You Are My Soft Spot - Bab 253 Kita Masih Memiliki Waktu Satu Malam (3)

Taylor Shen masuk dengan membawa nampan makanan, melihat wanita itu duduk diranjang, dengan pundaknya yang terbuka, tidak memakai sehelai benang pun, mata pria itu melihatnya dengan tatapan genit, perlahan-lahan pria itu mendekat, bertanya pada wanita itu: “Sudah bangun?”

“Ya.” Pria itu berpakaian santai, dibandingkan dengan pria itu yang sangat rapi, dia sama sekali bukan apa-apa, benar-benar sangat menyedihkan. Dengan tidak enak hati dia kemudian mengalihkan pandangannya dari pria itu, sekujur tubuh wanita itu terasa nyaman, dia ingat pagi itu dalam keadaan tidak sadar, pria itu menggendongnya dan memandikannya.

Taylor Shen membawa nampan makanan sampai ke tempat tidur, dia kemudian mengeluarkan baju tidur baru dari walk-in-closetnya, dia duduk disamping ranjang, tangannya menyisir rambut wanita itu, kemudian turun hingga punggung wanita itu, dengan lembut dia mengatakan: “Pakai bajunya, jangan sampai masuk angin.”

Vero He merasakan kedua telapak tangan pria itu panas dan membakar punggungnya, dia segera mengambil baju itu dan memakainya, mengalihkan perhatian pria itu, “Aku agak lapar.”

Taylor Shen kemudian mengambil nampan makanan, diatasnya ada segelas susu dan semangkuk pangsit, dia memberikan susu pada wanita dihadapannya, “Makan dulu, setelah makan, tidurlah kembali.”

Vero He mengambil susu kemudian meminumnya sedikit demi sedikit, setelah menghabiskan susu itu, di sudut bibirnya masih ada bekas susu, pria itu melihatnya, dia lantas memiringkan tubuhnya dan menjilat susu disudut bibir wanita itu.

Wajah wanita itu bergidik, sikap pria itu yang suka sekali menciumnya, selalu membuatnya kehilangan kendali pada detak jantungnya yang tiba-tiba saja bertambah cepat. Wajahnya berubah merah dia mengambil pangsit itu kemudian mengatakan: “Aku ingin makan.”

Usahanya untuk menyembunyikan apa yang dirasakan olehnya benar-benar sangat menggemaskan, Taylor Shen tertawa tidak mengatakan apapun, melihatnya tanpa bersuara, memperhatikannya makan.

Setelah menghabiskan pangsit, Taylor Shen mengambil mangkuknya, dan membawanya bersama nampan dan meletakkannya disebuah meja bundar kecil, dia melepaskan sandalnya kemudian naik keatas ranjang, dan memeluk wanita itu. Dipeluk dalam keadaan masih sadar, dan juga siang bolong seperti ini, selalu membuat wanita itu merasa tidak pantas, wanita itu lantas mencari bahan pembicaraan mengatakan: “Kamu tidak pergi kerja?”

“Ya, menemanimu tidur.” Taylor Shen mengatakannya dengan suara kecil.

“Sudah akhir tahun, apa kantormu tidak sibuk?” Vero He kembali bertanya, diperusahaan kecilnya saja, ada banyak yang harus dibereskannya, apa lagi Taylor Shen yang seorang bos besar.

“Tidak bisa tidur? Bagaimana kalau aku menemanimu melakukan olah raga sebentar?” Taylor Shen mengangkat alisnya, bagaimana mungkin dia tidak tahu kalau wanita itu sedang mengusirnya, dia malah sama sekali sengaja tidak menuruti wanita itu.

Vero He terkejut lantas dia menutup mata dan bibirnya, tidak mencoba melawan perintah dari pria itu. Taylor Shen tersenyum ringan, kemudian memeluk wanita itu, “Setelah kamu tidur aku akan pergi.”

Suara nafas wanita dalam dekapannya perlahan-lahan berubah beraturan, Taylor Shen menunduk melihat wajahnya, semalam dia tidak menahan dirinya, wajah wanita itu kelihatan sangat lelah, dia butuh istirahat. Setelah wanita itu tertidur pulas, dia perlahan-lahan bangkit, kemudian mengganti bajunya di walk-in-closet.

Vero He tidur sampai jam dua siang, ponselnya sudah dibuat silent, ada beberapa panggilan yang tidak terjawab, dia memeriksanya, hampir semuanya merupakan telepon dari perusahaannya, dia kemudian menghubungi semua panggilan itu, setelah itu dia bangkit.

Ketika turun dari tempat tidurnya, sepasang kakinya gemetar, setelah istirahat sepanjang pagi, rasa sakit sepasang kakinya semakin menjadi-jadi. Dia kemudian mengganti bajunya di walk-in-closet, turun tangga sambil bersandar dan berpegangan pada dinding.

Bibi Lan memberi makan kelinci di ruang tamu, mendengar suara langkah kaki, dia mengangkat wajahnya melihat kearah datangnya suara, dia melihat wanita itu menuruni tangga dengan berpegangan pada dinding. Bibi Lan bangkit, mengatakan: “Nyonya, kamu sudah bangun, aku akan memasak makanan untukmu, sebelum tuan pergi, tuan berpesan agar aku memasak sup sarang burung wallet, anda makan dulu sup sarang burung wallet sebagai penunda lapar, makan siang akan segera selesai.”

Mata Vero He tertuju pada jam kuno di ruang tamu, sudah hampir jam tiga siang, dia merasa agak malu, “Bibi Lan, maaf membuatmu repot.”

“Nyonya jangan berkata seperti ini, aku pergi masak sebentar.” Bibi Lan kemudian menuju ke dapur dengan tergesa-gesa.

Vero He kemudian turun, dia berjongkok didepan kandang kelinci, kelinci itu melihat wanita itu dengan malas, kemudian melanjutkan memakan wartel dihadapannya. Setelah bermain sebentar dengan kelinci, bibi Lan kemudian membawakan semangkuk sup sarang wallet pada wanita itu, dan memanggil wanita itu untuk makan diruang makan.

Wanita itu kemudian bangkit dan berjalan menuju keruang makan, menghabiskan supnya, dia membawa mangkuk itu menuju kedapur, melihat bibi Lan memotong sayur, dia bersandar pada counter kaca, kemudian bertanya seolah-olah tidak terlalu tertarik, “Bibi Lan, tahun ini sudah berapa usia Jacob Shen?”

“6 tahunan.” Bibi Lan adalah orang yang sangat suka berbicara, begitu membahas Jacob Shen, keinginannya bergosip langsung muncul, “Ketika kita memungutnya, dia baru sebesar ini.” Bibi Lan kemudian memperlihatkan panjang bocah itu, dalam perkataannya jelas sekali dia sangat menyukai anak itu, “Sebentar saja dia sudah setinggi itu, sudah tumbuh menjadi anak yang tampan.”

“Jacob Shen itu anak yang dipungut?”

“Benar sekali, apa tuan tidak pernah memberitahukannya padamu? Ketika anda baru meninggal……menghilang, tuan sama sekali tidak ingin makan maupun minum, beliau tidak bisa tidur selama berhari-hari, tubuhnya yang kuat itu akhirnya tidak bisa bertahan dan tumbang, pertama-tama beliau masih bertahan dan pergi kerja lama kelamaan beliau sama sekali tidak bisa bangkit dari tempat tidur. Dokter bilang kalau tuan menderita penyakit hati, tidak ada obat yang manjur untuknya. Kita semua yang melihatnya benar-benar sangat khawatir, tuan Bo datang memarahinya beberapa kali, dia kemudian memaksakan dirinya untuk memakan sesuatu, hanya saja dia kembali memuntahkannya setelahnya, benar-benar sangat menyedihkan.” Membahas tentang masa lalu, bibi Lan kemudian bersedih sampai air matanya nyaris keluar.

Mendengar hal ini, Vero He sepertinya dapat melihat bagaimana pria itu ketika dia dilanda sakit berkepanjangan, apa benar yang dikatakan oleh bibi Lan? Karena “kematiannya”, pria itu bersedih seperti itu?

“Kita semua berpikir, kalau waktu adalah obat terbaik untuk menyembuhkan penyakit yang diderita oleh tuan, mungkin dengan berlalunya waktu, tuan akan segera sembuh. Setengah tahun kemudian, bukannya keadaannya membaik, yang ada keadaan beliau malah semakin parah, akhirnya beliau bergantung pada infus cairan makanan untuk bertahan hidup. Disaat itu pulalah aku memungut tuan muda kecil, seseorang membuangnya diluar Sunshine City, aku kemudian membawanya masuk, ketika tuan melihat tuan muda kecil, dia memeluknya dan menangis, perlahan-lahan kesehatan tuan kemudian membaik, tidak lama kemudian, beliau lantas membawa tuan muda kecil pindah ke Prancis.” Hati bibi Lan sangat sedih.

“Waktu kamu memungut Jacob Shen, berapa usianya?” tanya Vero He.

Bibi Lan merasakan ada yang tidak beres, mengapa nyonya tidak bertanya tentang tuan melainkan tuan muda kecil, tapi dia tidak banyak berpikir, mengatakan: “Mungkin satu bulanan, tali pusarnya masih ada, diwajahnya juga masih ada rambut.”

“Ayah dan ibunya terlalu kejam, mengapa mereka bisa membuangnya?”

“Sekarang banyak sekali berita tentang bayi yang dibuang, aku tidak paham apa yang sebenarnya dipikirkan oleh mereka, jika mereka tidak bisa memberikan sebuah keluarga untuk anak itu, maka jangan melahirkan mereka kedunia ini. Tuan muda kecil juga sangat beruntung, ketika aku memungut beliau, sepertinya seseorang telah meletakkannya diluar selama semalaman, untung saja cuaca tidak terlalu dingin.”

Vero He kemudian mengingat Jacob Shen, dia kemudian tersadar, pernyataan bibi Lan sangat meyakinkan, Taylor Shen sakit dan terbaring diranjangnya, Jacob Shen seharusnya bukan anak kandung Taylor Shen kan?

“Kata orang tidak mati setelah musibah besar, seseorang biasanya akan memperoleh keberuntungan.”

Bibi Lan kembali menghela nafas, sebenarnya dia tidak seharusnya membahas hal ini dengan Vero He, tapi dia menyimpan hal ini sendiri dalam hatinya, juga tidak menemukan seseorang untuk diajak bercerita, “Ada hal yang tidak nyonya ketahui, juga karena keberadaan anda, tuan bersikap lebih baik pada tuan muda kecil, dulu sikapnya……”

Bibi Lan sepertinya teringat akan sesuatu, segera dia kemudian menutup mulutnya, Vero He paham, dia pernah melihat Taylor Shen bersikap kasar pada Jacob Shen, jika putra kandungnya, apa dia tega memperlakukan anak itu seperti itu?

“Bibi Lan, mereka berdua bagaimanapun adalah ayah dan anak, mungkin Taylor Shen hanya tidak terlalu paham bagaimana seharusnya merawat anak kecil.” Vero He menghiburnya.

Bibi Lan mengangkat wajahnya melihat wanita itu, kemudian dia tidak mengatakan apapun, dia menunduk dan meneruskan memotong sayur.

Setelah berdiam disana, Vero He kemudian berbalik dan meninggalkan dapur.

……

Ketika Wayne Shen menerima pesan dari kakak keempat, waktu sudah sore, dalam pesan singkat itu hanya ada sebuah alamat, Vanke City gedung A, lantai 15 nomor 1502. Dia kemudian bangkit dari sofa, mengambil kunci dan keluar.

Malam ini Jennifer Li tidak bisa tidur dengan pulas, Adam Song yang tinggal ditempat baru menangis membuat keributan sepanjang malam, ketika hampir pagi, dia baru tertidur. Wanita itu berbaring diranjang, melihat mata merah bocah itu, dan juga bibirnya yang agak kering, hatinya sangat kasihan.

Semalam beberapa kali, dia ingin sekali menghubungi Wayne Shen, ketika Adam Song menangis dan ribut, hanya pria itulah yang sanggup membujuknya.

Tapi tidak bisa, hubungan mereka sekarang tidak lagi seperti dulu, dia tidak bisa lagi bergantung pada pria itu. Tapi tidak peduli bagaimana dia berusaha membujuk anak itu, anak itu tetap tidak berhenti menangis. Mereka sekarang untuk sementara tinggal dirumah Stella Han, dia benar-benar khawatir sampai istirahat mereka ikut terganggu.

Stella Han keluar menuang air, mendengar anak itu sedang menangis, dia mengetuk pintu, bertanya apakah anaknya sedang sakit?

Jennifer Li lantas menggelengkan kepala, “Mungkin karena tinggal ditempat yang baru, jadi sedikit rewel, apa tidur kalian terganggu?”

“Tidak, aku belum tidur, ada sebuah kasus, aku harus bergadang mempelajarinya, besok pagi akan disidangkan.” Menyelesaikan perkataannya, Stella Han kemudian menunjuk kearah kamarnya, “Pengedap suara dikamarku sangat bagus, aku tidak akan sampai terganggu, asalkan bukan sakit maka tidak ada masalah.”

Stella Han tidak mengatakan, waktu itu apartermen ini, Jordan Bo mencari orang untuk merenovasinya kembali, dan ditambah pengedap suara, begitu pintu dan jendela ditutup, kalau diluar sana ada gempa, didalam tidak akan terdengar. Melihat Jennifer Li yang sampai berkeringat karena gugup, wanita itu kemudian berjalan masuk, dan menggendong anak itu, “Aku bantu kamu membujuknya, kamu istirahat sebentar.”

Stella Han menggendong anak itu, pelukannya begitu hangat, dia kemudian menunduk melihat bibir anak itu yang agak kering, tiba-tiba dia teringat pada perkataan nyonya Bo, “Stella Han, waktu itu perjanjian yang kamu tanda tangani dengan Jordan Bo, disana tertulis, kamu akan memberikannya seorang anak dalam dua tahun, sekarang Jordan Bo sudah hampir 40 tahun, kapan kamu akan melahirkan pewaris untuknya?”

Perkataan nyonya Bo sangat jelas, wanita itu ingin agar dia melahirkan seorang putra untuk Jordan Bo.

Suara tangisan anak itu mengejutkannya, dia segera menggendong anak itu dan mmebujuknya. Jangan lihat bayi ini sangat kecil, setelah memeluknya untuk waktu yang lama tanganmu akan kelelahan, mungkin karena kecapekan menangis, Adam Song kemudian tertidur didalam pelukan wanita itu.

Stella Han kemudian meletakkan anak itu diatas ranjang, berpesan pada Jennifer Li agar dia segera tidur, dia kemudian berbalik keluar.

Pagi hari ketika Jennifer Li bangun, Stella Han sudah pergi kekantor, diatas meja makan ada memo yang ditulis oleh wanita itu, Jennifer Li mengambilnya dan membacanya, “Jennifer Li, sarapannya ada dipanci, kunci cadangan rumah ini tergantung dilemari sepatu, ingat dibawa keluar saat kamu pergi keluar.”

Jennifer Li tersenyum, dia meletakkan kertas memo, berbalik masuk keruang dapur.

Sore hari, Jennifer Li membawa Adam Song berjalan-jalan diluar, Adam Song sangat suka danau buatan di tempat itu, dia mendorong kereta bayi, berbicara dengan bayi itu, sambil berjalan-jalan, sampai disuatu tempat, dia kemudian berhenti, dia tertegun melihat pria yang berdiri diseberang.

-----------------------

Terima kasih kepada para pembaca atas dukungan yang diberikan kepada author. Author mendoakan supaya para pembaca sehat selalu dan Tuhan selalu memberkati kalian dan keluarga kalian. Jika kalian suka buku ini, jangan lupa ya untuk di share ke teman kalian. Sukses selalu!

Bagi para pembaca yang ingin membaca buku berikutnya, silahkan di baca buku Signed The Contract & Get Married, ceritanya tak kalah menarik lo :))

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu