My Superhero - Bab 99 Segera Meminta Maaf Dengan Bibi (1)

Aku terdiam disana.

Tiada orang bilang dengan aku kalau Bibi Zhou ada penyakit jantung!

Apalagi aku barusan tidak ada berbicara apa yang merangsangi dia.

Tapi aku tahu, mereka pasti bergosipan, lagian diruangan ini hanya aku dan Bibi Zhou, mereka juga tahu kalau Bibi Zhou tidak suka dengan aku, pasti kiranya aku yang membantah dia, bikin dia serangan jantung pingsan.

Aku tertegang di tempat.

Saat ini Paman Zhou menyuap sebutir obat kemulut Bibi Zhou, terus menggendongnya masuk kamar, semua orang ikutan pergi, dengan cepat Dokter rumah juga datang kemari.

Ruangan itu tinggal aku seorang.

Disaat ini, aku jelas tidak bisa pergi ke sekolah, mesti nunggu kondisi Bibi Zhou membaik.

Berakhiran aku menelepon pada guru Tang, bilang rumah ada orang tua kena serangan jantung, Guru Tang tidak banyak bicara, menyuruhku selesaikan masalah terlebih dahulu, hati sangat merasa maaf sekali, tapi tidak ada cara, sekarang tidak dapat kesekolah juga.

Kemudian aku ikutan ke atas.

Dokter sedang melakukan penolongan darurat pada Bibi Zhou, kelihatan sangat bahaya sekali.

Paman Zhou dan kedua anaknya sedang menunggu hasil dari dokter, sama sekali tidak melihat aku, mungkin marah sama aku karena membuat Bibi Zhou demikian, bahkan Weny pun juga marah denganku, berpatah-patah melihat kearah aku,, akhirnya mengalih tatapan mata.

Hati aku juga tidak enak, awalnya emang Bibi Zhou yang mencari masalah duluan, akhirnya jadi salah aku semua.

Tapi semua sangat khawatir dengan keadaan Bibi Zhou, aku juga tidak dapat menjelaskan apapun, hanya diam-diam berdiri di pojokan, seusaha mungkin mengurangin keberadaan sendiri.

Malahan Bibi kedua, datang kemari menghiburku: “Tidak perlu khawatir, ada dokter disini, Bibimu bakalan tidak ada masalah.”

Aku berterima kasih melihat kearahnya.

Satu kamar ini tiada yang ingin meladeninya, hanyalah dia mau memperdulikannya.

Dokter menyibuk sekitar setegah jam kemudian,Bibi Zhou akhirnya sadar.

Tapi wajahnya masih sangat pucat, apalagi saat melihat aku, langusng terengah-engah.

Weny berkata: “Kak Viona, kamu keluar saja dulu, jangan membuat marah Mama aku lagi.”

Nada dia bagaimanapun tidak enak didengar, tapi aku mengerti, dia pasti sangat khawatir.

Aku menunduk kepala, mengiyakan, terus berdiri di koridor.

Bibi Zhou masih tidak turun emosi, di dalam terus berteriak: “Usir di keluar dari rumah Zhou!”

Sudah sakit pun, tidak lupa untuk menusuk aku, kelihatan dia benaran tidak ingin Chris menikah denganku.

Hati aku tidak tahan muncul rasa sedih.

Padahal aku berpikir, mungkin pakai cara tulus bisa diterima dengannya, aku bahkan sudah memikirkan, walau bagaimana dia mempersulitkan aku, aku bakalan terima semua.

Tapi lihat keadaan begini, dia sama sekali tidak memberikan aku kesempatan, padahal ini baru kedua kalinya bertemu dengannya, dia langsung mulai mempersulitkan aku.

Sebenarnya dia hanya ingin memaksa Chris untuk memilih.

Trik ini walau sangat kasar, tapi terpikir dengan penyakit jantungnya, aku rasa Chris tidak mungkin bisa membantahnya.

Hati aku muncul rasa takut.

Mungkin… Chris bisa mengalah…

Saat lagi berpikir hal yang kacau, dari belakang terdengar suara Chris: “Gimana keadaan Bibi?”

aku terkejut, menoleh kepala.

Melihat dia tatapan sangat cemas menatapku.

Hati aku sekejap terkejut.

Biasanya dia selalu sangat tenang, walaupun diperiksa oleh Erick mereka, ataupunn intrusi ke rumah Jade terancam pistol oleh Michael, dia juga tetap tenang selalu.

Saat ini tatapan dia penuh dengan cemas.

Lagian, aku dengar Kakek Zhou mau bawa dia dan Paman kedua pergi ketemu tamu yang penting, tapi saat Bibi Zhou terkena serangan jantung setengah jam kemudian, dia segera buru-buru pulang.

Kelihatan sekali dia benar-benar khawatir sama Bibi Zhou.

Aku memperbaiki mood, dengan pelan berkata: “Sudah sadar, tapi mood masih kurang stabil.”

Chris hanya mengiyakan, tidak banyak bicara, langsung masuk kekamar.

Hati aku sekilar serasa kecewa, dia pasti juga tahu Bibi Zhou kenapa bisa terkena serangan jantung, dia jangan-jangan kira aku yang membuat Bibi Zhou marah kemudian pingsan.”

Tiba-tiba dia berhenti langkah, sekilas melihat aku, berkata: “Kamu turun saja dulu.”

Aku terdiam.

Dia sudah masuk kedalam kamar.

Aku melihat dia duduk di tepi ranjang, Bibi Zhou menarik tangannya, wajah penuh dengan emosi.

Mungkin sedang mengadu tindakan aku tadi.

Hati aku sangat galau dan kecewa.

Awalnya aku berpikir, walau hubungan Chris dan Bibi Zhou begitu baik, dia juga bakalan bisa membedakan mana yang benar yang mana salah.

Tapi sepertinya dia sudah mempersalahkan pada aku.

Aku sangat kecewa turun kebawah.

Diruang tamu tiada satu pun orang, sunyi sekali seperti suara detak jantung yang kacau pun bisa terdengar.

Diluar hujan gerimis, udara ruangan juga menjadi sedikit dingin.

Satu lapis hujan gugur, satu lapis kedinginan, sudah masuk musim gugur, iklim kota Imperial benaran turun cepat, keluar rumah mesti pakai baju dua lapis.

Saat ini hati aku juga dilapisi dengan lapisan kedinginan.

Bibi Zhou bahkan tidak perlu memakai trik apapun, juga bisa menginjak aku dibawah kaki.

Pantes dia begitu percaya diri, bilang Chris bisa mendengarnya. Kalau digantikan orang lain, Chris mungkin masih bisa membela dia, tapi Bibi Zhou adalah orang tua dia, dia mana mungkin bisa membantah kemauannya. Terutama dia ada penyakit jantung, selain mengikuti kemauannya, Chris tidak ada cara lain untuk menghiburi dia.

Aku diam-diam berpikir, tidak tahan menghibur sendiri, Chris bukan orang yang ikut arus, dia orang yang punya pendapat sendiri dan pengertian, tunggu dia tahu jalan cerita masalah, mungkin dia tidak menyalahkan aku.

Kalau dia tidak percaya, aku boleh mengingatkan dia untuk lihat cctv.

Tapi aku berpikir lagi, kalau dia begitu adil, tapi dia juga ketebak hal apa yang terjadi.

Tapi walaupun tahu kenyataan, dia juga mau gimana?

Kalau dia ingin membela aku, pasti bisa membuat marah Bibi Zhou… jadi dia tetap pasti memilih Bibi Zhou.

Aku terus mundar-mandir berpikir, sekitar tunggu satu jam, Chris baru turun.

Aku selalu dengan pose ini duduk disofa, kaki sangat keram, tapi aku tidak memperdulikan banyak, segera melari kedepan, bertanya: “Bibi sudah membaik kah?”

Dia terhening melihat aku, Tatapan mata sangat datar.

Hati aku sekejap terjatuh.

Dia… benaran menyalahkan aku…

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu