You Are My Soft Spot - Bab 112 Kalau Mabuk Tidur Saja, Pintar Sekali (1)

Taylor Shen mengambil laporan DNA tersebut, hanya beberapa kertas yang tipis saja, tetapi ia terasa sangat berat. Gadis dengan penuh luka yang parah terbayang di depan mata, dengan ekspresinya yang sangat berhati-hati dan berusaha menghiburnya. Saat ini, ia seperti memikirkan banyak hal, namun ia juga seperti tidak memikirkan apa-apa.

Mencari adik perempuan bukanlah beramal, dia tidak mungkin memikirkan hubungan darahnya, dengan sembarangan ia membawa seseorang pulang ke rumah, kemudian membiarkan Tiara yang sebenarnya hidup diluar sendiri.

Ia memejamkan mata, lalu saat ia membuka matanya lagi, tatapannya terlihat pasrah, ia membuka amplop tersebut, dan mengeluarkan kertas tipis tersebut, kertas tersebut dipenuhi dengan tulisan kecil, tatapan ia langsung terlihat pada hasil pemeriksaan dibawah.

Melihat satu set angka tersebut, dia menyipitkan matanya, dan hasilnya seperti di dugaannya, saat ini, dia tidak bisa membedakan apakah ia sendiri merasa lebih lega, atau merasa lebih berat.

Wanita tersebut bukan Tiara, kalau begitu Tiara yang sebenarnya ada dimana? Kenapa ia bisa memiliki jerumbai berwarna? Ia ini siapa?

“Eden Zhu, Ia bukan Tiara.” Taylor Shen menghelakan nafas panjang, ia tidak merasa terlalu kecewa, mungkin didalam alam bawa sadarnya, ia memang tidak percaya kalau Tiara akan seperti ini, membiarkan orang lain menindasnya sampai demikian.

Eden Zhu merasa bersalah: “Maaf, CEO Shen, sudah membuat Anda kecewa.”

Taylor Shen menurunkan tangannya, menolehkan kepalanya ke arah jendela, melihat langit biru yang dipenuhi dengan awan putih yang terlihat seperti kapas lembut. Ia menggeleng-gelengkan kepala dan berkata: “Telah mencari untuk sekian tahun, aku sudah terbiasa dengan kekecewaan yang ku dapatkan setiap kali, tidak apa-apa, Eden Zhu.”

“Baik, CEO Shen, kalau begitu bagaimana dengan dia?” Eden Zhu mencarinya dengan waktu sekian lama, pertama kalinya ia menemukan jerumbai berwarna, bahkan umurnya pun sama dengan Nona Tiara yang hilang itu.

“Membantunya menemukan Ayah dan Ibu kandung, dan kembalikan ia ke sisi orangtuanya, dan juga, kamu hentikan dulu urusan mencari Tiara, pulang dulu kamu untuk beristirahat, nanti baru mulai mencari ia lagi.” Taylor Shen sambil menepuk bahunya, membalikkan badan berjalan ke arah kamar pasien.

Eden Zhu sambil menatap punggung Taylor Shen, ia merasa sendirinya tidak berguna. Sudah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mencari informasi tentang Nona Tiara, ia benar-benar telah mengecewakan harapan Taylor Shen kepada dirinya.

Taylor Shen berjalan ke luar kamar pasien, ia sambil menunduk dan melihat laporan DNA tersebut, ia sambil berpikir-pikir, kemudian ia merobek-robek laporan tersebut, dan membuangnya ke dalam tong sampah. Ia mendorong pintu kamar pasien, gadis tersebut mengangkat kepala dan melihatnya, “Abang, ada masalah apa?”

Taylor Shen berjalan ke samping ranjang dan terduduk, ia mengambil apel yang belum selesai dikupas lalu ia sambil mengupasnya, setelah ia mengupas apel tersebut, ia memberikan apel tersebut, ia menerima apel tersebut dengan senang, suara Taylor Shen terdengar selembut kapas, dengan perlahan ia berkata: “Cherry, 3 hari yang lalu, aku mengambil rambut mu dan melakukan test DNA, dan kita tidak memiliki hubungan darah, kamu bukanlah adik kandungku.”

Buah yang sudah digigitnya pun terjatuh dari tanganya ke bawah ranjang, dan memberikan bekas air di lantai, dia menatap Taylor Shen dengan ekspresi sedih, "Apa katamu?"

“Kita tidak memiliki hubungan darah.” Taylor Shen mengangkat kepala dan melihatnya, tatapannya yang pekat itu terdapat rasa bersalah, “Aku sudah berpesan kepada Eden Zhu untuk terus mencari orang tua kandung mu, setelah menemukan mereka, akan mengantarkan mu kembali.”

Cherry tidak menyangka kalau dirinya akan terbangun dari mimpinya secepat ini, ia juga tahu kalau ia sendiri mungkin bukan adiknya, dia begitu tampan, begitu kaya, bagaimana mungkin ia sendiri adalah adiknya? Tapi ia membiarkan ia sendiri terbenam dari bayangan tersebut, dia menangis, "Abang, bukankah kamu yang mengatakan bahwa kamu adalah Abang ku? Kenapa sekarang bukan?"

“Bawahan aku yang salah, aku akan membantu mu mencari orangtua kandung mu, maaf, aku telah membuat kamu salah paham.” Taylor Shen paham betapa kecewanya jika harapan menjadi kosong, ia juga merasa sangat menyesal.

Cherry menutup telinganya dan menangis dengan kencang, “Bukan, kamu adalah Abangku, kita adalah Kakak beradik, Abang, kamu jangan meninggalkan aku, aku akan mendengarkan kata-kata mu, aku juga tidak akan menghabis uang mu dengan sembarangan, aku mohon jangan meninggalkan aku.”

Taylor Shen merasa sakit kepala, ia sambil menekan tengah alisnya, karena kecerobohan ia juga, belum mendapatkan hasil laporan DNA sudah mengakui ia sebagai adiknya, ia berkata: “Cherry, kamu tenang, aku akan menyuruh orang untuk mencari orang tua kandung mu, dan juga akan menyuruh bawahan aku untuk membantu kamu bercerai dengan pria itu. Kedepannya ia tidak akan muncul lagi di hidup mu, kamu jagnan takut dan khawatir tentang masa depan lagi.”

Cherry hanya terdiam dan menangis, Taylor Shen merasa sakit kepala, beberapa lama kemudian, Cherry baru menenangkan diri, ia mengusap air matanya, dengan mata yang merah ia menatap Taylor Shen, dan berkata: “Maafkan sikap aku tadi.”

Taylor Shen menghelakan nafas, ia mengulurkan tangan, dengan pelan ia menggenggam tangannya, dan berkata : “Cherry, orang yang harusnya berminta maaf itu aku, ada hal yang ingin aku tanyakan kepada mu, bagaimana kamu memiliki jerumbai warna itu?”

Cherry dengan panik menarik kembali tangannya, ia tidak berani menatap tatapan Taylor Shen, lalu ia sambil memegang rambutnya dan berkata dengan takut: “Dari aku kecil aku sudah membawanya, mungkin karena tidak berharga, jadi orang yang menjual aku pun tidak mengambilnya dan menjualnya. Kemarin saat aku kembali mencari suami pertama ku, mantan mertua ku berkata kalau barang-barang ku ini membawa sial, jadi ia membuang barang ku, kalau aku baru menyadari kalau aku memiliki satu jerumbai. Kemudian aku benar-benar sudah sangat takut dipukul oleh mantan suamiku, lalu aku berpikir untuk menggadaikan barang ini dan mengumpulkan uang untuk melarikan diri, lalu aku pun bertemu dengan Tuan Zhu.”

Taylor Shen menatap Cherry dengan tatapan mendalam, “Cherry, aku harap kamu dapat mengatakan yang sebenarnya kepada aku.”

“Abang……Tuan Shen, aku mengatakan yang sebenarnya.” Cherry sambil menatap Taylor Shen, saling menatap satu detik, lalu ia tidak sanggup, lalu ia memilin kedua tangannya, dan berkata: “Aku benar-benar tidak mengbohongi mu.”

“Aku tahu.” Tatapan Taylor Shen menatapnya dengan menetap, ia berdiri, lalu ia mengulurkan tangannya ke dalam kantong dan mengeluarkan sebuah kartu nama dan memberikannya kepada Cherry, dan berkata: “Kalau kamu terpikir sesuatu, boleh menelepon aku.”

Cherry dengan tertegun menerima kartu nama tersebut, kartu nama yang dilapis ema situ, dan di depan nama Taylor Shen terdapat kata CEO real estate, ia pun merasa terkejut di dalam hatinya.

Taylor Shen mengeluarkan sebuah cek, dan mengisi beberapa angka di atas cek tersebut, lalu memberikan cek tersebut kepadanya, “Cherry, kamu terimalah cek ini, saat keluar dari rumah sakit, mulailah hidup baru mu.”

Melihat Cherry menerima cek tersebut, ia membalikkan badan dan berjalan keluar. Cherry sambil menatap angka yang ada di cek tersebut, Taylor Shen jelas-jelas udah tahu kalau dirinya bukanlah adik kandungnya, kenapa ia masih mau memberikan uang kepadanya, dan membantunya mencari orang tua kandung? Lalu ia dengan buru-buru memanggilnya, “Tuan Shen, sebenarnya jerumbai berwarnya ini tidak aku bawa bersama ku dari kecil.”

Taylor Shen menghentikan langkahnya, lalu ia menoleh melihat ke arahnya, tidak mengatakan apa-apa, Cherry menundukkan kepalanya, dengan suara yang kecil ia berkata: “Maaf, aku membohongi mu, sebenarnya aku menemukan jerumbai berwarna tersebut.”

“Dimana kamu menemukannya?”

“Aku juga tidak mengingatnya lagi, karena aku merasa lucu, jadi aku pun menyimpannya. Dan juga Tuan Shen, aku tidak bisa menerima uang dari mu, beberapa hari ini apa yang telah kamu berikan kepada ku, sudah menghabiskan banyak uang mu, aku tidak boleh menerima uang mu lagi.” Cherry mengembalikan ceknya, walaupun uang tersebut dapat memberikan hidup yang baik, namun ia tidak bisa menerimanya.

Taylor Shen menggeleng-gelengkan kepala, dan berkata: “Saat aku melihat jerumbai warna tersebut, aku benar-benar menganggap kamu adalah adik aku, anggap saja ini adalah tebusan aku untuk adik ku, lagi pula uang ini adalah jumlah kecil bagi ku, namun bagi mu bisa berubah seluruh takdir mu, jadi kamu terimalah, selamat tinggal!”

Taylor Shen membuka pintu kamar pasien, hatinya pun merasa kecewa. Eden Zhu mendekatinya, dengan khawatir sambil melihatnya dan bertanya, “CEO Shen, apakah Anda tidak apa-apa?”

“Tidak apa-apa, nanti pesankan tiket pesawat untuk kembali ke Kota Tong.” Kata Taylor Shen dengan datar, lalu ia menoleh dan melihat sekilas kamar pasien tersebut, melihat Cherry sambil terbaring sambil menangis, mungkin mereka semua pernah mengharapkan kalau mereka sendiri adalah keluarga yang mereka cari selama ini, namun saat kenyataan terungkap, mereka pun menjadi begitu sedih.

“Baik, CEO Shen.”

Pukul 5 sore, pesawat mendarat di Bandara Kota Tong, Taylor Shen mengenakan kacamata hitam dan mengikuti kerumunan orang untuk meninggalkan bandara. Di luar bandara, Budi dan Cristian sudah menunggu disana, Melihatnya berjalan keluar, Cristian melangkah maju dengan cepat, mengambil koper di tangannya, meletakkannya di bagasi, dan Budi membuka kursi belakang.

Kemarin saat Tiffany Song keluar dari rumah sakit, ia langsung diantar kembali ke Kota Tong, tentu saja, yang bersama mereka terdapat juga Callista Dong dan Stella Han.

Mobil pun dinyalakan, dan Budi berkata: “CEO Shen, kembali ke Sunshine City atau Vanke City?”

“Ke Vanke City.”

……

Kantor General Manager Joy de Vivre Group, sekretaris bergegas masuk, menatap pria dengan wajah suram di meja, tampaknya sejak dia dan Tiffany Song bercerai, dia tidak pernah melihatnya tertawa lagi.

“CEO Tang, masalah yang Anda sampaikan kemarin sudah ada kejelasannya.”

“Katakan!” William Tang mengangkat kepalanya, dengan tatapan yang tajam sambil menatapnya, 5 tahun yang lalu, pria itu tidak pernah mengirim orang untuk menyelidiki, karena dia tidak pernah menganggap serius apa yang terjadi pada hari itu.

“Karena sudah berlalu lama, banyak bukti sudah tidak dapat ditemukan lagi, namun menurut saksi mata, Nona Kedua Song pergi ke Express Hotel hari itu. Tidak lama setelah ia masuk, Nona Besar Song dan Nyonya Song pun bergegas keluar. Mungkin masalah ini kalau diselidiki dari Nona Besar Song dan Nyonya Song akan mendapatkan jawabannya lebih cepat. "Kata Sekretaris.

“Hotel Express?” William Tang memegang dagunya, wajahnya terlihat dingin, berarti bisa dikatakan kalau Tiffany Song yang menyerahkan diri, bukan seperti apa yang dikatakannya kalau ia dipaksa?

“Iya, saat aku menyuruh orang untuk menyelidikinya, dan aku mendapatkan sebuah info yang aneh, katanya Tuan Besar Shen juga sedang menyelidiki masalah ini.”

“Kakek?” William Tang bertanya dengan curiga: “Mengapa ia menyelidiki masalah ini?”

“Aku juga kurang tahu, tapi aku merasa masalah ini ada yang tidak biasa, Tuan Besar Shen sepertinya mendapatkan informasi, termasuk data-data tamu pada Hotel tersebut, dan mengambil semuanya, sepertinya ada maksud untuk menutupi masalah ini.” Kata Sekretaris.

William Tang menggosok janggut yang baru tumbuh dengan jarinya, Kakek sendiri yang turun tangan dalam masalah ini, masalah ini tidak seperti biasanya, apa yang ingin ia tutupi?” Aku tahu, kalian terus menyelidiki masalah ini, keluarlah.”

“Baik.” Lalu Sekretasi pun keluar.

William Tang berdiri dari kursinya, berjalan ke depan jendela, dengan perlahan ia memejamkan mata, masalah ini semakin lama semakin seru, sampai Kakek pun ikut turun tangan, sebenarnya apa yang ingin ditutupi?

Ia berdiri selama beberapa menit, tiba-tiba berbalik untuk mengambil jas yang tergantung dan kunci mobil, dan berjalan keluar dari kantor.

……

Taylor Shen sampai di luar apartment Vanke City, ia melepaskan kacamatanya, lalu ia memencet bel pintu. Ia menunggu dengan lama, dan tidak ada orang yang membuka pintu, lalu ia mengangkat tangan, melihat ke jam tangan mewah yang menarik perhatian mata itu. Sudah jam 6.30, kenapa ia tidak ada dirumah?

Ia mengeluarkan hp, dan menelepon nomornya, telepon terus berdering dengan lama, baru diangkat, “Halo?”

“Kamu dimana?” Taylor Shen mengerutkan alis dengan tidak senang, ia pulang dari, bahkan tidak pulang ke rumah, langsung kemari untuk menemuinya, malah tidak ada yang datang menyambutnya.

Tiffany Song berdiri diluar ruang VIP, sengaja ia berjalan agak jauh, baru menjawab, “Aku diluar, kenapa?”

“Kamu ada apa diluar, pulang ke rumah sekarang juga.” Taylor Shen mengerutkan alisnya, nadanya terdengar sangat tidak enak, pulang ke rumah malah tidak disambut membuat suasana hatinya menjadi sangat buruk.

Tiffany Song tidak peka pun juga bisa mengetahui kalau ia sedang kesal, dia berdiri di balkon kecil melihat ke arah bangku diluar restoran, seorang wanita menggendong seorang anak di bawah satu tahun dan mendorong anak itu untuk berjalan ke arahnya. "Aku tidak bisa pulang sekarang, baterai hp ku hampir mati, aku akan meneleponmu nanti."

Kemarin saat Tiffany Song kembali ke Kota Tong, ia langsung menelepon ke Karry Lian, dan ingin mentraktir ia makan, sebagai tanda terima kasih kalau ia sudah menyelamatkan dirinya, Karry Lian juga tidak menolak ajakannya, daripada memilih hari yang lain mending langsung hari ini saja, jadi mereka pun sepakat kalau mereka bertemu di malam ini.

Tiffany Song berjalan keluar, namun untuk menghindari kesalah pahaman, ia pun mengajak Stella Han. Makan malam baru dimulai, mana mungkin ia bisa pergi?

“Kamu dimana? Sedang bersama siapa?”

“Aku sedang makan diluar, gitu dulu ya, mereka sedang menunggu aku, aku tutup telepon ya.” Dia merasakan introgasi darinya, hati Tiffany Song pun merasa kurang senang, habis ngomong, ia langsung mematikan teleponya, Taylor Shen sambil halo halo, terdengar suara telepon ditutup, ia pun merasa kesal.

Dia sedang makan dengan siapa, baru ngomong sebentar saja sudah tidak sabar? Semakin pikir semakin tidak senang, lalu ia meneleponnya lagi, namun terdengar pesan kalau telepon tersebut sudah dimatikan, dia pun semakin kesal, menatap ke ambang pintu yang ditutup, lalu menendangnya, seperti wanita yang sedih.

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu