You Are My Soft Spot - Bab 342 Tanpa Persetujuanku, Tidak Boleh Melepaskan Cincin (3)

Stella sedikit tidak acuh, semua ini tidak ada kaitan dengannya, semua perkataan itu pun masuk ke telinga kiri dan keluar dari telinga kanan nya.

Saat ini sore jam 3 lewat, matahari bersinar tinggi di langit, namun malah tidak seperti matahari bulan agustus, begitu panas membara ketika menyinari tubuh. Dimana-mana bisa terdengar suara serangga, Stella menunjuk ke sebuah rumah yang letaknya tidak jauh, lalu bertanya: “Itu rumah siapa?”

Alicia melihat arah yang ia tunjuk, ia langsung berkata: “Itu adalah rumah Keluarga Guo, apakah kamu tahu Keluarga Guo? Ialah Josh Guo yang sekarang menjabat sebagai sekretaris Komite Partai Kota.”

Stella sangat jarang menonton berita, namun terhadap tokoh di Kota Tong ia pernah mendengar tentang hal itu, ia mengangguk-anggukkan kepala, mereka juga bisa tinggal di markas militer ?”

“Keluarga mereka ialah Generasi Komusis Ketiga , tentu saja bisa. Seperti keluarga kami, kakek ialah kolonel senior, namun kakak pertama ku ialah seorang pengusaha. Membicarakan tentang kakak ku, itu benar-benar sayang sekali.” Tiba-tiba Alicia berkata sambil menghela nafas.

Intusi Stella merasa didalam ini ada sebuah cerita, ia pun bertanya: “Kenapa berkata demikian, pencapaian ia yang sekarang juga lumayan bagus.”

“Kakakku tamat dari sekolah militer, dan juga menjadi pasukan khusus selama beberapa tahun, kemampuan dia sangat luar biasa, awalnya bisa langsung naik pangkat dari tentara pasukan, cepat atau lambat,pasti akan menjadi tokoh inti di pusat, namun ia tiba-tiba melepaskannya, melepaskan militer dan berkecimpung di bisnis.” Kata Alicia dengan simpati.

Stella tahu bahwa disiplin diri Jordan sangat tinggi, juga sama sekali bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan oleh orang biasa, “Kenapa dia melepaskannya?”

Alicia melihatnya, sikap nya ingin mengatakannya tapi berhenti, “Kakak ipar, aku mengatakannya padamu, tapi kamu tidak boleh memberitahu kakak ku, bahwa aku lah yang memberitahu mu.”

Stella mengangguk-anggukkan kepala, tidak ada bedanya dengan bersumpah sambil menunjuk langit , “Baik, aku janji pada mu.”

“Sebenarnya kakak ku adalah orang yang sangat berfokus dalam urusan perasaan, ketika ia pergi menjadi pasukan khusus, kenal pada seorang wanita, seharusya jatuh cinta pada pandangan pertama, dengan sangat cepat mereka pun bersama. Wanita itu ialah penari ballet, dari latar belakang keluarga yang sangat biasa, kakak pertama pulang dan memberitahu kepada ayah dan ibu bahwa ia ingin menikahinya. Kamu tahu kakak pertama ialah cucu pertama dari istri pertama yang sah keluarga Bo, bahunya memikul nasib dari keluarga Bo, ayah dan ibu ku tidak akan mengizinkannya menikah wanita biasa.”

Stella mengangguk-anggukkan kepala, bagaimana sikap Alfred Bo, ia tidak jelas, namun bagaimana dengan sikap Nyonya Bo, dia pasti tidak akan membiarkan menantu yang tidak sepadan dengan kelas sosial mereka menikah dan masuk ke keluarga mereka, ini juga 1 alasan penting kenapa hubungan ibu dan anak mereka begitu buruk.

“Jika kakak pertama berkata mau menikahinya , maka ia benar-benar akan menikahinya, namun ayah dan ibu ku tidak setuju, ibuku memberikan cek untuk wanita itu, menyuruhnya meninggalkan kakak pertama ku. Tidak disangka wanita itu benar-benar mengambil cek itu, lalu menghilang tanpa jejak dari dunia kakak pertama ku. Setelah kakak pertama ku mengetahuinya ia pun mencarinya seperti menggila, demi mencari nya, bahkan melanggar tata disiplin militer, lalu diberikan nilai yang buruk oleh pasukan tentara.”

