My Superhero - Bab 32 Aku Tanya Padamu, Apakah Kamu Percaya Padaku?

Aku merasa jantungku hampir berhenti berdetak.

Tapi... Dari awal kita tidak pernah punya hubungan seperti ini...

Meskipun aku hanya berpura-pura menjadi pacarnya, tapi tidak perlu... tidak perlu sampai ke tahap seperti ini...

Bahkan aku pun belum setuju untuk menjadi perisai...

Aku pun tersadar, dan aku buru-buru melepaskan tanganku.

Chris juga tidak memasksa, ia melepaskan aku.

Tidak tau kenapa, tetapi hatiku terasa sedikit terjatuh.

Disisi lain aku tidak kuat untuk mengesampingkan diriku, sungguh tidak masuk akal.

Chris berkata: Duduklah di sofa.

Dia memanggil pembantu untuk membawakanku sepasang sepatu.

Aku berterima kasih dengan pelan, tetapi hatiku tentunya merasakan kehangatan.

Sejak Grace memanjat ke kasur William, ibuku sudah tenggelam dalam kesedihannya, aku sudah sangat lama tidak dapat merasakan hubungan yang seperti ini.

Chris tertawa pelan.

Tertawanya itu sungguh menyentuh orang, bahkan bisa mengisi hatiku sampai penuh.

Aku tidak berani untuk melihatnya lagi. Aku memejamkan mataku, dan berkata dengan pelan: Paman Chris, bagaimana kamu bisa kembali?

Tidak ada tanda-tanda.

Chris tidak menjawab, ia hanya memberikanku ponselnya.

Aku melihat dengan penuh keraguan.

Aku melihat WeChat dia terbuka, dan ternyata adalah pesan yang kukirim kepadanya.

Aku sedikit tidak mengerti.

Apa maksudnya?

Saat itu ia tidak membalasku, sampai aku kesal begitu lama.

Dia berkata dengan pelan dan jelas: Bukannya kamu merindukanku? Aku langsung menyuruh orang untuk membelikanku tiket pesawat pulang.

Aku tertegun, dan mengangkat kepalaku, dan menyipitkan mataku kepadanya.

Dia tertawa dan berkata: Hm?

Hanya satu kata itu, tetapi karena ia menekan suaranya, itu membuatnya terdengar sangat lembut, sungguh sangat enak untuk didengar.

Wajahku sedikit memanas, aku menjulurkan tanganku, dan mengayungkannya didepan wajahnya, seperti memberi peringatan, berkata: "Sungguh ingin mencubit wajahmu, aku rasa ini bukan kamu, ada orang lain yang menjadi dirimu.

Dia tertawa mendengar kalimatku barusan, dan ia senyum, pelan-pelan berkata: "Di Kota Hualin ada hal yang harus kubereskan, jadi aku pulang."

Aku khawatir membalas: "Apa yang terjadi?"

Dia seperti tidak bersedia untuk bicara banyak: "Bukan masalah besar."

Aku juga tidak enak untuk bertanya banyak.

Pas sekali, pembantu datang membawakan sepatuku.

Dia dengan tidak disangka jongkok di sebelah kakiku, berencana untuk memakaikannya kepadaku.

Ekspresiku berubah, dan buru-buru berkata: "Aku.. Pakai sendiri.."

Dia setengah tertawa mengelus kedua tanganku: "Kamu bisa memakainya sendiri?"

Sebenarnya bisa....

Lagipula talinya sudah terbuka, hanya gerakanku sedikit pelan.

Kalau pun aku tak bisa menggunakan tanganku, kan ada pembantu...

Tetapi dia sudah memakaikannya kepadaku.

Selain Kakek mengurusku saat kecil, setelah aku dewasa, tidak ada laki-laki yang membantuku untuk memakai sepatu.

Ini adalah pengalaman yang sangat baru.

Aku terdiam kaku, sedikit pun tak berani bergerak.

Tetapi dadaku berdetak sangat kencang.

Aku tau aku sudah tenggelam dan tidak bisa keluar. Aku juga tidak mau keluar, bahkan kalau bisa aku ingin tenggelam semakin dalam.

Setelah Chris membantuku memakai sepatu, ia berdiri dan menatapku beberapa detik, ia mengecup keningku dan berkata: "Pergilah istirahat, aku akan ke ruang belajar untuk membereskan beberapa hal."

Dia dengan tak disangka... telah menciumku...

Meski kali ini hanya kening, ini tetap membuatku sangat terkejut.

Aku terdiam dan mengiyakannya, sebenarnya aku tidak bereaksi.

Sampai ia telah masuk ke ruang belajar, barulah aku sadar.

Aku memegang kedua pipiku, terasa seperti kehangatan yang diberikannya masih ada.

Aku tidak bisa tidak menutup mukaku.

Seperti tidak terasa, aku sudah terbiasa dengan sifat familiar dia.

Yang semakin membuatku sedih adalah awalnya aku ingin membicarakan masalah Keluarga Shen kepadanya, tetapi dia tiba-tiba seperti ini, aku akhirnya memutuskan untuk tidak membicarakannya.

Aku berpikir untuk mengetuk pintu ruang belajar.

Chris menaruh dokumen-dokumen ditangannya pada meja, dan tertawa bertanya: "Baru saja berpisah berapa menit, apa kamu sungguh tidak rela berpisah denganku?"

Meskipun aku tau bahwa dia sedang bercanda, tapi aku masih sedikit belum terbiasa.

Aku hanya bisa terbatuk sedikit, dan berpura-pura tidak mendengarnya, berkata: "Begini, Pamas Chris, aku mau melaporkan sesuatu kepadamu."

Dia menatapku, memberi signal untukku lanjut berbicara.

Aku berkata: "Grace datang pagi ini, dan meminta ampun kepadaku, dan aku menolaknya..."

Aku mengatakan semua yang terlah berlalu, termasuk keraguanku dulu kepadanya, dan gerak-gerik Keluarga Shen di belakang.

Setelah Chris mendengarnya, ia tidak terlihat terkejut sedikitpun, berkata: "Aku pikir kamu akan tetap menyembunyikannya dariku."

Aku menatapnya.

Ternyata dia sudah tau bahwa aku cemburu padanya?

Dan benar, saat itu meski Grace mengungkit hal ini pada ku saat berada di kamar mandi Keluarga Shen, tapi dengan cara dia, bagaimana mungkin ini mustahil baginya untuk mengawasi ini?

Jangan-jangan dia sudah lama menungguku untuk membuat keputusan.

Aku diam-diam menyelamati diriku karena telah memilih untuk jujur.

Jari dia pelan-pelan mengetuk permukaan meja, dan berdiam menatapku, berkata: "Aku tanya padamu, apakah kamu percaya padaku?"

Aku tertegun, dan memikirkan kalimat itu lagi, membalasnya: "Awalnya aku sangat terkejut, dan pastinya ragu, apalagi sampai ke ibuku, tetapi kenyataannya, aku tidak pernah berpikir bahwa kamu akan menyakitiku...."

Ujung bibir Chris tersenyum: "Boleh juga."

Aku menatapnya, berkata: "Tapi kamu... terlalu baik padaku..."

Dia tersenyum, "Kenapa, kamu pikir ini tidak tulus?"

Aku pastinya pernah berpikir seperti itu, saat ini aku sedikit tidak berani untuk menatapnya.

Dia tertawa berkata: "Tidak salah, aku punya tujuan makanya aku mendekatimu."

Mataku melotot.

Dia tidak berkata apa-apa lagi, dan mengganti topik: "Kamu tidak usah khawatir tentang Keluarga Shen, aku akan menyuruh orang untuk melakukan investigasi, termasuk kematian ibumu, aku juga akan memberitahumu."

Aku berterima kasih: "Maaf merepotkan..."

Dia berkata: "Dan untuk Grace dan William, aku akan membantumu membalas dendam."

Aku berkata pelan: "Terima kasih..."

Dia bersender pada kursi, tertawa dan menatapku: "Tapi ini ada syaratnya, apakah kamu masih ingat?"

Aku menutup bibirku, dan tidak bisa mengeluarkan kata-kata.

Dia tetawa: "Sudah boleh, keluarlah, pacar kecilku."

Panggilan ini, ditambah dengan suara dia yang rendah, aku tau pasti sekarang wajahku sudah merah, karena jantungku berdetak tidak karuan."

Tetapi aku masih mempertahankan satu alasan, berkata: "Paman Chris, apakah ada hal yang kamu suka yang bisa kuberikan padamu?"

Dia membantuku begitu banyak, selama ia membutuhkannya, dan aku memilikinya, aku rela memberikan itu padanya tanpa syarat.

Tatapan Chris semakin dalam, dan menatapku, iya tertawa berkata: "Dasar bodoh, aku mendekatimu, tentunya untuk membuatmu berpura-pura jadi pacarku."

Aku terkejut, detik selanjutnya aku merasa sangat terpukul.

Aku berlari kembali ke kamar di lantai dua, dan aku menahan dadaku, ternyata masih berdetak seperti drum.

Aku tau, asalkan mendekat dengannya, aku tidak bisa mengontrol diriku.

Dia betul-betul bisa membunuh orang dengan hatinya.

Tapi sekarang, semuanya sudah terlambat.

Ia berjalan mendekat, meski sampai sekarang aku tidak setuju dengan syaratnya, tetapi ia sudah menganggapku menerimanya.

Dan aku tidak bisa untuk tidak menerimanya.

Karena ia telah menolongku terus menerus, dan yang bisa kubayar kepadanya, hanya menjadi pacar palsunya.

Saat makan malam, aku tidak berani menatapnya.

Dia sudah tidak menjahiliku, hanya diam dan makan dengan tenang.

Makan malam ini sangat diam

Aku terpikir rencana magangku, dan memberitahunya.

Chris mendengarnya, berkata: "Menjadi asisten Steven Shen?"

Aku meluruskan badanku, dan sedikit gugup berkata: "Hanya membantunya untuk...."

Chris mengangguk berkata: "Pergilah."

Aku bingung berkata: "Benar... boleh pergi?"

Chris tertawa menatapku: "Ini adalah kebebasanmu, apakah kamu pikir menjadi pacarku, aku akan mengurusi kehidupanmu? Tenanglah, apapun yang ingin kamu lakukan aku tidak akan menahanmu."

Aku: "......"

Sebenarnya, aku hanya ingin lihat, Keluarga Shen seperti mendatanginya, aku harus menghindari kecurigaan ini.

Akhirnya berhenti lagi di topik pacar.

Aku sebenarnya tidak tau harus merespon apa, cuman bisa berkata oh.

Tapi didalam hati aku tetap merasa senang.

Dia tidak mengganggu kebeasanku, ini adalah hal yang baik.

Kedepannya kami makan dengan diam dan saling mengucapkan selamat malam.

Untungnya dia tidak melakukan hal aneh kepadaku.

Aku menghela napas panjang, dan kembali ke kamarku.

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu