You Are My Soft Spot - Bab 112 Kalau Mabuk Tidur Saja, Pintar Sekali (2)

Tiffany Song kembali ke dalam ruang VIP, Stella Han sedang membicarakan kasus tersebut dengan Karry Lian, setelah lisensi pengacara Karry Lian di cabut, dia pun kembali mengelola di Lian’s Corp.

Saat Tiffany Song mendorong pintu dan masuk ke dalam, ia langsung mendengar Stella Han berkata: “Kakak Senior Karry, sayang sekali kamu tidak menjadi Pengacara.”

Wajah Karry Lian terlihat bening, dan santai, melihat bayangan Tiffany Song berjalan kemari, dengan perlahan ia berkata: “Tidak ada yang perlu dinyayangkan, semua ini hanya pekerjaan saja, bedanya hanya pekerjaan yang kita sukai sama pekerjaan yang tidak kita sukai saja.”

Tiffany Song menggenggam hpnya dengan erat, lalu ia menarik kursi dan duduk, ia sambil melihat tatapan Karry Lian yang tidak begitu peduli itu, dengan merasa bersalah ia berkata : “Karry Lian, Maafkan aku, karena aku yang terlalu impulsif, membuat kamu kehilangan lisensi Pengacara mu.”

“Loh mulai lagi? Bukannya kita sudah sepakat? Tidak mengungkit masalah ini lagi?” Tatapan Karry Lian sambil menegur, ia tidak suka kalau Tiffany Song selalu menganggap dirinya sebagai orang yang berdosa.

“Kita?” mendengar kata tersebut, Stella Han pun teretawa, kata kita ini terdengar sangat mesra.

Tiffany Song melotot kepadanya seperti memberi peringatan, lalu ia melihat ke Karry lian, dengan lembut ia berkata: “Iya, tidak mengungkit hal ini lagi.” Ia mengangkat gelas, dengan serius ia berkata: “Malam ini adalah untuk mengucapkan terima kasih atas kebaikan mu telah menyelamatkan nyawa ku, Karry Lian, terima kasih kamu telah menyelamatkan aku.”

Karry Lian mengangkat gelasnya, tatapannya terlihat sedikit tidak berdaya : “Kamu begitu serius, menakutkan aku, kamu jangan terlalu memikirkannya, jikalau malam itu yang menelepon aku itu Stella, aku juga akan menyelamatkannya.”

Tiffany Song tersenyum, lalu ia mendekatkan gelasnya, dan bersulang, dengan sambil canda dia berkata: “Kalau begitu kebaikan mu aku ingat di dalam hati saja, aku habiskan minuman ini sebagai tanda hormat.”

Karry Lian tersenyum dengan ringan, melihat ia meminum wine tersebut sampai habis, lalu ia pun menghabiskan wine nya juga. Stella Han melihat kedua orang tersebut menghabiskan wine masing-masing, ia pun tidak kalah,”Eh, kalian ini terima kasih ke sana ke mari, kok jadi lupa sama aku, aku sudah menjaga mu selama dua hari.”

Tiffany Song sebenarnya tidak terlalu bisa minum, baru minum segelas wine saja, ia sudah merasa sedikit pusing, lalu ia mengambil botol wine tersebut, dan menuangkan setengah gelas besar, sambil membawa gelas tersebut dan berjalan ke depan Stella Han, dan berkata: “Stella, terima kasih atas kesetiaan mu menemani aku selama 5 tahun ini, aku tidak pandai ngomong, jadi aku habiskan wine ini sebagai tanda berterima kasih.”

Stella Han mendengar ia minum dengan cepat dan berani, ia pun melotot sampai matanya hampir keluar, dengan buru-buru ia berkata: “ Tiffany, kamu jangan minum dengan terlalu cepat, hati-hati nanti mabuk.”

“AKu tidak mabuk, Stella, kamu belum minum wine mu, ayo diminum, jangan curang.” Kepala Tiffany Song merasa berat dan pusing, alkohol pun beraksi dengan cepat di dalam tubuhnya, rasa pusing menyerang kepalanya, tatapannya pun terlihat sedikit mabuk.

Stella Han melihat kalau Tiffany Song tidak seperti biasanya, ia mengambil segelas wine dan berkata: “Tiffany, aku juga berterima kasih kepada kamu sudah selalu ada disisiku, kita harus jadi sahabat untuk selamanya yah, oke?”

Tiffany Song seperti ayam yang sedang mematuk nasi terus menganggukkan kepala, Stella Han sambil tertawa dan memininum winenya, ia sangat bisa minum wine, tidak seperti Tiffany Song minum dikit saja sudah mabuk, lalu ia mengambil sumpit, dan mengambil sayur kepadanya, lalu berkata : “Ayo, makan sayur, jangan sibuk minum saja.”

Tiffany Song sambil mengambil botol wine dan memenuhi gelas mereka bertiga, lalu ia mengangkat gelas dan berkata: “Ayo, aku berharap kalau persahabatan kita bisa berlanjut sampai selamanya.”

Stella Han dan Karry Lian saling menatap, lalu Karry Lian pun membujuknya : “Tiffany, kamu baru keluar dari rumah sakit, jangan minum terlalu banyak, hati-hati nanti melukai usus mu.”

“Aku tidak apa-apa, kok kalian tidak mengangkat gelas kalian, ayo ayo, jarang-jarang juga kita berkumpul bertiga, dari tidak mengenal sampai saling mengenal saling memahami, ini juga termasuk jodoh, ayo kita bersulang untuk jodoh pertemanan kita.” Tiffany Song habis berkata, dengan inisiatif ia langsung menyulang dengan mereka, lalu ia langsung meminum wine tersebut.

Stella Han bisa merasakan kalau Tiffany Song menyimpan sesuatu di hatinya, biasanya dia memang tidak begitu ingin menceritakan isi hatinya, lalu ia mengangkat gelasnya, dan minum bersamanya, melihat Tiffany Song masih ingin pergi mengambil botol mabuk, Stella Han langsung menjauhi botol wine tersebut darinya.

Dia baru sembuh dan keluar dari rumah sakit, jangan-jangan baru minum beberapa gelas wine aja nanti masuk rumah sakit lagi, “Tiffany, cobain masakan di restoran ini, rasanya lumayan enak semua.”

Persentase alkohol wine tersebut tidak tinggi, namun sangat kuat, Tiffany meminumnya dalam kondisi perut kosong, sekarang mulai terasa mabuk, wajahnya pun menjadi merah, tatapannya menjadi tidak begitu jelas, terlihat jelas ia sudah mabuk.

Dia sambil menyandarkan kepalanya di tangan, makan beberapa suap lauk lalu ia tidak ingin mencobanya lagi. Stella Han menaruh sumpit dan berkata, : “Maaf, Kakak Senior Karry, Tiffany sepertinya sudah mabuk, aku akan mengantarnya pulang.”

Karry Lian berdiri dengan buru-buru, dan berkata : “Stella, kamu juga sudah minum wine, aku saja yang mengantarkan kalian pulang.”

Stella Han membawa mobil kemari, namun ia sudah minum wine maka dia tidak boleh mengemudi lagi, lalu ia menganggukkan kepala, baru hendak berdiri dan menopang Tiffany Song, hp nya tiba-tiba bunyi, ia melihat ke layar hp, ternyata dari Jordan Bo, ia tersenyum kepada Karry Lian, dan berjalan ke samping jendela, mengangkat telepon tersebut, terdengar suara yang dingin dan jelas dari telepon tersebut berkata, “Dimana?”

“Di Restoran.”

“Restoran mana?” tanya Jordan Bo.

Stella Han memberitahu nama restoran, lalu Jordan Bo dengan datar berkata: “Sini ke ruang VIP lantai 3, kita pulang bersama.” Habis ngomong ia langsung menutup telepon tersebut tanpa memberi kesempatan untuk menolak.

Stella Han sambil melihat layar yang redup, dalam hati ia berkata satu kata sombong, lalu ia berjalan ke samping Karry Lian dan berkata: “Kakak Senior Karry, aku masih ada urusan, boleh minta tolong kamu yang mengantar Tiffany pulang tidak.”

“Baik, nanti kalau sudah sampai aku akan menelepon mu.” Karry Lian melihat sekilas pada wanita yang tertidur dengan diam sambil menyandar di meja, sikapnya setelah mabuk sangat baik, langsung tertidur ketika mabuk, pintar sekali.

Stella Han mengantarkan mereka sampai ke lantai bawah, melihat mereka masuk ke dalam mobil, ia baru membalikkan badan dan masuk ke dalam lift dan ke lantai 3 untuk mencari Jordan Bo.

Karry Lian juga meminum wine, jadi yang mengemudi adalah supir dari Keluarga Lian, melihat Tuan muda menggendong seorang wanita ke dalam mobil, dengan ragu-ragu ia bertanya: “Tuan muda, Anda sekarang adalah pewaris Lian’s Corp, sepertinya kurang bagus jika Anda masih berhubungan dengan wanita yang tidak jelas seperti mereka, apalagi dia adalah mantan istrinya Tuan Tang…..”

Karry Lian mengangkat kepala, dengan tatapan yang dingin ia melihat ke arah supir, supir pun terdiam, dengan tidak senang ia berkata: “Siapa yang berhubungan dengan aku haruskah kamu juga ikut berkomentar? Jangan lupa status kamu sendiri.”

“Iya, Tuan muda.” Supir pun tertakutan sampai keringan dingin, tidak berani banyak ngomong lagi, juga tidak berani lihat sembarangan.

Di kursi belakang, Karry Lian sambil menunduk sambil melihat Tiffany Song yang tertidur di bahunya, ia tidak senang, Karry Lian bisa merasakannya, setelah menerima telepon tersebut dan kembali, ia menjadi semakin tidak senang. Ia tahu, semua emosinya ini ada hubungannya dengan pria yang itu.

Dalam mobil yang redup terang itu, pipinya tertutup warna merah tua yang tipis, bibirnya yang lembut itu, membuat orang lain ingin menciumnya. Hatinya pun bergejolak, ia mengangkat tangannya di samping dengan perlahan, ingin menyentuh pipi lembutnya.

Dan pas disaat itu juga, Tiffany Song bergerak, ia berusaha bangun dengan kepala yang merasa berat, sambil melihat pemandangan yang terus mundur, lalu ia mengerang, dan menoleh melihat kalau orang yang di depannya adalah Karry Lian. Ia tersadar kalau jarak mereka terlalu dekat, ia pun langsung mundur, dan memberi jarak kepada mereka berdua, dan berkata: “Kenapa kita bisa ada di mobil?”

Karry Lian menarik tangan sendiri saat melihat ia membuka mata, dengan tatapan yang lembut ia sambil bertanya, : “Kamu sudah mabuk, jadi aku mengantarkan kamu pulang.”

“Oh, tapi apakah sudah terlalu menyusahkan kamu, kamu boleh berhenti di tepi jalan, nanti aku pulang sendiri saja.” Tiffany Song sambil menekan-nekan kepalanya, dia memang tidak pandai minum, namun minum beberapa gelas langsung mabuk ini masih pertama kalinya ia seperti ini.

Sepertinya ia karena ada masalah yang disimpan di dalam hati, ditambah dengan ia meminum wine saat perut masih kosong, wine tersebut terlalu kuat akhirnya ia pun menjadi mabuk.

“Tidak apa-apa, sekalian jalan kok, kepala kamu masih sakit? Aku suruh supir berhenti dulu di tepi jalan, aku pergi beli obat penawar alkohol.” Karry Lian melihat ia terus menekan kepalanya sendiri, ingin membantunya, namun takut kalau sikap sendiri akan lewat batas, malah membuat mereka berdua menjadi semakin kaku, jadi Karry Lian pun tidak bergerak.

“Tidak perlu, nanti sampai rumah tidur juga sembuh, minum obat penawar alkohol malah akan membuat aku merasa tidak enak badan.” Tiffany Song sambil bersandaran di kursi, kepalanya terasa pusing dan berat, dia sambil menyandar sambil melihat ke Karry Lian, dan berkata: “Maaf ya, mala mini harusnya untuk berterima kasih sama kamu, alhasil malah aku sendiri yang mabuk duluan, maaf sudah mengecewakan kalian, aku janji kedepannya aku tidak akan menyentuh setetes alkohol pun.”

“Tidak apa-apa, siapapun pasti ada saat ingin mabuk juga, aku sangat senang, bisa menjadi pendekar kamu saat kamu mabuk dan mengantar kamu pulang.” Kata Karry Lian sambil tertawa, terlepas dari sikap awal tadi yang janggal itu, sekarang dia terlihat seperti Abang tetangga yang ramah.

Isi hati Tiffany Song diketahui oleh Karry Lian, tatapannya menjadi sedikit lelah, lalu ia menurunkan pandangannya. Mungkin semua orang ada saat nya menjadi munafik, terutama ketika sedang sakit, ia berharap orang yang ia sukai selalu setia menemani disisinya, tetapi ketika dia sakit seperti ini, Taylor Shen saking sibuknya sampai tidak ada waktu untuk meneleponnya.

Beberapa hari ini ia berusaha menahan rasa kecewanya, dan berusaha tersenyum di depan Stella Han dan Callista Dong, saat dia sendiri ia malah tidak bisa menahan diri untuk berpikir sembarangan.

Di dalam mobil pun menjadi hening lagi, Karry Lian diam-diam sambil melihat Tiffany Song, dia mengenakan pakaian yang santai, mengenakan atasan kaos putih dengan motif bunga dan sebuah jaket pelindung sinar matahari, lalu ia mengenakan bawahan celana jeans berwarna pudar, dan sepatu berwarna hijau mudah, gayanya terlihat sangat santai, seperti seorang mahasiswa polos.

Saat ini wajahnya terlihat sedikit sedih, firasatnya berkata, kalau ia sedang memikirkan seorang pria.

“Tiffany, apakah kamu ada masalah?” walaupun kalimat bertanya, namun bermaksud untuk meminta ia menceritakannya.

Tiffany Song terpikir harus pulang dan menghadapi rumah yang kosong itu, ia berkata: “Karry Lian, bisakah kamu membawa aku pergi jalan-jalan sebentar, aku masih belum ingin pulang ke rumah.”

“Baik.”

Lalu mobil pun mengambil jalur lain, dan mengarah ke Sanjiang, Sanjiang memiliki sebutan lain yaitu Lover’s River. Orang yang datang kemari semuanya adalah pasangan yang ingin berjalan-jalan santai, Tiffany Song merasa menyesal saat ia tiba, sambil melihat pasangan yang saling bergandengan tangan atau saling bercanda manis, ada juga yang langsung berciuman dibawah pohon gandarusa, ia pun merasa malu dan kaku.

“Kita sepertinya salah tempat ya.” Kata Tiffany Song dengan sedih, saat masih kuliah, dia dan William Tang berkencan, pasti kemari. Lalu setelah terjadi masalah itu, mereka bertemu pasti hanya menatap dengan dingin, kalau tidak berkata dengan dingin, dan tidak pernah kesini lagi.

Karry Lian meletakkan kedua tangan di saku, dengan santai dan tenang ia berkata, “Jangan melihat aja.”

Tiffany Song sambil menekan-nekan keningnya yang seperti hampir meledak itu, ia harusnya pulang dengan diam, dan melemparkan diri sendiri ke dalam ruangan yang gelap itu, kalau tidak, ia juga tidak perlu menghadapi situasi yang begitu kaku dan malu.

Setelah ia berjalan beberapa saat, dia bertemu dengan beberapa pasangan yang sedang berciuman, dia sangat malu sehingga dia tidak ingin berjalan kedepan lagi, hanya berdiri disana, dan melihat pemandangan di kota. Dia berkata: "Katanya kalau kadang-kadang pada jam 10 malam, lentera di samping Lover’s Bridge akan menyala lampu-lampu dengan tulisan I LOVE YOU, dan mendoakan setiap pasangan disini, aku sudah beberapa kali ke sini, tapi memiliki kesempatan untuk melihatnya."

“Kalau begitu mala mini kita tunggu lampunya nyala kita baru pulang.” Saat Karry Lian mengucapkan kata-kata tersebut, tatapan ia melihat Tiffany Song terlihat sangat lembut dan hening, ia tidak bermaksud apa-apa, ia seperti hanya ingin mengkabulkan mimpinya.

Tiffany Song menggeleng-gelengkan kepala, “Tidak perlu, hal-hal seperti ini tidak dapat dipaksakan, sengaja menunggu ia tiba juga belum tentu adalah hal yang kita inginkan.”

Angin malam lewat, sudah memasuki musim kemarau, ia mengenakan baju yang tipis, terkena angin malam ia pun sambil mengigil, Karry Lian melihat dia seperti itu, langsung melepaskan jasnya dan memberikan jas tersebut dengan menutupi bahunya, dan berkata: “Cuaca sudah pulang dingin, kalau kamu tidak ingin menunggu, aku antar kamu pulang saja, jangan sampai sakit.”

Tiffany Song menganggukkan kepala, dia menyadarkan diri, walaupun ia tidak ingin menghadapi ruangan yang kosong dan kesepian, ia tetap harus pulang, kembali ke Kota Tong, ia harus belajar menghadapi kenyataan bahwa hubungan ia dan Taylor Shen yang tidak bisa diketahui orang itu.

Dulu yang berkata hubungan backstreet juga dia, sekarang yang tidak terbiasa juga tida, benar-benar cukup munafik juga.

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu