My Superhero - Bab 284 Langsung menusuk lutut kanan Weny

Aku terkejut.

Dia tak disangka mengetahui masalah hilangnya Janice?

Aku tidak bisa menahan diri dan melihat Chris.

Raut muka Chris tidak berubah, ia berkata pada Andy: "Bawa dia masuk ke kamar.

Dia seharusnya akan menginterogasi Weny.

Weny terlihat lebih lega, ada sedikit kepuasan diwajahnya, sepertinya karena ada informasi tentang Janice, bisa berkompromi dengan Chris.

Steven memandang Chris dengan ragu.

Dia tidak tahu apa yang terjadi dengan Janice, aku harus diam-diam memikirkan ini.

Chris sama sekali tidak menjelaskan apa-apa kepadanya, dan langsung masuk ke kamar.

Andy segera menyuruh orang untuk membawanya masuk.

Steven sangat marah, mengikuti dibelakang Chris: "Mengapa orang ini tidak bermoral sekali?! Dia pikir ini rumahnya, aku bahkan tidak memperbolehkannya masuk!"

Aku tertawa dan berkata: "Sudah, tidak usah marah, kamu bukan baru pertama kali ini mengenalnya."

Steven mendengar kata-kata itu dan segera menoleh untuk menatapku: "Jadi kamu berencana untuk baikkan dengannya?"

Aku terdiam, sejenak tak berkata: "Kakak sepupu, kamu berpikir terlalu jauh."

Steven menatapku dari atas ke bawah dengan pandangan curiga: "Bukan berpikir terlalu jauh, tapi aku tahu betapa kamu peduli padanya."

Memang tidak salah, aku memang sangat peduli pada Chris, jika urusan ibuku tidak memperkeruh masalah ini, bahkan masalah dia kabur untuk melihat Belinda, mungkin saja bisa kumaafkan.....

Tapi semua masalah ini sudah bergabung jadi satu, membuat aku tidak ada pilihan untuk tetap tenang berada disampingnya, pilihanku hanya bisa pergi meninggalkannya.

Aku berkata dengan rendah: "Barusan saja aku berkata padanya, aku akan berpisah padanya untuk sementara waktu untuk berpikir."

Steven melirikku sekilas, dengan puas mengangguk: "Ini baru benar."

Aku berkata: "Sementara waktu ini aku juga tidak ada tempat tinggal, mungkin harus pindah ke rumah keluarga Shen, tapi tidak tahu apakah diterima atau tidak olehmu."

Steven tidak senang memandangku: "Bukankah sudah kubilang untuk pindah ke rumah keluarga Shen, kamu memang bagian dari keluarga Shen, mengapa harus banyak pertimbangan."

Kalau boleh jujur, untuk seorang kakak, dirinya sangat baik padaku.

Aku terharu dengan perhatiannya, meskipun aku baru saja bertanya padanya apakah diterima atau tidak, tapi sebenarnya ada maksud lain.

Bagaimanapun juga, keluarga Shen bukanlah satu orang saja, sekarang pengambil keputusan dikeluarga adalah Senjaya, Ayah Shen, dan ia tidak suka padaku, aku diterima karena Chris.

Jika Senjaya tahu bahwa aku dan Chris kemungkinan akan cerai, sudah tidak ada gunanya lagi, dia bisa saja mengusirku, bisa saja tidak.

Masih ada lagi Riri, dulu dia yang mendorongku keluar mobil, yang membuatku tertangkap Weny, kalau aku kembali ke rumah Shen, dia bukan hanya menolakku, mungkin saja bisa menyerangku karena takut ketahuan.

Sebenarnya masalah Riri Shen mendorongku keluar dari mobil, belum kuberitahu pada Steven, dan aku juga tidak berencana demikian.

Aku akan memberi pelajaran pada Riri dengan caraku sendiri.

Tidak peduli bagaimana, bila keluarga Shen tidak menerimaku, aku tetap akan bertekad untuk tinggal disitu.

Bagaimanapun, aku harus melacak kebenaran tentang penculikan ibuku.

Steven seharusnya sudah menangkap maksudku, mengerutkan keningnya, tapi tidak berkata apa-apa, hanya menepuk-nepuk bahuku: "Sebentar lagi sudah mau tahun baru, kamu tenang saja, ayahku pasti senang."

Dia sepertinya sedang memberitahuku tidak usah khawatir dengan sikap Ayah Shen.

Aku mengiyakan.

Jika ada dirinya yang mengurusi, sepertinya Ayah Shen tidak terang-terangan menolakku.

Ini adalah tahu pertama aku dan Chris merayakan tahun baru setelah menikah, tapi sayangnya saat pernikahan kami baru setengah tahun, sudah mau berpisah ke jalan masing-masing.

Dengan tertekan, Andy keluar.

Dia berjalan sampai ke depanku, dengan hormat berkata: "Tuan ketiga sedang menunggumu."

Aku terdiam.

Chris cepat sekali, sudah selesai menginterogasi Weny?

Aku melihat Steven, Steven mengangguk kecil, aku melangkah kedepan.

Andy mengejarku, dengan rendah berkata: "Nona Viona, maaf......"

Sepertinya dia sudah mengerti maksudku, dan juga tahu kekesalanku, jadinya ia meminta maaf.

Aku menggelengkan kepala: "Kamu tidak usah merasa bersalah, aku sudah mengerti, bagaimanapun juga di pihak keluarga Zhou."

Dia dan Anin sudah dari kecil diadopsi oleh keluarga Zhou, keluarga Zhou tidak hanya membesarkan mereka, tapi juga mendidik mereka.

Dengar-dengar keluarga Zhou banyak mengadopsi anak-anak yatim piatu, semuanya hampir sama dengan Andy, setelah besar mereka jadi orang-orang kepercayaan keluarga Zhou.

Mereka hanya mematuhi perintah dari pemiliknya.

Karena itu, aku bisa mengerti apa yang dilakukan Andy, dan tidak menyalahkannya.

Andy membuka mulut, seperti ingin bicara sesuatu, tapi akhirnya malah memilih diam.

Aku juga tidak bicara apa-apa lagi.

Dia membaku ke kamar di bagian kiri, didalam kamar tersebut penuh dengan pengawal, Weny meringkuk di atas lantai, sementara Chris duduk dengan santai di sofa.

Melihat kami masuk, Chris berkata pada Andy: "Suruh orang berjaga diluar."

Dia sepertinya tidak ingin Steven dan para polisi mendengar.

Andy mengiyakan dan segera mengatur pengawal untuk berjaga diluar kamar.

Aku berdiri di tempat awalku, tidak bergerak.

Chris menatapku: "Kemari."

Aku memandangnya lekat-lekat selama beberapa detik, lagipula, aku tidak bisa menyaingi tatapannya yang bgeitu dalam, dan berjalan perlahan ke arahnya.

Tapi alih-alih duduk didekatnya, aku duduk diujung sofa satunya, aku dan dia berjarak sekitar 2 meter.

Chris dengan ringan meihatku sekilas, tapi tidak bicara apa-apa.

Dia berbalik mengarah ke Weny: "Silahkan bicara Janice ada dimana sekarang."

Ada sedikit kesombongan diekspresi muka Weny, tapi ada juga ketenangan disitu: "Kamu lepaskan aku, baru aku beri tahu."

Dia seperti merasa memegang kontrol, dia merasa Chris akan mengabulkan permintaannya.

Dia tidak bisa menutupi kegugupannya.

Chris memang mungkin saja melepaskannya, bagaimanapun juga Janice cukup berguna bagi Chris.

Selain itu, Chris juga memegang omongannya, jika ia berjanji melepaskan, pasti akan dilakukannya.

Weny melihatnya minta persetujuan, memaksa Chris untuk menyetujui persyaratannya.

Aku membuka mulut, ingin mengingatkan Chris.

Lalu mendengar Chris bicara: "Kalau kamu bicara sekarang, kemungkinan hanya dua kakimu yang patah, kalau kamu tidak beri tahu sekarang, aku pastikan kedua tanganmu juga tidak akan bertahan, lalu buat apa lidahmu, juga tidak berguna, lebih baik diputuskan sekalian."

Ekspresinya santai, nada bicaranya juga tidak naik atau turun.

Tapi dengan kata-kata ini, seluruh muka Weny berubah pucat pasi.

Aku tiba-tiba ingin tertawa.

Dan juga, Chris memang begini orangnya, bagaimana bisa mengancam orang.

Muka Weny memutih, matanya penuh dengan kemarahan.

Tapi dia segera mengembalikan ekspresinya, dan tersenyum dingin: "Yasudah, kamu putuskan saja tangan dan kakiku, tarik keluar lidahku, bagaimanapun aku tidak bisa memberitahu dimana keberadaan Janice."

Aku tidak bisa berkata-kata melihatnya.

Disaat seperti ini, dia masih bisa keras kepala.

Atau mungkin, dia masih ada kartu lain ditangannya?

Aku tidak tahan dan memandang Chris.

Berhadapan dengan provokasi Weny, dia mengedip sesaat, dan melirik pada Andy.

Andy mengerti, dan berjalan ke depan Weny, lalu menutup mulut Weny.

Dimata Weny terpancar ekspresi ketakutan.

Aku sedang menebak apa yang akan dilakukan Andy, lalu mendengar Weny mengerang.

Hanya dalam hitungan detik, sebelah kaki Weny sudah patah.

Seluruh muka Weny berubah drastis, mukanya putih, tubuhnya bergetar, seperti sudah membaca 12 buku, tapi dengan mulutnya ditutup, sama sekali tidak bisa berteriak.

Aku membelakak.

Orang macam Chris.......benar-benar melakukan apa yang ia bicarakan.

Dia bilang ingin mematahkan kakinya, lalu benar-benar menyuruh Andy mematahkannya.

Dan bukan sampai situ saja, mematahkan sebelah kakinya hanya baru langkah pertama.

Detik selanjutnya, aku melihat Andy mengeluarkan pisau.

Aku sedikit tidak mengerti apa yang akan dia lakukan.

Aku hanya melihat wajahnya yang tenang, langsung menusuk lutut kanan Weny.

Novel Terkait

Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu