My Superhero - Bab 83 Janice (2)

Apa karena Chris Zhou membutuhkan seseorang menjadi tamengnya, sehingga mereka bekerja sama membohongiku?

Aku tersenyum dengan pahit, tidak mengatakan apapun lagi.

Andy sepertinya masih ingin mengatakan sesuatu. Tapi sebelum dia mengatakan apapun, Ryan Zhou datang.

Ryan Zhou masuk digandeng oleh seorang perempuan cantik. Setelah masuk, dia melepaskan gandengan perempuan itu, lalu berlari kecil ke arahku. "Tante," teriaknya.

Sudah dua hari ini aku tidak bertemu dengannya. Jujur saja aku sangat merindukannya, kubuka tanganku untuk menyambutnya sambil tersenyum.

Namun sebelum aku menyentuh Ryan, perempuan cantik yang beridiri di belakang telah menggendongnya.

Dia tersenyum ke arahku, "Nona Viona, tubuhmu masih ada luka, tidak boleh digendong oleh Ryan."

Aku menurunkan tanganku dengan canggung.

Ryan mengerjapkan matanya dengan perasaan tidak bersalah, "Tante, peluk~"

Perempuan cantik itu mengerutkan dahinya.

Aku buru-buru berkata, "Kamu taruh Ryan di sampingku saja, aku hanya akan memeluk dia dengan pelukan ringan."

Perempuan itu tidak bergerak.

Akhirnya Andy yang menggendong Ryan, lalu menempatkannya di atas tempat tidur.

Ryan merangkak lalu menyerbu ke dalam pelukanku.

Luka di bahuku masih belum pulih, sehingga tidak boleh disentuh olehnya. Aku menangkapnya dengan tubuh yang dimiringkan.

Ryan mencium wajahku dengan senang, "Tante, Ryan kangen sama tante~"

Aku juga membalas menciumnya, menandakan bahwa aku juga sangat merindukannya.

Setelah selesai melepas kangen dengan Ryan, aku baru memandang ke arah perempuan cantik yang berdiri tidak jauh dari tempatku sekarang.

Dia sangat menawan, sangat memesona dengan keseksiannya. Dengan mengenakan pakaian kerja yang serba hitam, ia dapat menonjolkan lekuk tubuhnya yang sempurna, dadanya yang padat berisi, membuat dia terlihat semakin menarik.

Dia adalah perempuan yang menawan.

Adalah perempuan menawan yang disukai semua laki-laki.

Sebenarnya, wajah Jade lebih cantik darinya, juga lebih berwibawa, tapi dia mempunyai kharisma yang jauh lebih anggun daripada Jade.

Atau bisa dikatakan, Jade memiliki daya pikat yang kuat, yang memang dapat memikat hati banyak laki-laki. Tapi dalam diri Jade juga terpancar aura kesombongan yang alami, sehingga membuat orang tidak berani mendekat.

Namun perempuan di hadapanku ini berbeda. Ia dapat membuat semua laki-laki menjadi kehilangan akal sehat.

Sekarang, dia sudah kembali pada raut wajah yang anggun. Tersenyum padaku dan berkata, "Namaku Janice, aku adalah asisten khusus tuan Chris."

Tidak tahu kenapa, meskipun nada bicaranya sangat lembut, senyum di wajahnya juga seperti angin sepoi-sepoi yang menyejukkan di musim semi, tapi dapat membuatku merasa adanya perasaan menang dalam perkataannya.

Aku menoleh ke arah Andy.

Dia mengangguk, menandakan bahwa apa yang dikatakan Janice adalah benar.

Ternyata dia benar-benar merupakan asisten khusus dari Chris.

Setahuku, posisi asisten khusus tidak dapat dijabat oleh sembarang orang. Asisten khusus kakekku dulu, adalah orang yang pernah membantu kakek mengurusi hampir separuh urusan perusahaan. Orang itu kemudian menjadi orang nomor dua dalam perusahaan.

Janice kelihatannya masih muda, namun ternyata sudah sehebat ini.

Meskipun rasanya sikap dia agak janggal, tapi aku tetap menyimpan 'prasangka'ku itu. Sambil tersenyum, aku berkata, "Halo, bagaimana kalau aku panggil kamu 'kak Janice'?"

Sambil menyunggingkan seyum, ia mengangguk setuju. "Sebelum tuan pergi ke Vancouver, dia menyuruhku untuk menjaga Ryan. Pagi tadi saat aku mengunjungi Ryan, dia ribut mau bertemu denganmu. Kakek Zhou kemudian menyuruhku membawa Ryan kemari, " ucapnya panjang lebar.

Chris menyuruh dia untuk menjaga Ryan?

Selain itu dari perkataannya, sepertinya Kakek Zhou mempercayainya sehingga baru memberikan izin padanya untuk membawa Ryan keluar rumah.

Kelihatannya kedudukannya di rumah Zhou tidaklah rendah.

Aku merespon dengan berkata, "Kalau begitu, merepotkanmu."

Janice membalas dengan senyum ringan, "Kalau begitu biarkan Ryan bermain dulu di sini. Siang nanti aku datang menjemputnya, bagaimana menurutmu?"

Karena Chris telah memberi perintah kepada Janice untuk menjaga Ryan, maka tentu saja dia yang membuat keputusan.

Aku mengangguk, "Boleh."

Dia tersenyum, kemudian membalikkan badan dan melangkah pergi.

Saat melewati Andy, dia berhenti sebentar dan berkata, "Kak Andy, kita bicara sebentar."

Dengan raut wajah yang sama, Andy menjawab, "Baiklah."

Entah kenapa, aku merasa bahwa apa yang hendak dikatakan Janice, ada hubungannya dengan diriku.

Baru saja ingin mengatakan sesuatu, Ryan tiba-tiba mendekat ke telingaku, katanya dengan suara kecil, "Tante, dia tante yang kubilang cantik itu, lho~"

Sebelumnya Ryan pernah ikut dengan Chris ke perusahaan. Setelah pulang, dia ribut menceritakan kalau ada seorang tante cantik yang bersikap baik padanya.

Ternyata orang itu adalah Janice.

Tapi saat itu dia bilang kalau Janice adalah sekretarisnya Chris. Sebenarnya perbedaan antara sekretaris dan asisten khusus cukup besar. Tapi mungkin karena masih kecil, dia masih belum bisa membedakannya.

Aku mencubit hidungnya dengan senyum merekah, "Kamu sangat suka dengan tante cantik ini, iya kan?"

Ryan dengan malu-malu memasukkan kepalanya dalam pelukanku. Katanya dengan suara kecil, "Karena dia selalu memberikanku makanan yang enak-enak~ Yang paling aku suka permen susu kelinci putih."

Aku dibuat tertawa oleh perkataannya.

Benar-benar anak yang rakus. Baru beberapa permen saja sudah dapat membeli 'hati'nya.

Tapi aku dapat menebak, bahwa Janice adalah tipe orang yang pandai mengambil hati orang.

Ryan itu bukan tipe anak yang bisa didekati oleh semua orang. Bahkan dua baby-sitter yang selama ini menjaganya juga masih tidak disukai olehnya. Biasanya saat ada di rumah, dia hanya ingin bersama dengan Kakek Zhou, Chris, ataupun aku.

Janice dapat membuatnya suka, membuktikan bahwa sebenarnya ia adalah orang yang mudah disukai oleh orang lain.

Meskipun kesan pertamaku terhadapnya tidak terlalu bagus, tapi di mata anak kecil, baik atau jahat adalah hal yang paling mudah dibedakan. Jadi, kemungkinan besar, Janice adalah orang baik.

Dan yang paling penting, Chris percaya kepadanya.

Chris adalah orang dengan kemampuan berpikir serta analisa yang kuat. Ia juga memiliki cara kerja yang hebat. Siapa yang berani berlaku licik di hadapannya?

Jika dia mempercayai Janice, maka aku juga tidak seharusnya mencurigai Janice.

Di saat aku dan Ryan sedang bisik-bisik, Janice dan Andy sudah berada di depan pintu.

Tapi sebelum mereka sampai di depan pintu, aku mendengar suara laki-laki yang berasal dari lorong, berkata, "Hei, nona Janice."

Suara itu kedengarannya familiar.

Tak lama kemudian, muncullah Steven di depan pintu kamarku.

Ngapain dia datang?

Steven memandang Janice dan berkata, "Kita bertemu lagi."

Janice tersenyum tipis, "Halo, tuan Steven."

Tatapan keduanya tampak dalam, seperti hanya ada orang di hadapan mereka dalam mata keduanya.

Aku langsung tersadar, ternyata Steven menyukai perempuan seperti ini?

Tapi Angel memiliki wajah yang manis lucu, sifatnya juga polos, berbeda 180 derajat dengan Janice. Dia bukan orang yang memesona seperti Janice ... kelihatannya dia akan patah hati ....

Saat sedang berpikir tentang itu, tiba-tiba Steven berputar dan melihat ke arahku, "Ngelamunin apa?"

Aku tersadar, lalu melihat bahwa Janice dan Andy sudah pergi.

Steven berjalan ke sebelah kasur, tatapan matanya tertuju pada Ryan yang berada di pelukanku. "Ini keponakan Chris?"

Aku dengan pandangan berhati-hati menatapnya. Tapi begitu teringat akan Andy yang berada di luar, langsung merasa lega.

Steven sepertinya menyadari perubahanku, ia mendengus dengan dingin, "Chris sudah tahu kalau aku pergi menemuimu. Kamu simpan saja perasaan hati-hatimu itu."

Pantas saja ketika Andy melihat Steven masuk, dia tidak menghalanginya.

Dengan tidak enak hati aku menggaruk-garuk wajah, "Ada urusan apa kamu mencariku?"

Steven melihatku dengan menyipitkan mata, "Kenapa? Memangnya harus ada urusan baru boleh mencarimu?"

Dia masih saja suka beradu mulut dengan orang lain.

Aku buru-buru menggelengkan kepala. Kemudian berkata dengan suara lembut, "Tidak kok. Kamu dapat mengunjungiku, aku sungguh merasa senang- ..."

Dia memotong ucapanku, "Sudah jangan mimpi, aku bukan sengaja datang untuk melihatmu."

"..."

Dia memandang ke arahku, "Aku ingin bertanya satu hal padamu."

Aku melihat Ryan yang memasang muka bingung di pelukanku. Berhenti sejenak baru kujawab, "Silahkan."

"Chris benar-benar pergi ke Vancouver?" tanyanya.

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu