My Superhero - Bab 488 Ibu Zhou Marah Hingga Penyakitnya Kambuh

Chris Zhou menggenggam tanganku semakin erat.

Aku tidak tahu dia sedang memikirkan apa, aku mengangkat kepala melihat dia, ekspresi wajahnya tidak berubah, hanya saja alisnya mengerut semakin erat.

Selang 5 detik atau 6 detik kemudian, dia berkata dengan suara pelan: “Maaf, Belinda, aku tidak seharusnya meminta bantuanmu. Pertimbanganku mengenai masalah ini tidak begitu bijak, aku minta maaf padamu. Besok aku akan pergi ke rumahmu, meminta maaf pada orang tua dan kakakmu.”

Air mata Belinda Ye seketika itu juga menetes semakin deras.

Aku terdiam sambil berdiri di samping Chris Zhou, saat itu aku tidak bisa mengatakan apa yang aku rasakan.

Chris Zhou pertama kali memperjelas hubungan dia dengan Belinda Ye secara terus terang.

Jika dibilang tidak senang, maka itu bohong.

Tetapi aku tidak bisa menahan rasa khawatir Belinda Ye bisa mengabaikan kesepakatan ini karena suasana hatinya yang buruk, dan hal ini tidak baik juga bagi penyakit Ibu Zhou.

Terlebih lagi Ibu Zhou pasti akan membela Belinda Ye, aku juga takut bisa mempengaruhi hubungan Chris Zhou dan ibunya.

Sesuai dugaanku, Belinda Ye belum mengatakan sepatah kata pun, Ibu Zhou malah berteriak, dia berkata: “Chris, kamu benar-benar ingin mengusir Belinda?”

Chris Zhou menjelaskan: “Bukan mengusir, aku hanya tidak ingin merepotkan dia........”

Perkataannya masih belum selesai diucapkan, wajah Ibu Zhou semakin muram, berkata: “Aku terakhir bertanya padamu sekali lagi, kamu memilih aku dan Belinda atau kamu memilih perempuan ini?”

Chris Zhou menghela napas, dia tidak menjawabnya.

Aku segera menggenggam erat tangannya.

Mungkin karena Ibu Zhou tidak mendapat jawaban dari Chris Zhou, didalam matanya tersirat rasa tidak senang.

Dia tiba-tiba memanggil Paman Wasiman, berkata: “Usir perempuan ini!” lalu dia berbalik ke arah Chris Zhou, berkata, “Jika kamu tidak menganggap aku ini sebagai ibumu, kamu pergi bersama dia, nanti jangan kembali lagi kesini!”

Dia memaksa Chris Zhou seperti ini, siapapun yang melihatnya pasti merasa pemikiran Ibu Zhou sangat tidak masuk akal.

Tetapi siapa yang membuat dia sakit seperti ini.

Paman Wasiman melihatku, lalu dia berbalik melihat ke arah Chris Zhou, dia memperingatkan dengan suara rendah: “Tuan Muda, suasana hati Nyonya Besar sepertinya sedang tidak stabil, dokter mengatakan tidak boleh membuat dia merasa tertekan, anda lihat............”

Dia pasti ingin menasehati Chris Zhou untuk menuruti Ibu Zhou.

Chris Zhou mencibirkan sudut bibir, dia masih tetap terdiam.

Aku tidak berharap dia dan ibunya mulai berselisih, aku berkata dengan pelan: “Paman Chris, tidak apa-apa, aku pulang sendiri saja, besok aku akan datang kesini lagi menjenguk Ibu.”

Saat ini pertama kalinya aku bertemu dengan Ibu Zhou, aku benar-benar tidak ingin meninggalkan kesan buruk didalam hatinya.

Apalagi naik pesawat selama 10 jam lebih, aku juga lelah, aku hanya ingin beristirahat dan berbaring di kasur.

Tatapan mata Chris Zhou semakin tajam, dia melihatku tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Aku mencolek jarinya, menggunakan tatapan mata memberitahu dia bahwa aku tidak marah, dan menyuruh dia untuk tidak khawatir.

Barulah Chris Zhou berkata dengan pelan: “Kalau begitu aku antar kamu naik ke mobil.”

Aku menganggukkan kepala dengan pelan.

Chris Zhou berkata pada Belinda Ye: “Aku suruh orang antar kalian pulang.”

Aku sontak terkejut.

Dia masih tetap berencana menyuruh Belinda Ye pergi?

Aku sontak melihat ke arah Ibu Zhou.

Dia ternyata mengerutkan alis, mulutnya seolah ingin mengatakan sesuatu.

Tetapi Chris Zhou sudah mencegah dia untuk bicara, Chris Zhou berkata: “Ibu, kamu pertimbangkan sendiri, kamu ingin Belinda atau aku anakmu ini. Tidak mungkin hanya demi orang lain, kamu bahkan tidak mengakui anak kandungmu sendiri?”

Ibu Zhou membelalakkan mata.

Selang beberapa saat kemudian, dia menutupi matanya, lalu menangis karena marah.

Kemudian sekujur tubuhnya mulai gemetar, sepertinya beberapa detik kemudian dia akan jatuh tergeletak di lantai.

Parahnya adalah dia ternyata berlari ke sudut dinding, memegang kepalanya sambil membenturkan kepalanya ke tembok.

Kakak Zhou pertama dan kakak Zhou kedua segera berlari memeluknya, sedangkan kakek Zhou sudah menyuruh orang untuk memanggil dokter kemari.

Kejadian ini terjadi begitu tiba-tiba, aku terkejut disana.

Jadi..........apakah penyakit Ibu Zhou kambuh?

Aku benar-benar tidak menyangka bisa begitu parah, didalam hatiku seketika itu juga merasa sangat bersalah dan tidak tenang, aku mengangkat kepala melihat Chris Zhou.

Raut wajahnya sangat buruk, didalam matanya tersirat rasa bersalah.

Tetapi dia tetap berdiri di posisinya, dia bahkan tidak segera melihat kondisi Ibunya.

Entah kenapa, dadaku tiba-tiba terasa sesak seolah ditekan oleh sesuatu, terasa sangat sakit.

Chris Zhou melakukan ini demi aku, hingga dia membuat ibunya marah.

Aku merasa terharu, tetapi aku merasa sangat bersalah, aku tidak dapat menahan rasa ingin memanggilnya: “Paman Chris.”

Dia melihat ke arahku.

Saat aku ingin memperingatkan dia, menyuruh dia segera melihat ibunya.

Kakak Zhou kedua tiba-tiba berjalan mendekat, berkata: “Chris, kamu cepat bawa Viona pergi.” dia berbalik melihatku, berkata, “Viona, kamu jangan berpikir sembarangan, ibuku mengalami tekanan, tunggu sampai dia membaik, dia pasti akan menyukaimu.”

Kelopak mataku sontak terasa pedih.

Sebenarnya saat barusan kakak Zhou kedua berjalan mendekati kami, aku sangat takut dia akan menyalahkan Chris Zhou, dan menyalahkan aku karena membuat keributan ini.

Tetapi dia malah tidak menyalahkan kami, justru sebaliknya dia menenangkan aku.

Didalam hatiku seketika itu juga merasa hangat.

Ini adalah alasan kenapa aku sangat menyukai keluarga Zhou, karena kakek Zhou dan kakak Zhou kedua semuanya sangat baik, mereka sejak awal tidak pernah meremehkan aku.

Chris Zhou mencibirkan sudut bibir, beberapa lama kemudian, berkata: “Iya..........kak, tolong jaga ibu dengan baik.”

Kakak Zhou kedua menepuk bahunya: “Pergilah.”

Chris Zhou memegang tanganku berjalan ke luar, lalu dia menyuruh Anin mengantar Belinda Ye dan Rebecca Ye pulang ke rumah mereka.

Aku awalnya masih merasa sedikit terkejut, tidak menyangka Chris Zhou ternyata benar-benar membawaku pergi.

Dia.....apakah dia benar-benar berencana pergi begitu saja?

Meskipun dia memilih aku, aku tentu saja merasa bahagia, tetapi.........dia pergi bersamaku dalam keadaan seperti ini, sepertinya sangat tidak pantas kan?

Kemudian saat berjalan sampai halaman, aku menghentikan langkah kakiku, berkata padanya: “Chris, kamu sebaiknya disini saja, jaga ibu dengan baik, biar Andy saja yang mengantarku pulang.”

Chris Zhou menatapku dengan dalam, tidak bicara apapun.

Aku menjinjitkan kaki memeluk leher Chris Zhou, berkata dengan suara pelan: “Aku tidak akan berpikir sembarangan, kamu tenang saja.” Aku diam sejenak, lalu mencium bibirnya, berkata, “Kamu harus menjaga ibu dengan baik, bahkan ini termasuk bagian aku juga, mengerti?”

Kedua tangannya mendekap pinggangku sedikit erat.

Aku mencium wajahnya lagi, membujuk dia sambil berkata: “Paman Chris, patuhi permintaanku ini.”

Dia tiba-tiba memeluk aku kedalam pelukannya, seolah ingin meremukkan badanku.

Aku tahu dia menyanggupi permintaanku, hatiku merasa sedikit lega.

Hanya saja saat ini di sebelah kami terdengar perkataan yang tidak sopan dengan suara melengking: “Kak Belinda, kamu jangan sedih, orang semacam ini tidak pantas untukmu, kita pergi saja!”

Aku melihat ke arah mereka.

Wajah Rebecca Ye dipenuhi rasa amarah sambil membelalakkan mata kepadaku dan Chris Zhou.

Belinda Ye masih terlihat tenang berdiri disana, tetapi kelopak matanya memerah, kedua bola matanya menatap Chris Zhou dengan tajam, ekspresinya itu terlihat seolah ekspresi ditelantarkan oleh Chris Zhou.

Aku mengalihkan pandangan, berkata pada Chris Zhou dengan pelan: “Kalau begitu aku pergi dulu ya.”

Setelah selesai bicara, barulah aku naik kedalam mobil.

Tetapi Chris Zhou malah menarik aku kedalam pelukannya, dia menciumku dengan mesra beberapa saat, barulah dia melepaskan aku.

Ibu jarinya menekan bibir bagian bawahku dengan pelan, dia berkata dengan suara parau: “Aku besok pagi membawa Maxi dan menjemput kamu.”

Aku tersenyum sambil merespon dia.

Kemudian aku naik kedalam mobil, lalu menyuruh Andy menyalakan mobil.

Aku melihat dari kaca spion mobil, Belinda Ye berjalan melewati Andy.

Sebenarnya aku sengaja pergi terlebih dulu, karena aku ingin memberikan waktu agar Chris Zhou dan Belinda Ye bisa berdiskusi dengan baik.

Malam ini perlakuan Chris Zhou sudah mampu membuatku percaya padanya.

Aku bersedia memberi dia waktu untuk berterus terang pada Belinda Ye.

Hanya saja, saat mobil akan melaju keluar dari rumah keluarga Zhou, sepanjang jalan, aku melihat lampu yang redup di kedua sisi jalan, hatiku sontak merasa putus asa.

Saat kembali kesini, didalam hatiku pernah membayangkan seolah tidak dianggap, bahkan aku sempat berpikir, didalam hati Chris Zhou masih ada Belinda Ye, dia masih bimbang dan tidak bisa memutuskan pilihan diantara aku dan Belinda Ye, atau mungkin secara mudahnya dia memilih Belinda Ye.

Tetapi kenapa aku juga tidak menyangka bahwa Chris Zhou tetap bersikeras bertahan memilih aku, masalahnya justru muncul dari Ibu Zhou.

Ibu Zhou ternyata begitu keras kepala ingin menjodohkan Belinda Ye dengan Chris Zhou.

Aku sebenarnya sedikit tidak mengerti, kenapa bisa seperti ini?

Apakah Belinda Ye benar-benar begitu baik?

Ibu Zhou kenapa begitu percaya padanya?

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu