You Are My Soft Spot - Bab 90 Hal Yang Sudah Ditakdirkan Pada Akhirnya Tetap Akan Ada (3)

Hari ketiga Tiffany Song tiba di daerah Jiang Ning, disebuah tempat pemandangan terkenal bertemu dengan Jennifer Li. Daya ingat Jennifer Li sangat bagus, disaat itu langsung mengenalinya, Tiffany Song melihatnya mengingat cukup lama, baru teringat dia adalah pacar kecil Wayne Shen.

“Kakak Song, sejak kapan kamu datang ke daerah Jiang Ning? Seorang dirikah?” sifat Jennifer Li yang berumur dua puluh satu tahun sangat aktif dan ramah, mengetahui dia seorang diri di daerah Jiang Ning lalu mengusir pergi teman sekelasnya, membawanya ke White Horse Temple yang paling terkenal di daerah Jiang Ning.

White Horse Temple berada di puncak gunung, dua orang dari kaki gunung berlari ke bawah, lelah sampai nafas terengah-engah, melihat Tiffany Song meyandang tas besar, dia dengan spontan mengambilnya menyandang. Tiffany Song ingin mengambilnya kembali, dia malah dengan cepat berlari ke atas gunung.

Dia dengan tidak berdaya mengelengkan kepala ikut mengejar, dia berkata: “Sudah datang beberapa hari, aku datang mengikuti kelas pelatihan desainer disini, mungkin akan tinggal disini selama satu bulan.”

“Lalu sekarang kamu tinggal dimana?” Jennifer Li melihatnya tidak berebut dengannya lagi lalu bersamanya mendaki ke atas gunung. Memang nona besar yang disayangi, tubuhnya sangat berharga lalu kelelahan tidak bisa mendaki lagi.

“Kelas pelatihan memiliki asrama, dua orang tinggal satu kamar, kondisinya sangat bagus.” Tiffany Song melihatnya sudah tidak bisa mendaki lalu mengusulkan berhenti sesaat di depan paviliun.

“Oh, kalau tinggalnya tidak nyaman datang tinggal di rumahku, aku sendiri tinggal di sebuah rumah, sangat kesepian.” Jennifer Li menerima air putih yang dia berikan, meneguknya beberapa kali baru merasa tenggorokannya sedikit membaik.

Tiffany Song mengelengkan kepala, “Tidak, kondisi di dalam asrama sangat bagus, fasilitas kamar mandi lengkap, masih ada AC.”

“Kalau begitu aku sudah tenang.”

Dua orang beristirahat sebentar, kembali mendaki ke atas gungung, Jennfer Li mengatakan: “Kakak Song, nasib pernikahan di White Horse Temple sangat manjur, kamu harus menarik satu baru layak bagi kita mendaki begitu susah payah.”

Mengungkit tanda pernikahan, Tiffany Song terkejut, dia berhenti Jennifer Li juga ikut berhenti, membalikkan kepala melihatnya, “Kakak Song, kamu kenapa?”

“Aku tidak apa-apa.” Tiffany Song melanjut mendaki, setelah satu jam keduanya akhirnya tiba di puncak gunung. Di atas puncak gunung berdiri sebuah kuil yang megah, khidmat dan tenang. Jennifer Li dengan bahagia melompat, “Kakak Song, kita akhirnya sudah mendaki ke atas, ini masih kali pertamaku mendaki sampai puncak gunung, saat beberapa kali datang dengan kakak Wayne, semuanya hanya mendaki setengah lalu pulang. Orang mengatakan orang yang bersemangat mendaki sampai White Horse Temple, apa yang dipikirkan baru bisa terwujud.”

Tiffany Song tersenyum mengambil tas besar di atas punggungnya, anak ini benar sangat baik, dirinya jelas-jelas lelah hampir mati, malah tidak bersedia mengembalikan tas padanya.

Kali ini Jennifer Li tidak berebut dengannya karena dia hampir tidak memiliki tenaga lagi.

Dua orang saling bergandengan tangan masuk ke dalam White Horse Temple, memasang dupa dengan penuh hormat bersujud berdoa. White Horse Temple sangat besar, mereka berkeliling satu putaran lalu keluar dari dalam datang ke depan pohon pengharapan yang legendaris.

Jennifer Li berlari membeli dua buah pita datang, dia memberikan satu kepada Tiffany Song berkata: “Kakak Song, tuliskan permintaanmu, lalu lempar ke atas pohon pengharapan mengantungnya, permohonanmu akan menjadi kenyataanloh.”

Tiffany Song terkejut memandangi pita dalam tangannya, dia tidak memiliki permohonan, sekalipun ada, itu juga selamanya tidak akan menjadi nyata.

Jennifer Li telah menuliskan permohonan yang panjang di atas pita, dia mengangkat kepala melihat Tiffany Song berdiri disana melamun dia berkata: “Kakak Song, kamu cepat tulis, selesai mengantung pita permohonan, kita pergi mencabut nasib, terlambat lagi bias jadi tidak bisa bertemu lagi.”

Tiffany Song melihatnya mendesak, dia mengambil pulpen berpikir cukup lama hanya menuliskan kata “Harap”. Demi mengantung pita di atas pohon, keduanya telah melempar tidak kurang dari dua puluh kali, akhirnya sudah selesai digantung, Jennifer Li segera menariknya ke Matchmaker Temple.

Kira-kira karena waktu sudah tidak pagi lagi, Matchmaker Temple sudah tidak ada orang mengantri, Jennifer Li menariknya berjalan ke dalam, terlebih dahulu dengan tulus menyembah Yuelao, baru pergi mencabut nasib. Jennifer Li memegang kotak nasib memberikannya kepada Tiffany Song, “Kakak Song, kamu datang mencabut.”

“Jennifer Li, kamu duluan saja.”

Mata Jennifer Li terang bercahaya, dia berkata: “Kalau begitu aku tidak sungkan lagi, aku duluan mencabut, baru kamu mencabut.”

Sambil mengatakan dia berlutut di hadapan Yuelao, sepasang tangannya disatukan membuat permohonan, lalu memegang kotak nasib, menutup mata mengoyangkannya, suara “Plak” ada satu buah tulisan nasib terbang keluar, dia membuka mata mengutip tulisan nasib membacanya: “Wanita pagi hari berdandan menatap cermin hanya merisaukan rambut seperti awan merubah tampilan, malam hari pria berbicara kecil tidak berhenti pasti merasakan kedinginan. Tempat tinggal pasangan tidak jauh tapi tidak memiliki jalan untuk dicapai, semoga ada orang seperti burung giok dengan penuh perhatian demi diriku mengunjungi kekasihku.

Tiffany Song tidak mengerti tulisan nasib, tapi juga bisa mendengar nasib Jennifer Li ini tidak terlalu bagus, dia memajukan tubuh melihat, diatasnya tertulis nasib tidak baik. Dia segera berkata: “Jennifer…..”

Jennifer Li mengangkat kepala tertawa senang dia berkata: “Kakak Song, ini semua ditulis tidak jelas, tidak mengerti, kamu mencabut satu.” Sambil mengatakan dia memberikan kotak nasib kepada Tiffany Song.

Tiffany Song berpikir sesaat masih menerimanya, dia berkata: “Jangan-jangan di dalam ini semuanya adalah nasib tidak baik, aku bisa mencabut yang lebih gawat dari punyamu ini.”

Jennifer Li ingin menutup mulutnya sudah tidak sempat, dia segera phuiphuiphui tiga kali, berkata: “Yang buruk tidak manjur yang baik manjur, yang buruk tidak manjur yang baik manjur, yang buruk tidak manjur yang baik manjur. Aku telah mengatakan tiga kali, dewa di atas langit jangan meletakkannya dalam hati.”

Tiffany Song dibuat tertawa oleh reaksinya yang imut, Jennifer Li melihatnya segera berkata: “Kakak Song kamu jangan bicara, cepat cabut nasibnya, dewa disini sangat manjur, sembarangan bicara mereka bisa mendengarnya.”

Melihatnya benar gugup, Tiffany Song malah tidak mengatakan apapun lagi, dia menutup mata disaat mengoyangkan kotak nasib itu, di depan matanya yang muncul ternyata adalah wajah tampan Taylor Shen. Dia mengoyangkan tiga kali, sebuah tulisan nasib terbang keluar terjatuh di atas lantai.

Dia membuka mata melihat tulisan nasib di atas lantai, saat inni dia segera mejadi gugup. Jelas-jelas membawa perasaan yang terserah mencabut nasib, tapi benar ingin melihat malah kembali mulai takut. Dia membungkukkan badan memungut, melihat tulisan nasib di atas membaca: “Saat daun teratai tumbuh musim semi membencinya juga sudah tumbuh, saat daun teratai gugur musim gugur membencinya juga sudah terjadi, mengetahui dengan dalam tubuh ada cinta tetap ada, melihat ke ujung sungai terdengar suara sungai.”

Jennifer Li mendengarnya wajah cantikny a menjadi pucat, segera merebut tulisan nasih di tangannya, melempar kembali ke dalam kotak nasib berkata: “Tidak tepat tidak tepat, teman kelasku membohongi aku, masih mengatakan nasib pernikahan disini sangat tepat, sedikitpun tidak tepat, kita tidak main lagi.”

Sambil mengatakan dia berdiri menarik Tiffany Song keluar dari Matchmaker Temple, Tiffany Song terus membalikkan kepala melihat kotak nasib yang diletakkan di atas lantai, yang dia cabut adalah nasib buruk.

Mereka baru keluar dari Matchmaker Temple, seorang biksu dari ruang kuil satunya keluar, dia datang ke samping kotak nasib, mengambil keluar dua buah nasib itu, dia melihat punggung mereka yang perlahan menjauh, mengelus jenggotnya menghela sesaat, “Hal yang sudah ditakdirkan pada akhirnya tetap akan ada, hal yang tidak ditakdirkan jangan memaksanya.”

……

Kemungkinan mendapat pengaruh dari tulisan nasib tadi, perasaan dua orang saat turun dari gunung jelas tidak baik. Di dalam kereta gantung, Jennifer Li dengan tidak bersembangat bersandar di kereta gantung, di dalam mulutnya mengatakan tidak tepat, dalam hatinya masih mendapatkan pengaruh, tulisan nasib ini jelas mengatakan dia dan Wayne Shen tidak akan memiliki akhir yang baik, mereka begitu saling mencintai, bagaimana mungkin tidak memiliki akhir yang baik?

Selain ini, tulisan nasib Tiffany Song lebih membuatnya khawatir, meskipun tidak dapat mencari guru menjelaskan nasib, tapi dua kata terakhir itu membuat dia tidak bisa tenang. Pasti nasibnya yang tidak tepat, pasti nasibnya yang tidak tepat kalau tidak dia sulit melepaskan kesalahan itu.

Perasaan Tiffany Song juga tidak baik, tulisan nasib ini dengan begitu saja membuatnya teringat mimpi buruk yang dia dapatkan di malam dimana dia meninggalkan kota Tong. Dia membalikkan kepala melihat jendela luar, di kejauhan luar gunging hijau mengelilingi, pemandangannya seperti digambar. White Horse Temple tersembunyi di dalam hutan belantara, kabut menyelitputi menambah sedikit suasana dewi.

Tiffany Song menyimpan kembali pandangannya, melihat Jennifer Li yang diseberang, dia memajukan tubuh kesana dengan pelan menggenggam tangannya berkata: “Jennifer, nasib aku yang menentukan bukan langit, jangan terpengaruh oleh tulisan nasib.”

Jennifer Li menganggukkan kepala, “Kakak Song, kamu juga tidak bisa terpengaruh oleh tulisan nasib, kita lupakan saja tulisan nasib, tidak akan ada apa-apa.”

Tiffany Song dengan perlahan mengelus rambutnya yang lembut, gadis bodoh ini, dia masih khawatir padanya. Dua orang berjanji melupakan tulisan nasib, tapi tidak lewat begitu lama, salah satu tulisan nasib lalu menjadi nyata.

Kembali ke daerah sudah jam delapan malam, Jennifer Li kembali bersemangat membawa Tiffany Song pergi makan makanan khas di daerah Jian Ning, selesai makan dua orang saling berpelukan berpisah di jalan, Tiffany Song berdiri di sisi jalan melihat taxi perlahan menjauh dia baru menarik tubuh yang lelah kembali ke asrama.

Berjalan seharian dia benar lelah benar lelah, kembali ke asrama selesai mandi dia apapun juga tidak memikirkan, terbaring di atas kasur lalu tertidur.

Esok hari.

Kelas pelatihan resmi membuka pelatihan, tempat pelatihan di ruang berbaris umum universitas A, tidak ada tempat yang kosong, bisa dilihat desainer R.O sangat disukai orang banyak. Kepala desainer R.O adalah seorang anak campuran tionghua dan Italia, parasnya sangat tampan, cara bicaranya sangat humoris. Menggunakan bahasa yang humoris menyampaikan pengetahuan yang sulit, membuat orang selain merasa santai juga bisa dengan bahagia menyerap pengetahuan baru.

Tiffany Song duduk di posisi tengah dengan serius membuat catatan, kadang-kadang juga bisa dibuat tertawa oleh desainer R.O. Waktu belajar selalu saja dilewati dengan sangat cepat, hati Tiffany Song perlahan menjadi tenang, sangat jarang kembali teringat tulisan nasib waktu itu dan juga orang di kota Tong yang ingin dia lupakan itu.

Lewat setengah bulan, desainer R.O menetapkan tugas diluar pertama, menyuruh mereka menggunakan tujuh warna pelangi, mendesain sebuah gambar ruang tidur dan juga harus dalam waktu tiga puluh menit.

Para murid sangat serius mendesain, Tiffany Song berpikir keras menghubungkan pengetahuan yang diajarkan desainer R.O dia mendesain sebuah rencana desain dengan titik gelombang sebagai elemen.

Waktu dengan cepat sudah sampai, desainer R.O mulai mengumpulkan tugas, saat melihat gambar rencana desain Tiffany Song dalam matanya terlintas rasa terkejut tapi tidak mengatakan apapun, lanjut mengumpulkan gambar rencana desain.

Bel kelas berakhir berbunyi, ada murid pergi juga ada murid yang naik ke podium pergi menanyakan kepada desainer R.O bagaimana desainnya, Tiffany Song selesai membereskan barang bersiap pergi, desainer R.O malah tiba-tiba memanggilnya.

Dia dibuat tinggal, desainer R.O mengeluarkan gambar rencana desain bertanya padanya: “Kamu bisa memberitahuku ide desainmukah?”

Tiffany song berpikir sesaat, berkata: “Sederhana, kehangatan. Kalau harus menggunakan tujuh warna pelangi menata sebuah kamar tidur, aku pikir kalau aku telah bersusah payah seharian kembali ke rumah, aku pasti tidak ingin melihat warna yang begitu banyak menusuk saraf pandangku, jadi aku menggunakan warna yang paling indah mencolok menjadi titik gelombang kecil, sedangkan menggunakan warna yang membuat orang merasakan nyaman menjadi titik gelombang besar. Begini dari sisi pandangan bisa membuatku merasa relax.”

“Lalu kenapa menggunakan titik bulat?”

“Karena bulat bisa membuat orang teringat terisi penuh, sepasang suami istri di dalam kamar tidur tidak cocok menggunakan bentuk belah ketupat dan juga bentuk segitiga yang mengandung maksud tajam, bentuk bulat membuat orang merasa seperti di rumah.”

Raut wajah desainer R.O dengan datar menganggukkan kepala membiarkannya pergi. Tiffany Song baru saja pergi, dia segera menghubungi satu kelompok nomor telepon, lawan baru saja menjawab dia lalu dengan bahagia berkata: “Taylor, kesayanganmu benar-benar membuat aku terlalu terkejut, aku ingin membawanya ke Itali untuk berkembang, dia pasti bisa menjadi desainer perbaikan rumah international terkemuka.

Tiffany Song diluar selesai makan lalu berkeliling satu putaran pergi ke market membeli kebutuhan sehari-hari, baru pulang ke asrama.

Baru saja sampai di bawah asrama, dia lalu melihat bayangan tubuh tegak yang sangat familiar, dia dengan terkejut melihatnya, mengira dirinya salah melihat dia sambil mengosok mata sambil berjalan kesana, hatinya gembira hamper keluar dari dari kerongkongannya.

Pria seperti merasakan keberadaannya, tiba-tiba membalikkan badan, matahari sore menyinari tubuhnya, menutup cahaya yang berwarna kuning, dia menyipitkan mata dengan bahaya menatap Tiffany Song, satu per satu kata berkata: “Aku tidak setuju kamu dan R.O pergi Itali!”

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu