My Superhero - Bab 47 Teruslah Berpura-pura Menjadi Pacarku

Hari kedua datang, Chris telah pergi.

Beberapa hari kemudian, aku masih tinggal di rumah Chris untuk merawat lukaku, tidak berangkat kerja, juga tak menjumpai siapa pun.

Chris sepertinya sangat sibuk, aku selalu tidak memiliki kesempatan untuk bertemu dengannya.

Seperti beberapa hari ini, luka di tubuhku sudah akan sembuh.

Hanya kasa di wajahku belum di ambil, setiap hari mengganti obat saja.

Aku selalu takut melihat wajahku sendiri, tidak tahu lukanya parah atau tidak, apakah membuat wajahku rusak atau tidak.

Tapi, jika wajahku rusak, sebenarnya tak apa, aku pun tidak pernah mengandalkan wajahku untuk mencari makan.

Asal tanganku tidak kenapa-kenapa sudah cukup.

Aku berpikir, jika aku sudah bisa bergerak, lebih baik kembali ke Taman Furong.

Yang disayangkan, Chris selalu tidak ada.

Aku hanya bisa mengirim Wechat kepadanya, berterima kasih telah merawatku.

Selanjutnya memesan mobil online untuk datang ke villa menjemput.

Tapi, baru saja aku duduk di mobil, belum keluar dari halaman rumah, Chris tiba-tiba pulang.

Dia kali ini menaiki bus antar kota dengan plang Kota Imperial, dia dari dalam bus langsung turun, jalan mengarahku.

Anin, buka pintunya.

Chris meringkukkan badannya melihatku, berkata: Turun.

Aku juga memandangnya, tak berkata sepatah kata pun, juga tak bergerak.

Tatapan matanya sangat dalam, aku tidak bisa melihat emosinya.

Aku sedikit tidak berani menatapnya.

Kira-kira setengah jam berlalu, dia tiba-tiba berbalik, ingin membopongku, membawaku keluar dari mobil.

Hatiku terkejut, tak bisa menahan untuk berkata: Chris, aku telah sembuh....

Dia memelukku, mata yang fokus ke depan berjalan ke arah rumah, bahkan tidak menjawabku.

Aku menarik bajunya denga erat, seketika tidak tahu harus berkata apa.

Setelah memasuki ruang tamu, dia meletakkanku di atas sofa, berkata: Kita sepertinya harus berbicara dulu.

Kedua tangganku memegang pinggiran baju, ada rasa sedikit gugup.

Dia berkata: Membahas tentang masalah keluar negeri terlebih dulu.

Dia langsung duduk.

Dia sepertinya dibuat tertawa oleh reaksiku : Kamu boleh tidak keluar negeri.

Tapi, kamu harus tetap berpura-pura menjadi pacarku.

Aku tertegun.

Apa maksudnya?

Chris berkata: Menyuruhmu keluar negeri, adalah permintaan terakhir ibumu, dia khawatir kamu tidak tahan dengan William dan Grace, dia ingin kamu pergi jauh.

Sekarang William sudah tidak memiliki apa-apa, kamu telah menang, jangan takut lagi kepadanya. Jadi, tidak pergi keluar negeri juga tidak apa-apa.

Aku menghela nafas.

Kemudian keraguan datang, apakah harus keluar negeri atau tidak, apa hubungannya jika aku tetap berpura-pura menjadi pacarnya?

Jika aku tidak keluar negeri, aku harus menjadi pacarnya?

Dia sepertinya bisa membaca keraguanku, lanjut mengatakan: Bisnis di Kota Hualin telah berakhir, aku berencana akan kembali ke Kota Imperial, beberapa tahun kedepan aku mungkin tidak akan berinvestasi di Kota Hualin lagi.

Aku teringat Anin pernah berkata, dia tinggal di Hualin hanya demi membantuku berhadapan dengan William.

Ternyata Anin benar-benar tidak membohongiku.

Di dalam hatiku ada perasaan yang tak bisa diungkapkan.

Ada rasa terharu dan juga rasa sedih.

Chris menatapku, berkata: Aku tidak terlalu lega jika kamu tinggal sendiri di Hualin, apalagi aku telah berjanji pada ibumu untuk menjagamu. Jadi, aku harap kamu mau kembali ke Kota Imperial bersamaku.

Aku memandangnya dengan muka terkejut.

Suaranya menjadi lembut, berkata: Masalah pernikahanku dengan Jade, kamu jangan khawatir, aku bisa menyelesaikannya.

Bagaimana pun juga, Jade telah menjadi sasaranku, ketika bertemu muka, pasti raut mukanya sangat buruk.

Aku pasti sangat takut.

Tapi, yang lebih aku pedulikan adalah, sebenarnya dia dan Jade telah bertunangan atau tidak.

Kemudian dia meringkuk, menatapku dengan lurus, berkata: Demi kamu, pernikahanku dengan Jade gagal, bukankah kanu harus ganti rugi kepadaku?

Aku menatapnya dengan bola mata hitam yang besar, mukanya yang tampan dan hidung yang mancung, membuat otakku tiba-tiba kosong.

Dia tertawa pelan, menyeret suaranya berkata: Hmmm?

Suaraku sudah sampai di depan bibir, tapi tidak jadi berkata.

Dia menatapku: Apakah kamu ingin bilang, pembatalan pertunanganku dengan Jade, apakah ada hubungannya dengan kamu?

Aku sebenarnya memiliki pertanyaan seperti ini.

Manusia seperti dia, jika melakukan segala sesuatu selalu selangkah demi selangkah, bagaimana bisa demi aku dia bisa merubah pemikirannya.

Aku teringat keadaan waktu itu, sebenarnya demi aku, dia dan Jade bertengkar, hatiku merasa sangat tidak damai.

Dia meraih tanganku pelan-pelan, berkata: Jangan banyak berpikir, pertunanganku dan Jade adalah palsu, karena kedua keluarga mempunyai kerja sama. Di hadapan kakak laki-lakinya, baru aku dan Jade bertunangan. Waktu itu kami telah sepakat kami berdua tidak mempunyai hubungan. Lalu dia sedikit demi sedikit mencampuri kehidupan pribadiku, aku tidak bisa tahan, lalu membatalkan pertunangan.

Aku mendengarkan dengan saksama.

Dia meneruskan berkata: Kali ini adalah kakak laki-lakinya mencariku, katanya demi bisnis kedua keluarga, ingin mengulang pertunangan antara aku dengan Jade. Awalnya aku ingin setuju, tapi disayangkan Jade .... Jika dia tidak mengusikmu, mungkin aku mau untuk melanjutkan kerja sama.

Hatiku semakin merasa takut.

Jadi, karena aku, Chris berubah.

Hanya saja aku tak tahu, apakah ini bisa mempegaruhi hubungan keluarga Chris dan keluarga Jade.

Dia bahkan tidak mengungkit masalah ini lagi, tertawa dan menatapku, jempolnya pelan-pelan mengangkat punggung tanganku, berkata: tanggal 16 bulan besok kakekku merayakan ulang tahun ke 70 tahun, dia selalu berharap aku datang dengan membawa pacar. Awalnya, aku berencana membawa Jade datang, tapi sekarang dengan mukanya yang rusak, aku hanya bisa membawamu.... Kamu tidak akan tidak setuju, bukan?

Aku menatapnya dengan kebingungan.

Dia tersenyum, berkata: Kamu harus tanggung jawab.

Aku tidak bisa berkata-kata.

Dia berkata dengan lembut: Aku berkata kepadamu sekali lagi, mari pulang ke Kota Imperial bersamaku, aku juga bisa menjagamu.

Aku diam seketika.

Masalah putusnya dia dengan Jade, sebagian besar adalah tanggung jawabku.

Meskipun sebenarnya bukan berasal dari keinginanku.

Dia menyuruhku terus berpura-pura menjadi pacarnya, aku juga tidak langsung menolaknya.

Tetapi, pergi ke Kota Imperial....

Masalah William dan Grace sampai sekarang belum selesai, aku tidak terlalu ingin meninggalkan Kota Hualin.

Meskipun tidak ada penjagaan dari Chris, mungkin aku bisa diusik oleh William dan Grace lagi.

Tapi, aku tidak bisa selamanya bersandar padanya.

Dia berkata akan pergi ke Kota Imperial, bisa menjagaku, tapi suatu hari nanti aku juga akan meninggalkan dia....

Aku berpikir cukup lama, mendongakkan kepala, berkata dengan pelan: Chris, kakekmu berulang tahun, aku mau pulang ke Kota Imperial bersamamu. Tapi, setelah acara ulang tahun berakhir, aku mau kembali ke Kota Hualin lagi.

Chris menatapku dalam diam, lalu berkata: Apa yang kamu khawatirkan?

Tatapan matanya menjadi dalam, seperti dia bisa memahamiku.

Aku sedikit ragu, atau haruskah aku mencurahkan isi hatiku kepadanya, intinya tentang William dan Grace.

Chris menganggukkan kepala berkata: Aku paham.

Aku tidak bereaksi terhadap apa yang dikatakannya.

Dia memegang wajahku, berkata: Sebelum kembali ke Kota Imperial, kita akan menyelesaikan masalahnya.

Aku terkejut, apakah dia berencana akan berkelahi dengan William?

Dia melepaskan tanganku, sekali lagi memelukku, berjalan menuju lantai atas, sambil berkata: Apakah kamu pernah berpikir, berharap mereka memiliki akhir yang buruk?

Aku saat itu dibuatnya terdiam.

Pertanyaan seperti ini, aku benar-benar belum memikirkan dengan detail.

Pada saat upacara pemakaman ibuku, sikap William dan Grace sangat membuat hatiku sedih, waktu itu aku berharap bahwa mereka bisa menemani ibuku mati.

Di waktu yang bersamaan aku tahu, ini tidak mungkin.

Jika aku membawanya ke pengadilan agar mereka mendapat hukuman, paling banyak juga dipenjara beberapa tahun.

Jika hanya sekedar dipenjara, aku sangat tidak terima.

Beberapa tahun ini, ibuku telah menerima ketidakadilan, sampai pada akhirnya nyawa pun telah hilang. Jika haya menyuruhnya tinggal beberapa tahun di penjara, itu harga yang sangat murah bagi mereka.

Pastinya aku bisa memburu untuk membunuh mereka.

Tapi jika seperti ini, aku sama saja menjadi pelanggar hukum.

Makanya aku tidak bisa melakukan.

Juga karena aku belum memikirkan baik-baik, harus bagaimana memperlakukan William dengan Grace.

Dalam pemikiranku, Chris sedang memelukku membawa kembali ke kamar.

Dia meletakkanku di atas ranjang, mengusap keningku, berkata: Jangan terburu-buru, berpikirlah pelan-pelan, jika telah berpikir matang baru beritahu aku.

Di dalam kamar, AC menyala. Ada sedikit rasa dingin, dia menyelimuti tubuhku dengan selimut.

Dia memegang ujung selimut, menatapku dengan rasa bersyukur.

Dia tertawa, menundukkan kepala dan mencium wajahku, berkata: Hanya ada satu jalan, jangan kamu berpikir untuk meninggalkan.

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu