My Superhero - Bab 79 Dia Ternyata Memiliki Pistol!

Andy masih saja belum tiba....

Otakku berpikir dengan cepat, diwaktu yang sama tubuhku memberikan respon, dua pengawal itu berjalan mundur menutup pintu dan pergi mengisolasi Jade.

Tetapi, Jade diwaktu yang bersamaan telah menembak.

Peluru tersebut telah menembus pintu, membuat pintu terbeut berguncang.

Aku berhasil mengindar dari tembakan pertama.

Tetapi dia terus saja melanjutkan beberapa tembakan ke arahku.

Aku tidak berhenti menghindar, tetapi bahu kiri dan kaki kananku masih saja terkena tembakan, terlebih peluru yang mengenai bahuku itu, hanya berjarak beberapa millimeter dari jantungku.

Ini benar-benar peluru asli, aku sudah tidak bisa menahannya, sakit sampai aku terguling di lantai.

Jika Jade masih saja tetap menembakan peluru, aku merasa aku sudah tidak bisa mengelak lagi.

Seluruh tubuhku sudah kesakitan, ditambah lagi hatiku yang semakin cemas, membuat otakku semakin lambat dan tidak jelas.

Dalam keadaan setengah sadar, aku lagi-lagi mendengar suara tembakan.

Aku mengira lagi-lagi ulah Jade, hatiku sudah ketar-ketir, lagi-lagi aku ingin mengelak, sayang sekali, sedikit tenaga hanya untuk menggelinding saja aku sudah tidak punya, aku hanya bisa menutup mataku dengan pasrah.

Tetapi sepertinya peluru tersebut tidak jadi meluncur, bahkan getarannya pun tidak terasa.

Aku sampai berifikir apa yang sedang terjadi, pintu toilet sudah didobrak sehingga terbuka lebar.

Jika itu adalah Jade, maka aku benar-benar akan kehilangan nyawa.....

Dengan gemetar kubuka mataku, ternyata yang kulihat adalah Chris.

Dia mengerutkan dahinya, menujukan ekspresi yang sangat serius.

Aku terdiam.

Dia membungkuk, menopang punggungku, dengan lembut berkata,"Tidak apa-apa, tidak usah takut lagi."

Aku hanya melamun sambil melihatnya.

Pada saat berbicara, dokter menyerbu masuk untuk membuat darah di tangan dan kakiku berhenti.

Chris dengan perlahan terus-menerus mengelus kepalaku, dengan suara yang semakin lembut dia berkata,"Tidak usah takut, aku berada di sisimu."

Ketika kesadaranku perlahan mulai kembali, aku menyadari bahwa seluruh badanku bergemetar.

Kejadia barusan benar benar sangat kejam dan menyeramkan, aku bahkan bisa kehilangan kesempatan mendapat pertolongan.

Sampai akhirnya dia datang, hatiku baru perlahan kembali hangat.

Pada saat yang genting dan berbahaya lagi-lagi datang bagaikan seorang penyelamat.

Air-mataku berlinang.

Merasa tidak adil, tetapi juga merasa beruntung.

Chris tidak berhenti dengan perlahan terus mengelus kepalaku, menenangkanku.

Mataku hanya tertuju kepadanya.

Dia dengan posisi seperti ini, seperti sedang melamarku.

Aku berfikir dalam diam, perlahan semakin kabur dan tidak jelas, menitihkan air mata lalu jatuh pingsan.

....

Pada saat aku sadar, aku menyadari bahwa aku sudah terbaring di rumah sakit.

Semua rasa sakit di tubuhku ini belum sepenuhnya menghilang, tubuhku lemas tidak memiliki sisa tenaga, hanya bisa terbaring diam.

Chris sedang duduk di sebelah kasurku.

Melihatku sadarkan diri, menundukan kepala menciumku sambil berkata,"semua peluru sudah diambil keluar, Rumah Sakit Pusat Militer, dokter berkata bahwa lukamu yang seperti ini minimal harus dirawat sampai 6 bulan.

Setelah aku melihat Chris, aku menyadari bahwa aku telah aman, ditambah dia yang menjelaskan bahwa aku sempat jatuh pingsan, dengan suara rendah dan lembut, aku merasa aman.

Dia menggemgam tanganku, lalu menciumnya.

Aku tidak bisa menolak untuk menyentuh sudut bibirnya,juga mengelus muka dan hidungnya.

Walaupun dengan sentuhan , aku tetap gtidak bisa menunjukkan perasaan cintaku.

Tuhan juga tau pada saat aku pasrah , aku melihatnya dan merasa terkejut dan bahagia.

Dia adalah seorang malaikat di hidupku, dapat menggantikanku menahan segala kepahitan ini.

Aku dalam diam melihatnya , tidak dapat menahan untuk tidak tersenyum kepadanya.

Dari yang awalnya tidak menunjukan ekspresi apapun , dia menarik sudut bibirnya tersenyum kepadaku.

Kita berdua tidak ada yang berniat untuk memulai pembicaraan , hanya tetap saling menatap satu sama lain.

Sampai Anin menggendong Ryan masuk , memecahkan keheningan.

Ryan seperti sudah tau apa yang sedang terjadi, merangkak naik ke ranjang , berlinangan air mata dan berkata " kamu harus cepat sembuh."

Dia memiliki kemampuan berbicara yang baik , dapat mengutarakan pendapatnya dengan jelas.

Mendengarnya aku sangat tersentuh , dengan lembut menghapus air matanya sambil berkata "Ryan tidak perlu cemas , aku tidak apa apa."

Dia dengan manja menganggukkan kepala , masih terlihat jelas ada kecemasan di matanya .

Dia membuat orang disekelilingnya menyukainya.

Sambil mengelus kepalanya aku berkata sekali lagi " aku bisa jamin , sebentar lagi aku akan pulih kembali."

Dia duduk di pangkuan Chris , mengelus tanganku seakan menghilangkan rasa sakit yang kurasakan " iya , aku percaya ."

Dengan kelucuan itu , aku sangat ingin menciumnya ,tetapi aku tidak memiliki tenaga untuk bergerak.

Chris tiba tiba berkata " Ryan , cium tante Viona ."

Aku melihatnya dan terkejut.

Dia bisa mengetahui apa yang aku pikirkan.

Ryan merangkak dan mencium keningku.

Aku dengan senangnya mencubit pipi tembamnya.

Tanpa kusadari Chris membungkukkan badannya , menciumku tetap di bibir.

Ryan dengan menutup mukanya dan berkata " malu."

Aku terdiam dan tidak bisa berkata kata .

Chris dengan sengaja menunjukan ekspresi yang sangat datar, seperti anak kecil yang melakukan kesalahan tetapi tidak mengakuinya.

Aku sebenarnya merasa iri dengan sikap tenangnya itu.

Dia melihatku sekilas dan dengan lembut berkata " Ryan tidak memberikan efek apa apa , tapi punyaku memberikan efek yang sangat besar."

Setelah setengah hari aku berfikir tentang maksud perkataanya , sekarang aku baru mengerti.

Maksud dia adalah , saat Ryan menciumku tidak efek samping apa apa , tapi ciuaman darinya memilki efek samping yang besar untuk diriku.

Efek samping .... apa ?

Apakah bisa mengurangi rasa sakit?

Tidak usah dibahas , hatiku berbunga bunga, aku merasa obat dokter sudah tidak ada hasilnya.

Aku terdiam .

Ternyata memang benar , ciumannya memilki efek samping yang besar bagi diriku.

Novel Terkait

Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu