My Superhero - Bab 801 Meragukan Kebenarannya

Seketika mataku terbelalak.

Walaupun Steven Shen pernah mengatakan kalau Janice Qin sudah hampir kehabisan napasnya, takutnya dia tidak akan bertahan lama.

Aku selalu berpikir kalau nyawa orang jahat itu lebih panjang, dia begitu hebat, tidak akan mati semudah itu.

Mendapatkan informasi ini, aku pun seketika tercengang.

Dan reaksi Chris Zhou lebih cepat, dia berkata : “Aku dan kamu akan pergi ke sana untuk melihat kondisinya.”

Aku tidak melarangnya.

Bagaimana pun, kepada keluarga Zhou lah Janice Qin memiliki dendam, dan Steven Shen hanya membantu untuk menginterogasinya saja, tidak mungkin menyuruh Steven Shen untuk mengurus kematiannya juga.

Hanya saja, di ruangan ada begitu banyak sanak saudara, jika dia pergi meninggalkan tempat ini, mereka pasti akan menyadarinya.

Dengan pelan Chris Zhou mengatakan : “Tidak apa-apa, mereka semuanya mengenal Janice dan juga mengetahui dendamnya kepada keluarga Zhou, sekarang Janice sudah mati, kita seharusnya juga memberitahukan kepada mereka, agar mereka tidak merasa cemas lagi.”

Aku juga berpikir demikian.

Dulu, pada saat Nicholas Ye mereka pergi ke Xinan untuk mengejar Simon He, mereka juga bertanggung jawab untuk mengawasi Janice Qin, namun akhirnya Janice Qin berhasil meloloskan diri, dan mereka pun merasa sangat bersalah.

Dan sekarang Janice Qin telah mati, dia sudah tidak dapat mengancam aku dan Chris Zhou, dan kami harus memberitahukan kepada mereka juga agar mereka tidak khawatir.

Namun, pada saat Chris Zhou akan mengumumkan berita ini, aku menarik lengan bajunya, aku memutar kepalaku dan bertanya kepada Steven Shen : “Abang sepupu, apakah kamu yakin Janice Qin benar-benar telah mati?”

Dia sering memalsukan kematiannya sendiri, seperti kejadian pada saat di bandara Jepang itu, dia membiarkan bawahannya mati mewakili dirinya.

Steven Shen tampak kesal dan melirikku, dia berkata : “Tentu saja dia sudah mati, aku sudah mengutus orang untuk mengawasinya selama 24 jam karena aku takut dia memalsukan kematiannya.

Lalu aku pun bisa merasa tenang.

Oleh karena itu, Chris Zhou pun memberitahukan tentang kematian Janice Qin kepada mereka semua, mereka tampak tercengang dan saling memandang satu sama lain.

Dengan ragu-pragu James bertanya : “Bagaimana dia bisa mati?”

Lalu Steven Shen mengatakan : “Saat itu dia mengebom dirinya sendiri, sehingga anak di dalam perutnya mati karena ledakkan bom itu, setelah anaknya mati, dia juga tidak sempat mendapatkan perawatan, dia mati setelah beberapa hari.”

Ternyata dia yang menyebabkan kematiannya sendiri.

Saat itu kami berniat untuk membawanya ke rumah sakit, namun dia tidak membiarkan kami pergi dan bersikeras memaksaku untuk bercerai dengan Chris Zhou.

Di dalam hatinya, mendapatkan Chris Zhou lebih penting dari nyawanya sendiri.

Aku sama sekali tidak dapat mengerti dengan cara pikirnya.

Dan sekarang, dia telah menyebabkan kematiannya sendiri karena obsesinya itu.

Aku tidak bisa merasakan perasaan lain selain kesedihan.

Apalagi, setidaknya bagiku, kematiannya mewakili kalau dia tidak akan berbuat macam-macam lagi dan menyuruh orang lain untuk membunuhku.

James menggerakkan bibirnya, dia berkata : “Wanita ini benar-benar telah menyebabkan kematiannya sendiri…… Lupakan saja, kita tidak usah mengungkitnya lagi, tidak ada untungnya.”

Hari ini benar-benar bisa dikatakan sebagai hari yang baik, apalagi ingatan Chris Zhou sudah pulih, siapa yang bisa menebak kalau Janice Qin akan mati di hari yang sama?

Apakah ini telah ditentukan oleh Tuhan?

Orang-orang lainnya juga tidak terlalu bersimpati kepada Janice Qin, tampaknya, kesan mereka terhadap Janice Qin juga tidak bagus.

Sebenarnya, aku sama sekali tidak bisa mengerti dia, dia begitu cantik, kenapa dia begitu bersikeras dengan Chris Zhou.

Tentu banyak pria-pria di sekitarnya yang menginginkannya, penampilan dan postur tubuhnya adalah idaman setiap pria.

Aku pun menyandarkan kepalaku dan menoleh Chris Zhou yang berada di sampingku.

Wajahnya tampak tampan, alisnya tegas, walaupun di dalam ruangan ini begitu banyak orang-orang yang berkelas, namun dia lah yang paling mencolok di antara orang-orang tersebut.

Apalagi dia selalu merencanakan segala hal jauh ke depan, tenang, juga tangguh, akan susah bagi Janice Qin yang telah bekerja dengannya begitu lama untuk tidak tertarik kepadanya.

Juga sama halnya denganku, tidak sadar, aku pun jatuh cinta kepadanya……

Chris Zhou meminta Philip Zhou untuk membantu melayani para tamu, dia pergi mengikuti Steven Shen untuk mengurusi permasalahan Janice Qin.

Di saat dia akan pergi, aku menariknya dan dengan pelan mengatakan : “Chris Zhou, kamu berhati-hati lah.”

Janice Qin membuatku lebih merasa was-was, apalagi persoalan tentang dia yang telah menyamar sebagai Sandra Qin yang membuat aku bergidik, kali ini pun aku takut akan ditipu lagi, atau mungkin juga dia menggunakan kematian itu untuk memancing Chris Zhou ke sana.

Chris Zhou membelai-belai wajahku, dia mengatakan : “Jangan khawatir, aku akan segera kembali, kamu berbincang-bincang saja dengan kakak ipar dan mereka.”

Dan aku mengiyakannya.

Pandangan mataku mengantar kepergiannya dan Steven Shen, terdapat kecemasan yang tidak dapat dijelaskan di dalam hatiku.

Angel dan kakak ipar menyadari kalau aku terus melamun, mereka mendekatiku dan menemaniku berbincang-bincang.

Beberapa hari ini, lukaku pelan-pelan mulai sembuh, tidak apa-apa walaupun aku duduk lama, namun, punggungku masih belum bisa menahan beban yang berat, oleh karena itu aku tidak bisa menggendong Maxi.

Maxi mendekap di dalam pelukan Angel, dia menanyakan : “Ibu, kenapa aku tidak melihat ayah lagi.”

Aku tersenyum dan membelai-belai pipi kecilnya yang putih dan lembut : “Jangan khawatir, ayah akan segera kembali.”

Kakak ipar yang berada di sebelah melanjutkan : “Benar, apakah Maxi mau pergi bermain dengan kakak Ryan?”

Maxi paling senang Dengan Ryan Zhou, dia langsung menepuk tangannya : “Bermain dengan kakak!”

Ryan Zhou dibawa oleh kakek Zhou untuk berjalan-jalan di taman, sebenarnya dia sedang memberikan kesempatan kepada Nicholas Ye mereka unutk berbincang-bincang, apalagi dia adalah seorang tetua, mereka akan merasa tidak bebas jika dia berada di sekitar mereka.

Langsung, Maxi pun dibawa turun.

Philip Zhou dan Nicholas Ye mereka sedang berbincang-bincang di luar ruang tamu, di dalam kamar pasien hanya tersisa aku, Angel dan kakak ipar kami bertiga.

Kakak ipar yang sedang duduk di depanku mengatakan : “Aku dulunya tidak mengenal Janice Qin, aku tidak menyangka kalau dia begitu gila…… Sekarang dia sudah tiada, kamu dan Chris Zhou bisa melewati hari-hari dengan damai, itu juga adalah hal yang bagus.”

Aku mengangguk-anggukkan kepalaku.

Angel melirik-lirik aku dan berkata : “Tapi aku merasakan kalau kamu tidak terlalu senang?”

Kematian Janice Qin bagiku adalah suatu hal yang bagus, tetapi aku sedang mencemaskan hal lainnya.

Sesaat aku merasa ragu, lalu aku membeberkan kecemasanku dengan mengatakan : “Kalian juga sudah tahu kalau Janice telah diam-diam memberikan obat kepada Chris, aku takut kalau obat itu akan ada efek sampingnya, dokter pernah mengambil contoh darah Chris dan selama setengah bulan, masih belum ada hasil dari penelitian itu tentang apa kandungan obat itu…… Bahkan sampai mati pun, Janice tidak berniat untuk menyerahkan obat itu……”

Setelah mendengar perkataanku, Angel dan kakak ipar pun serentak mengernyitkan keningnya.

Angel berkata : “Bukankah Steven bertugas untuk menginterogasi Janice, sayangnya, belakangan ini aku sibuk mengurus anakku, sehingga aku tidak sempat untuk bertanya kepadanya tentang situasi ini……”

Aku meraih tangannya, lalu mengatakan : “Ini tidak hubungannya dengan abang sepupu, abang sepupu sudah sangat berusaha, intinya adalah pada Janice……” Aku berhenti sebentar, lalu melanjutkan : “Aku tidak mau mengungkit dia lagi, tidak peduli bagaimanapun, selama masih ada aku, aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi dengan Chris.”

Seperti halnya dulu, aku pernah mengembangkan obat untuk menyembuhkan penyakit hati Belinda Ye, jika terjadi masalah dengan Chris Zhou, aku juga pasti akan mengembangkan obat penawarnya dengan sekuat tenagaku.

Kakak ipar tersenyum sambil menepuk-nepuk bahuku dan berkata : “Viona, kamu sangat hebat, kami akan percaya kepadamu.”

Aku mengangguk-anggukkan kepalaku, di dalam hatiku, aku menyemangati diriku sendiri, yang pasti aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi dengan Chris Zhou.

Setelah lewat sekitar setengah jam, Chris Zhou dan Steven Shen pun kembali.

Aku awalnya ingin menanyakan kondisi Janice Qin, hanya saja saat ini sudah hampir malam, Nicholas Ye dan James juga teman-teman lainnya satu per satu berpamitan, oleh karena itu, Chris Zhou pun mengantar mereka ke bawah.

Kemudian, kakek Zhou juga berencana untuk membawa Ryan Zhou dan Maxi untuk pergi, akhirnya Chris Zhou pun mengantar mereka.

Begitu kamar pasien sudah menjadi tenang, jam telah menunjukkan pukul sembilan lewat.

Di kamar hanya tersisa aku dan Chris Zhou, aku menyandarkan kepalaku di dada Chris Zhou, dengan nada pelan, aku menanyakan : “Apakah kamu lelah?”

Dengan lembut dia mengecupku, dia menggelengkan kepalanya : “Tidak apa-apa.”

Aku mengangkat wajahku dan menatapnya, lalu mengatakan : “Apakah Janice benar-benar telah mati?”

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu