My Superhero - Bab 244 Ternyata Dia Adalah Adik Sepupu Nicholas Dan Belinda

Dia terlihat sangat baik hati dan ceria, wajahnya sangat menawan, terlihat sedikit seperti wanita zaman dulu yang berasal dari keluarga terhormat.

Aku mencoba mengingat lagi, wanita ini belum pernah ku temui.

Pastinya, teman Chris Zhou, orang yang ku kenal juga tidak banyak.

Tapi setelah menikah, Keluarga Zhou hampir mengundang seluruh anggota keluarga terhormat, wanita di hadapan ini sangat cantik, jika dia datang ke pesta pernikahan, aku seharusnya familiar.

Tapi aku sama sekali tidak bisa mengingatnya.

Hanya bisa menjelaskan saat hari pernikahan itu, dia tidak datang.

Dia mengangkat bibirnya tipis, berkata: “Tidak sangka bertemu dengan mu di tempat seperti ini.”

Aku menatap ke arah Chris.

Tidak tahu apakah ini hanya perasaanku atau tidak, aku merasa pandangannya sedikit bergetar, seperti terpancing sesuatu, juga terlihat seperti sekuat tenaga menahan perasaan dalam hati.

Aku pun menjadi penasaran, siapa sebenarnya wanita di hadapan ini.

Mengapa bisa membuat Chris terlihat seperti ini.

Awalnya aku mengira hanya Belinda yang bisa menarik perhatian Chris.

Tapi wanita di hadapanku ini, pastinya bukan Belinda.

Aku pernah melihat foto Belinda, sama sekali tidak mirip seperti wanita yang ada di hadapanku ini, tentu saja Belinda juga sangat cantik, hanya saja lebih cantik dan polos.

Saat aku sedang berpikir, wanita itu tersenyum menatapku, bertanya pada Chris: “Apakah ini istrimu? Dia sangat cantik.”

Sejujurnya aku juga tidak termasuk tidak cantik, karena besar di daerah selatan, aku juga tidak terlalu tinggi.

Jika di bandingkan dengan dia yang ada di hadapanku, jauh lebih kurang darinya.

Terlebih lagi jangan di bandingkan dengan wanita cantik sejagad raya seperti Jade itu.

Aku tidak tahu apakah dia tulus memujiku, atau hanya menyindir.

Chris pun tidak berkata-kata.

Diamnya dia membuat hatiku sedikit sakit.

Aku tersenyum ke arah wanita itu, juga tidak bersuara.

Dia tidak keberatan, sebaliknya tersenyum manis menatapku, kemudian mengenalkan dirinya: “Aku bernama Suzy Ye, semua orang memanggilku Suzy.”

Aku juga tersenyum ke arahnya: “Salam kenal, Suzy.”

Wajahnya tetap tersenyum, berkata: “Kamu tidak mengenalku, tapi kamu pasti mengenal kakak sepupuku.”

Aku menatapnya dengan bingung, siapa sepupunya?

Dia berkata: “Nicholas, Belinda.”

Aku langsung terkejut.

Tidak di sangka ternyata dia adalah adik sepupu Nicholas dan Belinda.

Tapi dia dan Nicholas sangat tidak mirip, dan di bandingkan dengan Belinda lebih tidap ada kemiripan.

Teringat akan Belinda, hatiku pun langsung bergerak, tanpa sadar menatap Chris.

Ekspresi wajahnya tidak ada perubahan, tidak terlihat emosi apapun.

Tapi ku pikir, sekarang di dalam hatinya tidak begitu tenang.

Dan juga hati ku dari awal sudah terombang-ambing.

Tapi aku tetap harus tersenyum, mengangguk ringan terhadap Suzy Ye, berkata: “Aku mengenal Nicholas, Belinda juga aku pernah mendengarnya, tapi belum pernah bertemu orangnya.”

Suzy Ye tersenyum, berkata: “Kakak sepupuku sangat cantik, sangat manis.” Sambil berbicara, dia menghadap melihat Chris, berkata, “Benar kan, kak Chris?”

Chris tetap dalam diamnya.

Aku pun tidak tahu harus bagaimana, hanya bisa bersikap sopan.

Tapi Suzy Ye juga tidak melanjutkannya, tapi tetap menatap ke arah Chris, menghela nafas dan berkata: “Kak Chris, tidak disangka kamu bisa menikah, ku pikir kamu akan terus menunggu Kakak sepupu.”

Aku hanya menutup mataku, tidak melihat ke arah mereka.

Di detik ini, aku bisa memastikan, pastinya Suzy Ye sengaja terhadapku.

Mungkin dia mewakili perasaan tersakiti Belinda.

Kemudian mendengar dia kembali berbicara: “Saat mendengar berita kamu sudah menikah, aku sangat terkejut.”

Chris Zhou masih tidak bersuara.

Dia diam sejenak, kemudian berkata: “Hari itu kebetulan aku sedang bersama kakak sepupu....coba kamu tebak, saat kakak sepupu mendengar kamu ingin menikah, bagaimana reaksinya?”

Hatiku terkejut, tak sadar, mendongak menatap Chris.

Pandangannya tiba-tiba terlihat tidak nyaman.

Mungkin dia ingin tahu reaksi Belinda, tapi tidak berani mendengar juga.

Aku menggigit bibirku, sebisa mungkin tetap tenang.

Sayangnya Suzy Ye tidak melanjutkan reaksi Belinda, tersenyum menatapku, berkata: “Sudah terlalu larut, kalian pasti sudah ingin kembali ke kamar dan beristirahat kan? Aku tidak akan mengganggu kalian lagi.” Kemudian dia menghadap ke arah Chris lagi, berkata: “Kakak Chris, jika kamu ingin tahu keadaan kakak sepupuku, kamu boleh hubungi aku, saat itu kita bisa cari satu tempat, sambil minum berbincang.”

Selesai berbicara, dia memberikan kartu nama kepada Chris.

Chris tidak menerimanya, juga tidak bergerak.

Suzy Ye tersenyum, kemudian memberikan kartu nama padaku, berkata: “Atau mungkin kakak ipar saja yang mewakili Kak Chris menerimanya.”

Dia memasukkan kartu nama ke tanganku, tidak menunggu aku menolak, kemudian tersenyum dan berjalan pergi bersama teman-temannya.

Untuk sekejap aku tidak tahu harus bagaimana bereaksi.

Bayangannya langsung menghilang dengan cepat ke halaman luar.

Hanya tersisa aku dan Chris yang sedang berdiri di pintu masuk.

Angin timur berhembus kencang, bertiup ke wajahku, bertiup memasuki mantelku.

Awalnya aku berada di pelukan Chris, setelah bertemu dengan Suzy Ye, kita tidak tahu bagaimana sudah terpisah.

Jelas-jelas hanya berjarak sekitar dua langkah darinya, tapi aku merasa seakan sedang sendirian.

Angin dingin tetap berhembus dengan liar, aku hanya merasakan dingin yang menusuk sampai ke tulang.

Tapi Chris tetap tidak memperdulikan aku.

Dia menyerngit sedikit, pandangannya tidak fokus, tidak tahu apa yang sedang di pikirkannya.

Aku juga tidak bergerak, hanya berdiri di dalam hembusan angin salju.

Setelah kira-kira setengah menit berlalu, atau mungkin satu menit, Chris Zhou mengulurkan tangannya menarikku ke dalam pelukannya, dengan lembut mengecupku: “Apa masih ingin berjalan-jalan bersamaku?”

Aku menatapnya dengan tenang, kartu nama yang ada di tanganku ku genggam erat-erat.

Akhirnya aku menggeleng, dengan nada rendah berkata: “Aku sudah sedikit lelah, ingin kembali beristirahat.”

Dia juga menatapku dalam diam, dengan tangan yang dingin beku mengelus-elus wajahku, suaranya semakin lembut, berkata: “Baik, kalau begitu kita kembali ke kamar.”

Aku di rangkul di pelukannya, dada bidangnya terasa sangat hangat.

Tapi aku seakan tidak merasakan kehangatan itu.

Sekembalinya ke kamar, penghangat ruangan di dalam berhembus, tapi aku merasa tidak nyaman, hanya berdiri di pintu, lama diam tidak bergerak.

Tapi Chris juga tidak mendesak ku, hanya membantu melepaskan mantelku dan menggantungnya di gantungan baju.

Setelah itu dia juga melepaskan mantel nya, kemudian berganti sepatu, juga berjongkok lagi, membantu ku mengganti sepatu.

Aku tetap diam melihat pergerakannya.

Dia membungkuk, aku tidak bisa melihat jelas ekspresinya.

Ini membuatku cemas, juga sedikit bingung.

Tapi dia dengan cepat mengangkat tubuhnya, dan mungkin karena melihat ku sedang menatapnya datar, dia tersenyum ke arahku, menggandeng ku ke tepi ranjang.

Aku diam-diam bertany-tanya atas raut wajahnya.

Dia tetap sangat tenang, tidak terlihat apa yang salah.

Tapi masih bisa merasakannya, ada sedikit perubahan di moodnya.

Seperti sebagian dirinya tidak ada disini, juga terlihat seperti tidak tahu harus bagaimana mulai berbicara denganku.

Kupikir, di hatinya memang masih menyukai Belinda.

Hal ini aku sangat yakin.

Jika tidak dia tidak mungkin akan serba salah seperti ini.

Jika ku bilang tidak sakit itu bohong, tapi aku juga tidak ingin ribut dengannya.

Pertama aku bukan tipe orang yang sangat berterus terang, kedua dari awal aku juga sudah tahu perasaannya terhadap Belinda, sekarang dia juga masih belum bisa melupakan perasaan lama itu.

Terlebih lagi aku dan dia juga bukan bersama karena perasaan, awalnya kita bersama karena dimulai dari kontrak perjanjian.

Walaupun sekarang aku sudah menjadi istrinya, tapi juga bukan posisiku untuk memastikan perasaannya.

Aku ingin mengatakan sesuatu untuk menghangatkan suasana, tapi tetap saja aku merasa apapun yang ku katakan sepertinya tidak cocok.

Akhirnya aku hanya meletakkan kartu nama di atas meja samping ranjang, berkata: “Tuan Chris, kartunya ku letakkan disini.”

Aku juga tidak melihat bagaimana ekspresinya, selesai berbicara langsung pergi ke kamar mandi membersihkan diri.

Setelah aku keluar, Chris tetap duduk di tepi ranjang, kartu itu juga tetap terletak di atas meja samping ranjang.

Mungkin karena mendengar langkah kaki, dia mendongak, tatapannya terkunci padaku.

Pandangan itu terlalu dingin, membuatku tahu harus berkata apa.

Aku mengalihkan pandanganku, berjalan melewatinya dengan menunduk, berkata dengan suara kecil: “....kamu juga pergi mandi.”

Karena Chris melihat aku yang seperti ini, barulah bangkit, pergi ke kamar mandi.

Aku menghela nafas.

Saat dia sedang mandi, aku mengeringkan rambutku, naik ke atas ranjang, kemudian menarik selimut menggulung diriku.

Setelah beberapa lama berlalu, aku mendengar dia keluar dari kamar mandi.

Aku membelakanginya, berpura-pura sudah tertidur lelap.

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu