My Superhero - Bab 163 Grace Sudah Meninggal（2）

Meskipun tidak mengatakan apapun, tapi aku malah bisa merasakan kelembutan dari tubuhnya.

Kemudian aku memeluk erat pinggangnya.

Sepanjang jalan kita tidak berbicara, suasananya sangat damai.

Setelah setengah jam berlalu, kita sampai di bandara.

Aku tercengang dan berkata：“Chris, kita ini mau kemana?”

Chris Zhou tersenyum dan berkata：“Sudah, ikut aku saja.”

Dengan raut wajah yang misterius, membuat aku menjadi penasaran.

Dia membawaku pergi memasuki tempat parkir pesawar, dan menunjuk sebuah helikopter dan berkata：“Ayo, kita naik dahulu.”

Aku langsung tercengang.

Dia bahkan mempersiapkan helikopter? Jangan-jangan ingin pergi ke tempat yang jauh?

Aku naik helikopter dengannya sambal bertanya-tanya.

Yang lebih membuatku terkejut adalah, dia ternyata duduk di kursi pengemudi, Anin dan pengawalnya duduk di belakang, dia ingin mengemudikannya sendiri.

Dia masih terluka, aku sedikit khawatir.

Tapi jarang-jarang melihatnya begitu semangat, apalagi dia seharusnya sudah biasa, aku sedikit ragu, tapi tidak menunjukkan keraguan tersebut.

Dia menyalakan mesin, dan helikopter mulai naik.

Aku melihat gerakannya yang terampil, membuat hatiku tergerak, dia yang seperti ini, benar-benar sangat tampan.

Cuaca hari ini sangat bagus, matahari bersinar terang, dia memakai kaca mata hitam, sangat tampan, sinar matahari menyinari tubuhnnya, dan membuatnya terlihat semakin mempesona.

Hatiku menjadi panas, memandanginya seharian, lalu aku melihat keluar jendela.

Bangunan di bawah semakin kecil, awan putih dilangit biru semakin dekat, terutama awan putih kapas besar, seperti sedang mengejar dibawah kita.

Aku sangat bersemangat, berkeliling diudara ternyata memang membuat hati menjadi senang.

Belum berapa lama, helicopter sudah mulai terbang turun ke bawah.

Aku melihat dibawah kita adalah sebuah air terjun yang bewarna putih, melihatnya dari atas, sungguh terlihat luar biasa.

Helikopter dengan cepat sudah mendarat dibawah..

Aku sangat bersemangat dan menarik lengan Chris Zhou dan berkata：“Ini adalah air terjun Niagara?”

Dilihat dari waktu dan jarak penerbangan, kita seharusnya masih ada di sekitar New York, seharusnya ini tempatnya.

Chris Zhou menggandeng tanganku turun helicopter.

Aku kemudian berteriak：“Indah sekali.”

Chris Zhou tersenyum：“Ayo, kita ke bawah air terjun.”

Aku merasa sangat menyegarkan, saat berjalan kedepan air terjun, bisa melihat arus yang deras dan ombak yang bergulir.

Pemandangan yang indah dan megah seperti ini, membuatku merasa menjadi sangat kecil.

“Suka tidak？”Chris Zhou memelukku dari belakang dan membisikkannya kepadaku.

Tidak tahu kenapa, mataku perlahan menjadi kabur, dan menganggukkan kepala.

Chris Zhou mengangkat wajahku, wajah tampannya perlahan-lahan mendekat dan menciumku dengan lembut.

Aku perlahan-lahan memenjamkan mata.

Tubuh kami basah, terkena cipratan dari air terjun, namun ciumannya terasa sangat hangat.

Jantungku berdetak dengan sangat cepat.

Matahari pelan-pelan terbenam, dan langit menjadi bewarna merah, aku dan Chris zhou berciuman di bawah air terjun.

Aku benar-benar tidak menyangka dia akan membawaku melihat air terjun, sangat mengejutkan dan juga romantis, aku tidak bisa menahan perasaanku, begitu dia melakukan romantis, aku langsung tenggelam didalamnya.

Memanfaatkan matahari yang masih terbenam, kami naik helikopter dan berbalik pulang.

Aku benar-benar sangat bahagia, seperti semua kekhawatiran saat ini menghilang sementara.

Helikopter langsung mendarat di belakang villa Chris Zhou.

Dibelakang villa ada halaman yang luas, bisa digunakan untuk balap kuda atau bermain golf, setiap kali menemani Chris Zhou berjalan kaki, akan dating kesini.

Kami berjalan dengan perlahan menuju rumah, dan tepat saat malam sudah mau tiba.

Awalnya aku sangat bersemangat, tapi saat aku melihat Chris Zhou melepas jaketnya dan membuka kemeja putihnya, aku langsung tertegun.

Ada tanda merah di bahunya, aku langsung menyadari, sepertinya lukanya terbuka.

Aku segera memanggil dokter kemari, dan berkata：“Maaf, Chris, ini salahku, jika aku lebih awal menyadarinya, maka tidak akan begini.”

Chris Zhou memelukku dan mengelus rambutku berkata：“Hari ini senang tidak？”

Aku menggigit sudut bibirku, jika kebahagiaan dibayar dengan lukanya, aku lebih baik tidak mau.

Dia malah tersenyum dan berkata：“Tapi didalam hatiku, asalkan bisa membuatmu senang, aku rela membayarnya dengan apapun.”

Mataku berkaca-kaca, dan berkata：“Chris……”

Dia mengelus wajahku：“Kamu bisa mempercayaiku sekali lagi, aku sudah sangat puas. Kamu tidak perlu ada beban,aku bersedia.”

Aku lebih terharu lagi.

Sebenarnya bagiku, asalkan bisa bersamanya, setiap hari aku juga senang.

Aku menyandarkan kepalaku pada bahu satunya lagi, dan menangis tersedu-sedu, jika bukan karena dokter sudah datang aku pasti lebih terhanyut lagi.

Untungnya kata dokter tidak begitu serius, tinggal diperban lagi saja.

Setelah itu kami pergi makan dan balik ke kamar untuk istirahat.

Aku kembali memikirkan semua hal yang terjadi hari ini, mengenai presentasiku yang berhasil, dan Chris Zhou yang membawaku melihat air terjun, semua hal itu membuatku senang dan bersemangat.

Sampai membuatku tidak bisa tidur.

Kemudian Chris Zhou memelukku, aku mencium bau khas dari tubuhnya, baru bisa membuatku tertidur.

Sayangnya, perasaan senangku tidak berlangsung lama.

Di hari kedua karena sudah hari kamis, tidak perlu pergi meeting, aku dan Chris Zhou tidur pulas.

Saat terbangun, Anin sudah mengetuk pintu dan bilang ada hal yang ingin dilaporkan.

Kami segera keluar, Anin begitu melihat kami, kalimat pertama yang dilontarkan adalah：“Grace sudah meninggal”