You Are My Soft Spot - Bab 116 Kalau Kamu Tidak Pergi Juga, Aku Benar-Benar Akan Benci Kamu

Hati Taylor Shen langsung jatuh ke jurang yang tidak berdasar. Meski ia dari awal sudah menebak Tiffany Song akan menolak kehadiran dirinya begitu mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi, tetapi ketika ia benar-benar berhadap-hadapan dengan wanita itu, begitu mendengar wanita itu mengusirnya, luka di hatinya terasa jauh lebih pedih dari yang ia bayangkan.

“Tiffany Song, jangan begini.” Taylor Shen menatap Tiffany Song yang meringkuk di pojok kasur sambil menangis. Wanita itu terlihat seperti binatang kecil yang terluka. Semua otot di tubuh Tiffany Song terasa seperti menolak keberadaan Taylor Shen. Wanita itu bahkan tidak mau menatapnya lagi.

Tiffany Song menutupi kepalanya karena tidak ingin Taylor Shen melihatnya menangis tersedu-sedu. Ia tidak tahan lagi dengan semua penderitaan yang datang bertubi-tubi padanya. Yang terbaru, foto skandal ranjangnya tersebar, dan pria yang paling ia cintai kini berubah jadi manusia yang paling ia benci. Ia sungguh tidak bisa menerima kenyataan ini, “Tolong pergi kamu, aku mohon. Beri aku waktu untuk tenang sejenak.”

“Tiffany Song, mana mungkin aku bisa pergi dengan tenang kalau kondisimu seperti ini?” tanya Taylor Shen. Ia melepas sepatunya, naik ke ranjang, dan langsung memeluk Tiffany Song erat-erat tanpa mempedulikan perlawanannya.

Tiffany Song langsung berontak dan berusaha melepaskan diri. Ia mendorong dada William Tang tanpa henti, tetapi badan pria itu tidak mampu ia gerakkan sama sekali. Tiffany Song berseru pelan dengan frustrasi: “Lepaskan aku, jangan sentuh aku.”

Kejadian yang terjadi lima tahun lalu kini terulang lagi. Tiffany Song tidak paham apakah ini kenyataan atau khayalan. Ia sungguh tidak menyangka, masa ia bisa jatuh cinta pada pria yang waktu itu memerkosanya? Mengapa nasib membawanya ke arah yang seperti ini?

“Tiffany Song, jangan emosi, nanti kamu terluka sendiri.” Taylro Shen tidak mau pergi. Hati Tiffany Song sudah terluka parah, ia khawatir kalau ia pergi wanita itu tidak akan bisa bangkit dari kesedihannya lagi. Melihat pertahanan diri Tiffany Song yang ambruk, Taylor Shen jadi merasa sedih sekaligus bersalah. Andai bisa, ia sungguh berharap Tiffany Song tidak mengetahui hal ini seumur hidupnya.

Tiffany Song jadi semakin berontak karena tidak juga bisa melepaskan Taylor Shen. Ia mendorong pria itu sekaligus memukul-mukulinya. Wajahnya penuh air mata dan kebencian. Ia marah sekali sampai sekujur tubuhnya bergetar, “Taylor Shen, lepaskan aku, jangan paksa aku mengatakan kata kasar padaku. Lepaskan aku, huhuhu……”

Sekali pun berada dalam suasana hati yang paling emosional, Tiffany Song tetap berusaha menahan diri untuk tidak mengatakan kata-kata yang akan menyakiti Taylor Shen. Wanita itu tidak tahu, Taylor Shen sebenarnya siap-siap saja dimaki dan dipukulinya kalau itu bisa membuat ia merasa lebih baik.

Taylor Shen memeluk Tiffany Song sambil berkata: “Tiffany Song, aku tahu apa pun yang aku katakan padamu sekarang tidak akan kamu dengar. Aku tunggu kamu sampai tenang, baru kita bicara baik-baik, oke?”

“Tidak, tidak. Aku tidak mau berbicara denganmu Pergilah, aku sekarang sedang tidak ingin melihatmu sedikit pun.” Tiffany Sonjg menggeleng. Ia tidak ingin bertemu Taylor Shen, juga tidak ingin mendengar suaranya. Ia ingin mencerna pelan-pelan kabar ini dengan hati yang tenang.

“Tiffany Song……” Taylor Shen menatap Tiffany Song dengan penuh rasa bersalah.

Tiffany Song berhenti memberontak. Wanita itu mendongak menatap Taylor Shen dengan kecewa. Apa pun alasannya, ia tidak akan pernah bisa menerima kenyataan bahwa Taylor Shen adalah pria yang memerkosanya waktu itu. Air mata Tiffany Song kembali mengalir deras. Wanita itu mengancam: “Kalau kamu tidak pergi juga, aku benar-benar akan benci kamu.”

Tubuh Taylor Shen kaku, nafasnya terasa sesak. Pria itu melepaskan Tiffany Song perlahan-lahan. Tiffany Song langsung buru-buru turun ranjang, berlari keluar kamar tidur utama, lalu berlari masuk kamar tidur kedua. Ia membanting pintu kamar tidur yang baru ia masuki itu dengan kencang sekali.

Taylor Shen duduk termenung di sisi ranjang. Apa yang ia rasakan saat ini tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Tiffany Song bilang ia akan benci dirinya. Wanita itu menggunakan kata benci untuk memaksanya menjauh. Taylor Shen menutup matan dengan kedua tangannya, dan tidak lama kemudian telapak tangan kedua tangannya itu langsung basah karena air mata. Bagaimana bisa ia menerima kenyataan bahwa wanita yang paling ia cintai kini membencinya?

Tiffany Song, kamu tahu tidak? Aku dari dulu tidak pernah menyesal pernah memperkosamu lima tahun lalu, karena kalau tidak ada malam itu, maka tidak akan ada juga kita yang sekarang. Kalau kamu mau ruang untuk sendiri, aku bisa saja memberikannya, tetapi itu bukan berarti aku akan melepaskanmu untuk selamanya.

Sejak aku menjadi pria nomor satu dalam hidupmu, kita sudah sama-sama memutuskan untuk terus bersama selamanya.

Taylor Shen bangkit berdiri, berjalan ke lemari baju, lalu berganti pakaian. Ia keluar dari kamar tidur utama dan berjalan ke kamar tidur kedua. Di depan kamar tidur kedua, pria itu bisa mendengar suara tangisan Tiffany Song di dalam. Taylor Shen memejamkan matanya, hatinya pedih sekali. Ia mengetuk-ngetuk pintu dan suara tangisan di dalam pun berhenti. Ia kemudian berkata: “Tiffany Song, baik, kalau kamu memang tidak mau bertemu denganku, untuk sementara waktu aku tidak akan datang mengganggumu. Saat aku tidak berada di sampingmu, ingat baik-baik jam makan dan tidurmu, jangan pikirkan hal yang tidak-tidak terus. Kalau kangen kamu boleh telepon aku, aku akan langsung datang ke hadapanmu.”

Tiffany Song, yang tengah duduk di atas ranjang, menoleh menatap pintu kamar tanpa menjawab.

Taylor Shen menunggu cukup lama, tetapi tidak ada jawaban apa-apa dari dalam. Ia membuang nafas pasrah lalu berkata, “Jadi aku jalan sekarang?”

Masih tidak ada jawaban juga. Ia bertanya lagi, “Sungguh jalan sekarang?”

Kali ini pertanyaan Taylor Shen dijawab oleh lemparan suatu benda ke pintu oleh Tiffany Song. Meski tidak bisa melihatnya secara langsung, Taylor Shen tahu betul wanita itu sedang marah. Ia menggeleng pasrah lalu pamit: “Tiffany Song, aku jalan dulu.”

Suara langkah kaki Taylor Shen semakin lama semakin pudar, lalu berakhir dengan suara pintu kawat apartemen dikunci. Tiffany Song masih menangis di atas ranjang sambil menutupi wajahnya dengan kedua lututnya. Tangisannya sangat deras layaknya banjir.

Foto skandal ranjang, Taylor Shen……. Ia harus bagaimana?

……

Taylor Shen keluar dari gedung apartemen dan masuk ke mobilnya. Ia menatap gedung apartemen itu untuk yang kesekian kalinya, hatinya sungguh tidak tenang. Ia mengeluarkan ponselnya dan menelepon nomor Jordan Bo. Jordan Bo melirik sekilas Stella Han yang duduk gelisah di sebelahnya, lalu mengangkat telepon, “Aku sedang dalam perjalanan mengantar Stella Han ke Vanke City. Kamu tidak perlu khawatirkan Tiffany Song, lakukan saja apa yang harus kamu lakukan.”

Mata Taylor Shen langsung berkaca-kaca karena terharu dengan kebaikan Jordan Bo. Ia menjawab: “Terima kasih.”

Jordan Bo mengernyitkan alis, “Jadi pria jangan terlalu bawel seperti wanita. Beberapa hari ini aku akan suruh Stella Han temani dia, dia tidak akan kenapa-kenapa. Sudah ya, aku matikan.”

Taylor Shen melempar ponselnya ke laci mobil lalu melajukan mobilnya.

Suasana di dalam ruang kerja CEO Shen’s Corp sangat muram. Christian berdiri di depan meja kerja Taylor Shen sambil gemetar ketakutan. Melihat wajah CEO Shen yang cemberut, ia berkata: “CEO Shen, semua foto yang beredar di internet sudah dihapus, termasuk foto yang di Weibo. Aku sudah suruh orang Departemen IT untuk menyelidiki alamat IP si pengunggah foto. Berdasarkan alamat IP nya, foto itu diunggah di sebuah kafe. Kami sudah menemukan kafe itu, dan kebetulan di dalamnya ada CCTV jadi kami bisa mendapat gambaran saat kejadian seperti ini.”

Christian menyerahkan sebuah foto pada Taylor Shen. Taylor Shen menerimanya dengan wajah tanpa ekspresi. Di dalam foto itu ada seorang pria berpakaian ala band Korea dan bertopi. Wajahnya tertutup seluruhnya. Christian melanjutkan penjelasannya, “Melalui penyelidikan waktu pengunggahan dan alamat IP, kami yakin pria ini lah yang menggunggah foto.”

Taylor Shen menyipitkan kedua mata, “Wajahnya tidak terlihat?”

“Tidak, jadi jelas sekali ini sudah direncanakan sebelumnya,” angguk Christian. Wajah pelaku saja tidak terlihat, apalagi wajah si inisiator kejahatan?

Taylor Shen bangkit berdiri dan berjalan ke arah jendela. Tiffany Song adalah titik lemahnya. Si pelaku ini bisa mengunggah foto telanjang Tiffany Song ke Internet pasti untuk satu tujuan, yakni mengalihkan perhatiannya. Setelah perhatiannya teralih, maka si pelaku itu akan menyerangnya habis-habisan. Sebenarnya apa yang ingin diperoleh si inisiator kejahatan?

Taylor Shen baru bisa membuat perhitungan dengan si inisiator kejahatan dan merancang serangan balasan kalau sudah bisa mengetahui apa yang ingin diperolehnya,

Christian tidak tahu apa yang tengah Taylor Shen pikirkan. Ia bertanya, “CEO Shen, kamu baik-baik saja kan?”

Taylor Shen menaruh kedua tangannya di permukaan kaca. Ia menatap jauh ke Tower Howey, tetapi di matanya tiba-tiba muncul bayangan dirinya sendiri dengan wajah penuh air mata. Teringat Tiffany Song tengah terluka sekarang, ia tidak bisa mengerjakan apa pun dengan tenang.

Ia memang kelewat percaya diri sampai yakin bisa melindungi Tiffany Song dari semua luka. Ketika serangan sungguhan datang, ia kini malah mati kutu. Ia meminta pendapat asistennya, “Christian, menurutmu, kalau kamu melakukan hal seperti ini, apa tujuanmu?”

Christian mencoba berpikir sebisa mungkin. Beberapa saat kemudian, ia menjawab: “CEO Shen, aku pikir tujuan utama si pelaku melakukan semua ini adalah mengetes kekuatanmu, atau dengan kata lain memprovokasi kamu.”

“Mengetes kemampuanku untuk……?” Taylor Shen tidak percaya tujuan si pelaku hanya sebatas memprovokasi dirinya. Ia yakin orang itu punya tujuan lain yang lebih jahat, tapi apa itu?

Christian menggeleng, “Maaf, CEO Shen, aku juga tidak tahu.”

Taylor Shen mengernyitkan alis dan berkata: “Laporkan apa saja kegiatan kita hari ini.”

“Baik.” Christian menyalakan iPad lalu mulai melaporkan jadwal kegiatan hari ini. Taylor Shen mendengarkan sambil berpikir. Beberapa saat kemudian, ia tiba-tiba memotong penuturan Christian, “Sebentar, barusan kamu bilang apa?”

“Pukul empat sore, bertemu CEO XX Corp,” ulang Christian.

“Bukan, yang sebelumnya.” geleng Taylor Shen.

Christian membuka halaman sebelumnya lalu bertutur, “Pukul dua siang, bertemu petinggi kota membahas Proyek Kota Dalam Kota.”

“Proyek Kota Dalam Kota……” Taylor Shen larut dalam pikirannya. Isu bangunan tidak lulus uji kelayakan waktu itu sempat merusak kepercayaan pemerintah kota pada Shen’s Corp, dan Proyek Kota Dalam Kota pun terpinggirkan. Pendapatan yang bisa dihasilkan dari proyek ini sangat besar dan bersikap jangka panjang. Jadi, kalau ia saat ini diserang dari kiri dan kanan, itu bisa berarti lawannya iri dan ingin merebut proyek ini. Masuk akal……

“Ada masalah, CEO Shen?”

Taylor Shen berseru pada sang asisten: “Christian, cepat selidiki beberapa waktu terakhir ada perusahaan property apa saja yang berhubungan dengan pemerintah kota, khususnya terkait Proyek Kota Dalam Kota. Jangan sampai ada satu detail pun terlewatkan.”

“Baik, CEO Shen, aku lakukan sekarang.”

Taylor Shen memijit-mijt pelipisnya yang pening. Kalau bisa tahu apa yang diinginkan lawannya, ia akan tahu apa yang harus ia lakukan. Sayang, kali ini pengorbanannya sungguh teramat besar, besar hingga bisa membuatnya kehilangan cinta Tiffany Song.

……

Tiffany Song masih belum berhenti menangis juga di dalam kamar. Stella Han, yang menguping di depan kamar, jadi teramat khawatir dan memutuskan membuka kamar sahabatnya itu dengan kunci cadangan. Mendengar suara pintu kamar dibuka, Tiffany Song refleks mendongak dengan waspada. Ketika sadar yang datang adalah Stella Han, ketegangannya barulah hilang.

“Stella Han, ada urusan apa ke sini?” ujar Tiffany Song serak sambil buru-buru mengusap air mata.

Stella Han berjalan ke sisi ranjang, lalu berkata lembut, “Aku tidak bisa tenang mengetahui kamu punya masalah sebesar ini. Aku ke sini untuk temani kamu. Tiffany Song, jangan menangis, semuanya pasti akan berlalu.”

Tifany Song menunduk. Ia menjawab serak: “Stella Han, yang kali ini tidak akan berlalu.”

“Kamu jangan pesimis begitu. Foto-foto itu, kalau dilihat oleh orang yang tidak kenal denganmu, pasti tidak akan bermasalah besar kok. Kamu kan bukan artis, setelah dua hari berlalu pasti orang-orang yang melihatnya tidak akan ingat lagi. Jordan Bo sudah berjanji padaku untuk membantu Taylor Shen mencari si pengunggah foto. Nanti, kalau sudah ditemukan, bebas kamu mau apakan orangnya,” ujar Stella Han berusaha menenangkan.

Tiffany Song menggeleng, “Stella Han, foto skandal ranjang hanya sebagian dari alasan aku bersedih. Alasan sebagian lainnya adalah aku dan Taylor Shen tidak bisa bersama lagi.”

“Mengapa?” Mata Stella Han langsung membelalak. Wanita itu tiba-tiba menyadari sesuatu dan mencoba memastikannya: “Sial, jangan bilang padaku Taylor Shen meninggalkanmu setelah tahu apa yang kamu lakukan……? Aku yakin ia tidak brengsek seperti si William Tang.”

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu