My Superhero - Bab 76 Kenapa Menghindariku? (2)

Aku berdiri dari pelukannya, berkata, "Chris, hari ini kudengar tim Erick ..."

Hanya bicara sampai setengah, aku langsung berhenti.

Karena aku menyadari bahwa payudaraku tidak tertutupi apapun ... bagian atas tubuhku terbuka tanpa sehelai kain pun yang menutupi, dan Chris berada tepat di bawahku. Asal dia mendongakkan kepala, maka payudaraku akan terlihat tanpa perlindungan apapun.

Rasanya aku ingin menggali lobang dan masuk ke dalamnya. Aku ... aku dengan bodohnya lupa bahwa kita sekarang dalam keadaan telanjang ....

Chris yang menyadari rasa maluku, tertawa dengan suara kecil. Ia menarikku dalam pelukan, lalu mencium keningku dan berkata, "Sayang, kamu lucu banget, sih."

"..."

Untung saja aku sudah memasukkan kepalaku kedalam sela-sela lehernya, jadi dia tidak bisa melihat pipiku yang memerah.

Dengan lengannya yang melingkar di pinggangku, dia berkata dengan suara ringan, "Sayang, kamu tuh terlalu pemalu ... sekujur tubuhmu, bagian mana coba yang belum pernah kulihat. Bukan hanya kulihat, tapi juga sudah kucicipi dengan seksama."

Tanganku langsung kugunakan untuk menutupi mulutnya, "Shuttt ... sudah jangan diteruskan!"

Dia menangkap tanganku dan menciumnya. Lalu tertawa dengan senang, "Sudah, sudah, gak isengin kamu lagi." Menciumi ujung hidungku, dia bertanya, "Hari ini Erick ngomongin apa aja sama kamu?"

Membicarakan masalah serius, aku segera melupakan rasa malu tadi. Sedikit mengangkat kepala, aku memandang Chris dan berkata, "Kasus Melisa sudah terpecahkan. Tim Erick telah memperlihatkan kepadaku dokumen investigasi. Kematian Melisa terjadi karena pembunuhan oleh tentara bayaran."

Sambil bicara, sambil kuperhatikan bagaimana raut wajah Chris.

Kemarin malam saat dia membicarakan tentang pengejaran kepala tentara bayaran, aku ingat aku pernah bertanya padanya, apa dia melihat siapa yang telah membunuh Melisa, saat itu dia memutar topik pembicaraan ke arah lain.

Hari ini setelah aku pikir-pikir lagi, kalau tentara bayaran yang membunuh Melisa sama dengan yang ingin dicarinya, maka dia kebetualan melihat kejadian Melisa dibuang ke bawah.

Tentu saja ini hanya tebakanku, makanya aku memerhatikan dengan serius bagaimana raut wajahnya.

Raut wajahnya sangatlah tenang, dia juga tidak menghindari tatapanku, hanya memberikan tatapan tidak tertarik dan bertanya, "Sayang, apa yang sedang kamu curigakan?"

Jadi, dihadapannya aku sama sekali tidak bisa menyembunyikan sesuatu.

Aku menggigit bibirku, akhirnya bertanya, "Apa kamu sudah melihat siapa pelakunya ..."

Dia hanya melihatku sejenak dengan tenang, membawaku kembali ke dalam pelukannya. Kemudian berkata dengan suara rendah, "Aku pernah bilang, kalau kamu ada masalah apa, boleh langsung bertanya padaku, tidak usah berpikir begitu banyak."

Aku menggosok-gosok pundaknya.

Tapi dia masih juga tidak menjawab pertanyaanku ....

Dia menggigit telingaku dan berkata, "Aku sejujurnya telah melihatnya."

Meskipun aku pernah menebaknya, tapi setelah dia mengakuinya sendiri, aku masih saja merasa kaget.

Dia melanjutkan, "Hanya saja aku tidak dapat mengatakan kebenarannya. Untuk alasannya, kamu dapat menebaknya."

Dia pasti tidak ingin membocorkan diri sendiri, dan juga takut untuk menakutiku.

Aku hanya menjawab 'hm' dan memeluk pinggangnya. Kemudian berkata, "Kata Tim Erick, pelakunya sudah mati ... Sekelompok tentara bayaran itu melakukan perdagangan narkoba. Mereka mati saat akan ditangkap oleh polisi."

Chris mengelus-elus punggungku, lalu berkata, "Sebenarnya aku sudah tahu dari awal." Berhenti sejenak, "Erick bilang kepadamu, kalau kejahatan orang-orang itu karena perdagangan narkoba, dan akhirnya mereka mati karena menolak untuk ditangkap?" lanjutnya.

Aku berpikir sebentar lalu menjawab, "Dia tidak bilang kalau mereka menolak, hanya bilang kalau dalam proses penangkapan, sebagian besar dari mereka mati."

Chris bergeming selama beberapa detik, kemudian berkata, "Setahuku, hari itu memang ada polisi khusus yang melakukan operasi. Tapi keadaan saat itu, tentara bayaran dan pihak penyelundupan senjata tiba-tiba membatalkan transaksi. Mereka bertarung habis-habisan ... Erick tidak memberitahumu keseluruhan kasus, mungkin karena tidak ingin kamu mengetahui lebih banyak pihak yang terlibat di dalamnya ... tebakanku, tim investigasi pasti masih menyelidiki kasus tentara bayaran dan pihak penyelundupan senjata."

Aku sama sekali tidak mencurigai analisanya.

Karena ia terus menyelidiki kepala tentara bayaran, pasti ada informasi yang bisa didapat. Mungkin bisa saja lebih cepat dari penyelidikan tim investigasi.

Aku bertanya dengan penasaran, "Kalau begitu, menurut kamu, Tim Erick memberitahuku tentang kasus Melisa, apakah memiliki maksud tertentu?"

Chris menangkap wajahku dengan lembut, "Aku tidak tahu, tapi Erick adalah orang yang hebat. Saat kamu berinteraksi dengannya, sebaiknya harus lebih berhati-hati."

Hal ini berarti, menurut dia, sangat memungkinkan Erick sengaja memberitahuku masalah ini.

Tapi ... kenapa?

Apa mungkin Erick sedang mencurigaiku, atau mungkin ... mencurigai Chris?

Aku termenung.

Chris menciumi wajahku, "Sayang, kamu sangatlah pintar ... kalau Erick bertanya mengenaiku, kamu bilang saja tidak tahu, biar dia yang datang mencariku."

Perintah ini kedengarannya sedikit aneh, seperti dia tahu dengan pasti kalau Erick akan bertanya mengenai dia.

Aku jadi teringat Erick yang saat itu sedang menyelidiki kasus, sampai menyelidiki ke diri pengawal Chris. Akhirnya hasil penyelidikan membuktikan bahwa pengawal Chris tidak bersalah. Saat itu Erick mengatakan satu kalimat ini, "Hebat juga, tuan ketiga."

Hal ini membuktikan, kalau sebenarnya Erick memiliki prasangka buruk terhadap Chris.

Atau mungkin ... dia menyadari kalau Chris sedang menyelidiki masalah itu, atau bahkan juga pernah melihat perkelahian antara Chris dan tentara bayaran, sehingga baru begitu memperhatikan gerak-gerik Chris?

Semakin dipikirkan semakin rumit, tanpa kusadari aku mengernyitkan keningku.

Chris mengelus wajahku, sambil tersenyum ia mencium keningku. "Tidur," perintahnya.

Aku menyimpan semua pikiran-pikiran tadi, menuruti perintahnya dengan menjawab, "Baik."

Baru saja berbaring, aku teringat lagi akan sesuatu. Menaikkan badan, aku berkata, "Oh iya, Chris ..."

Chris melihatku dengan bola matanya yang gelap dan dalam.

Aku bertanya dengan suara pelan, "Sekretarismu ... apa sangat cantik?"

Chris tertawa renyah, mencubit pipiku, lalu membalikkan badan sehinga berada di atasku dan menimpaku. Katanya, "Sayang, aku suka kamu cemburu. Tapi perlu kuingatkan, di dunia ini banyak cewek cantik ..."

Benar juga.

Contohnya saja Jade. Dari segi penampilan, dia adalah perempuan paling cantik yang pernah aku temui, memiliki daya tarik yang sangat memesona.

Tapi Chris malah tidak menyukainya.

Tiba-tiba aku teringat akan Belinda.

Dia tidak seperti Jade yang begitu menonjol, juga tidak mempunyai daya tarik seperti Jade. Tapi ia sangat cantik. Yang paling penting ia memiliki senyuman yang cerah dan indah, mirip seperti sinar matahari yang dapat menghangatkan hati orang lain.

Jadi, Chris menyukai perempuan yang seperti Belinda ....

Aku menyunggingkan senyum, mendekat ke posisi dimana jantung Chris berada, dan berkata, "Selamat malam, Chris."

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu