My Superhero - Bab 561 Mencoba Akur Dengan Ibu Zhou

Aku membujuk Maxi dengan lembut dan tidak mempedulikan Ibu Zhou.

Mungkin karena sikapku yang terlalu acuh, Ibu Zhou bertambah murka.

Dia berteriak dengan lantang: “Lepaskan aku!”

Untungnya para pengawal tidak langsung menuruti ucapannya. Mereka menatapku terlebih dulu untuk meminta arahan.

Aku menghela nafas kemudian berkata: “Kalian antarkan Nyonya besar ke atas untuk beristirahat.”

Para pengawal dan pelayan langsung bergerak. Dengan setengah menyeret mereka membawanya pergi menuju tangga.

Saat itu juga Ibu Zhou seperti cacing kepanasa. Mendadak dia meronta dengan kasar: “Minggir! Enyah kalian semua!”

Karena sibuk meronta, rambutnya menjadi berantakan, wajahnya terlihat mengerikan. Ditambah lagi tubuhnya yang belum pulih. Dirinya terpincang-pincang, membuatnya kelihatan sangat mengerikan.

Aku merasakan ada yang salah, kemudian dengan segera memerintah para pengawal: “Cepat panggil dokter kemari.”

Dengan cepat dokter pun tiba dan memberikan obat penenang kepada Ibu Zhou.

Mendengar obat penenang, aku sangat terkejut, kemudian membuka suara: “Bagaimana mungkin kalian memberikan obat penenang kepadanya?!”

Obat penenang yang terlalu banyak tidak bagus.

Sebelumnya Chris Zhou berkata padaku, dokter berkata untuk banyak memanas-manasi Ibu Zhou. Aku mengira itu untuk perawatan kesehatan mentalnya, tidak disangka ternyata membutuhkan bantuan obat.

Jika aku tahu lebih awal, barusan aku pasti tidak akan sengaja memanas-manasi Ibu Zhou.

Dokter pun menjelaskan: “Dosisnya sangat kecil, dan juga hanya digunakan sekali setiap dia bereaksi terlalu keras, tidak akan ada masalah.”

Aku tetap tidak tenang.

Tapi beberapa dokter ini adalah ahli yang dipercayakan Keluarga Zhou.

Mereka sangat terkenal di daerahnya masing-masing. Aku pun tidak berkata apa pun lagi.

Ibu Zhou ditahan di atas sofa, perlahan menjadi tenang.

Aku ragu-ragu. Aku tidak beranjak ke depan.

Jika dia melihatku lagi, dia pasti akan terpancing lagi.

Aku diam-diam memperintahkan pelayan: “Jaga beliau baik-baik. Jika ada sesuatu, harus segera beritahu aku.”

Setelah itu aku menuju ke lantai atas sambil menggendong Maxi.

Ibu Zhou masih memanggil nama Maxi. Aku takut dia menyadari pergerakanku dan Maxi, aku pun menambah kecepatan langkahku.

Sekembalinya di kamar, aku melihat Chris Zhou yang masih tertidur pulas.

Saat ini Maxi telah berhenti menangis. Mungkin karena baru saja kenyang, ditambah lagi karena menangis terlalu lama, dia pun akhirnya tertidur.

Aku pun meletakkannya di samping Chris Zhou. Kepala ayah anak itu saling bersender.

Cahaya lampu remang terjatuh di wajah mereka. Aku duduk di tepi kasur.

Menatap mereka dalam diam, timbul perasaan yang hangat dalam hatiku.

Aku menunduk, mencium Maxi, kemudian mencium wajah Chris Zhou.

Kemudian aku pun naik ke atas ranjang, bersiap untuk beristirahat bersama mereka.

Saat aku baru saja berbaring, tiba-tiba aku mendengar Chris Zhou memanggil namaku.

Aku mengira dia telah terbangun, dengan cepat aku berdehem.

Tapi setelah itu dia tidak bersuara lagi.

Aku sedikit tidak yakin. Kemudian aku mendongak melihatnya, aku menyadari sebenarnya dia masih dalam keadaan tertidur.

Jadi……barusan dia sedang bermimpi?

Seketika aku tidak merasakan hal yang sulit diartikan. Hatiku tersentuh.

Dia memanggil namaku dalam mimpinya. Apakah ini menjelaskan bahwa dalam hatinya sungguh ada aku?

Memikirkan ini, hatiku kembali tersentuh dan bahagia.

Aku menunduk mencium alisnya. Kemudian berbisik di telinganya: “Chris Zhou, aku di sini.”

Awalnya dia mengernyit, tidak tahu apakah karena dia mendengar suaraku, alis matanya pun menjadi tenang.

Aku kembali mencium bibirnya dan berkata: “Selamat malam, Chris Zhou.”

Semalam karena terus mengkhawatirkan keselamatan Chris Zhou dan Maxi, aku tidak bisa tidur dengan baik. Sekarang mencium aroma tubuh khas bayi Maxi, dan juga kehangatan yang diberikan Chris Zhou membuatku terlelap dalam sekejap.

……

Saat aku terbangun, aku menyadari hari sudah pagi keesokan harinya.

Aku langsung teringat akan Chris Zhou dan Maxi, kemudian dengan segera membuka mata dan melihat ke samping.

Tentu saja Chris Zhou ada, karena dia masih belum bisa turun dari ranjang.

Yang aku cemaskan adalah Maxi bisa saja digendong pergi.

Tapi saat aku membuka mata, aku langsung melihat Chris Zhou yang sedang bercanda dengan Maxi. Wajah mungil Maxi ditangkup olehnya. Si mungil itu pun hanya tertawa riang.

Aku pun ikut tersenyum.

Mungkin karena mendengar suaraku, Chris Zhou pun mengarah kepadaku.

Tatapannya sangat dalam, di matanya ada bayanganku, seperti seluruh diriku terhanyut dalam matanya.

Dadaku merasa hangat, kemudian bangkit dan menciumnya: “Pagi, Chris Zhou.”

Dia tersenyum manis, kemudian menahan tengkuk kepalaku memperdalam ciuman.

Setelah selesai berciuman, aku merasa kaki dan tanganku menjadi lemas.

Saat aku menunduk, aku langsung melihat Maxi yang sedang terdiam menatap kita dengan matanya yang bulat.

Aku: “……”

Alis Chris Zhou memiring. Dia menjulurkan jarinya mengusap bibirku.

Sekarang aku merasa sangat bahagia. Suami dan anakku tercinta ada di sisiku. Kita tidak akan terpisah selamanya, terbangun di pagi cerah seperti ini, saling menatap sambil tersenyum.

Ini adalah kehidupan yang selalu aku dambakan.

Tapi……aku tetap tidak lupa. Di istana ini, masih ada seseorang.

Aku ragu sejenak, kemudian menatap Chris Zhou, berkata: “Chris Zhou, aku ingin mengakui satu hal kepadamu.”

Dia menggenggam tangan gembul Maxi, sambil tersenyum melihatku: “Hum?”

Aku sedikit tidak berani menatapnya, dengan berbisik menatapnya: “Aku……semalam aku hampir membuat Ibu mertua marah sampai hampir pingsan.”

Dia terdiam sejenak, kemudian menatapku: “Apakah ada yang terjadi?”

Aku pun menjelaskan semua yang terjadi semalam kepadanya, kemudian aku berkata: “Maafkan aku, aku……aku sengaja memancingnya……aku mengira dengan begini bisa membantu pemulihannya, tapi hasilnya aku melihat dokter memberinya obat penenang……aku merasa obat penenang ini lebih baik digunakan sesedikit mungkin……”

Walaupun saat sedang memberikan obat kepada pasien yang punya penyakit mental, ini juga tidak harus. Tapi aku merasa kondisi Ibu Zhou tidak begitu sama, sebenarnya kesehatan mentalnya masih bagus, hanya saja ingatannya telah berubah, obat seperti ini sangat tidak bagus.

Setelah Chris Zhou selesai mendengar ucapanku, dia pun mengangguk dengan perlahan dan berkata: “Baik, aku akan membicarakan ini dengan dokter.”

Aku menatapnya dengan sedikit tidak enak: “Kamu……apakah kamu bisa menyalahkanku?”

Dia menggenggam tanganku, berkata: “Sebenarnya sebelumnya saat pertunangan batal, dokter telah memberikan dia konsultasi, dan kondisinya cukup membaik.”

Aku tersontak.

Dia perlahan mengelus wajahku dan berkata dengan lembut: “Aku setuju untuk dia datang kemari, karena aku telah mempertimbangkan beberapa alasan. Dan salah satunya adalah, dokter berkata setiap dia melihatmu itu bisa merangsang sarafnya, dan hal ini berdampak baik dengan pemulihannya.”

Aku terkesiap terbelalak.

Ternyata ada alasan seperti ini?

Chris Zhou berkata sambil tersenyum: “Jadi kamu tidak perlu khawatir, aku tidak akan menyalahkanmu.”

Aku pun menghela nafas.

Dia terdiam beberapa saat, kemudian kembali berkata: “Masih ada satu alasan. Kamu tahu ingatan Ibu ku yang dimanipulasi berhubungan dengan Paman Kedua. Sekarang peperangan antara Keluarga Zhou dan Keluarga He telah dimulai. Aku takut Paman Kedua bisa memanfaatkan Ibuku untuk melakukan sesuatu yang membahayakan Keluarga Zhou. Maka itu dengan segera aku membawanya kemari.” Dia terdiam sesaat, berkata, “Hanya saja beberapa hari ini akan menyusahkanmu, jika ada hal tidak baik yang dilakukan Ibuku padamu, aku harap kamu tidak akan keberatan.”

Tentu saja aku tidak akan keberatan.

Bahkan aku telah memaafkannya karena telah melukai wajahku. Bagaimana mungkin aku bisa keberatan dengan masalah yang lain.

Hanya saja aku masih belum menyangka setiap Ibu Zhou melihatku dia bisa terangsan. Kelihatannya dia memang sangat membenciku.

Tidak, sebenarnya dia membenci seorang pelakor……

Paman Kedua Zhou memang sangat jahat, dia telah memanipulasi ingatan Ibu Zhou membuatnya mengira Ayah Zhou telah melakukan sesuatu di belakangnya.

Ini sama saja menusuk hati Ibu Zhou dengan tusukan fatal.

Dan juga pertimbangan Chris Zhou itu benar, jika membiarkan Ibu Zhou tinggal di dalam negeri, dia bisa saja dimanfaatkan oleh Paman Kedua dan Keluarga He. Itu bisa saja membahayakan nyawa Kakek Zhou dan anggota Keluarga Zhou yang lainnya. Maka lebih baik membawa Ibu Zhou tinggal di sini untuk menghindari hal buruk terjadi.

Aku menjawab dengan pelan: “Lingkungan di sini tidak buruk. Cocok untuk perawatan. Mungkin saja dengan Ibu berhubungan denganku selama beberapa bulan, akan memberinya dampak bagus.”

Berhubung setiap hari aku beraktifitas di hadapanya hampir setiap hari. Mungkin dia akan mulai terbiasa jika terpancing beberapa kali.

Novel Terkait

Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu