My Superhero - Bab 442 Aku Melihatnya, Ternyata Erick!

Senjaya Shen dan istrinya saling bertatapan, Senjaya Shen dengan cepat langsung berkata: “Baiklah.”

Lalu kesepakatan itu berhasil dilakukan.

Aku berkata: “Kalian sebaiknya melepaskan ikatanku dulu, aku ingin memeriksa luka Andy, jika Andy terluka parah, maka kalian pasti tidak akan bisa kabur.”

Bibi Shen melambaikan tangan, lalu ada seseorang yang berjalan ke depan untuk melepaskan ikatan aku dan Andy.

Aku buru-buru berlari mendekati Andy dan memapahnya, aku berteriak dengan suara pelan: “Andy, bangun.”

Bibi Shen berkata: “Kamu berteriak seperti itu tidak akan membangunkan dia.”

Dia berkata sambil menyuruh seorang pengawal untuk menyiram Andy dengan air.

Andy akhirnya terbangun.

Aku buru-buru berkata: “Bagaimana keadaanmu, apa kamu sanggup berjalan?”

Andy menganggukkan kepala, tatapan matanya tertuju pada Senjaya Shen dan istrinya, berkata: “Apakah Tuan besar sudah datang?”

Aku termangu.

Jadi dia sebenarnya tahu kalau keluarga Zhou mengutus kakak pertama untuk menolong kami?

Hanya saja saat ini bukan saatnya untuk bertanya, aku menceritakan masalah tadi padanya.

Dia terdiam sambil merasa sedikit ragu, melihat ke arah istri Senjaya Shen, berkata: “Jika kalian takut dan khawatir kalau keluarga Zhou akan mengkhianati kesepakatan karena kalian lebih dulu melepaskan aku dan nona Viona, kalau begitu, jadikan aku sebagai sandera dan ikut bersama kalian naik helikopter.”

Tatapan mata Bibi Shen berbinar, berkata: “Terima kasih banyak atas pengertianmu, jika hanya bisa seperti ini caranya, maka akan jauh lebih baik.”

Aku buru-buru melihat ke arah Andy, berkata: “Tidak bisa, kamu terluka............”

Andy tersenyum sambil menggelengkan kepala: “Tidak perlu khawatir, lukanya tidak parah, aku masih bisa menahannya.”

Aku berkata: “Kalau begitu jadikan aku sebagai sandera saja.........”

Andy memotong perkataanku: “Tidak bisa, jika kamu dibawa pergi oleh mereka, keluarga Zhou pasti tidak akan melepaskan mereka.”

Aku mulai terdiam.

Bibi Shen berkata: “Viona, kamu tenang saja, kami akan menepati janji, kami pasti akan melepaskan orang kepercayaan Chris ini.”

Aku diam-diam mengerutkan alis, sejujurnya aku merasa mereka tidak bisa dipercaya sama sekali, terutama Senjaya Shen, aku diurus mereka berdua selama beberapa puluh tahun, jadi aku paham dengan tindakan mereka.

Hanya saja aku ragu dan mempertimbangkan ini berkali-kali, pada akhirnya aku tidak bicara.

Seperti yang dikatakan oleh Andy, jika diganti aku yang sebagai sandera, kakak pertama pasti tidak akan melepaskan keluarga Shen.

Kenapa, karena Chris Zhou masih ada di Afrika, keluarga Zhou sekarang demi menenangkan hati Chris Zhou, mereka tidak akan membiarkan aku mengalami masalah.

Saat aku sedang berpikir sembarangan, tiba-tiba terdengar suara Riri Shen yang melengking: “Ibu, kamu kenapa bisa melepaskan Viona!”

Bibi Shen menatapnya sekilas: “Kamu jangan bicara, duduk saja di pojok sana.”

Air mata Riri Shen menetes, melihatku dengan rasa benci: “Aku tidak terima.........atas dasar apa Viona begitu dihormati oleh Keluarga Zhou.........aku sudah menangkap dia, dan sebentar lagi akan membunuhnya, kenapa dia selalu bisa meloloskan diri dari bahaya?”

Aku sontak gembira, karena Bibi Shen yang mengambil keputusan, bukan Senjaya Shen yang berhati busuk dan Riri Shen yang jahat dan gila, kalau tidak aku mungkin benar-benar akan kehilangan nyawa.

Bibi Shen tidak mempedulikan Riri Shen lagi, dia menyuruh pengawal untuk mengawasi Riri Shen dan melarangnya melakukan tindakan apapun.

Aku bernapas lega.

Saat ini kakak pertama juga sudah mengatur 2 helikopter untuk mendarat di halaman rumput depan.

Sepertinya karena melihat keluarga Zhou menepati janjinya, raut wajah Senjaya Shen pun akhirnya terlihat sedikit senang.

Bibi Shen berkata: “Keluarga Zhou ternyata tepat janji.”

Kakak pertama melakukan panggilan video, Bibi Shen mengatakan usulan Andy padanya, kakak pertama terdiam sambil merasa sedikit ragu, kemudian dia menyetujuinya.

Dia berkata: “Sekarang kalian bawa Andy naik ke helikopter, dan tinggalkan Viona disana.”

Bibi Shen menyanggupinya.

Setelah memutuskan sambungan panggilan video, Senjaya Shen membawa Andy dengan tangannya sendiri, sedangkan Bibi Shen menyuruh pengawal untuk menggandeng Riri Shen, mereka pun berjalan keluar.

Aku tiba-tiba teringat suatu hal, berkata: “Tunggu!”

Bibi Shen menengokkan kepala, tatapan matanya sedikit menyipit, di melihatku dengan waspada.

Aku buru-buru berkata: “Aku hanya ingin tahu keberadaan Steven.”

Bibi Shen ragu sejenak, lalu berkata: “Tunggu sampai kami aman, baru dia juga akan aman.”

Aku sontak mengerutkan alis.

Maksud dia, jika keluarga Zhou menghianati janji dan menyakiti mereka, Steven Shen juga akan kehilangan nyawa?

Sebenarnya aku tidak tahu rencana kakak pertama, apakah dia benar-benar bersiap untuk melepaskan mereka, atau dia bersiap untuk menyerang mereka dalam perjalanannya.

Tetapi keluarga Zhou selalu melakukan apa yang dikatakan, seharusnya dia tidak akan menyerang keluarga Shen, tentu saja dengan syarat keluarga Shen tidak boleh membuat keributan lagi.

Aku berkata: “Ok, tunggu sampai kalian aman, kalian harus pikirkan cara untuk memberitahu keberadaan Steven padaku.”

Bibi Shen melihatku, berkata: “Ok.”

Hal itu pun disepakati begitu saja, Bibi Shen sudah berbalik badan, bersiap berjalan ke luar.

Saat ini Riri Shen tiba-tiba berkata dengan suara melengking: “Aku bersedia memberitahu keberadaan kakakku padamu, tetapi kamu harus ikut pergi dengan kami.”

Dia masih merasa tidak puas, dia ingin balas dendam menangkapku.

Aku tidak mempedulikan dia.

Tatapan matanya tiba-tiba berubah muram, tiba-tiba dia merebut pistol milik pengawal yang ada di sebelahnya, lalu mengarahkan pistol itu padaku.

Aku sangat terkejut, aku melihat peluru melayang ke arahku dengan mata kepalaku sendiri.

Dalam sekejap, Bibi Shen ternyata berlari dengan cepat menghalangi di depanku, dadanya tertembak peluru.

Ini..........sangat tidak disangka.

Sekujur tubuhku merinding disana.

Riri Shen terkejut hingga raut wajahnya pucat, dia berteriak: “Ibu, kamu kenapa?”

Aku sadar kembali, lalu buru-buru berlutut menundukkan badan untuk memapah Bibi Shen, berkata dengan suara pelan: “Bagaimana keadaanmu?”

Bibi Shen menutupi luka yang ada di dadanya, darah pun mengaliri jari tangannya, aku sangat terkejut melihatnya.

Dia memegang tanganku, berkata: “Aku mohon padamu, melihat aku menolong nyawamu, kamu lepaskan suami dan anakku.........”

Sejujurnya, aku benar-benar tidak menyangka jika dia datang menolongku.

Tetapi tidak peduli bagaimana, dia memang menolongku, meskipun yang menembaknya adalah anak perempuannya sendiri.

Saat ini dia memintaku untuk melepaskan Senjaya Shen dan Riri Shen, bagaimana mungkin aku menolak permintaannya.

Jadi aku segera berkata: “Aku menyanggupi permintaanmu, aku janji.” aku mengangkat kepala melihat ke arah Senjaya Shen, berkata, “Apa kalian tidak membawa seorang dokter? cepat panggil dokter kemari untuk mengobati lukanya!”

Senjaya Shen awalnya mungkin masih belum sadar, dia berdiri disana sambil terkejut melihat Bibi Shen.

Dia baru sadar saat aku berteriak, dia segera berlari mendekat dan memeluk kepala Bibi Shen, dia marah sambil terengah-engah: “Kamu sedang berbuat apa? kenapa kamu ingin menyelamatkan wanita murahan ini?!”

Bibi Shen kesal dengan kondisinya yang sekarat: “Tutup mulutmu!”

Senjaya Shen terdiam.

Aku berkata sambil mengingatkan dia: “Jadi sebenarnya ada dokter tidak?”

Senjaya Shen melototiku: “Bagaimana mungkin aku membawa dokter dalam situasi kabur seperti ini.”

Aku mengerutkan alis, berkata: “Kalau begitu sekarang hanya bisa menyuruh keluarga Zhou untuk mengutus seorang dokter kemari.” aku menatap Senjaya Shen, berkata, “Kamu seharusnya tidak menolak kan? jika dia tidak segera ditolong, mungkin dia akan kehilangan nyawanya.”

Senjaya Shen berkata: “Kalau begitu suruh keluarga Zhou antar dokter kemari untuk menghentikan pendarahannya, hingga tiba saatnya nanti dia naik ke helikopter bersama kami.”

Aku menganggukkan kepala, segera menghubungi kakak pertama.

Kakak pertama bahkan tidak banyak bertanya, dia hanya berkata: “Ok, dokter akan segera kesana.”

Senjaya Shen berkata: “Suruh dokter tunggu di atas helikopter!”

Dia pasti takut kakak pertama memanfaatkan kesempatan ini membawa orang untuk mengepung mereka, jadi dia berpikir untuk mengobati Bibi Shen di atas helikopter.

Aku tidak menyangkalnya, buru-buru meminta kakak pertama untuk menyanggupi permintaan Senjaya Shen.

Kakak pertama juga tidak banyak bertanya, dia langsung menyanggupinya.

Lalu Senjaya Shen menyuruh pengawal untuk menggotong Bibi Shen.

Sebelum pergi, Bibi Shen masih memegang tanganku, berkata: “Kamu...........kamu harus ingat janjimu............”

Aku berkata dengan serius: “Kamu tenang saja, hal yang aku sanggupi pasti akan aku lakukan.”

Tetapi saat ini, Riri Shen tiba-tiba mengangkat pistol lagi, dan menembakkan peluru ke arahku.

Kali ini dia terus menerus menembakkan banyak peluru, seluruh wajahnya terlihat bengis, dia berteriak: “Wanita murahan, matilah kamu!”

Aku tidak menyangka rasa bencinya padaku begitu dalam, hingga dalam keadaan seperti ini pun dia masih ingin membunuhku.

Meskipun aku awalnya sudah sadarkan diri, tetapi aku tidak sempat menghindar, seketika itu juga, entah darimana datangnya banyak polisi, dan ada seseorang yang menundukkan aku ke lantai.

Dia mewakili aku menghalangi peluru itu, bagian punggungnya sepertinya terluka.

Aku melihatnya, ternyata Erick!

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu