi, disini adalah wilayah kekuasaan Senjaya!”

Kemudian mereka berpura-pura tidak membicarakan apapun dan mengubah obrolan mereka dengan masalah yang lain.

Aku malah termenung disana, beberapa lama tidak sadarkan diri.

Setelah ibuku diasuh oleh kakek, nama ibuku diganti Juni.

Bisa dibilang hanya diubah nama marganya saja.

Apa ini hanya kebetulan saja, atau…….kakekku sebenarnya sudah tahu sebelumnya fakta dari kematian ibuku yang sebenarnya?

Jika benar kakekku sudah tahu sejak awal, kenapa dia tidak menyuruh ibuku kembali ke kota Imperial untuk memperjelas hubungan kekeluargaan ini?

Ini sebenarnya ada informasi apa didalamnya?

Pikiranku kosong.

Entah sudah berapa lama, aku baru perlahan-lahan sadarkan diri.

Kelihatannya rahasia keluarga Shen tidak sedikit, lagipula beberapa kakek dan nenek ini seharusnya mengetahui beberapa cerita didalamnya.

Aku mengatur penampilanku, wajahku tersirat senyuman, perlahan-lahan berjalan mendekat, lalu menyapa mereka.

Saat melihatku, beberapa ekspresi wajah nenek itu sedikit kaku, tetapi tak lama kemudian mereka melemparkan senyum.

Aku tersenyum sambil berkata: “Cuacanya sangat bagus, para kakek sedang meminum bir didalam, aku sedikit bosan, jadi aku keluar jalan-jalan.”

Beberapa nenek itu tersenyum sambil menganggukkan kepala.

Aku memeriksa ekspresi wajah mereka beberapa saat, sebenarnya masih merasa sedikit canggung, tetapi mereka sepertinya tidak ada maksud lain terhadapku.

Hanya saja mereka seperti bermaksud tidak mendekatiku, bahkan sedikit………berhati-hati menjaga jarak?

Diantaranya ada 2 orang nenek, mereka melihat tatapan mataku dengan sedikit rasa sayang, sepertinya mereka masih sedikit merasa bersalah………..

Jadi, sebenarnya apa yang terjadi?

Aku memutuskan untuk berinisiatif meluncurkan aksi, sengaja berkata dengan rasa mengeluh: “Ini adalah perayaan tahun baru pertama aku sejak kembali ke keluarga Shen, paman dan bibi semuanya sangat baik terhadapku, kakak sepupu dan adik sepupu pun sangat baik, aku merasa sangat bahagia, sayangnya aku tidak bisa melihat ibuku………..”

Diantaranya seorang nenek yang sudah beruban memperlihatkan pandangannya yang penuh dengan rasa kasihan, dia melihatku, berkata: “Kamu jangan bersedih………jika ibumu tahu kamu merasa senang, dia juga pasti akan merasa sangat senang……….”

Aku tersenyum sendu sambil berkata: “Tetapi ibuku saat masih hidup dulu tidak tahu jati dirinya sendiri…….”

Mereka semua terkejut heran.

Aku memperlihatkan rasa sedihku, bertanya dengan pelan: “Oh ya, nenek, apakah kalian masih ingat ibuku?”

Beberapa nenek itu saling melihat satu sama lain, ekspresi wajahnya seperti semakin berhati-hati dan menjaga jarak.

Seseorang nenek yang sudah beruban tadi mengeluarkan suara: “Waktunya sudah berlalu terlalu lama………kami semua tidak ingat jelas rupa ibumu…….tetapi kami masih ingat kalau ibumu sangat patuh, sewaktu kecil dia tidak suka menangis dan tidak bawel.”

Aku diam-diam merasa aneh.

Jelas-jelas mereka barusan berkata aku mirip dengan ibuku, kenapa di hadapanku, mereka justru tidak mengaku kalau mereka ingat rupa ibuku?

Tidak sampai menunggu aku bertanya lagi, nenek itu berdiri, lalu berkata: “Sepertinya matahari sudah meredup, aku merasa sedikit dingin, kalau begitu kita kembali ke ruang tamu saja ya?”

Nenek yang lain pun ikut berdiri mengikutinya.

Aku: “………………………”

Sikap menghindar mereka ini sangat nampak jelas.

Tetapi aku tidak punya alasan untuk menghalangi mereka, hanya bisa mengikuti mereka kembali ke ruang tamu.

Sepanjang jalan beberapa nenek secara sadar dan tidak sadar berjalan di depanku, tidak mempedulikanku lagi.

Aku tidak dapat mengelak untuk berpikir dan merenung.

Kenapa mereka menjauhiku? terutama setelah aku menyebut ibuku, mereka semakin menghindar seperti bertemu dengan musuh.

Tetapi jika dipikirkan dengan saksama, mereka tidak memiliki maksud lain terhadapku, bahkan ada seseorang yang memperlihatkan rasa simpatinya padaku.

Apakah ini secara tidak langsung menjelaskan, waktu itu ibuku disekap, apakah masalah ini sangat mencurigakan seperti yang aku duga?

Saat sedang menggali pikiran, tiba-tiba ada seorang pembantu yang berjalan mendekatiku, dia melaporkan: “Nona, Tuan Chris sudah datang.”

Aku terkejut heran.

Sekarang baru pukul 10 pagi, dia kenapa begitu pagi sudah datang, apa mungkin di rumah keluarga Zhou tidak perlu menyambut para tamu?

Teringat akan kejadian kemarin malam dia datang kemari, dan mengucapkan selamat tahun baru padaku, saat itu hatiku sangat kacau.

Sejak ingin bertemu dengannya, aku takut setelah bertemu dengannya, aku tidak bisa menahan rasa ingin mendekatinya, dan terjerat kedalam kelembutannya.

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu