My Superhero - Bab 145 Orang Misterius (1)

Berbicara tentang Grace, hatiku sekejap gemetaran.

Sebelumnya Janice menyuruh orang membawanya pergi, aku tebak mungkin sudah diserahkan pada Chris, sekarang Chris bawaku pergi menemui Grace, aku emang ada beberapa pertanyaan yang ingin bertanya padanya, jadi aku segera kembali tenang.

Tapi aku tidak terlalu ingin digendong Chris seperti ini, dia masih sedikit tidak nyaman, jadi meronta dan berkata: “Aku pergi dengan kamu, kamu lepasi aku dulu.”

Chris tidak memperdulikan aku, segera menggendong aku, menuju arah mobilnya.

Lengannya sangat kokoh dan kuat, membuat aku tidak meronta sama sekali.

Aku mau gak mau dengan Angel bilang: “Kamu pulang saja dulu, istirahat dulu, gak perlu menungguku…aku ada kunci rumah kamu, nanti aku buka sendiri saja…”

Angel agak sedikit khawatir mellihat kearah aku, terus melihat kearah Chris, akhirnya tidak bicara apapun, hanya mengangguk kepala.

Chris meletakkan aku di kursi belakang mobil, setelah dia naik mobil, mobil segera jalan.

Sejalanan aku tidak memperdulikannya, dari awal sampai akhir selalu kondisi diam sunyi.

Chris mengulurkan tangan, sepertinya ingin kayak dulu, menggendongku dalam pelukannya.

Tapi aku menghindari tangannya, kemudian duduk lebih jauh darinya.

Sayangnya di mobil masih ada aroma mintnya, tentu juga wangi parfumnya mengisi rongga hidung aku.

Aku menutupi hidung.

Chris membalikkan badanku, bersenyum padaku dan mengait bibir: “Kamu tidak kebiasaan mencium wangi parfum kah? disekitarku banyak wanita yang suka memakai parfum, setiap kali badanku bisa tertempel wangi itu…kalau kamu tidak suka, lain kali suruh semua pengawai wanita dilarang pakai parfum.”

Dia ini sedang memberitahukanku, parfum itu hanya kebetulan tertempel.

Tapi aku tidak membeli bill nya, ini bukan masalah parfum, aku ingin tahu hubungan apa dia dengan Janice.

Aku melihatnya sekilas, terus diam-diam mengalih pandangn.

Dia mengangkat daguku: “sayang, kamu cemburu yah?”

Mungkin menangisnya terlalu lama, mataku agak sedikit pegal, tapi mata malahan lebih cerah, saking cerahnya menusuk mataku jadi semakin tidak enak, jadi aku langsung menutup mata saja.

Sepertinya Chris sedang mengela napas dengan pelan, dan melepaskan aku.

Hati aku tidak tahu kenapa, jadi sedikit menggalau.

Sepertinya dia membujuk kau, aku tidak senang, dia tidak membujuku, aku semakin tidak senang.

Dalam hati diam-diam meremehkan diri sendiri.

Beberapa detik kemudian, Chris tiba-tiba mendekati aku, merangkul aku dalam pelukannya.

Hati aku sekejap terkejut, kali ini tidak bergerak lagi.

Dengan suara yang rendah, dia ditelinga aku berkata: “sayang, aku bilang pergi menemui Grace, kamu begitu percaya aku bisa membawamu ketemu dia? Kamu begitu percaya dengan aku? Tidak takut menjualkanmu kah?”

Aku merasa telingaku memanas, hawa napas dia yang panas meniup ditelinga aku, membuatku jadi tak dapat berpikir.’

Aku tidak tahan membuka mata dan melototnya, menyampaikan tantangan aku.

Dia mengaitkan bibirnya, suaranya semakin rendah berkata: “Kamu karena suka padaku, baru percaya sekali denganku kan?”

sekejap aku menjadi malu dan marah, serasa lama-lama bisa meledak.

Dia begitu yakin sekali perasaanku padanya sangat dalam..

Tapi aku malah masih tidak bisa mengatakan kata untuk menolaknya, karena aku benar tidak bisa menolaknya, walaupun sudah berkeputusan untuk pergi, tapi dalam hatiku yang dalam, masih belum bisa membencinya.

Aku hanya bisa menutup mulut, tidak berbicara apapun, pura-pura tak dengar perkataannya.

Dia tidak lagi menjagili aku, diam kembali, tapi dia tetap memegang tanganku tidak lepas.

Aku tidak meronta lepas, jadi hanya membiarkannya.

Dua puluh menit kemudian, mobil sampai di Villa aku dan Chris yang sebelumnya tinggal.

Dia benaran mengurung Grace disini?

Aku tidak tahan melihat dia sekilas.

Chris seperti sudah menebak pikiran aku, terus menjelaskan: “Disini lebih aman, orang yang memantau kita sudah diusir pergi.”

Ternyata demikian.

Aku dan dia turun ke gudang bawah Villa, Grace terkurung disini.

Dia melihat aku dan Chris, wajahnya berubah menjadi ketakutan.

Kaki dan tangannya diikat dikursi, tidak dapat bergerak sama sekali, hanya sepasang mata yang berputar cepat, kemungkinan sedang memikiran solusi.

Chris menepuk bahuku dengan pelan, berkata: “Kamu ingin bagaimana mengurusi masalah dia, semua terserah kamu.”

Aku melihat wajah Susan semakin pucat.

Dia tiba-tiba menyerbu bersama kursi padaku, mulutnya berteriak mengatakan: “Viona, aku maaf pada kamu, tolong ampuni aku…”

Aku mengerutkan kening, kebencian padanya menjadi tambah setingkat.

Di saat apapun dia selalu bisa bersujud didepan orang, tapi kalau dia jadi pihak kuasa, pasti akan menginjak orang habis-habisan.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu