You Are My Soft Spot - Bab 92 Main Api

Taylor Shen melintas sofa duduk di sampignya, melihat dia masih berpura-pura mati, dia mengulurkan tangan memukul pantatnya dengan tertawa berkata: “Masih terengah-engah? Perlu tidak aku memberikanmu nafas buatan?”

Bagian pantat Tiffany Song seperti dibakar oleh api, dia langsung terduduk, wajahnya merah hampir meneteskan darah, dia memelototinya, dengan malu berteriak: “Pria kepala, wanita pantat, ini tidak boleh sembarangan diraba.”

Taylor Shen tersenyum meliriknya berkata: “Kenapa yang aku dengar pria kepala wanita pinggang?”

“Aku bilang pantat yah pantat.” Tiffany Song berteriak berkata. Dia memiliki anti-spam.

Taylor Shen tertawa, “Lalu aku sudah meraba, bagaimana kalau kamu merabanya kembali?” sambil mengatakan dia memajukan kepala, sambil tertawa membiarkannya meraba.

“……”Tiffany Song tidak bisa berkata-kata, dia baru tidak begitu kanak-kanak benar ingin merabanya kembali, dia mengerang sesaat, menyingkirkan kepala.

Taylor Shen mengangkat kepala, begitu mengulurkan tangan yang panjang lalu menariknya ke dalam pelukan. Temperatur AC sentral di dalam kamar normal, Tiffany Song tidak melawan, dengan tenang bersandar dalam pelukannya, cahaya di dalam TV bergerak bersinar di atas tubuh mereka, Tiffany Song merasa perasaannya sangat tenang seperti telah menemukan tempat untuk berpulang.

Bintik-bintik cahaya, pandangannya perlahan menjadi tidak jelas, dia sedikit mengangkat kepala, apa yang dilihatnya adalah jakunnya yang menonjol, sesekali bergerak sesaat, memberikannya perasaan yang seksi. Waktu itu saat dipeluk olehnya seperti ini, dia lalu sangat penasaran. Kali ini tangannya gatal tidak tahan mengulurkan tangan menyentuh jakunnya.

Detik selanjutnya tangannya ditangkah oleh Taylor Shen, nafasnya menjadi berat, menundukkan kepala melihatnya, dalam matanya ada percikan api yang intens keluar, dia menatapnya sesaat, suaranya serak menunjukkan aura memiliki keinginan, “Bermain api?”

Wajah Tiffany Song terbakar, dia ingin menarik kembali tangan malah bagaimana juga tidak dapat melepaskan, dia dengan cepat berkata: ‘Aku baru tidak, hanya penasaran kenapa dia bisa bergerak?”

“Klek”sesaat, Taylor Shen dengan kesulitan menelan air liur, berpas-pasan dengan matanya yang bersih tidak ada kekotoran sedikitpun, dia merasa pikirannya yang setiap saat ingin menjatuhkannya sedikit kotor, dia mengulurkan tangan menutup di atas matanya, suaranya seksi sedikit serak, dengan mengoda berkata: “Ditubuhku masih ada satu tempat yang bisa bergerak, ingin merabanya tidak?”

Tiffany Song tidak mencurigainya langsung merespon berkata: “Tempat apa?”

Lalu dia merasakan dia menggenggam erat tangannya, menuju ke tempat yang tidak diketahui menjelajah, sampai telapak tangan seperti telah menyentuh apa. Dalam benaknya berdengung sesaat, merespoon tempat apa yang dia katakan, dia segera menarik kembali tangan, melepaskan tangan besar yang dia tutup di atas matanya, satu orangnya seperti api yang membakar pantat berdiri dari atas sofa, “Aku pergi toilet.”

Taylor Shen melihat dia terburu-buru masuk ke dalam toilet, dadanya bergetar, gadis kecil sudah terkejut, ini bagaiamana baru baik? Pastinya ingin dia perlahan-lahan menyukai kedua miliknya, kehidupan seksualnya baru bisa dimulai.

Tiffany Song menerobos masuk ke toilet, mendengar suara tawa bahagia pria diluar, dia kesal langsung menarik rambut. Siluman ini, benar-benar terlalu jahat. Dia menundukkan kepala melihat telapak tangannya, teringat situasi barusan, dia segera mengelapnya di tubuh, tapi rasa panas itu tetap tinggal di telapak tangan bahkan ada kecenderungan menyebar.

Dia membuka kran air dengan keras memgosok, mengosok sampai lapisan kulit sudah akan lepas dia akhirnya baru merasa rasa panas itu sudah hilang. Dia berdiri di depan wastafel, melihat dirinya yang berada di cermin, matanya terang, wajahnya merah, bibirnya sedikit gembung, dibandingkan kesedihan beberapa hari yang lalu, satu dirinya seperti kembali hidup lagi.

Dia memukul sesaat wajahnya berbalik berjalan ke samping closet, menurukan penutup kolset duduk di atasnya. Dia harus berpikir baik-baik, diantara mereka harus bagaiamana? Kalau dia bersama dengan Taylor shen, tuan besar Shen pasti tidak akan melepaskannya.

Tapi kalau ingin dia melepaskannya, hanya dipikirkan juga merasa sakit hati hampt terkoyak. Melihat dia muncul di daerah Jiang Ning, berdiri di bawah asramanya waktu itu, dia tidak memiliki tenaga lagi untuk mendorongnya pergi. Sekalipun mencari mati, dia juga ingin tinggal di sisinya.

Dia menjepit rambutnya berpikir hanya ada satu cara. Kalau tidak bisa terang-terangan bersama, maka kembangkan hubungan diam-diam mungkin mereka telah bersama, satu dua tahun perasaan akan memudar, tidak seperti saat ini begitu terburu-buru ingin bersama dengan lawan, saat itu telah mencoba maka tidak akan ada penyesalan.

Berpikir sampai disini hatinya tiba-tiba ceria tidak lagi kusut.

Dia selesai mandi keluar menyadari Taylor Shen masih duduk di atas sofa, mendengar suara pintu dibuka dia membalikkan kepala melihat dia memakai baju handuk,rambutnya masih basah dan masih meneteskan air, dia melambaikan tangan ke arahnya, “Kemari.”

Tiffany Song dengan patuh berjalan kesana duduk di sampingnya, Taylor Shen menerima handuk di tangannya dengan lembut mengusap rambut basahnya. Dia sangat menyukai berinteraksi seperti ini dengannya, seperti suami istri, merasa sangat hangat, kekosongan dalam hati juga sudah diisi penuh saja, sangat puas.

“Kenapa mandi begitu lama?” suara air terus berbunyi, dia merasa telah menunggu sangat lama dia juga tidak keluar, sangat ingin masuk ke dalam melihat dia bukan mandi sampai ketiduran.”

Tiffany Song baru selesai mandi keluar, matanya basah seperti mata seekor anak rusa dia melihatnya berkata: “Tidak lamalah, seharusnya wanita mandi akan sedikit lebih lama.”

Taylor Shen tidak berbicara, dia mengulurkan tangan menyentuh rambut basahnya berdiri pergi mengambil alat pengering rambut, mencoloknya di catu daya, dia berlutut disamping tubuhnya mengeringkan rambut untuknya, dia berkata: “Orang tua mengatakan malam hari mencuci rambut, harus mengeringkan rambutnya, kalau tidak kelak sudah tuah akan sakit kepala sebelah.”

Tiffany Song berkata: ‘Aku tahu, aku malam biasanya tidak mencuci rambut, pagi baru cuci.”

Alat pengering rambut meniup, jari tangan Taylor Shen yang panjang dan putih memasuki rambut hitamnya, ada perasaan hangat yang perlahan muncul. Tiffany Song dibuat mengantuk oleh tenaga yang sangat nyaman itu, matanya semakin lama semakin kabur.

Taylor Shen telah mematikan alat pengering rambut lalu melihat kepalanya seperti ayam kecil mematuk beras, sedikit sedikit. Dia tersenyum, dengan pelan menarik kepalanya bersandari di dadanya, lalu membungkukkan pinggang mengendongnya meletakkannya di kasur besar yang bersih.

Kepalanya menyentuh bantal yang lembut diatas mengosok sesaat mencari satu pose yang nyaman tidur dengan terlelap. Taylor Shen mematikan lampu, berbaring ke atas kasur lalu memeluknya dalam pelukan.

Dia memajukan tubuh mencium sesaat keningnya, dalam nafasnya berputar aroma samar-samar yang keluar dari tubuh Tiffany Song, matanya semakin lama semakin mengantuk, tidak terasa langsung tertidur.

……

Saat Taylor Shen masih belum tertidur pulas mendengar suara handphone sedang berbunyi dia lalu duduk, suara bel datang dari sofa sana. Dia berdiri turun berjalan sampai sisi sofa, mencari satu putaran baru memukan handphone milik Tiffany Song.

Dia melihat sekilas tampilan telepon masuk mengangkatnya, “Tiffany sudah tidur, ada hal besok telepon kembali.”

Stella Han tidak menduga yang mengangkat telepon adalah seorang pria, dia tercengang, dia mengangkat kepala melihat waktu jam sebelas lewat, dia awalnya sudah tidur, setelah Jordn Bo kembali menyiksanya hingga bangun.

Setelah itu dia tidak bisa tidur lagi, langsung saja menelepon Tiffany Song menanyakan bagaimana belakangan ini. Hasilnya sudah begitu malam, yang mengangkat teleponnya malah seorang pria, dia meledak, “Kamu siapa? Kamu berbuat apa pada Tiffany Song?”

“Taylor Shen.” Setelah Taylor Shen melaporkan namanya, perkataan omong kosong yang berlebihan juga tidak ada, langsung memutuskan dan mematikan handphone.

Di telinga datang suara sibuk tuttuttut, Stella Han terkejut memelototkan matanya, saat kembali menelepon, di sana sudah menunnjukkan non-aktif, dia tidak percaya kembali menelepon masih saja non-aktif.

Oh Tuhan, kenapa bisa begini? Tiffany pergi belajar ke daerah Jian Ning bukankah demi bersembunyi dari Taylor Shen? Kenapa sembunyi-sembunyi, dua orang sudah bertemu bersama?

Jordan Bo selesai mandi keluar melihat dia memelototi handphone, dia berjalan maju mengulurkan tangan mengambil pergi handphonenya, lalu meletakkannya di atas rak kasur, lalu naik ke kasur memeluknya dalam pelukan, “Masih tidak ngantuk, sudah larut malam menelepon siapa?”

Rasa ngantuk Stella Han sudah hilang, dia bangkit menahan di dada Jordan Bo yang berwarna coklat, dengan panik berkata: “Jordan Bo, kamu tahu tadi aku menelepon Tiffany Song siapa yang menjawabkah?”

Jordan Bo menutup mata dengan tidak tertarik berkata: ‘Siapa?”

“Kamu punya adik keempat Taylor Shen, oh Tuhan, mereka bukankah sudah berpisah? Taylor Shen kenapa sudah pergi ke daerah Jiang Ning?”

Jordan Bo mengulurkan tangan menariknya turun, nada bicaranya bertambah ketidaksabaran, “Tidurlah, sudah sangat ngantuk.”

Stella Han begitu mendengar langsung emosi, dia tidur dengan baik-baik, dia pulang lalu membuatnya terbangun, sekarang dia tidak bisa tidur lagi, dia malah ingin tidur, benar-benar keterlaluan! Dia berusaha keras melawan, “Kamu ingin tidur lalu tidur, lepaskan aku, aku ke bawah menonton tv.”

Temperamen Jordan Bo memang tidak baik, dibuat olehnya menjadi emosi, “Ribut lagi percaya tidak aku memberesimu?”

“Bangsat, kamu lepaskan aku, kamu memberesinya tidak cukupkah? Aku……”Stella han tiba-tiba menjadi kaku tidak bergerak, dia dengan sulit percaya memelototinya, dengan marah berkata: “Kamu datang lagi?”

“Bukankah tidak bisa tidur? Tidak bisa tidur lalu lanjut lakukan, lakukan sampai kamu bisa tertidur.”

Nafas Stella Han perlahan sudah tidak stabil dia dengan marah berkata: “Jordan Bo kamu bangsat, aku ingin bercerai denganmu, tidak akan berhenti bercerai.” Mengatakan sampai belakang, suaranya putus-putus hampir tidak terdengar.

“……”

Esok harinya, saat Tiffany Song bangun matahari sudah tinggi dia sangat terkejut, pagi ada kelas guru R.O mengatakan kelas hari ini sangat penting, dia tidak bisa tidak hadir. Dia dengan terburu-buru memakai baju bahkan lupa di atas kasur masih ada seorang pria.

Taylor Shen dibuat terbangun oleh gerakannya membuka mata langsung melihat dia membungkukkan badan memakai bra, pagi-pagi melihat tampilan yang begitu merangsang, Taylor Shen merasa seluruh cairan darah di tubuhnya sedang mengalir berbalik, hidungnya sebuah rasa panas basah, dia mengulurkan tangan menyentuh, sudah mimisan.

Tiffany Song mengangkat kepala saat melihatnya dia langsung terkejut,lalu sesuatu yang dia lupakan kembali muncul dalam benaknya, wajahnya merah berkata: “Kamu lanjut tidur, aku harus bergegad masuk kelas……Oh Tuhan, Taylor Shen, kamu mimisan.”

Tiffany Song dengan terburu-buru naik ke kasur, menarik tisu memberikannya padanya, melihat dia mengangkat kepala, dia segera berkata: ‘Jangan angkat kepala, darah hidung mengalir terbalik mudah menyumbat saluran pernapasan, tundukkan kepala, tundukkan kepala.”

Taylor Shen menundukkan kepala melihat belahan di depan dadanya yang muncul, mimisannya menjadi lebih parah. Dimana bagian tubuhnya yang belum pernah dia lihat? Hari ini kenapa begitu panik, malah masih mimisan!

Tiffany Song sama sekali tidak menyadari pakaiannya saat ini adalah pelaku sebenarnya mimisannya. Dia mengambil kotak tisu, menarik beberapa lembar tisu menutup hidungnya bertanya: “Kamu kenapa tiba-tiba mimisan, apakah makan makanan semalam jadi panas dalam?”

Pandangan Taylor Shen diam-diam melihat ke dadanya, memiliki maksud berkata: “Karena semalam tidak memakannya, hari ini baru bisa panas dalam.”

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu