My Superhero - Bab 263 Kata Dokter Bibi Linda Mungkin Selamanya Akan Mengalami Cacat Mental (1)

Tentu saja, alasan Chris mencurigai Ayah Shen mungkin adalah karena aku.

Aku merasakan rasa pedulinya, hatiku sangat senang dan ngilu. Aku pun langsung berpikir, apa lebih baik langsung terus terang padanya.

Tapi aku lebih memilih untuk tetap diam.

Aku berpikir, mungkin lebih baik menunggu lagi.

Tunggu sampai suasana hatiku mulai tenang, tunggu sampai aku lebih mempercayainya, aku pasti akan mengatakan yang sebenarnya padanya.

Kemudian kita dan Steven membuat janji, akan meneleponnya setelah aku sembuh.

Kemudian Steven langsung buru-buru pergi. Berkata di tim investigasi masih ada masalah.

Saat sebelum dia pergi, aku memanggilnya lagi: “Apa kamu sudah makan?”

Dia tersontak, berkata: “Belum sempat, nanti aku akan membeli sedikit makanan saat di perjalanan.”

Aku menghela nafas, melihat dia terburu-buru aku tahu dia pasti belum sempat makan sesuatu.

Maka itu aku langsung buru-buru menyuruh koki menyiapkan sedikit makanan.

Lima menit kemudian, sambil mengangkat kotak makanan, dengan senyum kegirangan dia berkata: “Berbeda jika mempunyai adik perempuan.”

Selesai berbicara dia menyempatkan memainkan alisnya dengan Chris.

Chris dengan dingin mengangkat gandengannya dengan tanganku, berkata: “Ada istri lebih baik.”

Aku: “….”

Steven pun melebarkan matanya, seperti ingin mengajak Chris bertengkar.

Aku sampai bingung karena kedua pria yang kekanak-kanak seperti mereka, menyilangkan kedua tanganku dan berdiri di samping.

Jika mereka mulai bertengkar, aku akan bertepuk tangan menyemangati mereka.

Untungnya Chris lebih dewasa dari Steven, setelah mengatakan itu, dia kemudian mundur merangkul bahuku, menunjukkan bahwa dia sangat dewasa.

Steven berdehem kesal, kemudian berbalik dan pergi.

Aku kesal tapi terhibur, dalam hatiku ada perasaan yang berbeda.

Suami sendiri dengan saudara beradu mulut, ini adalah hal yang belum pernah ku alami, mungkin inilah kekuatan cinta dalam keluarga.

Setelah mobil Steven keluar dari halaman depan, aku pun menatap Chris, berkata: “Untuk apa kamu sengaja membuatnya kesal.”

Chris berkata: “Siapa suruh dia menggombal.”

Aku: “…..”

Pandangannya tersirat senyuman, menciumku sekilas, berkata: “Istriku, hanya aku yang boleh menggombalinya.”

Aku pun langsung geli mendengarnya.

Walaupun dia sedang bercanda, tapi aku merasa tersentuh.

Sekembalinya di kamar, aku baru teringat barusan dia berbohong dengan Steven, mengatakan bahwa aku masih belum sembuh.

Aku pun menanyakan alasannya.

Dia mengelus lembut wajahku, berkata: “Di satu sisi aku sebenarnya mencemaskan dirimu yang belum sepenuhnya sembuh, di sisi lainnya, semalam terjadi sesuatu di kediaman Shen, Anin juga sedang memeriksanya, setelah menemukan jawabannya, barulah kita pergi ke Kota Hualin.”

Aku memicingkan mata, menatapnya, berkata: “Kamu…curiga, masalah semalam adalah perbuatan keluarga Shen?”

Dia tidak mengelak, berkata: “Hanya sebuah tebakan.” Terdiam sebentar kemudian dia berkata lagi, “Jika bukan perbuatan keluarga Shen, ini pastinya hal bagus. Tapi jika ini ada hubungannya dengan keluarga Shen, tidak peduli apakah Paman Shen hanya terlibat atau menjadi dalangnya, aku tidak akan membiarkanmu pergi ke Kota Hualin. Jika dia sengaja memancingmu pergi ke Kota Hualin dan mengganggumu lagi disana, bagaimana?”

Aku terdiam sejenak.

Pertimbangannya sangat benar.

Ayah Shen sangat mungkin bersekongkol dengan Christian Sheng, dan juga setelah Chris menangkap pria itu sebelumnya, aku percaya Christian Sheng pasti tidak akan tinggal diam.

Mungkin Christian Sheng benar-benar bisa memerintahkan orang di Hualin.

Sebelumnya aku tidak memikirkan sejauh ini, sekarang disadari olehnya, aku jadi merasa takut.

Jika dipikir baik-baik lagi, mungkin Ayah Shen tahu bahwa aku percaya pada Steven barulah sengaja membuat Steven datang untuk berdiskusi dengan Chris.

Aku langsung menjawab: “Kalau begitu aku akan mendengarkanmu, tunggu sampai Anin menemukan jawabannya, kamu cari waktu lain lagi.”

Chris tersenyum mencubit-cubit wajahku, berkata: “Pintar.”

Aku tersenyum padanya.

…….

Chris menemaniku seharian, keesokan harinya awalnya kukira dia akan pergi ke perusahaan.

Tapi saat pagi datang, dia malah berkata: “Hari ini kita akan pergi ke rumah sakit menjenguk Bibi.”

Aku sempat tertegun sebentar baru meresponnya.

Sejak setelah masalah Paman Zhou dan Weny sebelumnya terjadi, aku sudah lama tidak memikirkan Bibi Linda.

Sekarang dia masih dirawat di rumah sakit.

Bibi Linda memang sudah menggangguku berkali-kali, aku juga tidak berpikir untuk menjadi wanita sok suci, maka itu sejak dulu aku tidak pernah mengungkit ingin menjenguknya.

Tapi karena Chris yang mengajukannya aku pun tidak menolak.

Tapi aku sedikit bingung, mengapa tiba-tiba dia mengungkit ingin menjenguk Bibi Linda, ditambah lagi ingin membawaku pergi.

Lantas ada tujuan apa?

Sayangnya dia tidak menjelaskannya padaku. Sesampainya di rumah sakit, dia juga hanya menjelaskan kondisi Bibi Linda akhir-akhir ini secara singkat.

Dia berkata kesadaran Bibi Linda terguncang. Paman Kedua sudah mengundang banyak dokter ternama untuk mengobatinya, tapi sekarang juga tidak ada cara untuk menyembuhkannya.

Kelihatannya sangat parah.

Aku ragu sejenak, sampai akhirnya pun tidak mengatakan sesuatu yang menghiburnya.

Chris juga sepertinya tidak keberatan.

Kita pergi ke atas gedung, Bibi Linda tinggal di kamar VIP.

Kebetulan, Paman Wasiman juga dirawat di kamar sebelah. Dengan begitu mereka berdua ada di lantai yang sama.

Saat kami pergi, kebetulan bertemu dengan beberapa perawat yang sedang membantu Bibi Linda mencuci mukanya.

Bibi Linda terlihat kosong, saat perawat sedang membersihkan bibirnya, tak disangka dia meneteskan air liur.

Ini….sudah seperti cacat mental?

Tidak disangka masalah ini lebih parah dari yang kubayangkan.