Stella tidak menyangka, orang yang begitu dingin seperti Jordan, ternyata pernahbegitu mencintai seorang wanita, “Lalu kemudian?”

“Lalu kakak pertama pun melepaskan militer dan berkecimpung di dunia bisnis,pada akhrinya, kakek memutuskan beberapa kekuasaan dan kekuatannya , dia masih saja tidak mengubah niat awalnya, terus bersikeras sampai akhir. Selama saat itu, hubungan kakak pertama dan keluarga sangat tegang. Kamu jangan melihat sekarang kakak pertama mau pulang, dulunya ia begitu ingin memutuskan hubungan dengan Keluarga Bo.” Alicia berbicara mengenai cerita masa lalu itu, masih saja menghela nafas, perasaan kakaknya menghilang seperti ini.

Stella merasa sedih untuk Jordan, ternyata di dan wanita yang bernama Bretta itu mempunyai perasaan yang seperti ini, mereka dicampakkan oleh orang yang mereka sukai, dia dan Jordan ternyata mempunyai sebuah perasaan saling bersimpati atas hal buruk yang menimpa diri masing-masing.

“Lalu kakak pertama mu tidak menemukan wanita itu?”

“Tidak, jika ditemukan, kamu juga tidak mungkin akan berada di sini. Namun dibandingkan dengan wanita yang realistis itu, aku lebih menyukai mu.”Alicia tertawa dengan begitu polos.

Stella tersenyum dan berkata: “Terima kasih, aku juga menyukai mu.”

Kedua orang itu sambil berbincang, lalu berbalik badan dan berjalan pulang, mereka baru saja berjalan jauh, sebuah mobil Mercedes Benz melaju kemari, langsung melaju masuk ke dalam kediaman Keluarga Guo, Ned Guo turun dari mobil, dia membalikkan kepala melihat ke bayangan tubuh yang letaknya jauh itu, wanita berpakaian rok merah, bayangan punggung nya sangat akrab.

Dia mengangguk-anggukkan kepala, dirinya sendiri pasti sudah tersihir, bagaimana mungkin Stella bisa datang ke markas militer? Dia menyimpan kembali pandangannya, membalikkan badan berjalan ke dalam kediaman.

……

Waktu berjalan begitu lambat di kediaman Bo, dengan susah payah bertahan sampai selesai makan malam, Stella begitu ingin pulang ke rumah, begitu ingin segera pulang ke vila Halley City. Sebelumnya merasa sangat canggung di vila Halley City, namun sekarang ia baru menyadari, ternyata masih ada tempat yang lebih canggung dibandingkan Halley City.

Jordan menyetujui Tuan Besar Bo bahwa akan menginap di markas malam ini, sore hari pembantu pun sudah mengeluarkan selimut dari kamar mereka dan menjemur kembali, saat ini Stella duduk di kasur nya, namun Jordan tidak tahu kemana.

Dia ingin meneleponnya, berpikir dan berpikir ia pun menyerah. Ia bangkit dan berjalan-jalan dalam kamarnya, memegang disana sini, meja kerja nya mempunyai begitu banyak medali, semuanya ialah pencapaiannya yang didapatkan dari sekolah militer dan tentara pasukan khusus.

Alicia sama sekali tidak berkata salah, jika Jordan tidak melepaskan militer dan berkecimpung di bisnis, mungkin saja suatu hari dia benar-benar akan menjadi salah satu anggota pusat.

Dia mengambil medali emas, lalu mengigit nya, membekaskan sebuah bekas gigitan, dari belakangnya tiba-tiba terdengar suara pria yang mendalam, “Itu dibuat dari emas kuning, kamu tidak perlu mengigit nya lagi.”

Stella tiba-tiba membalikkan kepala, melihat pria tersebut bersandar di sisi pintu, gayanya santai, tidak tahu dia sudah berapa lama berdiri disana. Dia menurunkan medali emas yang ada di dalam mulutnya, dengan canggung berkata: “Kapan kamu pulang?”

Jordan menegakkan badannya lalu berjalan masuk ke dalam, sembari menutup pintu, dia berjalan ke hadapan Stella, menjulurkan tangan mengambil medali emas yang ada di tangannya, lalu menggenggam nya di dalam telapak tangan dan mengusapnya dengan hati-hati.

Stella mengangkat kepala melihatnya, dia seperti melihat sebuah ekspresi rindu dan melihat masa lalu di wajahnya, sebenarnya melepaskan militer dan berkecimpung di dunia bisnis, dalam hatinya tidak seleluasa itu bukan?

“Aku masih tidak tahu, suami ku ternyata begitu hebat, 1 meja medali ini, hampir mengilaukan mata ku hingga buta.” Stella bukan sedang menyanjung dia, namun berasal dari lubuk hatinya merasa Jordan begitu unggul dan hebat.

Jordan melihatnya, ia meletakkan medali kembali ke tempatnya, ia berkata: “Jika aku berusaha sedikit, maka medali akan lebih banyak.”

“........” Stella merendahkannya dalam hati, memujinya, dia benar-benar lupa daratan.

Jordan melihat gayanya yang tidak setuju, dia pun bertanya: “Tadi Alicia mengajak mu keluar, mengatakan apa pada mu?”

“Tidak mengatakan apa-apa, aiyo, aku sangat ngantuk, aku sudah mau tidur.” Stella memiringkan badan memutarnya, lalu berjalan ke kasur besar yang ada di tengah kamar, dia membentangkan selimut yang tipis dan berbaring di atas kasur, menarik selimut itu lalu menciumnya, ia mengerutkan alis, “Jordan, kamu kesini dan ciumlah, selimut mu mempunyai sebuah bau yang aneh bukan?”

Jordan melihat sikap nya yang arogan dan sombong itu, ia merasa senang dan lucu, dia pun melangkah kan kaki panjangnya dan berjalan kesana, menari selimut itu dan menciumnya, tidak mencium bau yang aneh, ia berkata: “Tidak ada.”

“Kamu cium dengan teliti, benar-benar ada.” Stella berkata denga serius.

Jordan melihat gayanya yang seolah-olah serius itu, lalu menciumnya lagi, tetap saja tidak mencium bau yang aneh, ia berkata: “Benar-benar tidak ada, bagaimana jika menyuruh Bibi Wu mengganti 1 kasur?”

“Tidak usah lagi, aku tidak begitu rewel, sangat ngantuk, aku tidur dulu.” Sambil mengatakan hal itu, ia pun memejamkan mata, merasa ada 2 tatapan yang membara tertuju padanya, dia tidak membuka mata, dengan suara rendah berkata: “Jordan, jangan rindu akan masa lalu, karena masa depan akan lebih indah.”

Hati Jordan tersentak, dengan terkejut melihatnya, dibawah selimut model pria itu, menutupi hingga wajah wanita itu terlihat semakin indah dan lembut. Disini ,ialah daerah kekuasaan nya, dari dulu tidak ada wanita yang bisa menerobos masuk kesini, sama seperti hatinya, ialah daerah terlarang.

Namun sekarang, ia malah mengizinkan wanita ini masuk disini, tinggal disini, dia pun tidak akan dengan mudah membiarkan nya pergi.

“Stella , kamu tahu tidak, aku sama sekali tidak akan melepaskan mu lagi?”

Stella tidak tahu, karena dia benar-benar sangat ngantuk, menempati bantal pun tertidur. Jordan duduk di sisi kasur, menjulurkan tangan merapikan rambut berantakan yang ada di keningnya ke dua sisi, di bawah sinar lampu, kulit wanita tersebut putih bersih bagaikan giok, memancarkan cahaya yang mulus dan berkilau.

Jari tangannya dengan ringan mengelus pipi wanita ini, ternyata seperti ini rasanya , mempunyai seorang wanita di sisi, begitu stabil dan puas.

……

Keesokan paginya, Stella dibangunkan oleh siulan yang jauh, dia membuka mata, garis cahaya di dalam kamar redup, dia pun menjulurkan tangan meraba samping badannya, sprei kasur masih terasa hangat, menandakan bahwa pria itu baru saja bangun tidak lama.

Siulan semakin lama semakin jernih, ia menjulurkan tangan mengambil handphone yang terletak di rak samping kasur untuk melihat jam, baru saja pukul 6 pagi, kenapa dia bangun begitu pagi? Dia pun menguap, lalu melemparkan handphonenya ke sisi bantal,memejamkan mata dan lanjut tidur.

Namun dia berbaring di atas kasur berbalik sana dan sini tidak bisa tidur, ia punlebih baik bangkit dan duduk, berjalan ke samping jendela. Rumah disini sangat tua, tidak ada jendela penuh yang besar, ada sebuah tembok batu bata yang setinggi 1 meter lebih, diatasnya ialah jendela kaca.

Dia berdiri di depan jendela, melihat ke arah yang jauh, ada penjaga sedang olaharaga pagi. Perasaan ini, seperti latihan militer mereka saat baru masuk kuliah, dia bersandar di sisi jendela, meskipun hanya melihat bayangan yang kabur, namun dia masih saja merasa sangat bersemangat, terus melihat sampai mereka selesai olahraga pagi, lalu melihat baru saja Jordan menegnakan singlet berwarna hitam dan celana olahraga yang pendek, dari jauh berlari kecil kearah sini.

Dia sudah hampir 1 bulan menikah dengan Jordan, namun ia adalah pertama kalinya ia melihatnya olahraga pagi, dia yang seperti ini, pun berkurang rasa keras dan tegas ketika mengenakan jas, terasa lebih muda dan semangat.

Seperti menyadari tatapannya, dia menatap kemari dari jauh. Cahaya matahari menyinari sebagian langit , jelas-jelas tidak kelihatan jelas, namun hati nya tiba-tiba berdetak kencang, merasa seharusnya Jordan sudah melihatnya.

Dia menegakkan badannya, dengan panik berjalan meninggalkan jendela, lalu kembali ke kasur, hatinya berdebar dengan kencang seperti seekor kelinci yang melompat dengan lincah, berdebar dengan hebat.

Setelah cukup lama, barulah Jordan kembali ke kamar dengan tubuh yang berkeringat, lehernya terdapat sebuah handuk yang berwarna putih, rambutnya berantakan, singlet yang ia kenakan dibasahi oleh keringat, warna nya pun menjadi semakin tua.

Dia dengan hening menatap Stella, tatapan itu penuh dengan rasa tertekan, Stella menghindari tatapannya yang kuat itu, dengan malu berkata: “Kamu tidak mandi?”

Jordan melihatnya beberapa detik, barulah membalikkan badan berjalan ke lemari mencari baju, setelah menemukan baju yang akan ia ganti seusai mandi, ia pun membuka pintu dan keluar, kediaman yang model lama, di dalam kamar tidak terdapat kamar mandi pribadi, setiap tingkat mempunyai kamar mandi, untuk menghindari berdesakkan saat menggunakan kamar mandi ketika banyak orang.

Setelah Stella melihat bayangan punggungnya menghilang dari pintu,dia pun segera bangkit dan mengganti baju, Jordan sudah mandi, dia masih berbaringan di atas kasur, juga benar-benar tidak masuk akal.

Di dalam kamar tidak ada kamar mandi pribadi, namun masih ada toilet, dia dengan cepat menggosok gigi dan mencuci muka, lalu turun kebawah.

Lantai bawah begitu hening, hanya ada suara dari dapur, dia pergi mencari asal suara tersebut, melihat Bibi Wu sedang mempersiapkan sarapan, dia dengan langkah cepat berjalan masuk,ingin membantu, Bibi Wu tahu bahwa ia sedang hamil, tidak berani membiarkannya membantu, ia pun terkejut, membujuknya dengan berbagai cara, barulah berhasil membujuknya pergi.

Matahari terbit di atas langit, dia berjalan keluar dari kediaman tersebut, berdiri di tangga, matahari yang baru terbit menyinari tubuhnya, terasa hangat. Dia menyipitkan mata dan melihat, terlihat Tuan Besar Shen sedang latihan olahraga pagi di halaman, dengan lari kecil berlari kesana.

Di atas, Jordan baru saja selesai mandi, Stella pun sudah tidak berada di dalam kamar, dia sambil mengelap rambut ,sambil membalikkan badan berjalan keluar, baru saja berjalan beberapa langkah, pun mendengar handphone berdering.

Langkah kakinya terhenti, ia membalikkan badan dan melihat, melihat handphone Stella terletak di atas bantal, dia menyipitkan mata, lalu melangkahkan kaki berjalan ke sana, membungkukkan pinggang dan mengambil handphone tersebut, di handphone tersebut terdapat sebuah SMS yang belum dibaca, nomor tersebut terlihat sangat tidak asing.

Dia mengerutkan alis sesaat, baru lah teringat, tidak lama sebelumnya, handphonenya baru saja menyimpan rangkaian nomor handphone seperti ini.

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu