You Are My Soft Spot - Bab 17 Kesulitan Mengekspresikan Cinta pada Orang yang Dikasihi

Tiffany Song baru sadar pegawai itu salah paham. Ia buru-buru ingin menjelaskan situasi yang sebenarnya, tetapi begitu ia baru buka mulut, Taylor Shen sudah muncul di depan kamar. Pria itu mengenakan kemeja putih dengan lengan digulung. Kedua tangannya ia masukkan di kantong celana. Cahaya remang-remang di koridor menyindari pundaknya. Wajah tampannya yang tidak berekspresi menatap Tiffany Song dalam-dalam.

Tiffany Song tiba-tiba lupa apa yang ingin ia katakana.

Taylor Shen menatap sekilas pegawai di sebelah Tiffany Song. Pegawai itu langsung paham itu isyarat baginya untuk pergi.

Tiffany Song dan Taylor Shen saling bertatap-tatapan di depan pintu kamar. Tiffany Song entah mengapa merasa pria itu terlihat berbeda, terutama tatapannya terlihat sangat tidak biasa. Itu bukan tatapan senior pada junior, itu tatapan pria pada wanita yang punya hubungan spesial dengannya.

“Kakak Keempat, Kakak Ipar Keempat sudah datang ya? Cepat suruh ia masuk, aku ingin melihatnya.” Tiba-tiba terdengar suara yang entah bagaimana terdengar sangat gembira dari dalam kamar. Suara itu memecah kesunyian antara Taylor Shen dan Tiffany Song.

Taylor Shen hanya menjawab “Buru-buru apa sih?” dan suara dari dalam pun tidak terdengar lagi. Tanpa melepaskan pandangannya pada Tiffany Song, pria itu bergeser sedikit untuk membuka jalan dan berkata pada wanita itu: “Masuklah.”

Tiffany Song agak panik dan gugup. Orang di dalam kamar pasti sudah salah paham dengan maksud kedatangannya. Ia tidak ingin mencari masalah dengan Taylor Shen, juga tidak ingin ikut campur dalam lingkaran pertemanan Taylor Shen. Ia lantas menolak, “Itu, Paman Keempat, tolong bawakan tasku saja ke sini. Aku tidak masuk deh.”

Wajah Taylor Shen, yang awalnya masih bisa dikatakan ramah, berubah jadi dingin. Ia terlihat semakin intimidatif. Ia menjawab “Masuk tidak masuk terserah kamu”, lalu berbalik badan dan masuk ke kamar.

Tiffany Song tidak menyangka ia sudah membuat pria itu marah. Ia bertahan di depan pintu, tetapi pria itu tidak kunjung datang juga. Sepertinya Taylor Shen benar-benar marah, tetapi apa sih penyebab sebenarnya?

Tiffany Song tidak tahu harus apa. Ketika ia berpikir keras baiknya bagaimana, seorang pria berbaju eksentrik dan warna-warni keluar dari kamar. Begitu melihat Tiffany Song, wajah pria itu langsung berubah sepeti wajah harimau buas melihat calon mangsanya. Pria itu menyambut ramah, “Kakak Ipar Keempat, Kakak Ipar Keempat, Kakak Keempat sudah membuatmu menunggu lama ya? Kami dari tadi sungguh mengharapkan kedatanganmu. Ayo masuk, ayo masuk.”

Tiffany Song mengernyitkan alis. Taylor Shen dan Lindsey Song sudah menikah hampir satu tahun, masa pria itu tidak membawa Lindsey Song menemui teman-temannya?

Melihat Tiffany Song mengernyitkan alis dan teringat Kakak Keempat barusan kembali ke kamar dengan wajah masam, Freddy Bi dalam hati menduga, bisa jadi dua orang ini sedang bertengkar? Ia terdiam, lalu kembali berbicara pada Tiffany Song dengan canggung: “Kakak Keempat memang sikapnya dingin seperti itu. Ia orang yang kesulitan mengekspresikan cinta pada orang yang dikasihinya. Barusan, ketika kamu belum datang, ia berulang kali main ponsel dan melihat jam. Kakak Keempat biasanya bukan orang yang tidak bisa menahan emosi seperti ini.”

Tahu pria di hadapannya salah paham, Tiffany Song buru-buru menjelaskan: “Eh, bukan begitu, kamu salah paham. Aku bukan……”

“Aku tidak salah paham. Kakak Keempat dari tadi seperti ini pasti karena kamu belum datang. Kakak Ipar Keempat, ayo masuklah dan manja-manjalah pada Kakak Keempat. Hatinya pasti akan luluh dan ia tidak akan marah lagi. Ayo Kakak Ipar Keempat, aku mohon padamu, ia sangat seram jika marah,” pinta Freddy Bi sambil menunduk dan menempelkan kedua tangan tanda memohon.

Tiffany Song jadi tidak enak dengan pria itu. Ia teringat tasnya masih di Freddy Shen, jadi ia mau tidak mau memang harus bertemu dengan pria itu untuk mengambilnya.

Cahaya kamar terang benderang. Begitu masuk, Tiffany Song langsung melihat Freddy Shen. Pria itu sedang duduk di sebuah sofa dekat jendela sambil berhadap-hadapan dengan tiga orang. Tiffany Song sangat familiar dengan wajah tiga orang itu, ia sering melihat foto mereka di berita finansial.

Begitu menyadari kehadiran Tiffany Song, pandangan mereka semua langsung tertuju ke sekujur tubuh wanita itu.

Novel Terkait

After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu