My Superhero - Bab 88 Jika Hari Ini Kita Semakin Dekat (1)

Chris menggenggamku dengan erat, dan bilang "Aku takut meskipun kau tetap berasa disisiku, nanti kamu sudah tidak kuat lagi, dan akhirnya meninggalkanku..... Kamu tidak tahu, ketika di Kota Hualin, aku benar benar bimbang apa aku harusnya membawamu tetap disisiku, aku dulu pernah ingin melepasmu, tapi hati ini tidak ingin..... Kali ini aku ingin kamu mengerti dengan jelas juga.... Kalau kamu pada akhirnya memilih untuk pergi, aku juga akan melepaskanmu.

Hatiku sesak, dia benar-benar memaksaku untuk pergi.

Setelah beberapa saat, diusapnya sudut mataku, berkata "Tapi ketika kamu ditelefon itu mengucapkan selamat tinggal, aku benar-benar menyesal, aku bahkan tidak bisa merapikan apa yang ada dipikiranku sendiri. setelah menyelesaikan masalahku di Africa, aku langsung pulang... Di pesawat pun aku memikirkan banyak hal.... sampai dibandara bersama denganmu, aku baru bisa tenang... Sayang, aku takut pada akhirnya kamu meinggalkanku, tapi karena ini, aku juga ingin melepaskanmu, meski aku juga tidak bisa."

Setelah mendengar pernyataan dia,aku mengangak lebar.

Digenggamnya tanganku, "Aku salah, tidak seharusnya aku mengujimu.... Sebenarnya, ujian ini adalah ujianku sendiri... Aku tidak bisa melepaskanmu, jadi saying, jangan kau tinggalkan aku."

Sekali lagi air mataku mengucur keluar.

Dari dulu dia tidak pernah mengeluarkan isi hatinya, aku juga tidak bisa membedakan apakah dia sedang berbohong atau tidak.

Tapi, meskipun dia sedang membohongiku, aku merasa ini terlalu manis.

Karena ucapannya ini, bahkan tubuhnya terluka tanpa kulit, aku akan tetap mengenalinya.

Dengan sekuat tenaga aku peluk erat dirinya, menangis sambal berkata "Aku sudah pernah bilang bahwa aku menyukaimu.... Aku juga pernah bilang, kalau kamu memang bersedia, aku akan terus menerus ada di sisimu..........."

Bibirku dicium Chris, "Tapi sayang, bukankah kali ini kamu sudah pergi?"

Kugigit bibirnya, "aku... Aku pikir kamu yang sudah membuangku....Aku tidak bisa terus menerus bersamamu..."

Sambil tertawa Chris mengecupku, mengecup bibirku, "Nanti, jika aku membuatmu kesal, membuatmu kecewa, kamu juga tidak boleh meninggalkanku, apa kamu mengerti?"

Seperti dengan nada penjual yang sombong, tapi tetap saja aku membelinya.

Dalam diam kamu memelujuk satu sama lain, menikmati semua kesalah pahaman yang sudah lenyap ini.

Aku yang bersandar di pelukannya ini, tetap saja ada rasa pahit dan sedih.

Dalam hidupku hanya tersisa dia, aku tidak bisa membayangkan hari-hariku tanpanya, baiknya... dia juga tidak melepaskanku.

Dan kami mulai membicarakan hal yang terjadi di Africa.

Dia awalnya ingin dengan tentara bayaran itu beridiskusi, tap karena dikenali, jadi urusan selanjutnya ditangani oleh Anin.

Tentang detailnya, dia tidak memberitahuku.

Karena aku sudah merengek lama, sekarang aku mulai merasa agak pusing, Chris membantuku tertidur. Dan dia yang semalaman duduk di pesawat untuk pulang selama berjam-jam, karena terlalu Lelah akhirnya ikut tertidur.

Pas ditengah malam, kami baru bangun.

Bibi Elena meninggalkan makan malam untuk kami.

Setelah satu suap, tak bisa aku tidak melihatnya, takut kalau ini semua hanya mimpi.

Chris membawaku ke pangkuannya, menyuapiku makan.

Hati ku mersakan manis, tapi juga rasa yang tidak nyata.

Dia sambil tertawa mencubit pipiku, "Sayang, kalau kamu masih menatapku seperti ini, kamu yang akan aku makan."

Aku sebenarnya mengerti apa yang dimaksudnya, mukaku mulai terasa panas, diotakku aku sedang memeluknya.

Sebenranya.... aku bukan tidak kangen padanya.

Terlebih aku yang terluka selama sebulan lebih ini, dia tidak pernah ada, aku percaya kalau dia tidak keluar, karena dia juga pasti setiap harinya ada di rumah sakit, mana mungkin ada waktu untuk pergi mencari orang lain.

Kalau dia yang ke Africa, aku tidak tahu.

Tapi untuk lelaki seperti dia, dia juga tidak mungin melakukan hal yang Kotor, apa lagi sampai membuatnya terluka.....

Kuraba dadanya, ada rasa penyesalan disana.

Hari ini kami semakin dekat, aku juga ingin memusakannya, tapi tubuhku sedang sakit, benar benar tidak bisa.

Aku dekatkan mulutku dengan telinganya, kubisikkan "Tunggu... Tunggu sampai lukamu membaik.... akan aku izinkan kamu... memakannya dengan puas."

Dengan suara rendah dia tertawa, "Sayang, kamu sangat lucu."

Mukaku mulai memanas.

Untungnya dia tidak meneruskan candaanya, aku teringat pertanyaan Steven Shen kemarin, Chris bukankah pergi ke Vancouver, sepertinya dalam waktu itu dia terus memantau gerakan Chris, bisa dibilang Steven memiliki pengetahuan yang pasti tentang Chris.

Aku berusaha untuk menjelaskan hal ini kepada Chris.

Chris seperti sudah tidak kaget, dengan datar bilang, "Dia dan Erick selalu mengawasiku, dia juga yang sudah mengawasi tantara bayaran itu, tapi mereka masih tidak bisa keluar negeri, aku merasa karena itu dia mencarimu. Yang kamu lakukan itu benar, selanjutnya apapun yang ditanyanya, bilang saja kau tidak tahu."

Sebenarnya pada saat itu aku memang tidak tahu.

Tapi jika selanjutnya aku berhadapan dengan kejadian seperti ini, aku tidak bisa memastikan apa yang akan aku lakukan.

Seperti ini aku dan Chris mengobrol santai, kami makan, lalu kembali tidur.

Esoknya setelah bangun, matahari sudah tinggi, cahayanya terang masuk menembus golden putih itu.

Chris membungkukkan badan, sambal tertawa membangunkanku.

Dalam pelukan hangatnya, dengan wangi mint di sekujur tubuhnya, tak bisa kutahan lagi, aku hirup dalam dalam, sampai ke lehernya, dengan manja aku berkata, "Chris, aku tidak ingin bangun......"

Dengan tawa ringannya, dipeluknya aku, dibawanya aku mandi, dan digendongnya aku turun.

Begitu aku duduk, terlihat Janice yang sudah fduduk disana.

Dia menggunakan seragam kerjanya, dengan make-up diwajahnya, tidak terlihat sesuatu yang salah.

Aku tidak bisa menahannya, kemarin Chris menghukumnya apa bukan hukuman fisik?

Chris dengan cepat berkata "Pergi ke ruang belajar, tunggu aku disana."

Janice menundukan kepala dan pergi.

Tapi dengan matanya, dia seperti melirik menelitiku.

Aku tidak pernah mengajaknya untuk berperang dingin.

Tapi tidak tahu kenapa, seperti Jade, dia memberikanku perasaan menakutkan seperti itu.

Atau ini hanya karena aku yang tegang, dia menaikan ujung bibirnya, menunjukan senyumannya.

Tidak berapa lama, beberapa anak buah Chris datang, bahkan Nicholas pun datang dengan pakaian tentara dan pergi berjalan juga ke arah ruang belajar.

Hanya tersisa aku, Chris dan Anin sekarang di ruang tamu.

Aku melihat Anin, dan bertanya, "Apa kamu menyesal telah mengikutiku?"

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu