You Are My Soft Spot - Bab 238 Lihat Kamu Membuatku Marah Sampai Aku Kelaparan (3)

“Jacob Shen?” Vero He berlari menuju keruangan kelas 1, memanggil nama anak itu, malam sangat sunyi, samar-samar terdengar gema suara wanita itu, punggungnya terasa dingin, dan bulu kuduknya merinding, kembali wanita itu memanggil nama anak itu, “Jacob Shen, kamu ada disini tidak?”

Gema suaranya terdengar, dia sebenarnya juga bukan seorang pemberani, ditambah lagi banyak hal yang terjadi hari ini, dia mundur beberapa langkah, “Jacob Shen, jika kamu berada disini, kamu harus membalasku, kalau tidak aku akan pergi.”

Wanita itu menunggu, Jacob Shen tidak juga menjawab, ketika dia berbalik untuk pergi, tiba-tiba dia teringat akan perkataan Evelyn, jika Jacob Shen tidak senang, dia akan bersembunyi diruang piano dan membuat onar disana, wanita itu segera menuju ke ruang piano.

Pintu ruang piano sedikit terbuka, dia melihat kedalam ruangan melalui jendela, didalam ada cahaya remang-remang, yang berasal dari pancaran cahaya lampu jalan diluar sana, samar-samar, dia tidak bisa melihat dengan jelas jika ada seseorang didalam ruangan, dengan lembut dia berteriak: “Jacob Shen, apa kamu berada di dalam?”

Tidak ada balasan, dia menghela nafas, berpikir untuk pergi, dibelakangnya tiba-tiba saja terdengar suara denting piano yang keras, seperti ada kemarahan didalamnya. Vero He terkejut, tapi disaat yang bersamaan rasa senang menyelimuti hatinya, dia kemudian membuka pintu ruangan piano, mengangkat tangannya menekan saklar lampu, ruangan piano kemudian dipenuhi oleh cahaya.

Vero He mengangkat tangannya menghalangi cahaya silau, setelah beradaptasi dengan cahayanya, wanita itu kemudian berjalan masuk, dengan mudah dia berhasil menemukan anak kecil yang bersembunyi dibawah piano, dia berjalan perlahan dan jongkok disamping anak itu.

Anak lelaki yang canggung itu kemudian memalingkan wajahnya, mendengus dan menolak melihat wanita itu.

Vero He kemudian tidak bisa menahan tawanya, dia mengulurkan tangannya mengelus rambut bocah tersebut, bocah itu kemudian menepis tangan wanita itu, suara “Pa” terdengar cukup keras, ruangan piano berubah hening. Jacob Shen terkejut dan melihat tangan merah yang tadi dipukul olehnya, melihat wanita itu tidak mengeluarkan suara apapun, dia kembali berbalik.

Waktu itu, Vero He melihat mata merah anak itu, ada bekas air mata diwajahnya, dia merasa sangat bersalah, “Jacob Shen, maaf, hari ini ada sedikit masalah, aku tidak sengaja.”

Semua baik-baik saja saat dia tidak meminta maaf, begitu dia meminta maaf bocah itu menjadi sangat sedih, dia tidak lagi bersikap dingin, anak itu membuka mulutnya dan menangis, sambil menangis dia merepet tidak senang, “Kamu ingkar janji, kamu sudah berjanji akan menghadiri pertemuan orang tua murid.”

Vero He tidak henti-hentinya meminta maaf, bukannya bocah itu berhenti menangis, yang ada tangisannya semakin menjadi-jadi. Setelah membujuknya untuk waktu yang lama, anak itu berhenti menangis, kemudian terdengar suara aneh.

Wanita itu melihat bocah itu, suara aneh itu tidak henti-hentinya terdengar, wajah bocah itu memerah, dia menekan perutnya, membelalak pada wanita dihadapannya, “Lihatlah, kamu membuatku marah sampai kelaparan.”

Suaranya terdengar sangat sedih, Vero He benar-benar ingin tertawa, tapi dia tahu kalau bocah ini sangat gengsian, dia berusaha keras menahan diri, “Kalau begitu kamu keluarlah, kita pergi makan.”

Jacob Shen kemudian merangkak keluar dari bawah piano, dibawah cahaya lampu, wajahnya terlihat sangat menyedihkan, juga ada bekas cakaran, melihat ini Vero He merasa sangat sedih, bertanya padanya: “Darimana datangnya bekas luka diwajahmu?”

“Meninju orang.” Jacob Shen mengatakannya dengan tenang, sore itu karena Vero He tidak muncul, sigendut itu kembali mengatainya anak haram, waktu itu dia sedang sedih dan marah, kemudian meninju anak itu dan mereka pun bertengkar, tentu saja, lukanya tidak ringan.

Vero He mengernyitkan dahinya, “Bukankah sudah kukatakan untuk menggunakan kecerdasan untuk mengalahkannya?”

“Aku sudah marah besar, mana mungkin aku sempat berpikir?” Jacob Shen membelalak pada wanita itu, seperti wanita itu telah menanyakan pertanyaan bodoh.

“Benar, aku yang salah, tuan muda kecil, apa sekarang kita sudah bisa berangkat?” tanya Vero He tidak berdaya, dia bisa memahami isi hati bocah itu, seperti saat dia mendapat nilai sempurna untuk mata pelajaran yang diujikan, menunggu ayahnya mengikuti pertemuan orang tua murid, malah melihat pria itu memeluk Lindsey Song yang baru lulus meninggalkan tempat itu, dan memperlihatkan punggungnya padanya.

Rasa ridak dipedulikan orang itu, benar-benar sangat tidak menyenangkan.

Jacob Shen berdiri disana dengan tidak enak hati, Vero He melihatnya, dia baru sadar kalau anak itu hanya memakai satu sepatu, kaki yang satunya tidak memakai apapun, jelas sekali dia bertengkar sampai kehilangan sepatunya.

Jacob Shen melihat Vero He menatap kakinya, juga merasa kalau dirinya yang sekarang terlihat sangat kacau dihadapan wanita itu, dia menyembunyikan jari kaki merahnya, mengatakan: “Kakiku kebas, gendong aku.”

Vero He berbalik, kemudian jongkok dihadapan anak itu, “Ayo naik.”

Jacob Shen kemudian naik keatas punggung wanita itu, Vero He hampir saja terjatuh dibuatnya, segera dia menyeimbangkan dirinya, kemudian menggendongnya. Anak laki-laki ini kelihatannya sangat kurus dan lemah tetapi saat digendong ternyata berat juga.

Vero He menggendong anak itu keluar dari ruangan piano, tidak lupa mematikan lampu dan menutup pintu.

Mereka berjalan keluar pintu sekolah, Vero He melihat James He bersandar pada mobil, menunggu mereka. Melihat anak yang digendongnya, dia mengatakan: “Anak ini?”

“En.” Vero He mengiyakan, kemudian mengatakan pada James He: “Jacob Shen, ini kakakku, panggil paman.”

“Kakak, apa kabar, aku Jacob Shen.” Jacob Shen merasa malu, Peanut secepat ini memperkenalkannya pada orang rumahnya, dia tidak sempat bersiap-siap.

James He melihat anak itu, tidak mengatakan apapun, Vero He mengernyitkan dahinya, “Jacob Shen, panggil paman.”

“Kakakmu adalah kakaku, kakak, kamu tenang saja, aku bisa menjaga Peanut, tidak akan membuatnya bersedih.” Jacob Shen menyeringai.

“……”

James He membuang rokoknya, kemudian menginjaknya, dia tidak mengatakan apapun, “Naiklah, kita antarkan dia pulang dulu.”

Vero He meletakkan Jacob Shen, membiarkan bocah itu masuk kedalam mobil terlebih dahulu, kemudian ikut masuk kedalamnya, Jacob Shen melihat wanita itu dengan tidak tenang, “Peanut, aku tidak mau pulang sendiri, aku takut.”

Vero He melihat bocah yang gugup itu, dia mengangkat wajahnya dan mengatakan pada James He: “Kakak, Taylor Shen pergi dinas, pembantu juga pulang kekampung halaman, anak ini sendirian dirumah, aku sebenarnya merasa sangat tidak tenang……”

“Kalau begitu pulang kerumah kita, besok aku akan mengantarnya pulang.” James He langsung memotong wanita itu, keadaannya sekarang, pria itu tidak berani membiarkan wanita itu kembali ke “rumahnya” yang dulu, dia khawatir wanita itu tidak sanggup bertahan.

Jacob Shen yang sedang membayangkan dunia milik mereka berdua, dibuyarkan oleh perkataan James He, tapi bisa pergi kerumah Peanut, dia juga sangat senang.

Mobil melaju melewati pusat perbelanjaan, Vero He membawa bocah itu masuk dan membeli sepasang sepatu, setelah keluar mereka langsung keluar. Mobil melaju masuk kekediaman keluarga He, Jacob Shen senang bukan main, “Peanut, rumahmu besar sekali, seperti kastil.”

“Ayo turun.” Vero He membuka pintu mobil, menunggu bocah itu turun, dia baru menutup pintu mobil. James He berdiri disebelahnya, mereka bertiga berjalan masuk kekediaman keluarga He. Vero He yang tiba-tiba membawa seorang anak kecil bersamanya tentu akan membuat perhatian semua orang tertuju padanya.

Jacob Shen juga berani, Vero He menyuruhnya untuk menyapa, dia pun menyapa mereka satu persatu. Angela He dan Felix He lumayan menyukai bocah tampan dan sopan ini, melihat luka diwajahnya, Angela He segera mengambil kotak obat, ingin memberinya obat.

Dia kemudian bersembunyi dibalik Vero He, mengatakan: “Aku tidak ingin kamu menyentuhnya, aku ingin Peanut yang mengobatinya.”

Angela He menghentikan tindakannya, dia tidak berusaha memaksanya, nyonya He mendengar kalau ini adalah anak Taylor Shen, wajahnya tidak memperlihatkan ekspresi apapun, juga tidak tahu apa yang dipikirkan wanita itu.

James He melihat ruang tamu terlihat sangat ramai, dia melepaskan dasinya, melepaskan kedua kancingnya, memanggil bibi Yun, “Bibi Yun, minta Erin datang keruang bacaku sebentar.”

Ketika Erin pulang kerja dia langsung menerima telepon dari James He, agar dia pergi kekediaman keluarga He, ketika ibunya memanggilnya, hatinya tersentak, tidak berani sampai ketahuan ibunya, dengan tidak rela dia menuju keruang baca James He dilantai dua.

Baru saja tiba diluar ruang baca, dia mendengar suara James He dari dalam, “Kesalahan hari ini, jika terulang lagi, kalian akan merasakan akibatnya, keluar!”

Pintu terbuka, bos pengawal kemudian keluar dengan muka masam, dia dan Erin bertatapan sesaat, dengan suara kecil mengatakan “Nona Erin, mudah-mudahan anda baik-baik saja”, segera dia melangkah pergi. Erin berdiri di samping pintu, sesaat ragu untuk masuk.

“Kamu masih tidak masuk juga, apa perlu aku mengundangmu?”

Ketika Erin ragu, tiba-tiba saja terdengar suara dingin pria itu, dia tegang, segera berjalan masuk. Dibawah cahaya lampu yang terang, pria itu melepaskan dasinya dan melemparkannya keatas meja, dia hanya memakai kemeja putih, dan kancing bajunya telah dibuka, memperlihatkan dada tegap pria itu, lengan bajunya digulung keatas, dipergelangannya ada sebuah jam tangan mewah melingkar, dua jemari tangan kanannya mengapit rokok.

Ketika wanita itu berjalan masuk, dia menemukan aroma asap rokok sangat menyengat, masalah sore ini dimana nona Vero He ditahan oleh satuan unit laka lantas, dia sudah mengetahuinya dari pengawal, kantor polisi bagi kedua kakak beradik itu, adalah tempat yang memiliki kenangan buruk, James He sampai semarah ini juga diduganya, tapi perasaan buruk dari pria ini, benar-benar membuatnya merasa tidak nyaman.

Pintu ruang baca ditutup, Erin berjalan masuk dengan was-was, dia berhenti pada jarak lima langkah dari pria itu, dan mengaku salah: “Tuan besar, masalah hari ini aku terlalu lengah, lain kali kemana pun Vero He pergi aku akan selalu mengikutinya, tidak akan membiarkannya mengalami hal-hal buruk.”

“Lengah?” mata James He sangat dingin, suaranya mengandung aura pembunuh, “Tahukah kamu hari ini dia hampir gila? Aku menyerahkannya padamu, karena aku percaya padamu, beginikah caramu membalas kepercayaanku? Jika hari ini dia kecelakaan karena membawa mobil dengan kecepatan tinggi, bagaimana kamu akan bertanggung jawab?”

Pria itu menghardik wanita dihadapannya sampai wanita itu mundur, James He biasanya sangat tenang, tapi jika ada masalah yang berhubungan dengan Vero He, pria itu tidak akan sanggup bersikap tenang.

“Aku……”

James He berdiri tegak, perlahan-lahan mendekati wanita itu, melihat wajah yang penuh ketakutan dihadapannya, dia pun melembutkan nada bicaranya, “Erin, tidak perlu kukatakan, kamu juga tahu bagaimana perasaanku seburuk apa sekarang, pesta topeng waktu itu, aku tidak menyalahkanmu, tapi orang yang kamu lindungi berturut tertimpa masalah dibawah pengawasanmu, apa kamu tidak merefleksi diri?”

“Maaf……”

“Jangan meminta maaf padaku!” Pria itu memotong perkataannya dengan tegas, jangan sampai terulang lagi, kalau tidak aku akan mencari yang lain untuk menggantikanmu.”

Erin mengangkat wajahnya melihat pria itu, perkataan James He ini lebih menusuk dari kemarahannya.

James He sudah membelakanginya, meneruskan berkata: “Gunakan semua sumbermu, cari tahu tentang seseorang, cari tahu apakah orang itu masih hidup, jika masih hidup harus ada buktinya begitu pula kalau sudah mati.”

Vero He berani bersumpah kalau orang itu belum mati, jika masih hidup, tidak mungkin tidak ada jejak apapun yang tertinggal. Dia pasti mencari pria itu, agar pria itu tidak lagi berulah dihadapan Vero He.

Kemudian di dokter He, penyakit yang diderita Vero He pasti jauh lebih parah dari yang mereka bayangkan.

Memikirkan hal ini, dahinya mengernyit lebih dalam, rasa sakit menusuk-nusuk pelipisnya.

“Cari tahu tentang siapa?” Tanya Erin.

“Karry Lian!”

Erin tahu tentang pria ini, ketika mengemban tugas melindungi Vero He, dia mencari tahu tentang orang-orang yang memliki hubungan dengannya, bukan hanya yang sekarang, bahkan yang tujuh tahun lalu, Karry Lian adalah salah satu pria yang mengejar-ngejar wanita itu, melakukan banyak hal demi wanita itu, terakhir setelah wanita itu “meninggal”, dia juga ikut menghilang.

“Aku tahu, aku akan segera memberi kabar padamu.” Erin menatap punggung pria itu, dan mengangguk.

“Keluar.” James He mengibaskan tangannya, tiba-tiba saja pria itu takut, takut tidak bisa menjaga keselamatannya.

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu