My Superhero - Bab 44 Bagaimana Jimat ini Bisa Ada Padamu

Anin masih belum mengatakan sepatah kata pun.

Tapi pikiranku sudah kacau-balau.

Bibi Elena membuatkan makanan kesukaanku, yaitu makanan khas Kota Hualin dengan banyak cabai.

Chris mengizinkan Bibi Elena untuk memasak makanan bagiku, bukankah ini berarti ia masih peduli padaku?

Tapi... Apakah ia tidak takut Jade akan marah?

Aku menusuk-nusuk makananku. Bibi Elena sudah susah payah membuatkan makanan ayam pedas kesukaanku, namun aku tidak bisa menelannya. Bahkan aku tidak memiliki napsu makan sedikit pun.

Anin tetap duduk di depanku untuk memperhatikanku yang sedang menyantap makanan, tidak ada tanda-tanda ia akan segera beranjak pergi.

Aku semakin merasa gelisah.

Anin tiba-tiba berujar: Saya belum pernah melihat Tuan Muda memantapkan hatinya pada seseorang seperti ini.

Aku mengangkat kepalaku dengan terkejut dan menatap Anin.

Anin tertawa kecil melihatku lalu berkata: Sebenarnya proyek yang dikerjakan oleh Keluarga Chris di Kota Hualin sudah lama selesai. Tuan Muda Ketiga sebenarnya ingin langsung kembali ke ibukota, tapi hari itu ia mengubah pikirannya ketika bertemu dengan anda di pemakaman... Lalu ia secara khusus mengambil sebuah proyek dan berkolaborasi dengan William. Itu adalah caranya untuk menangani William...

Aku meremas sumpit di tanganku. Ada sedikit keraguan di dalam hatiku dan aku tidak berani untuk mempercayai ucapan Anin.

Anin lalu melanjutkan: Hari itu ketika anda ditahan oleh Grace, sebenarnya Tuan Muda Ketiga sudah sampai di Bandara Imperial. Tapi ketika ia mendapatkan kabar itu, ia segera terbang pulang ke Kota Hualin untuk menyelamatkan anda dengan kedua tangannya sendiri.

Aku membelalakkan kedua mataku. Sekarang, aku tidak memiliki keberanian untuk tidak mempercayai Anin. Aku menatapnya lekat-lekat.

Anin kembali berujar: Lalu pada saat hari ulang tahun anda... Anda bisa bertanya pada semua wanita di Kota Imperial apakah pernah Tuan Muda Ketiga memikirkan hari ulang tahun mereka. Mereka bahkan tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk mengundang Tuan Muda Ketiga ke pesta ulang tahun mereka. Tapi hanya untuk ulang tahun anda sajalah Tuan Muda Ketiga menyiapkan begitu banyak kejutan...

Aku menggigit ujung mulutku kuat-kuat dan hatiku dipenuhi dengan berbagai jenis emosi.

Anin menatapku lalu melanjutkan: Nona Viona, semua yang saya ucapkan adalah rahasia antara kita berdua, tidak ada persetujuan dari Tuan Muda Ketiga... Saya mengatakan ini pada anda karena saya tidak ingin melihat Tuan Muda Ketiga begitu kesulitan mendapatkan hati seorang wanita dan akhirnya menyerah di tengah jalan.

Pikiranku terasa hampa untuk sesaat.

Setelah beberapa lama, aku akhirnya baru menemukan suaraku kembali: Ia... Mungkin saja begitu karena ibuku...

Anin menggeleng-gelengkan kepalanya dan memotong ucapanku: Kalau memang itu adalah alasannya, bukankah Tuan Muda Ketiga bisa memerintahkan seluruh anak buahnya untuk membantu anda? Mengapa ia justru memilih untuk turun tangan secara langsung?

Aku mengatupkan mulutku. Seperti sebelumnya, aku tidak berani untuk mempercayai ucapan Johnny.

Johnny lalu berujar: Perasaan Tuan Muda Ketiga untuk anda berbeda. Saya berani menjaminnya untuk satu hal ini.

Aku menatap sepasang sumpit di tanganku untuk beberapa saat. Aku tidak tahu harus mengucapkan apa.

Bagi Chris, apakah aku benar-benar seseorang yang berharga untuknya?

Aku tidak tahu mengapa, tapi tidak ada persaaan senang sedikit pun di dalam hatiku. Aku malah merasa sedih.

Walaupun memang benar seperti itu, lalu apa yang bisa kulakukan?

