My Superhero - Bab 170 Christian Sheng (2)

Dikarenakan Andy dan yang lainnya ada dibelakangku, aku pun tidak takut ia akan melakukan hal yang buruk. Aku secara alami sedikit waspada terhadap orang asing, jadi hanya tersenyum sopan.

Ia melanjutkan, “sebelumnya saat anda membuat laporan, saya berada di tempat tersebut, setelah mendengar laporanmu, saya benar-benar merasa anda sangat hebat, Nona Viona. Ini adalah sebuah bakat.”

Dipuji seperti ini, aku hanya bisa tetap tersenyum.

Ia tertawa, mengeluarkan selembar kartu nama dan berkata, “jika nantinya anda memiliki proyek atau ide yang bagus, anda dapat menghubungi saya.”

Ternyata ia masih ingin mencari rekan kerja sama.

Aku berpikir, mungkin nantinya bisa bekerja sama, sehingga aku pun bertukaran kartu nama dengannya.

Ia pun tersenyum dan mengucapkan selamat tinggal.

Aku tidak banyak berpikir dan lanjut berjalan keluar, saat berjalan ke pintu utama, aku baru sadar telah meninggalkan dataku di ruang pertemuan tadi.

Untungnya ini adalah data yang dikirim oleh penyelenggara, bukan suatu data yang penting dan rahasia.

Anin menyuruh orang untuk kembali mengambilnya, dan kami berjalan ke mobil untuk menunggu.

Mobil berhenti di luar hotel, setelah beberapa saat, pengawal itu masih belum kembali. Aku melihat dua sosok yang kukenal—Bibi Linda dan Weny yang menyelinap ke gerbang seperti sedang menunggu seseorang.

Aku terkejut, bagaimana mungkin mereka bisa berada disini, aku sedikit ragu, apakah mereka mengikutiku?

Aku langsung melihat Christian berjalan kearah mereka.

Apakah mereka saling kenal?

Karna jarak yang tidak terlalu jauh, aku bisa mendengar mereka dari dalam mobil.

Christian berkata, “kalian tenanglah, tinggal menunggu Chipnya cukup, aku akan menerima semua pekerjaan yang diberikan.”

Aku hanya mengerutkan kening. Apa maksudnya?

Ekspresi Bibi Linda terlihat kurang baik.

“Kamu pikirkanlah lagi baik-baik.” Sambung Christian acuh tak acuh.

Setelah mengatakan itu, matanya seperti menyapu kearah mobil kami.

Aku sangat terkejut dan bertanya, “Anin, apakah kita sudah ketahuan oleh mereka?”

Anin berpikir dan menganggukkan kepalanya, “sepertinya begitu.”

Aku mengerutkan kening, sepertinya status Christian tidak sesederhana yang kubayangkan.

Mungkin ia sengaja mendekatiku. Bukanlah untuk proyek atau kerjasama lainnya, mungkin tujuannya…… adalah aku.

Aku mengangguk dengan sedikit rasa cemas dan bertanya, “apakah kamu tahu latar belakang dia?”

Anin berpikir sejenak dan menggelengkan kepala, “aku tidak bisa memastikannya……ada seorang lelaki tua yang juga bermarga Sheng, usaha bisnisnya sangat besar…… tapi tidak tahu apakah dia adalah keluarganya.”

Sepertinya pulang nanti aku harus membicarakan hal ini dengan Chris agar dia lebih mengawasi pria bernama Christian Sheng ini.

Saat kembali ke villa, aku mendapatkan sambutan hangat dari Ryan. Aku menciumnya sebentar, dan membawa Anin ke ruang kerja untuk mencari Chris.

Chris mengulurkan tangannya dan menyentuh perutku, bertanya apakah anaknya bersikap baik hari ini.

Hatiku masih memikirkan masalah Christian tadi, dengan sekenanya aku berkata, “ada yang ingin aku dan Anin bicarakan denganmu.”

Chris terlihat sedikit kesal dan bergumam, “apa yang lebih penting dibanding keluargaku dan anakku?”

Aku tidak tahu harus berkata apa. Aku menarik lengan bajunya dan menjawab dengan manja, “aku akan memberitahumu tentang anak kita nanti malam.”

Barulah Chris puas dan menganggukkan kepala.

Aku benar-benar merasa lucu.

Anin pun menceritakan situasi yang terjadi, mendengar Bibi Linda muncul di hotel, Chris pun mengerutkan kening, “tadi pagi aku menerima kabar bahwa Bibi sedang dalam penerbangan kembali ke China…… sepertinya dia sengaja mengacau dan membuat kita bingung…… tapi ia tidak tahu bahwa aku telah mengirim orang untuk mengikutinya……”