My Superhero - Bab 45 Aku Akan Mengambil Apa Yang Aku Inginkan

Karena rasa sakit sudah menggerogoti saraf-sarafku, otakku terasa begitu kabur. Awalnya, aku tidak mengerti apa yang Jade maksud.

Sampai Jade menarik kalungku dengan kasar.

Ia menginginkan jimat yang melingkari leherku ini.

Tapi jimat ini adalah hadiah ulang tahunku yang dibelikan oleh Chris di pusat perbelanjaan. Bagaimana mungkin Jade berkata bahwa ini adalah benda peninggalan ibu Chris?

Apakah... Chris telah berbohong padaku?

Tapi mengapa ia harus berbohong?

Selain itu, apa yang sebenarnya Chris lakukan di pusat perbelanjaan saat itu apabila bukan untuk membeli jimat ini?

Ketika aku memikirkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaanku itu, kepalaku justru terasa sakit.

Jade masih menarik-narik kalungku.

Amarahku terasa sudah mendidih hebat sampai aku tidak bisa bernapas. Tapi aku hanya bisa berbisik pelan: Chris yang memberikan ini padaku, aku juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi... Kamu bisa menanyakannya langsung pada Chris...

Jade menamparku sekali lagi: Dasar wanita jal*ng, kamu hanya ingin pamer padaku bukan?

Aku hanya mengatakan yang sebenarnya namun Jade justru salah paham lagi. Aku pun tidak berani untuk mengucapkan apapun lagi.

Tapi aku juga tidak bisa membiarkan ini berlanjut. Apabila Jade terus-terusan menarik kalungku seperti ini, aku bisa tercekik dan kehabisan napas.

Aku akhirnya hanya bisa berujar: Kalau begitu... Aku... Akan memberikan jimat ini padamu...

Jade tiba-tiba melepaskanku dan menatapku lekat-lekat.

Ia lalu mengangkat satu kakinya dan menendangku hingga aku terjatuh di atas lantai. Ia lalu menginjak bagian wajahku yang terluka dengan sepatu hak tingginya dan berkata dengan sinis: Aku tidak butuh belas kasihanmu! Aku akan mengambil apa yang aku inginkan!

Jade menginjak-injak lukaku. Rasa sakit yang hebat membuatku tidak bisa berbicara, hanya bisa mencium bau darah yang dengan cepat memenuhi hidungku.

Amarah Jade masih belum padam. Kini, ia menggunakan tangannya untuk meninjuku.

Otakku terasa kosong dan hampir saja aku pingsan.

Di tengah kekacauan, aku melihat rekan kerjaku berlari menghampiri untuk menghentikan Jade, tapi semuanya dihadang oleh bodyguard Jade.

Jade akhirnya mendorongku beberapa meter ke belakang.

Tubuhku menggelinding beberapa kali di atas lantai sebelum akhirnya berhenti karena punggungku menghantam kursi kantor.

Jade lalu menatapku dengan ekspresi kelam dan berkata: Mulai hari ini, kamu harus keluar dari Kota Hualin. Jangan sampai aku melihatmu di dalam kota ini lagi!

Walaupun otakku masih belum bekerja dengan benar, namun aku paham maksud Jade.

Ia mengusirku pergi dari Kota Hualin.

Kota Hualin adalah tempat dimana aku lahir dan tumbuh besar. Begitu aku melangkahkan kaki pergi, aku tidak akan memiliki tempat untuk kembali, layaknya daun kering yang berguguran. Tentu saja hati kecilku tidak menginginkan itu.

Tapi apa yang bisa aku lakukan?

Jade adalah wanita yang sangat berkuasa di Kota Imperial. Ia memiliki kekuatan untuk membuat perubahan. Bahkan hujan dan angin pun dapat dikontrol olehnya.

Aku tidak bisa membalas ucapan Jade.

Melihat aku yang memilih untuk diam saja, Jade berjalan menghampiriku dengan tidak sabar. Ia membungkukkan tubuhnya ke depan dan menjepit daguku sambil berkata: Apa kamu mendengar perintahku?

Aku mengatupkan mulutku rapat-rapat dan tidak mengucapkan apapun.

Ekspresi Jade semakin kelam ketika melihat reaksiku. Ia pun bangkit berdiri dan berkata pada bodyguardnya: Ikat dan lemparkan wanita ini ke tengah-tengah hutan. Jangan biarkan ia bisa kembali lagi ke sini.

Aku langsung meronta.

Dengan kondisiku yang terluka seperti sekarang, aku mungkin tidak akan bertahan hidup apabila Jade membuangku ke tempat terpencil. Aku tidak akan bisa mendapatkan pertolongan untuk menghentikan pendarahan ini...

Sayangnya, rontaanku begitu lemah dan tidak berguna.

Bodyguard Jade menyeretku keluar.

Seluruh tubuhku terasa sakit, wajahku berdarah, dan kepalaku benar-benar pusing. Aku tidak bisa bergerak sama sekali dan hanya bisa pasrah ketika aku diseret keluar.

Tapi hatiku tahu bahwa aku tidak bisa membiarkan Jade memperlakukanku seperti ini atau aku akan kehilangan hidupku.

Bagi seorang penguasa seperti Jade, membunuh seseorang sama mudahnya seperti membunuh seekor kucing atau anjing.

Jade sama sekali tidak akan mempedulikan hidupku.

Aku menggigit lidahku kuat-kuat, berjuang untuk tetap menjaga kesadaranku.

Di sini adalah tim investigasi, aku masih memiliki harapan untuk melarikan diri. Begitu aku sudah naik ke mobil Jade, aku benar-benar tidak memiliki cara apapun untuk melarikan diri.

Sayangnya, rekan-rekan kerjaku dihadang oleh para bodyguard Jade sehingga mereka hanya bisa menatapku diseret pergi.

Aku sudah diseret menuju gerbang dan hatiku semakin putus asa.

Tiba-tiba, terdengar suara seorang pria: Ada apa ini?

Aku mengenali suara itu. Itu suara Steven!

Ia pasti baru saja kembali setelah pergi dengan Erick.

Aku pun bertanya-tanya bingung dalam hati, apakah ia akan membantuku?

Sejujurnya, aku tidak berani berharap apapun.

Steven juga adalah anggota keluarga Imperial, keluarga mereka pasti sudah lama saling mengenal. Sedangkan aku? Aku tidak terlalu dekat dengan Steven dan ia tidak mungkin kan terlibat konflik dengan Jade demi membelaku.

Jade berkata: Tuan Muda Steven, ternyata anda ada di Kota Hualin.

Tanpa basa-basi, Steven balas menatap Jade dengan dingin dan berkata: Mengapa Nona Jade datang ke tim investigasi saya?

Tatapan Jade tidak kalah dingin: Wanita murahan ini telah menghinaku. Aku mau menangkapnya dan memberikannya pelajaran.

Lalu Steven berujar: Dan kalau aku tidak menyetujuinya?

Jade menatap Steven lurus-lurus dengan dingin dan berkata perlahan: Jangan berani-berani.

Steven tertawa kecil: Di sini adalah tempat investigasi berlangsung dan ini bukanlah tempat dimana nona bisa keluar-masuk sesuka hati.

Jade melipat kedua tangan di depan dadanya dan menatap Steven tanpa rasa takut: Meskipun kamu adalah seorang tuan muda, tapi kamu tidak memiliki hak untuk ikut campur dalam masalahku.

Steven menjawab dengan tenang: Wanita itu adalah asistenku dan kamu sedang berada di daerahku. Silakan anda pikir baik-baik. Sekarang, lepaskan wanita itu.

Amarah Jade bangkit karena ia merasa telah diperolok Steven: Astaga, ternyata kau cukup peduli dengannya... Jangan-jangan kamu memiliki hubungan khusus dengannya. Kalau tidak, mana mungkin kamu akan membelanya seperti ini?

Steven menyipitkan matanya, sama sekali tidak menyangkal ucapan Jade. Ia hanya berkata: Silakan kalian pergi dari tempat ini. Atau besok rumor-rumor akan menyebar ke seluruh Kota Imperial tentang bagaimana kalian merusak reputasi sebuah lembaga profesional.

Jade terkesiap namun sambil tertawa sinis berkata: Apa kamu ingin menangkapku?

Steven menjawab: Baik, kalau begitu kau bisa tinggal dan pergi ke kantor polisi untuk beberapa hari.

Kedua orang tersebut saling menatap dengan congkak.

Aku benar-benar terkejut.

Aku tidak menyangka Steven akan menolongku dan bahkan menghadapi Jade seperti ini.

Aku benar-benar berterima kasih kepada Steven di dalam hati.

Tapi aku tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun atau aku akan memancing amarah Jade lagi.

Walaupun Jade benar-benar marah pada Steven karena sikap pria itu kepadanya, ia tahu status Steven membuatnya tidak bisa bertindak sembarangan. Ia hanya bisa melampiaskan segenap amarahnya padaku.

Jade segera menghampiriku lalu menendang perutku dengan kuat. Ia lalu berujar dengan dingin: Lihat bagaimana tuan muda ini begitu menghargaimu. Begitu ada masalah, ia langsung datang untuk menyelamatkanmu.

Rasa sakit akibat tendangan Jade menyerang perutku dan aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak berteriak.

Jade masih tidak ingin melepaskanku dan menampar bagian wajahku yang terluka lagi: Harus kuakui kamu memang hebat, dasar wanita murahan. Kamu tidak hanya menggoda Chris tapi kamu juga berhasil membuat Steven begitu tergila-gila padamu. Ternyata kemampuanmu hebat juga.

Aku kehilangan kata-kata.

Aku dan Steven tidak memiliki hubungan apapun. Bahkan sebenarnya, aku masih tidak percaya bahwa keluarga Stevenlah yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada ibuku.

Dan tentang Chris, aku hanya berpura-pura menjadi kekasihnya. Lagipula, saat itu Chris dan Jade juga sudah memutuskan pertunangan di antara mereka.

Jade begitu membenciku dan sedikit pun ia tidak mau memberikanku kesempatan untuk menjelaskan.

Karena ia sudah berpikir bahwa aku dengan sengaja menggoda Chris. Ia tidak akan mau mendengarkan penjelasanku.

Jade sepertinya masih belum puas karena ia lagi-lagi menendangku beberapa kali.

Aku mengatupkan mulutku erat-erat, sekuat tenaga menahan diri untuk tidak berteriak.

Steven tiba-tiba datang menghampiri. Sepertinya karena aku terlihat begitu menyedihkan.

Ia tiba-tiba melingkarkan tangannya pada leher Jade dan berkata dengan dingin: Jangan pikir aku takut dengan keluargamu. Apa kamu tetap tidak mau melepaskannya?

Keraguan tersirat di kedua mata Jade karena Steven terlihat tidak akan mengalah padanya.

Steven mendorongnya pergi lalu berjalan menghampiriku dan membantuku untuk berdiri.

Bodyguard Jade tentu saja tidak membiarkannya.

Tapi Steven sangat terampil, dengan mudahnya ia menjatuhkan para bodyguard itu ke atas lantai.

Melihat bodyguard lainnya segera berlari menyusul, Steven menarikku dan menatap Jade: Sekarang pikirkan baik-baik apakah kamu mau berurusan denganku.

Mata Jade berkilat seperti ular dan ia menatapku lalu menyipitkan matanya: Tuan Steven, tentu kamu tahu bagaimana karakterku. Semakin kamu melindungi seseorang, semakin aku ingin menghabisnya... Kamu pikirkan baik-baik.

Steven balas menatapnya lalu berkata: Kamu juga tahu bagaimana karakterku. Aku tidak pernah takut akan ancaman.

Kedua orang itu kembali saling menatap satu sama lain dalam diam.

Kesabaran Jade sepertinya sudah habis. Ia segera memerintahkan bodyguardnya: Tangkap wanita itu!

Melihat jumlah bodyguard yang banyak, aku khawatir Steven tidak akan bisa menghadapi mereka seorang diri.

Aku baru saja ingin melepaskan diriku darinya ketika aku mendengar suara langkah kaki dari arah pintu.

Aku pun mengarahkan pandanganku ke arah sumber suara.

Chris datang dengan para bodyguardnya.

Ia menatap Jade sekilas lalu berjalan menghampiriku dan Steven.

Saat ini, aku sedang berada di dalam dekapan Steven.

Ia merenggangkan tangan Steven yang mendekapku lalu berkata: Aku datang.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu