My Superhero - Bab 304 Hari Pertama di Tahun Yang Baru

Aku tiba di halaman depan, aku menyadari yang datang bukan hanya Chris Zhou seorang diri.

Dia menggendong Ryan Zhou di tangannya.

Aku sangat terkejut.

Sebenarnya di halaman masih ada para kerabat keluarga Shen, semuanya melihat ke arah kami, tetapi karena aku melihat Ryan Zhou, jadi aku melupakan semua yang ada di sekelilingku, aku langsung berlari menghampirinya.

Ryan Zhou juga sangat senang, dia mengulurkan tangan padaku, dia berkata dengan sikap manja: “Bibi, gendong aku~”

Aku pun membuka tangan lebar.

Tetapi Chris Zhou tidak melepaskan tangannya, dia justru menggendong Ryan Zhou berjalan mundur sedikit, dia berkata: “Kamu sedang hamil, lebih baik aku saja yang menggendongnya.”

Ryan Zhou mencibirkan mulutnya: “Paman, aku rindu bibi~aku tidak akan melukai adik kecil~”

Aku juga berkata: “Tidak masalah, aku bisa berhati-hati sedikit.”

Mungkin karena kemarin malam sikapnya yang lembut dan romantis, membuatku belum terbiasa, aku tidak berani melihat dia.

Chris Zhou tertawa dengan suara pelan, dia berkata pada Ryan Zhou: “Kalau begitu paman saja yang menggendongmu, kamu cium bibi, ok?

Alis Ryan Zhou terangkat sebelah, dia menyetujuinya dengan suara yang lantang.

Kemudian dia menggendong Ryan Zhou, dan Ryan Zhou mendekatiku, lalu mencium wajahku.

Aku mencium wangi peppermint tubuhnya yang sudah sangat familiar bagiku, telingaku tiba-tiba terasa hangat.

Ryan Zhou tersenyum senang, dia sangat gembira.

Aku mengubur dalam-dalam rasa gugup di hatiku, juga ikut tersenyum, mengelus wajah Ryan Zhou yang bulat, berkata: “Kurus ya.”

Ryan Zhou membuka mulut, berkata sambil mengambil napas: “Ayah bilang aku kurus karena aku sedang bertumbuh tinggi!”

Dia menyebut kakak pertama, membuatku teringat akan perkataan kakek Zhou, dia berkata kakak pertama akan kembali dipindahtugaskan di kota Imperial setelah tahun baru.

Aku spontan langsung melihat ke arah Chris Zhou.

Mereka………apa benar-benar bersiap untuk melakukan aksi?

Sayangnya disini banyak orang, aku sungkan untuk menanyakannya, aku hanya bisa menunggu saat hanya ada kami berdua barulah aku menanyakannya lagi.

Chris Zhou menatapku dalam-dalam, dia berkata: “Aku masih belum mengucapkan selamat tahun baru pada paman.”

Aku buru-buru berkata: “Kalau begitu kita masuk.”

Dia menganggukkan kepala.

Entah mengapa, aku selalu merasa tatapan matanya sangat tajam, seperti sedang menyembunyikan perasaan yang sulit untuk dikatakan.

Aku tidak berani menatap matanya, aku menundukkan kepala, berkata dengan suara pelan: “Kamu kenapa begitu pagi sudah datang kemari?”

Dia sedikit tersenyum: “Karena aku ingin segera bertemu denganmu.”

Aku: “…………………….”

Seketika itu juga bukan hanya telingaku, seluruh wajahku seperti mulai demam.

Dia tertawa dengan suara pelan, tangan satunya menggendong Ryan Zhou, dan tangan yang satunya lagi memegang tanganku, melangkah masuk kedalam rumah.

Meskipun hampir terpesona olehnya, tetapi aku tidak lupa akan keputusanku, aku berencana berpisah dengannya, tidak boleh tergoyah olehnya.

Kemudian aku melepaskan genggaman tangannya.

Tetapi 1 detik kemudian, dia memegang tanganku lagi, menggenggam telapak tanganku didalam telapak tangannya, dia berbisik di telingaku: “Hari ini adalah hari pertama di tahun yang baru, kita sebaiknya berpura-pura harmonis sedikit, kalau tidak paman akan terlalu banyak bicara.”

Aku sontak merasa ditakut-takuti.

Perkataannya tidak salah, jika kita ketahuan sedang tidak akur oleh Senjaya Shen, dia pasti memberikanku banyak nasihat.

Aku hanya bisa pasrah berpegangan tangan dengannya.

Sudut bibirnya melekukan senyuman yang menyiratkan sedikit kelicikannya, dan merasa puas akan keberhasilannya.

Detak jantungku sontak berdegup kencang.

…………………………..

Senjaya Shen sangat senang bertemu dengan Chris Zhou, kemudian dia membawa Chris Zhou menemui pada kerabat keluarga Shen.

Mungkin karena posisi identitas dirinya terletak disana, sudah jelas dia adalah junior, sekumpulan orang berkumpul di sampingnya dan mengobrol mengelilinginya seperti sekumpulan bintang yang mengelilingi bulan.

Beberapa kakek dari keluarga Shen itu mempunyai maksud menjilat.

Hatiku seketika itu juga terpikir sebuah ide.

Mungkin……Chris Zhou bisa membantuku menanyakan masalah sewaktu dulu?

Ryan Zhou mengikuti Chris Zhou berjalan mengelilingi para kerabat keluarga Shen, dia mendapatkan banyak angpau.

Saat Chris Zhou berbincang dengan yang lainnya, Ryan Zhou berlari mendekatiku, memberikan angpaunya padaku, dia berkata dengan manis: “Bibi, ini ~”

Aku menerimanya di tanganku, aku mencolek hidungnya, berkata: “Bibi membantumu mengumpulkannya, saat kamu pulang nanti bibi kembalikan lagi ke kamu.”

Ryan Zhou menyetujuinya sambil tersenyum gemas.

Siang harinya Chris Zhou dan Ryan Zhou makan bersama di rumah keluarga Shen, Senjaya Shen terus-menerus berbincang dengan Chris Zhou.

Aku mendengar dia menyebut sebuah proyek di Afrika, mungkin karena keluarga Zhou memegang kendali jalan kereta di beberapa negara, jadi perusahaan Shen ingin membagi sedikit proyeknya……………

Dia ini ingin terus mengambil keuntungan dari diri Chris Zhou?

Aku menyipitkan mata, tidak mudah mengangkat pandangan mata yang barusan melihat ke bawah.

Seperti yang aku duga ternyata dia memang tidak pernah merasa puas.

Aku melihat Steven Shen mengerutkan alis, sepertinya dia juga tidak begitu setuju dengan cara Senjaya Shen yang seperti itu.

Hanya saja dia tidak mengatakannya.

Aku sedikit kecewa.

Jika dia tidak memiliki keberanian untuk menentang Senjaya Shen, nantinya cepat atau lambat dia bisa berperilaku sama seperti Senjaya Shen.

Tetapi aku tidak berharap dia berubah seperti Senjaya Shen yang seperti itu.

Didalam hatiku, meskipun dia terkadang perkataannya sedikit menyakitkan hati, sedikit sombong, tetapi pada dasarnya dia baik, sangat pintar, juga sangat bertanggungjawab.

Lagipula dia baik kepadaku, aku benar-benar berharap dia bisa terus mempertahankan jati dirinya yang seperti ini.

Aku menghempaskan napas didalam hati, melihat ke arah Chris Zhou, aku ingin tahu bagimana dia menjawab permintaan dari Senjaya Shen.

Setelah mendengar permintaan Senjaya Shen, senyuman di raut wajah Chris Zhou tidak berubah sedikit pun, bahkan dia berkata dengan sangat santai: “Baiklah, saat nanti proyeknya mulai dilaksanakan, aku suruh orang untuk menghubungi paman.”

Ternyata dia menyetujuinya.

Aku sontak terkejut.

Dia sudah tahu jelas Senjaya Shen adalah orang yang serakah, kenapa dia tidak bersikeras menolaknya?

Punya satu minta dua, punya dua minta tiga, dia tidak takut dikhianati oleh Senjaya Shen, saat nantinya ingin melepaskannya pun dia tidak akan bisa melepaskannya?

Mungkin perasaanku terlalu sangat berlebihan, Chris Zhou menoleh ke arahku dengan raut wajah yang tidak berubah, dia mengedipkan mata.

Aku terkejut.

Apa dia sedang memberitahuku, menyuruhku jangan mengkhawatirkannya?

Ternyata dia punya rencana jalan keluar lain, aku pun langsung merasa lega.

Selesai makan siang, Senjaya Shen masih mengajak Chris Zhou pergi ke ruang buku untuk melanjutkan perbincangan mengenai proyek di Afrika.

Aku buru-buru menghalanginya dengan berkata: “Paman, aku ingin berbincang dengan Chris.” Aku melemparkan tatapan ke Chris Zhou, lalu melihat ke arah Ryan Zhou, berkata, “Ryan Zhou juga harus tidur siang, kalau tidak paman sore nanti cari Chris lagi?”

Chris Zhou tersenyum menatapku, ekspresi wajahku mengatakan apa maksudku, sangat kekanakan.

Jika bukan karena aku tahu kalau dia sedang bersekongkol berpura-pura denganku, aku bisa saja benar-benar bergelimang pada senyumannya.

Tatapan mata Senjaya Shen ragu seketika melihat diantara aku dan Chris Zhou, dia berkata sambil menepuk tangan: “Baiklah, kalian seperti ini begitu harmonis, aku pun merasa tenang, kalian cepatlah naik ke lantai atas untuk beristirahat, masalah yang lain dibicarakan nanti jika masih ada kesempatan.”

Aku langsung mengajak Chris Zhou naik ke lantai atas.

Chris Zhou menggendong Ryan Zhou, mengikuti kembali ke kamar.

Aku menutup pintu kamar.

Berbalik badan melihat Chris Zhou yang sedang melihatku dengan raut wajah antara tersenyum dan tidak: “Sayang, kamu begitu ingin berbincang empat mata denganku?”

Aku: “…………………….”

Dia tertawa dengan suara pelan: “Aku juga ingin berbincang empat mata denganmu.”

Aku: “………………………”

Dia ini sedang memainkan aku?

Jika bukan karena aku familiar dengan ekspresi dan gaya bicaranya, aku hampir saja diam-diam berubah mencurigai dia.

Menengok ke arah Ryan Zhou yang sedang membelalakkan matanya yang polos itu, dia penasaran melihat aku dan Chris Zhou, wajahku seketika itu juga memerah.

Chris Zhou tertawa pelan: “Ryan, cepat tidur.”

Ryan Zhou barusan kekenyangan, dia terus menguap, sekarang Chris Zhou menggertaknya dua kata itu, dia pun patuh lalu tidur.

Didalam kamar seketika itu sunyi, hanya terdengar suara Ryan Zhou mengambil napas.

Beberapa saat kemudian, Chris Zhou menunjuk ke arah balkon.

Aku menganggukkan kepala, pergi ke luar bersamanya.

Dia berkata dengan serius: “Terjadi masalah apa?”

Dia pasti bermasud menanyakan perkataanku yang barusan.

Ternyata, dia sekalinya membuka mulut malah langsung menanyakan itu.

Aku juga tidak ingin menyembunyikannya, aku langsung menceritakan padanya mengenai respon beberapa nenek dari keluarga Shen.

Chris Zhou mengerutkan alis, berkata: “Bisa dibilang, mereka mungkin mengetahui kenyataan yang sebenarnya, tetapi karena beberapa alasan, mereka tidak berani memberitahumu?”

Novel Terkait

Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu