My Superhero - Bab 661 Pergi Ke Aula Leluhur

Dengan sigapnya Tito Wen berterima kasih kepadaku.

Aku melirik ke arah dia, “Jika aku tahu bahwa kamu hanya mengarang semua kata-kata itu, aku pasti akan membawa Sisilia pergi,dan dikehidupan ini aku tidak akan membiarkan dia pergi menemuimu.”

Tito Wen mengeluarkan senyum tak berdaya : “Viona, masalah ini Nicholas Ye mereka sudah mengetahuinya, jika aku berbohong akan sangat mudah terbongkar.”

Aku mengangguk, menandakan aku percaya kepada ucapannya, lalu memintanya memanggil Bibi Elena untuk mendorongku ke lantai atas.

Karena usia kakek Zhou sudah terlalu tua, takut ia kesulitan untuk naik dan turun tangga, jadi sejak dahulu mereka sudah memasang lift di dalam rumah tua ini, karena ada lift ini juga memudahkanku naik dan turun.

Sisilia berada di dalam ruang istirahat, wajahnya terlihat merah, sangat jelas terlihat dia baru saja menangis.

Dengan segera aku mendorong kursi roda ke arahnya, menggenggam tangannya, dan berkata: “Jangan menangis, jika tidak bayi yang berada di dalam perutmu juga akan merasa sedih”

Dia bersandar di dalam pelukanku, dengan menangis terseduh-seduh ia berkata: “Kak Viona……Heng……Aku merasa sangat sakit……”

Melihat nafasnya yang tersendat-sendat, di tambah cegukan, seketika membuatku khawatir, dengan cepat aku memberi tahu dia apa yang telah dikatakan oleh Tito Wen.

Setelah Sisilia mendengarnya, Mata hitamnya yang bercahaya kembali terbuka lebar : “Itu... apakah itu benar?”

Aku membelai punggungnya, dengan lembut berkata : “Yang jelas aku percaya pada kata-katanya, karena dia sudah membawa nama Nicholas Ye dan Paman Chris, jika kamu percaya kepadanya, artinya kamu juga percaya kepada Nicholas Ye dan Paman Chris.”

Ekpresi wajah Sisilia terlihat sedang berpikir.

Aku mengatakannya dengan suara yang ringan : “Tetapi pada akhirnya semua ini salah Tito Wen, siapa suruh dia tidak mengatakannya kepadamu! Tadi aku sudah memarahinya, dia sudah mengaku bersalah dan terlihat sangat mengkhawatirkanmu... Jika bukan karena takut kamu tidak mau mendengarkan penjelasannya, dia pasti sudah datang kemari.”

Sisilia bergumam dan berkata : “Ternyata aku... Aku telah menyalahkannya?”

Aku terdiam, aku hanya melihatnya dengan perasaan yang tidak mempercayainya.

Dia... Ternyata dia merasa bersalah pada diri sendiri karena telah menuduh Tito Wen?

Dasar gadis bodoh... Bagaimana dia bisa begitu lucu?

Bagaimana bisa ada gadis yang begitu baik di dunia ini, aku sungguh merasa iri kepada Tito Wen...

Dia memuatku mengelus kepalanya, dan berkata : “Ini bukan salahmu, kamu jangan sampai menyalahkan dirimu sendiri, jika ingin menyalahkan salahkan Tito Wen yang menyembunyikan semua ini darimu.”

Sisilia melihat ke arahku, matanya tertutup tersipu malu, berkata : “Aku... Aku hanya merasa sedikit gelisah... ”Setelah lewat beberapa saat, setelah itu wajahnya menunjukan senyum pahit, “Tetapi sepertinya ini masih kesalahanku...”

Apakah dia khawatir akan kehilangan?

Aku memegang erat kedua tangannya, dengan nada bicara yang serius berkata : “Sisilia, dengarkan aku, cinta itu egois dan bersifat ingin memiliki, jika kamu tidak gelisah, itu menandakan kamu tidak mencintainya... Tidak ada yang salah dengan yang namanya cinta, apakah kamu mengerti?”

Sisilia mengigit bibirnya, diam tanpa suara.

Dengan lembut aku berkata: “Aku percaya hati Tito akan tergugah jika mendengar wanita itu gelisah, dan ini hanya bisa membuatnya menyalahkan dirinya sendiri mengapa membuatmu sedih... Jika suatu hari nanti kamu mendengar berita bahwa dia pergi dengan wanita lain, kamu malah cuek, itu membuktikan kamu sudah tidak peduli padanya lagi.”

Sepertinya dia sudah terbujuk oleh perkataanku, Sisilia menghapus air matanya di gantikan dengan senyuman.

Dikarenakan kesalah pahaman telah terselesaikan, aku mengandeng dia turuh ke bawah.

Kami baru saja muncul di depan pintu lift, Tito Wen melangkah maju ke depan, seketika membawa Sisilia ke dalam pelukannya.

Wajah Sisilia memerah, tetapi tidak mendorong pria itu pergi.

Tito Wen, memeluknya dengan erat, mengangkat kepalanya melihat ke arahku, dia berkata : “Viona, sekarang aku membawa Sisilia pergi dahulu, besok aku akan datang melihatmu.”

Aku tahu dia pasti memiliki banyak hal yang ingin di bicarakan dengan Sisilia, aku dengan terburu-buru mengatakan : “Pergilah, kali ini Sisilia telah menerima perlakuan yang tidak baik, kamu harus mengakui kesalahanmu.”

Dengan lembut dia mengangguk, membawa Sisilia berjalan keluar.

Sisilia yang berada di dalam pelukannya berbalik, melambaikan tangannya dan mengucapkan selamat tinggal.

Ekspresi wajahnya terlihat sedikit malu-malu, tetapi yang lebih banyak di tampilkan adalah perasaan manis karena jatuh cinta, aku tidak dapat menahan diri untuk tersenyum kepadanya.

Memandang mobil mereka berjalan keluar dari halaman rumah, aku merasa sangat lega.

Untungnya semua ini hanyalah salah paham saja, jika tidak aku sungguh tidak tahu harus bagaimana untuk membujuk Sisilia, hal yang utama dia sekarang sedang hamil, jika terjadi sesuatu itu sangatlah berbahaya..

Aku mengantikan Sisilia ikut senang, karena dia tetap mencintai Tito Wen, dan ternyata memang benar, Tito Wen sama sekali tidak mencintai Nadia Fang, dari awal sampai akhir di dalam hatinya hanya ada dia.

Dia pasti akan lebih bahagia lagi.

Aku tersenyum, waktu aku berbalik, aku malahan melihat istri Paman ketiga yang sedang memandang ke arahku dari lobi.

Tatapan matanya terlihat sedikit aneh.

Aku tetap mempertahankan senyum di wajahku, melihat ke arahnya lalu mengangguk, menunjukan aku sedang mengucapkan salam kepadanya.

Jujur saja, walaupun aku sudah hampir 3 tahun masuk ke dalam Keluarga Zhou , tetapi aku sangat jarang bertemu dengan Bibi Zhou Ketiga, dahulu dia selalu pergi bersama paman Zhou ketiga ke luar kota, dan aku dan Chris putus nyambung putus nyambung, jadi aku sangat jarang tinggal di dalam rumah tua ini.

Meski aku berpapasan muka, aku juga tidak ingin banyak berbicara dengannya.

Tetapi kali ini Bibi Zhou Ketiga yang menghentikan langkahku, dia berkata: “Viona, aku ingin berbicara denganmu.”

Nada bicaranya yang sangat lembut, jika dibandingkan dengan Bibi Zhou Kedua yang sangat garang, aku kira sikapnya masih masih bisa di terima.

Tetapi aku merasa tidak ada hal yang harus dibicarakan dengannya, tidak perlu dipikirkan aku juga sudah tahu, dia pasti ingin membicarakan masalah Franky Zhou.

Untuk sementara waktu aku merasa bimbang, aku menolaknya secara halus, berkata : “Bibi Ketiga, ada suatu hal jika salah maka itu salah... Jika tidak menghilangkan nyawa orang lain, itu lain cerita, tetapi perang saudara, membunuh orang, tidak peduli di jaman apapun, atau di lapisan masyarakat manapun, itu merupakan hal yang jahat, iya kan?”

Mungkin Bibi Zhou Ketiga tidak menyangka aku akan begitu terus terang, dia membuka mulut beberapa kali, tetapi tidak mengatakan apapun.

Aku menundukan kepala, dan berkata: “Aku mau pergi menemani Ryan dan Maxi, obrolan kita cukup sampai di sini.”

Setelah selesai berbicara aku memberikan isyarat kepada Bibi Elena untuk membawa aku pergi ke Ruangan Bermain.

Bibi Zhou Ketiga melangkah maju satu langkah, sepertinya dia ingin menghalangiku.

Aku mengangkat kepalaku, dengan tatapan yang dingin menyapukan pandanganku kepadanya.

Tidak tahu apakah dia dibuat takut oleh tatapan mataku, atau mungkin dia sudah tahu aku tidak akan mau menuruti apa yang dia inginkan, pada akhirnya dia membiarkan aku lewat.

Dengan cuek aku berjalan pergi darinya.

Setelah mengetahui Paman Zhou Ketika juga terlibat dalam rencana jahat terhadap Chris Zhou, aku sungguh tidak memiliki cara untuk menganggap seluruh keluarga Paman Zhou Ketiga adalah bagian dari keluarga.

Jelas-jelas semua orang duduk di dalam rumah ini, tetapi orang di kamar besar dan di kamar kedua sudah seperti saling tidak mengenal.

Tidak... Lebih tepatnya sekarang sudah menjadi musuh bebuyutan.

Jika Franky Zhou tidak mendapatkan ganjarannya, aku tidak akan bisa beristirahat dengan tenang.

……

Aku menemani Maxi dan Ryan bermain bermain sampai sore hari, dan pada akhirnya Kakek Zhou telah pulang.

Waktu siang hari orang di kamar besar dan kamar kedua makan secara terpisah, dikarenakan kami sudah saling mengetahui apa yang ada di pikiran lawan bicara. Tetapi ketika kakek pulang semua kembali rukun, paling tidak di permukaan terlihat begitu, semua orang terlihat begitu sopan.

Sebenarnya aku khawatir Ryan dan Maxi akan di serang oleh keluarga Paman Zhou Ketiga, dikarenakan mereka dapat bergerak bebas di dalam rumah tua, jika dia mengunakan anak untuk mengancam kami, itu akan sangat berbahaya.

Untungnya Kakak Pertama sudah memikirkan keadaan itu, jadi dia sudah mengirim pengawal untuk berjaga di tempat Maxi dan Ryan bermain, pengawal itu adalah bekas tentara, mereka dulu adalah bawahan Kakak Pertama, dan mereka hanya mendengarkan perintah Kakak Pertama.

Setelah Kakek Zhou mendengar hal itu, dia juga tidak melarang, bisa di bilang dia setuju dengan apa yang telah di atur oleh Kakak Pertama.

Setelah Kakek Zhou pulang , dia sekalian berkata : “Ayo pergi ke Aula Leluhur.”

Hal ini membuat aku sedikit terkejut.

Bukannya dia yang selalu menjaga Franky Zhou? Bagaimana bisa sekarang dia yang tidak sabaran untuk menghukum Franky Zhou?

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu