My Superhero - Bab 126 Dia Sudah Punya Pacar……(1)

Aku menutup mata, tiba-tiba tidak tahu harus menjawab apa.

Chris Zhou dengan cepat mengalihkan pandangan, pura-pura tidak melihat.

Aku juga tidak begitu mempedulikannya, saat itu juga aku sedang istirahat dan menyapa Janice, pokoknya aku dengan dia tidak begitu dekat, dia juga terhadapku ada sesuatu yang disengaja, aku juga melihatnya pada wajah Chris Zhou, baru berpikir akan sungkan berteman dengannya.

Saat kami keluar dari lobi, Janice dan laki-laki itu masih harus mengurus prosedur, mereka bahkan tidak melihat kami sama sekali.

Setelah duduk di mobil, aku sengaja mengawasi ekspresi Chris, raut wajahnya masih seperti biasa, tidak terlihat senang ataupun marah.

Tetapi saat baru melihat Janice, raut wajahnya sebenarnya agak berubah.

Aku sedikit ragu, lalu bertanya: “Paman Chris, Kak Janice kenapa bisa ada di kota Anhui ?”

Chris Zhou menatapku, berkata: “Beberapa hari ini dia libur kerja, sepertinya dia kesini ingin berlibur.”

Aku hanya menjawab Oh, lalu tidak bertanya hal yang lainnya.

Setelah itu kami pergi ke Bandara, sikap Chris dengan cepat langsung kembali bersikap seperti biasa, aku sedikit tidak mengerti pikirannya, dan lebih tidak berani lagi membahas Janice.

Begitulah, saat siang hari kami kembali pulang ke rumah Chris.

Kondisi badan Bibi Zhou sudah agak membaik, sedang duduk di ruang tamu menonton TV, ditemani Weny, dan aku tidak melihat keluarga Zhou yang lain keluar.

Aku melihat Bibi Linda, dia menggantungkan kondisinya kepada Chris Zhou.

Chris Zhou memegang tanganku berjalan masuk.

Bibi Linda langsung melihat kami, raut wajahnya seketika terlihat marah, bertanya dengan sedikit mengejek: “Masih ingat pulang ya?”

Aku dan Chris Zhou lalu menyapanya.

Bibi Zhou tersenyum sinis, “Masa muda adalah masa yang indah, badan belum juga membaik, langsung kabur jalan-jalan ke luar.”

Aku bersembunyi di belakang Chris Zhou, tidak bicara.

Chris Zhou juga tidak punya sesuatu yang ingin dia bicarakan, sama-sama terdiam.

Sebenarnya, luka aku dan Chris Zhou sudah membaik, tetapi dua hari ini membuat keributan yang sangat keterlaluan, raut wajahku terlihat lemas dan pucat. Tapi untungnya keadaanku seperti ini, Bibi Zhou juga sepertinya tidak mencurigaiku bahwa sebenarnya aku melakukan aborsi.

Hanya saja dia terlihat masih tidak menyerah untuk menjodohkan Chris Zhou dengan Weny, dia mengerutkan dahi, berkata : “Chris, Weny adalah keponakanmu, kamu kenapa tidak pernah mengajak dia pergi jalan-jalan?”

Aku terkadang tidak mengerti jalan pikiran Bibi Zhou, aku dan Chris adalah sepasang calon suami istri, jalan-jalan ke luar bersama adalah hal yang wajar, hidup milik berdua, mengajak keponakan jalan-jalan itu baru tidak wajar.

Tetapi aku tidak memperlihatkan kekesalanku, dan masih terdiam.

Chris lebih suka berterus terang daripada aku, dia berkata: “Aku tidak dekat dengan dia.”

Aku terkejut lalu menatap dia, sedikit tercengang mendengar perkataannya tadi.

Bibi Zhou juga tidak menyangka jika Chris begitu tidak sopan, wajahnya seketika murung, suasana hatinya berubah sedikit kesal, menunjuk Chris dan tidak bicara apapun.

Chris berkata: “Bibi, aku dan Viona baru saja pulang, sedikit lelah, kami ke kamar dulu ya.”

Setelah selesai berbicara, Chris memegang tanganku naik ke lantai atas menuju kamar.

Hatiku timbul rasa curiga.

Penilaianku terhadap dia, terkadang dia tidak sabar, juga tidak mungkin diam saja melihat keadaan seperti ini, apalagi ini mengenai Bibi Zhou, meskipun dia terlihat tidak menyukai Bibi Zhou, tetapi Bibi Zhou adalah orang terdekatnya yang mengurusnya dari kecil sampai sekarang, dia tidak mungkin tidak mempedulikan perasaan Bibi Linda.

Suasana hatinya sedikit kacau.

Bibi Zhou saat ini marah dan kesal, memegang dadanya yang napasnya terengah-engah.

Sedangkan Chris berjalan lurus tanpa menengok sekitarnya sambil memegang tanganku menuju kamar.

Hatiku seketika menjadi kacau.