Meskipun Chris dan Jade belum menikah lagi, namun tetap saja aku dan Chris sudah terpisah bagaikan langit dan bumi.

Apalagi... Sebenarnya aku sama sekali tidak percaya Chris bisa menaruh rasa padaku.

Chris adalah awan yang berada di langit, dan aku tidak layak untuk mengejarnya. Bagaimana mungkin Chris bisa menyukai seorang gadis rendahan seperti aku?

Johnny terdiam beberapa saat lalu berujar: Kalau anda merasa keberatan dengan Nona Jade... Sebenarnya, Tuan Muda Ketiga dan Nona Jade sudah berencana untuk tidak melanjutkan pertunangan mereka... Saya tidak dapat menjelaskan masalah ini secara detail kepada anda, tapi anda bisa mempercayai Tuan Muda Ketiga sepenuhnya... Ia bukanlah seseorang yang senang mempermainkan pernikahan.

Aku menatap mata Anin namun tidak mengucapkan apapun.

Jade sudah berlaku seperti nyonya rumah dan ia bahkan sudah mengusirku pergi.

Saat itu, Anin juga ada di situ. Apabila memang tidak ada persetujuan dari Chris, apakah mungkin Anin membiarkan Jade menindasku?

Ini hanya berarti satu hal. Jade dan Chris memang benar sudah bertunangan.

Sekarang Anin mengatakan bahwa pertunangan itu tidak benar? Aku tertawa diam-diam di dalam hati. Apakah ia menganggapku sebagai wanita bodoh yang tidak memiliki otak? Bahwa dengan mendengar perlakuan Chris yang berbeda untukku aku akan luluh sampai tidak bisa berpikir jernih lagi?

Aku berbisik pelan: Kalau... Kalau memang Chris peduli padaku, mengapa ia mengirimku ke luar negeri?

Anin terdiam sebentar lalu menjawab: Untuk masalah ini, saya tidak bisa memberi tahu anda.

Pandanganku menjadi nanar.

Semua hal tidak bisa diberitahukan kepadaku, lalu bagaimana aku bisa percaya bahwa Chris memiliki perasaan khusus terhadapku?

Anin sepertinya tahu apa yang kupikirkan. Ia menghela napas lalu berujar: Saya hanya memberi tahu anda, tidak ada maksud yang lain. Terserah anda mau percaya pada saya atau tidak. Saya hanya ingin anda tahu kebenarannya agar anda bisa memutuskan untuk mempercayai Tuan Muda Ketiga atau tidak...

Aku menyipitkan kedua mataku dan menatap Johnny lurus-lurus: Maksudmu, aku harus mempercayai Chris, mempercayai semua omongannya, lalu mematuhinya pergi ke luar negeri?

Johnny tertawa pelan: Tidak. Saya berharap anda justru tetap di sini.

Aku menatapnya terkejut.

Johnny tidak berbicara banyak lagi setelah itu, ia hanya berujar singkat: Silakan anda melanjutkan makan anda.

Setelah itu, Johnny pun bangkit berdiri dan hendak berjalan pergi.

Melihatnya pergi menuju pintu, aku tidak dapat menahan diriku untuk bertanya: Chris membiarkan aku pergi tapi kamu ingin aku tetap tinggal... Apakah kau tidak takut aku memberi tahu Chris mengenai ini?

Anin menolehkan kepalanya kepadaku lalu menjawab: Ia tidak akan menyalahkan saya.

Aku menatapnya bingung.

Anin tertawa lalu berujar: Anda merendahkan posisi anda di dalam hatinya... Menurut saya, Tuan Muda Ketiga juga sedang merasa kontradiktif dengan dirinya sendiri. Di satu sisi, ia ingin anda tetap tinggal tapi di sisi lain ia ingin anda pergi untuk menghindari perselisihan ini.

Setelah berkata seperti itu, Anin pun berjalan keluar.

Aku menautkan kedua alisku.

Chris dengan jelas menyuruhku pergi ke luar negeri secepatnya. Aku sungguh-sungguh tidak melihat ada keinginan darinya supaya aku tetap tinggal.

Aku menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulut, lalu menggelengkan kepalaku perlahan.

Sepertinya Anin hanya sedang menghiburku saja.

Apapun alasannya, aku tidak akan pernah percaya bahwa Chris peduli padaku.

Gejolak di dalam hatiku membuat aku tidak tidur semalaman.

Tapi kabar baiknya adalah sekarang aku sudah memiliki satu kepastian. Chris dan Jade sudah bertunangan dan aku tidak boleh berharap apapun lagi. Saatnya menghentikan paksa segala kegembiraan di dalam hatiku.

Keesokan harinya, Anin mengantarku berangkat kerja. Aku tidak lagi menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan Chris kepadanya.

Anin juga bersikap sama sepertiku. Ia kembali menjadi dirinya yang pendiam, seolah-olah Anin yang kemarin memberi tahukan segalanya padaku tidaklah sama dengan Anin yang sekarang.

Begitu aku sampai di kantor, semua rekan kerjaku terlihat biasa saja.

Aku menghela napas dengan lega.

Sejujurnya, aku khawatir semua orang akan memperlakukanku dengan berbeda karena masalah yang William sebabkan kemarin.

Tidak kusangka rekan-rekan kerjaku adalah orang-orang yang begitu baik hati. Bahkan tidak ada rumor apapun yang menyebar.

Steven hanya menatapku sekilas lalu berkata: Bantu aku mengirimkan fax dokumen-dokumen ini kepada rekan kerja kita di ibukota.

Aku menaikkan ujung bibirku sedikit. Ini bagus.

Dengan begini, waktu pulang kerja pun tiba.

Pada tengah hari, Erick dan Steven mendapatkan telepon. Sepertinya kasus Melisa sudah mengalami kemajuan yang penting. Mereka berdua pun pergi keluar bersama.

Aku berencana untuk pulang kerja bersama rekan-rekan kerjaku. Ketika aku sedang berpikir begitu, tiba-tiba Jade datang dengan seorang bodyguard.

Ia meminta orang-orang untuk menangkapku, dan tanpa mengucapkan apapun, ia menamparku dua kali.

Aku tidak bereaksi sama sekali.

Jade menohok dadaku dan mengumpat: Dasar kamu wanita murahan! Wajahmu memang terlihat polos, tapi sesungguhnya kamu itu benar-benar wanita jal*ng! Kau ingin merebut priaku? Apa kau tidak pernah bercermin?! Lihat dulu dirimu apakah kau memang memiliki kemampuan untuk itu!

Setelah mengumpat, Jade mengeluarkan sebilah pisau buah entah dari mana dan menghunuskannya tepat di depan wajahku.

Aku tidak memiliki kesempatan untuk menghindar.

Pisau itu menyayat wajahku dan aku mencium bau darah dalam sekejap. Kemudian rasa sakit yang hebat menyerang wajahku.

Dan semua ini terjadi hanya dalam beberapa detik saja.

Semua rekan kerjaku hanya dapat menatap dalam kebingungan sebelum akhirnya kesadaran mereka kembali dan mereka dengan cepat menghalangi Jade.

Jade tertawa dengan dingin: Minggir kalian semua! Ini adalah masalahku dengan Viona. Siapapun yang berani membantunya akan memiliki nasib yang sama dengannya! Siapapun yang tidak percaya dengan ucapanku silakan mencobanya!

Semua orang ketakutan menghadapi Jade dan tidak ada seorang pun yang mengeluarkan suara lagi.

Aku menahan rasa sakit yang kurasakan dan dengan suara bergetar berujar: Nona Jade, sepertinya anda salah paham...

Jade tidak tertarik untuk mendengarkan penjelasanku dan menampar sisi wajahku yang tidak terluka: Tutup mulutmu! Jangan pernah berpikir aku tidak tahu bagaimana rendahnya kelakuanmu! Simpan saja kata-kata manismu itu di hadapan Chris!

Jade menggunakan sepersepuluh tenaganya dan aku terpukul mundur beberapa langkah. Tubuhku membentur meja kerja di belakangku.

Karena aku mengenakan lengan pendek, sikuku membentur sudut meja dan darah pun mengalir keluar.

Aku mengeratkan gigiku dan menahan diri untuk tidak berteriak kesakitan.

Jade benar-benar tidak ingin melepaskanku. Ia berjalan menghampiri lalu menjambak rambutku.

Jade menatap leherku lurus-lurus dan berseru: Bagaimana mungkin jimat ini bisa ada padamu?!

Jade memaksaku untuk menatap kedua matanya.

Kedua matanya begitu dingin, sama sekali tidak ada kehangatan di dalamnya: Ini adalah benda peninggalan ibu Chris untuknya! Ia selalu memakai ini... Dan ternyata ia memberikannya padamu!

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu