My Superhero - Bab 514 Harus Segera Melakukan Operasi

Air mataku kembali mengalir deras. Dengan erat aku memegang lengan Erick Tao, dengan serak berkata: “Dokter Huang, kumohon, kamu harus mengeluarkan serpihan amunisi itu.”

Dokter Huang berkata: “Aku akan berusaha.”

Mendengar nada bicaranya sepertinya dia tidak yakin sepenuhnya.

Ini membuat jantungku semakin berdegup cepat.

Tiba-tiba Erick Tao berkata: “Jika operasi dilakukan setelah puluhan jam kemudian apakah akan ada pengaruhnya?

Aku tidak mengerti maksudnya.

Dokter Huang berbicara dengan suara berat: “Operasi ini, tentu saja lebih bagus jika dilakukan lebih awal.”

Erick Tao menjawab: “Maka lakukanlah setelah sampai di Prancis.”

Aku terdiam.

Maksudnya, dia berniat untuk mengantarku ke Prancis baru melakukan operasi?

Bagaimana boleh?!

Dia terluka begitu parah, serpisan amunisi mengenai tulang belakangnya, jika tidak dikeluarkan lebih awal maka pasti aka nada pengaruh besar……

Aku segera menolaknya: “Tidak boleh!”

Erick Tao menengadah menatapku.

Tapi aku tidak mempedulikannya, aku menoleh pada Dokter Huang, dengan tegas berkata: “Kumohon anda melakukan operasi sekarang, segera lakukan operasi kepada Erick Tao.”

Dokter Huang mengangguk, dengan segera dia menelepon seseorang.

Erick Tao tidak bersuara, dia menatapku dengan sedikit mengernyit.

Aku berlutut di sampingnya dan berkata: “Aku tidak tahu alasan kamu yang mendesakku pergi ke Prancis. Jangan khawatir Christian Sheng datang kemari, dan juga kecemasan lainnya. Tapi sekarang kamu tidak boleh menundanya, kamu harus segera lakukan operasi.”

Erick Tao masih tidak bersuara.

Aku berkata: “Dan juga aku ingat kamu pernah bilang, kita boleh pergi ke Prancis enam bulan lagi, tapi sebenarnya kita baru saja menunggu selama sepuluh hari……”

Berkata sampai di sini, aku terdiam.

Tiba-tiba dia memutuskan untuk berangkat, apakah memang ada hal yang darurat?

Sepertinya Erick Tao menyadari kebingunganku, berkata: “Un, telah terjadi sesuatu, maka itu kamu harus pergi hari ini.”

Suaranya terdengar sangat berat, sepertinya karena menahan sakit, terdengar serak.

Aku melebarkan mataku, cukup lama aku terdiam.

Dia berkata: “Jika kamu tinggal di sini, hanya bisa menambah bebanku saja.”

Air mataku kembali mengalir tanpa permisi, dengan erat aku menarik lengan bajunya, tidak bersuara.

Tatapannya terjatuh di jariku yang memegang lengan bajunya, kemudian kembali melihat wajahku dan berkata: “Patuhlah, jangan susahkan aku.”

Aku langsung mengerti agar aku pergi barulah dia bisa berkata seperti ini.

Tapi aku juga tidak berani melawan. Jika sungguh terjadi sesuatu dan berimbas padanya, bagaimana?

Maka itu, aku hanya mempunyai pilihan terakhir yaitu pergi.

Dia memang terlalu cerdik, aku tidak mempunyai pilihan lain dan hanya bisa menuruti maksudnya.

Aku menggigit bibirku, kemudian hanya bisa mengangguk, berkata: “Maka kamu harus tetap menghubungiku……saat aku tiba aku akan menghubungimu dan menanyakan kondisimu……”

Dia tersenyum padaku, mengiyakan kemudian berkata: “Sekarang bandara sedang ditutup, tapi kota seberang masih ada bandara internasional, hanya satu jam perjalanan, aku akan meminta mereka untuk mengantarmu.”

Aku mengangguk, tentu saja tidak menolak.

Karena dia telah merencanakan ini, maka pasti tidak aka nada masalah.

Dia kemudian mengutus pengawal untuk mengantarku.

Saat itu Dokter Huang masih sedang menelepon, dia juga tidak membiarkanku pamit kepada Dokter Huang.

Walaupun aku merasa tidak begitu sopan, tapi aku melihat Dokter Huang yang terlihat sibuk, aku pun tidak mengusiknya.

Mobil berjalan menuju kota seberang, kebetulan cuaca mulai naik, dan salju mulai mencair, lalu lintas pun lancar.

Hanya saja hatiku terfokus dengan luka Erick Tao, bagaimana bisa aku tenang.

Setelah satu jam kemudian, kita tiba di bandara internasional. Setelah naik ke pesawat, semuanya berjalan lancar.

Sebenarnya aku khawatir jika terjadi sesuatu dalam perjalanan, tapi untungnya semua berjalan dengan tenang, aku pun menghela nafas lega.

Tapi mengingat operasi Erick Tao, aku tetap saja dipenuhi dengan kecemasan.

Setelah puluhan jam lebih, akhirnya aku tiba di bandara Prancis.

Steven Shen telah menungguku, di belakangnya berdiri sebaris pengawal.

Aku berjalan mendekatinya dan memanggilnya: “Kakak Sepupu.”

Dia mengangguk, berkata: “Katakan saat di mobil.”

Mobil pun keluar dari bandara, hal pertama yang kulakukan adalah menelepon Erick Tao.

Yang menerima telepon adalah bawahannya, berkata bahwa operasi berjalan lancar. Serpihan amunisi telah diangkat, tapi Erick Tao masih dalam keadaan tidak sadar, tidak bisa menjawab teleponku.

Aku cemas, kemudian memburunya dengan pertanyaan: “Lalu kapan dia akan siuman? Dia baik-baik saja kan?”

Anggotanya memberitahuku, tidak sadar hanya karena efek obat bius yang belum mereda.

Barulah aku menghela nafas lega.

Setelah mematikan telepon, aku menoleh Steven Shen yang sedang menatapku tajam.

Aku terkejut, bertanya: “Kak sepupu, ada apa?”

Dia bertanya: “Kamu sangat mengkhawatirkan Erick?”

Aku menjawab tanpa berpikir panjang: “Tentu saja.”

Sambil berkata, aku menceritakan situasi yang terjadi di bandara saat itu.

Orang yang meledak tidak jauh dari posisi kita, Erick Tao yang melindungiku dengan tubuhnya, padahal jelas-jelas dengan kemampuannya, dia bisa saja menghindar.

Dia terluka begitu parah, bagaimana bisa aku tidak khawatir.

Steven Shen menatapku ragu, berkata: “Erick Tao begitu baik padamu.”

Aku membalas tatapannya.

Dia berkata: “Aku telah melihat videonya, saat itu tanpa ragu dia membawamu tiarap di bawah tubuhnya, melindungimu……dia sungguh menyukaimu.”

Aku mengeratkan bibirku, tidak bersuara.

Perasaan Erick Tao kepadaku, aku memang bisa merasakannya.

Tapi……walaupun dia begitu baik padaku, sampai bersedia mengorbankan nyawanya kepadaku, tapi aku tidak bisa bersamanya hanya karena merasa tersentuh.

Dari pada membalas perasaannya, aku lebih baik memberinya nyawaku.

Aku menghirup nafas dalam, mengalihkan pembicaraan: “Oh ya, kamu bilang kamu telah melihat videonya……video apa? Apakah itu video aku dan Erick Tao?”

Steven Shen melirikku sekilas, dia tidak melanjutkan pembicaraan barusan, kemudian menjawab pertanyaanku: “Itu adalah saat kalian diserang oleh teroris, kebetulan ada orang yang merekamnya dan menyebarnya dalam internet, sekarang sudah tersiar di seluruh dunia.”

Aku terkesiap.

Berarti bisa dibilang, kondisi aku dan Erick Tao saat itu bisa dilihat oleh semua orang di seluruh dunia?

Steven Shen melihatkku, berkata: “Kamu harus melihat komentar yang diberikan. Semua orang sangat mendukungmu dengan Erick Tao.”

Aku meliriknya sekilas, tidak mempedulikannya. Yang kupikirkan adalah, jika seluruh dunia melihatnya, maka apakah itu berarti Chris Zhou juga telah melihatnya?

Dia pasti bisa salah paham terhadapku dan Erick Tao.

Setelah mengetahui aku dalam bahaya, apakah dia akan cemas?

Aku menon-aktifkan handphone ku saat dalam perjalanan di pesawat tadi, dengan segera aku mengaktifkan kembali handphone-ku.

Total ada lima puluh delapan panggilan yang tidak terjawab, semua adalah panggilan dari Chris Zhou.

Aku menatap nomor yang familiar itu, ragu cukup lama, aku pun berniat menelepon kembali.

Tapi Steven Shen malah mengambil handphone-ku dan bertanya: “Apakah kamu ingin menghubungi Chris Zhou?”

Aku tidak menyangkal.

Dia berkata: “Aku bisa membantumu untuk menyampaikan keselamatanmu, tapi kamu tidak boleh menghubungi dia.”

Aku menatapnya tajam.

Dia menghela nafas ringan dan berkata: “Kamu dengar aku, aku tidak akan membahayakanmu.”

Aku kembali menatapnya tajam selama beberapa detik, aku sama sekali tidak menyangkalnya.

Steven Shen menyimpan handphone ku. Menatap ke arahku, berkata: “Aku telah menghubungi orang untuk menghapus video itu, tapi kamu juga tahu, video telah disebarkan di seluruh penjuru dunia. Tanganku masih tidak bisa meraih begitu luas, aku hanya bisa menghapus video dari sumber.”

Ini juga sudah bagus, aku berterima kasih padanya.

Dia menjawab: “Aku takut Christian Sheng bisa menyadari bahwa itu adalah kamu…..”

Aku merinding.

Benar juga, jika Christian Sheng tahu, dia pasti akan mengejarku.

Steven Shen menyadari kecemasanku, berkata: “Tapi wajah kamu terhalang, sulit dikenali……Aku tahu itu adalah kamu karena aku tahu kamu sedang bersama Erick Tao.”

Tapi aku tidak seoptimis dia.

Karena Chris Zhou mengenaliku, jika tidak dia tidak akan mungkin menelepon berkali-kali.

Dan juga Christian Sheng adalah orang yang cerdik, dia bisa saja mengenaliku, bahkan bisa mencari tahu penerbangan yang kunaiki, dia akan tahu aku datang ke Prancis.

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu