My Superhero - Bab 124 Kembang Api (1)

Sampai saya masuk ke mobil, saya masih tenggelam dalam kegembiraan.

Chris tersenyum sambil menyentuh wajahku dan berkata: “sekarang kita pergi ke hotel untuk mencuci muka, lalu kita akan pergi makan.

Aku bersadar dipelukannya, sambil mengangguk dan tersenyum.

Saat itu malam baru saja tiba, lampu lampu menyala, dan lampu neon menyala dimana-mana, di malam hari kota ini tampaknya lebih ramai dibandingkan siang hari. Dijalanan ramai, banyak sekali anak muda yang pulang bekerja dengan langkah terburu, membuat kota ini menjadi hidup.

Saya memeluk pinggang Chris, hati ini menjadi tenang.

Mobil itu dengan segera menuju ke hotel, saya meninggikan kepala dan terlihat menara menjulang tinggi ke awan, seperti menyentuh langit malam, ketika melihat ke lobi hotel, cemerlang, terang benderang, lebih terlihat seperti dunia dongeng Disney.

Chris memeluk dan membawa saya kedalam, dan segera disambut petugas hotel yang lalu membawa kami masuk ke lift.

Yang kami naiki mirip seperti tangga a langsung tiba ke lantai atas.

Menurut kata petugas hotel,tidak ada tamu lain selain saya dan Chris yang berada di lantai ini.

Anin dan Andy juga mengikuti kami datang ke kota Anhui, mereka berada dikamar sebelah, dan jika kamar ini ditambah pengawal, tetap saja kamar ini tidak penuh.

Menunggu petugas hotel meninggalkan kami, aku tidak sadar berbisik: “ini benar benar sungguh mewah.”

Akhirnya Chris mendengarnya juga, dia menertawaiku dan berkata: “Sayang, kamu jangan begitu pelit?”

Aku tidak mengerti apa maksudnya.

Dia tertawa: “ini adalah hartamu, dan itu akan dihitung didalam rekeningmu.

Saya pun tercengang.

Dia mengelus daguku: “kamu telah lupa, disaat pertemuanmu dengan kakek, dan itu adalah hotel ini.

Aku: “.....”

Terus terang, aku bukannya lupa, aku tidak tahu sama sekali.

Disaat pertama kali bertemu kakek, saya juga telah meliriknya, dan mengetahui adanya asset yang tetap, dan juga memiliki properti diluar negeri, beserta saham kelluarga Chris, yang spesifiknya tidak aku ketahui, dan itu semua sudah diserahkan kepada Chris, yang kemudian itu semua diurus oleh Anin...dan bagaimana mungkin Hotel ini sekarang dibawah nama saya.

Chris menjentik dahiku: “Bagaimanapun semua pengeluaran yang ada berada ditanganmu, dan kamu tidak bisa menggantungnya.”

Aku diejek, sangat tidak gampang untuk memintanya, aku tentu saja bersedia.

Dia tersenyum dan menciumku: “aku telah memesan makanan barat dilantai bawah, kamu pergilah mencuci muka dengan segera, jika sudah kita akan turun kebawah.”

Akupun mengiyakannya, dan bergegas menuju ke kamar mandi.

Meskipun disore hari terasa melelahkan, tetapi Saya terpikir akan makan malam berdua bersama Chris, saya menjadi bersemangat kembali.

Setelah mencuci wajah, saya memikirkan untuk membuat riasan ringan.

Ini karena sudah terburu, aku tidak membawa pakaian, dan ini sangat menjengkelkan, akhirnya ada pelayan wanita yang membuka pintu, danmengatakan telah membawakan pakaian untukku.

Aku menebak ini pasti yang telah diatur oleh Chris, secara tidak langsung saya dapat merasakan kepeduliannya.

Ini gaun panjang yang berwarna putih, agak mirip seperti gaun malam hanya saja tidak seformal gaun malam, cukup bagus setelah dipakai.

Setelah keluar dari kamar mandi, aku melihat Chris telah berganti pakaian.

Dia mengenakan jas setelan berwarna hitam, dibagian belakangnya ada jendela dan langit malam yang gelap, dia berdiri dibawah sinar lampu, tubuhnya yang tinggi dan ramping, terlihat sungguh tampan.

Setelah melihat ku keluar, dia tertawa dan menjulurkan tangan.

Matanya yang memukau membuat jantung saya berdetak kencang.

Dia membawa saya menuruni tangga, restoran barat berada di lantai tengah hotel, dan Restoran itu dari awal sudah dikosongkan.dan di dalam Restoran besar itu hanya dua tamu, Saya dan Chris.

Seluruh restoran sangat romantis, dengan bunga dan lilin, serta penampilan Orchestra, sekelompok pelayan berdiri berdampingan, seperti adegan dalam serial TV.

Ini adalah kencan nyata pertama antara saya dan Chris. Saya senang dan telah lama menantikannya.

Chris menarik kursi mempersilahkanku duduk, dan menciumku dengan lembut.

Saya mau tidak mau juga membuka mulut, dan hampir tergila gila menatapinya.

Terlihat senyuman disudut bibirnya, melirik pelayan idbelakangnya, dengan segera orang itu menyajikan makanan pembuka.

Sebenarnya saya tidak terlalu memahami makanan barat. Koki memperkenalkan hidangan disamping, saya hanya terpikat untuk memakannya, tetapi rasanya sangat enak.

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu