My Superhero - Bab 123 Melepaskan Beban Hati (1)

Tidak tahu sudah berlalu berapa lama, barulah Steven melepaskan Angel.

Air mata Angel mengalir jatuh dari sudut mata. Ia menggit bibir, menahan isak tangisnya.

Steven menyentuh dagu Angel, kemudian tertawa sinis, “kalau suka padaku, kamu juga harus bersikap baik padaku.”

Angel membuka matanya, tapi tidak melakukan perlawanan sama sekali.

Steven pun berkata, “kamu pikirkan caranya agar Viona mau meninggalkan Chris.”

“Tidak bisa, aku……”

Steven memotong kalimat Angel, “bukankah kamu iri padanya? Kalaupun aku tidak bisa mendapatkannya, aku juga tidak akan mau bersamamu.”

Aku tidak mempercayai pendengaranku sendiri. Steven bisa-bisanya berkata seperti ini .

Angel hanya bisa diam dan meneteskan air matanya.

Steven menyipitkan matanya, dengan tidak sabar ia berkata, “sudahlah, tidak usah menangis lagi, kalau kamu tidak bersedia yasudah, aku pikirkan sendiri caranya.”

Setelah mengatakannya, ia menundukkan kepala mencium Angel. Dan Angel lagi-lagi tidak bereaksi apa-apa.

Aku merasa sangat kacau. Tidak tahu harus berbuat apa, membuka pintu dan mengusir Steven dari sana, atau diam-diam keluar seolah tidak melihat apa-apa.

Awalnya aku mengira Steven sedang membuly Angel, tapi melihat Angel yang tidak merespon apa-apa, dan aku tiba-tiba masuk, pasti akan terasa sangat canggung……

Akhirnya aku dengan pelan membuka pintu dan memutar badanku keluar dari ruangan Angel.

Tapi aku merasa sangat gelisah.

Tentu saja aku tidak berharap Angel dan Steven bersama. Sudah jelas sekali Steven itu memanfaatkan Angel. Dan Steven juga tidak mungkin menyukaiku, dia hanya ingin aku meninggalkan Chris. Sebelumnya dia sudah menyuruh Angel untuk membujukku, tapi Angel tidak punya alasan untuk menyuruhku meninggalkan Chris. Sehingga ia pun memberitahuku cerita yang sebenarnya.

Hanya saja, siapa yang tahu apakah Angel akan terpengaruh atau tidak nantinya.

Jika mengingat kembali Steven yang memaksa untuk mencium Angel, tapi Angel tidak terlihat menolaknya, aku menjadi semakin khawatir.

Aku yakin, sekalipun Angel terpengaruh dengan Steven, ia tetap tidak mungkin menyakitiku. Yang aku takutkan adalah, Angel memberikan seluruh hatinya, dan suatu saat nanti ia akan merasakan rasa kecewa dan sakit hati.

Saat itu juga Angel kembali.

Pandangan mataku jatuh pada tubuhnya.

Ia sudah membenahi kembali dirinya. Matanya dirias sedikit tebal, menutupi bekas menangis tadi. Lipstiknya juga kembali dipoles di bibirnya. Jika tidak dilihat secara saksama, tidak akan ada yang menyadari telah terjadi sesuatu sebelumnya.

Aku sedikit bimbang, perlukah aku membicarakan hal ini.

Setelah dilanda kebingungan beberapa detik, aku tidak jadi menanyakannya. Malah bertanya, “apakah temanmu sudah pergi?”

Raut wajah Angel terlihat sedikit aneh, “dia ada sedikit kerjaan……”

Aku menghela napas ringan.

Apakah Angel akan membicarakan masalah ini sekarang? aku menjadi khawatir sekarang.

Awalnya aku berniat untuk membantunya, agar ia bisa menjadi lebih dekat dengan Steven. Tapi setelah melihat keadaan sekarang, sudah jelas Steven memanfaatkan Angel, ditambah lagi menghasut Angel yang tidak-tidak.

Angel belum pernah berpacaran sama sekali, ditambah lagi ia menyukai Steven diam-diam. Sama saja seperti domba yang masuk kedalam mulut harimau. Masuk ke tempat berbahaya.

Yang ditakutkan adalah,ia memperlakukan Angel seolah habis manis sepah dibuang.

Aku menggigit bibirku, baru saja ingin membahas soal Steven, tiba-tiba Chris masuk.

Ia berjalan kearahku, dan menggenggam tanganku, bertanya dengan halus, “wajahmu terlihat berbeda dari biasanya, apa kamu baik-baik saja?”

Aku memaksakan senyumku padanya, “tidak apa-apa……”

Karna ada Chris, aku tidak jadi membahas soal Steven. Terpaksa menunggu kesempatan lain untuk membahas masalah ini dengan Angel.

Meskipun Angel terlihat cukup pintar dan cerdas, tapi kalau sudah soal cinta, lain ceritanya. Aku tidak bisa membiarkannya dipengaruhi dan dimanfaatkan oleh Steven.

Hari sudah siang, Angel mengajak kami pergi makan, tapi Chris menolak secara halus.

Sebenarnya aku masih ingin membicarakan masalah ini dengannya, tapi karna ada Chris, aku tidak mungkin membahasnya sekarang. Apalagi topiknya mengarah pada masalah pribadi, Angel juga pasti enggan untuk membahasnya jika ada Chris.

Chris menggandengku untuk turun kebawah. Angel pun mengantarku sampai kedepan pintu.

Tiba-tiba aku terpikir akan satu hal, dan bertanya, “kapan kamu pergi ke sekolah?”

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu