My Superhero - Bab 513 Erick Tao Melindungiku Dengan Erat Dalam Pelukannya.

Kali ini Erick Tao membawa pengawal Keluarga Tao, melakukan semua persiapan.

Tapi siapa yang menyangka, bisa menerima serangan dari teroris.

Saat itu aku di sebelah Erick Tao, kita berencana untuk menuju ruang VIP.

Tapi saat itulah, tiba-tiba terdengar suara ledakan besar dari bandara, dilanjutakan dengan suara teriakan dan tangisan histeris. Wajah setiap orang terlihat ketakutan, semuanya terlihat kacau balau.

Erick Tao langsung membuat keputusan dan memberi perintah: “Ayo jalan, kita kembali ke tempat penyimpanan mobil.”

Aku mendukung keputusannya, para teroris ini seharusnya tidak akan sampai ke tempat penyimpanan mobil. Walaupun pasti terpikir, seharusnya tidak akan ada begitu banyak musuh di sana, karena di sana hanya ada mobil dan sedikit orang.

Dan ruang tunggu bandara adalah tempat yang paling ramai orang-orang.

Aku tetap berlari bersama Erick Tao. Dalam perjalan dia menggenggam lenganku, aku juga tidak menepisnya.

Pertama para calon penumpang berlarian ke sana kemari, saling tabrak menabrak, kita bisa saja terpisah; kedua adalah aku juga tidak berpikir untuk mundur.

Aku menggertakkan gigi dengan erat sambil berlari bersamanya.

Tapi sayangnya masih belum menemui tempat untuk bersembunyi.

Saat kita sampai di pintu darurat, ternyata memang benar para teroris itu menyerang sampai pintu keluar.

Beruntung negara ini sama seperti Huaxia yang melarang menggunakan senjata api. Walaupun mereka mempunyai pistol dan amunisi, tapi pistol di tangan mereka telah dieliminasi, jadi tidak akan terlalu kuat.

Tapi karena itu tetap adalah amunisi, dan juga orang-orang ini sedang putus asa. Mereka akan membunuh orang yang mereka lihat, dan itu akan sangat mengerikan.

Mereka kemudian menembak ke arahku dan Erick Tao. Tentu saja tangan pengawal Keluarga Tao memegang senjata yang lebih hebat, kemudian dengan segera mereka melawan orang yang menembak kami.

Orang-orang itu sangat terlatih, mereka bisa menghindar dengan cepat.

Di tempat gelap, mereka sangat berbahaya.

Erick Tao berkata dengan suara berat: “Jangan takut, kita lanjutkan berlari!”

Aku mengangguk.

Di dalam perlindungan pengawal, kita kembali berlari turun ke lantai bawah.

Tapi baru saja berjalan beberapa langkah, beberapa teroris telah mendekat.

Para pengawal merespon dengan tangkas, dengan segera mereka menembaki lawan.

Tiba-tiba Erick Tao mengernyit, berkata: “Mundur, itu adalah bom!”

Sayangnya terlambat, orang itu telah terkena bom dan tubuhnya meledak dalam sekian detik.

Dalam sekejap muncul api yang menjulang tinggi.

Aku sungguh tidak bisa mencerna itu semua. Mereka meledakkan tubuh manusia……

Dan juga saat aku masih terguncang, Erick Zhou membawaku tiarap dan melindungiku di bawah tubuhnya.

Hatiku terguncang.

Suara tembakan memekakkan telinga, tapi aku dilindungi oleh Erick Tao dengan erat di dalam pelukannya, aku hanya mendengar degup jantungnya.

Karena bahaya dan situasi yang mencekam, tidak ada hubungannya denganku.

Hanya saja dengan cepat aku kembali mencium aroma darah dari tubuhnya.

Dia terluka!

Aku serba salah, aku berniat keluar dari pelukannya.

Tapi dengan suara rendah dia berbicara di telingaku: “Jangan bergerak.”

Aku tidak berani bergerak, tapi aku mengkhawatirkannya.

Mengingat dia kembali terluka demi melindungi diriku, aku kembali merasa bersalah dan tersentuh, aku tidak tahu harus bagaimana.

Saat api telah reda dan suara tembakan berhenti terdengar, barulah Erick Tao melepaskanku.

Aku segera keluar dari pelukannya, dengan panik berkata: “Bagaimana keadaanmu……”

Belum selesai aku berbicara, aku terbungkam karena aku melihat punggungnya yang berubah menjadi merah karena darah.

Dia mengenakan jaket, tapi semuanya telah terkoyak, bahkan sampai terlihat samar-samar luka di dalam.

Air mataku mulai menetes.

Beruntung ada dokter di dalam tim militer yang langsung menghentikan pendarahannya.

Aku berlutut di sampingnya, melihat darah yang mengalir membasahi bajunya, hatiku sangat terguncang.

Tapi Erick Tao tetap menenangkanku, berkata: “Jangan takut.”

Aku menopang lengannya, dengan terisak berkata: “Lukamu sangat parah, sebaiknya kita kembali ke dokter Huang ya?”

Erick Tao memegang tanganku, dengan wajah yang serius dia menjawab: “Viona, kamu dengar baik-baik. Aku telah berjanji dengan Steven Shen, dia sedang menunggumu di sana.” Dia mengambil nafas, kemudian kembali berkata, “Aku akan tinggal, aku akan meminta mereka mengantarmu pergi.”

Aku menggerakkan bibirku, tidak tahu harus berkata apa.

Tapi dia mendahuluiku: “Kamu seorang diri, apakah kamu takut?”

Aku menggeleng sambil menangis.

Bukannya takut, tapi aku tidak ingin pergi.

Dia terluka karena melindungiku, bahkan terluka begini parah, bagaimana mungkin aku bisa pergi dengan perasaan tenang?

Aku menjawab: “Aku akan tinggal menemanimu.”

Erick Tao tersenyum kepadaku dan berkata: “Sudahlah, kita putuskan seperti ini, jangan menangis.”

Aku frustasi dengan dia memutuskan seperti ini, juga berterima kasih dia telah menyelamatkanku dan merasa bersalah karena dia terluka cukukp parah karena diriku……Cukup lama aku menangis cukup keras.

Dia mengangkat tangannya, jariku perlahan mengusap mataku, tapi dalam sekejap dia menariknya kembali.

Aku tahu dia menghindarinya, mengingat dia yang selalu diam-diam baik kepadaku, hatiku semakin muncul perasaan yang tidak bisa dijelaskan.

Dengan lembut dia berkata: “Cepat jalan, di sini bisa saja masih ada bahaya.”

Aku tidak mempedulikannya, aku hanya menggeleng.

Lagi pula aku memang berniat untuk tetap tinggal, apa pun yang terjadi aku tidak akan pergi.

Dia mengernyit, meminta pengawal menarikku pergi.

Aku menangkap lengannya, dengan tersendat berkata: “Biarkan aku tinggal, aku bisa menjagamu……”

Mendadak dia menangkap tanganku erat, dan menatapku tajam: “Jika kali ini kamu tinggal di sampingku, maka selanjutnya kamu tidak boleh pergi lagi……apakah kamu masih berniat untuk tinggal?”

Seketika aku terdiam.

Dia menatapku dalam, kemudian menoleh memberi perintah: “Lindungi Nona Viona dengan baik, harus mengantarnya ke Steven Shen dengan selamat.”

Para pengawal mematuhinya kemudian dengan segera menarikku dengan paksa.

Aku baru sadar barusan Erick Tao sengaja melakukannya, aku segera meronta dan berlari kembali ke sisinya dan berkata: “Aku tahu kamu tidak akan memaksaku……aku mohon, biarkan aku tinggal, aku tidak mau berhutang lagi padamu……”

Tidak tahu apakah kalimat barusan mengena di hatinya, dia pun menatapku dalam diam, dan tidak mengusirku pergi.

Aku tahu ini bukanlah saat untuk membahas berhutang atau tidak, itu pasti akan melukainya.

Aku tidak mempunyai cara lain, aku kembali berniat untuk tinggal, juga tidak ingin dia salah paham. Aku hanya bisa berkata seperti ini.

Situasi menjadi canggung, kebetulan saat itu, Dokter Huang menelepon kemari.

Ternyata mereka sekeluarga melihat berita mengenai serangan teroris ini, kemudian berpikir kita masih berada di bandara, maka itu dia menelepon untuk menanyakan keadaan.

Mengetahui Erick Tao yang terluka, Dokter Huang segera berkata akan datang kemari.

Tapi Erick Tao menghentikan mereka: “Di sini berbahaya, kalian jangan kemari.”

Dokter Huang hanya berkata untuk menunggu, kemudian mematikan telepon.

Kelihatannya dia berniat datang kemari.

Sebenarnya aku merasa khawatir. Walaupun semua teroris di sekitar lift telah diusir oleh semua pengawal Keluarga Tao, tapi situasi calon penumpang di ruang tunggu masih kacau, aku masih bisa mendengar suara tembakan.

Dokter telah menghentikan pendarahan Erick Tao, tapi lukanya terlalu parah, ditambah lagi tidak ada obat bius yang tersedia. Kening Erick Tao basah oleh keringat. Terlihat jelas dia sedang sangat kesakitan, dengan sekuat tenaga dia tidak menunjukkannya.

Dadaku seperti tertahan oleh seseuatu yang tajam, terasa sangat sakit.

Akhirnya aku hanya bisa menggenggam lengannya dan berkata: “Jika kamu merasa sakit, maka teriaklah, jangan ditahan.”

Wajah Erick Tao sangat pucat, dia menatapku dengan tatapan menahan sakit, tidak bersuara.

Salah satu pengawal mengingatkan: “Tuan, kita akan segera meninggalkan tempat ini.”

Erick Tao kemudian dibawah menuju ruang penyimpanan mobil.

Aku mengikuti di samping, perasaanku sangat rumit.

Dia bukan hanya seorang Tuan muda Keluarga Tao, tapi memang dirinya memang sangat spesial. Dia adalah pria idaman seluruh wanita Universitas Imperial, kemudian saat dia menjadi polisi, dia semakin mendapatkan pujian.

Tapi sekarang dia harus dipapah hanya untuk berjalan……

Aku sangat sangat merasa bersalah.

Sesampainya di tempat penyimpanan mobil, semua orang segera naik ke mobil.

Saat mobil keluar dari bandara, aku baru menghela nafas lega.

Masuk ke jalan tol, kita sampai di post peristirahatan, Dokter Huang sedang menunggu di sana.

Dokter Huang kembali memeriksa luka Erick Tao kemudian berkata: “Ada serpihan amunisi di tulang belakangmu, kita harus segera melakukan operasi untuk mengeluarkannya.

Aku terbelalak.

Barusan Erick Tao tetap menahannya, aku tidak tahu kondisinya begitu parah.

Parahnya itu adalah tulang belakang!

Jika terjadi sesuatu, maka seluruh tubuh Erick Tao akan lumpuh……

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu