You Are My Soft Spot - Bab 142 Ia Bilang Ia Bermarga Shen (1)

Di kompleks pemakaman terbesar di pinggiran barat kota, tempat para leluhur keluarga Shen dimakamkan, Taylor Shen membawa Tiffany Song ke hadapan sebuah batu nisan kecil, batu nisan itu berbentuk bulat, dan puncaknya berwarna putih, seperti di dalam film-film, dan di depannya ada sebuah taman bunga yang besar.

Taylor Shen menggenggam sebuket bunga lili di tangannya, ia membungkuk dan meletakkan bunga itu di depan batu nisan, jarinya mengelus nama yang terukir di batu nisan itu. Ia berkata: "Mama, Wayne Shen hari ini telah menikah, dan aku juga membawa calon istriku untuk kutunjukkan padamu.”

Tiffany Song berdiri di belakang Taylor Shen, mendengarnya memperkenalkannya sebagai calon istrinya, pipinya sedikit memerah. Ia menatap batu nisan itu, di atasnya hanya ada tulisan, tanpa foto. Ia dengan terkejut menatap Taylor Shen dan bertanya: “Taylor Shen, di film-film, bukankah di atas batu nisan selalu ada foto? Kenapa tidak ada foto bibi disini?”

“Ia tidak suka berfoto, ia bilang yang ditinggalkan oleh foto hanyalah kenangan indah sementara, sedangkan yang ia inginkan adalah kebahagiaan selamanya.” Taylor Shen bangkit berdiri, tangannya menarik Tiffany Song ke sisinya, dan berkata: “Tiffany, sapalah ibuku.”

Tiffany Song memiringkan kepalanya menatapnya, begitu berada di sini, kepribadian Taylor Shen sepertinya agak berbeda, seluruh rasa malu dan canggungnya akhirnya sirna, ia menundukkan kepala, dan membungkukkan badan 90 derajat, dan berkata: “Halo bibi, namaku Tiffany Song, ini pertama kalinya kita bertemu, kuharap aku tidak mengganggumu, terimakasih telah melahirkan seorang putra yang luar biasa, dan aku berjanji akan menjaganya baik-baik.”

Taylor Shen dengan tampang serius menatap Tiffany Song, ia tersenyum dan bertanya padanya: “Apakah aku sangat luar biasa?”

Pipi Tiffany Song memerah, tanpa sengaja ia telah mengatakannya, ia pasti akan menggodanya untuk waktu yang lama, ia berkata, “Hal ini sudah diketahui seluruh dunia, kenapa masih bertanya padaku?”

“Tapi hanya jika perkataan ini keluar dari mulutmu, barulah aku bisa merasa aku benar-benar luar biasa.” Kata Taylor Shen sambil tersenyum.

Tiffany Song merasa malu melihat senyumannya, ia mengalihkan pandangannya ke batu nisan, dalam hati merasa sedikit melankolis.

Dari kompleks pemakaman, Taylor Shen menyetir kembali ke kota, kemacetan telah berkurang, dan lalu lintas kembali normal. Di tengah perjalanan ia menerima sebuah telepon, lalu segera menuju ke kantor.

Tiffany Song juga ikut ke kantornya, ia merasa sangat bosan, sebenarnya ia ingin kembali ke mansion. Taylor Shen tidak mengijinkannya. Setibanya di kantor, Taylor Shen pergi rapat, sementara ia duduk di sofa membaca majalah, tiba-tiba pintu diketuk.

Tiffany Song bangkit dan membuka pintu, di luar berdiri kepala departemen keuangan Shen’s Corp, tangannya memegang beberapa dokumen, yang membutuhkan tandatangan Tiffany Song.

“Aku?” Tiffany Song menunjuk dirinya sendiri dengan terkejut.

“Benar.” Kepala departemen keuangan itu menjelaskan, “Beberapa waktu lalu, pabrik permen yang diterima CEO Shen dan juga Winner Group telah dialihkan atas nama Nona Song, ini adalah pendapatan dan data keuangan selama dua bulan terakhir, dan CEO Shen berkata ke depannya semua ini akan membutuhkan tandatanganmu.”

Tiffany Song menerima dokumen itu, dan menatap data-data di dalamnya, ia sama sekali tak mengerti, begitu ada bagian yang tak dimengertinya, ia segera bertanya pada kepala departemen keuangan, dan kepala departemen keuangan itu menjelaskannya dengan sopan, lalu memintanya menandatangani saldo akhirnya.

Setelah Tiffany Song selesai menandatangani, kepala departemen keuangan berkata: “Nona Song, CEO Shen telah secara khusus merekrut seorang manajer dan penasihat keuangan, mulai bulan depan, Winner Group akan mulai beroperasi secara mandiri, saat itu akan ada seorang profesional untuk membantumu menjalankan perusahaan.”

“Oh.” Tiffany Song mengangguk-angguk, kepala departemen keuangan itu menjelaskan beberapa hal lagi, kemudian pergi.

Tiffany Song duduk di atas sofa, membalik-balik dokumen itu, ia berpikir, ia sama sekali tak punya kemampuan untuk mengurus sebuah perusahaan, melihat dokumen ini, ia merasa pening, yang ia tahu hanyalah kondisi perusahaan saat ini sangat menguntungkan.

Ia menopang dagunya, sepertinya tak semua orang bisa sembarangan menjadi CEO.

Tiba-tiba ponselnya berdering, ia mengangkatnya, dan terdengar suara Callista Dong, “Tiffany, ayo nanti makan malam bersama.”

Tiffany Song tertegun, beberapa saat ini ia telah menghindar dari Callista Dong, tapi saat ini, ia tak bisa lagi menghindar, maka ia menganggukkan kepala, dan berjanji akan datang.

Di dalam ruang rapat, suasana tegang. Taylor Shen duduk di kursi utama, matanya menatap sekerumunan orang itu dengan dingin, Proyek Kota Dalam Kota lagi-lagi berubah, semua orang mengincar mangsa empuk ini, dan saat ini bertambah lagi sebuah perusahaan saingan.

Pena di tangan Taylor Shen mengetuk-ngetuk permukaan meja, ia berkata dengan tegas, “Tak peduli dengan cara apa, kita harus berhasil mendapatkan Proyek Kota Dalam Kota, mengerti?”

“Ya, CEO Shen.” Orang yang bertanggung jawab untuk proyek ini mengusap keringat dingin di dahinya.

Taylor Shen menutup dokumennya dan berkata, “Juga, akhir-akhir ini bisnis properti semakin buruk, dan arah langkah perusahaan akan mengalami perubahan, kita harus memutuskan apakah kita akan tetap melangkah di bidang properti atau mencari pasar baru. Kuharap di rapat selanjutnya, kalian telah mempunyai ide bagus.”

Taylor Shen sangat pandai dalam mengatur orang, di Amerika, ia telah belajar bahwa kekuatan tim adalah yang utama dibandingkan segalanya, dan tahu bagaimana mengatur orang, adalah kemampuan yang terpenting bagi pembuat keputusan.

Selesai rapat, Taylor Shen meninggalkan ruang konferensi, Cristian dengan cepat mengikutinya dan berkata, “CEO Shen, ada kabar dari Eden Zhu, ia telah mendatangi 6 panti asuhan yang paling memungkinkan, dan akhirnya menyimpulkan hasilnya Panti Asuhan Bahagia Harapan Indah.”

Langkah Taylor Shen melambat, dan ia menoleh pada Cristian, “Panti Asuhan Bahagia Harapan Indah? Apakah kau yakin kali ini tidak salah?”

“Ya.”

“Cristian, batalkan semua jadwal besok, aku akan pergi sendiri kesana.” Dengan langkah lebar Taylor Shen memasuki kantor, ia sangat bersemangat, setelah menemukan panti asuhannya, ia akan bisa menemukan Tiara.

Taylor Shen segera bergegas memasuki kantor untuk memberitahu Tiffany Song kabar baik ini, tapi kantor itu kosong. Ia memutari kantor mencarinya, bahkan sampai ke kantin, namun tak tampak sosok Tiffany Song.

Ia mengerutkan kening, mengeluarkan ponselnya untuk menelepon, setelah tiga deringan, telepon diangkat, ia dengan jengkel bertanya, “Kau pergi kemana?”

“Aku sedang di mall, nanti malam ibu mengajakku makan malam, aku ingin memberinya sebuah hadiah.” Tiffany Song sedang memutari pertokoan, sebenarnya ia tak tahu harus membelikan Callista Dong apa. Sebenarnya ia sama sekali tak kekurangan apapun, namun ia masih ingin memberikan sesuatu.

“Tunggulah aku, aku akan menemanimu pergi.”

“Tak perlu, aku sudah lama tak bertemu dengannya, aku ingin bertemu dengannya secara pribadi, sepulang kantor kau langsung pulang ke rumah saja, oke?” Tiffany Song menolak.

Alis Taylor Shen semakin mengerut, ia berkata, “Kalau begitu setelah selesai nanti teleponlah aku, aku akan menjemputmu.”

“Aku bukan anak kecil, kau begitu memanjakanku, nanti aku akan menjadi seorang yang manja.” Kata Tiffany Song.

“Dengan senang hati.”

“....”

Setelah menutup telepon, Tiffany Song lanjut berbelanja, begitu banyak barang yang dilihatnya, akhirnya ia membeli sebuah kalung emas, liontinnya berbentuk Buddha emas, Buddha emas akan melindungi dan memberi rasa aman.

Setelah membelinya, sudah pukul 5.30, Tiffany Song segera naik taksi menuju tempat yang dijanjikan, pelayan mengantarnya ke sebuah ruangan, dan membukakan pintunya, Callista Dong sudah di dalam.

Sudah lama tak melihatnya, dibandingkan saat itu, ia terlihat lebih muda, Tiffany Song dengan tertatih berjalan masuk. Melihatnya berjalan tertatih-tatih, Callista Dong segera berdiri untuk membantunya. Ia mengerutkan kening dengan khawatir, “Tiffany, bagaimana kondisi kakimu? Apa kata dokter?”

“Aku tak apa, mama, dokter bilang pemulihannya cukup baik, dan sebentar lagi akan kembali normal, kau jangan khawatir.”

Callista Dong membantunya duduk, Tiffany Song menatapnya sambil tersenyum penuh rasa terima kasih, melihat Callista Dong, ia sungguh berharap ia adalah ibunya, maka tak peduli siapapun ayahnya, ia tak mungkin adalah adik Taylor Shen.

Kini, petunjuk-petunjuk itu telah mengarah ke satu titik, ia sungguh takut, bagaimana jika mereka benar-benar adalah kakak adik?

“Tiffany, Tiffany?” Callista Dong memanggilnya dua kali, sepertinya ia banyak pikiran, ia terus melamun, bahkan ia sama sekali tak mendengar apa yang ia katakan.

Tiffany Song tiba-tiba tersadar, menoleh pada Callista Dong dan berkata, “Mama, apa yang barusan kau katakan?”

“Tiffany, beberapa hari lagi mari kita berkunjung ke Kota Kecil Jingfu, setelah bertemu denganmu, aku selalu ingin membawamu kesana untuk bertemu nenekmu, berterimakasih padanya untuk segala yang telah ia lakukan untukmu.” Callista Dong mengutarakan maksudnya.

“Baik.” Tiffany Song mengangguk, dari tasnya ia mengeluarkan dua kotak perhiasan, yang satu adalah peninggalan neneknya, ia selalu membawanya, mencari kesempatan untuk mengembalikannya pada Callista Dong.

Yang satunya lagi adalah kalung emas yang baru saja dibelinya, ia tahu barang ini biasa-biasa saja, dan Callista Dong tidak kekurangan apapun, tapi ia tetap ingin memberi sesuatu.

Ia mendorong kedua kotak perhiasan itu ke hadapan Callista Dong, ia menunjuk kotak yang usang dan berkata, “Mama, ini adalah peninggalan nenek untukmu, aku menyimpankannya untukmu, kini akhirnya aku mempunyai kesempatan untuk memberikannya padamu.”

Callista Dong menatap kotak perhiasan itu, matanya berkaca-kaca, ia meraih kotak perhiasan itu, hatinya sungguh pedih bagai ditusuk-tusuk pisau, ia berkata, “Tiffany, kotak perhiasan ini adalah hadiah yang kubelikan untuk ulangtahun ke-50 nenekmu, saat itu ia sangat menyukainya, dalam sekejap mata, sudah..”

Tiffany Song berlinangan air mata, ia menggenggam tangan Callista Dong dan berkata, “Mama, nenek memahami penderitaanmu, ia takkan menyalahkanmu.”

Callista Dong menghela nafas, “Aku tidak berbakti di sisinya, bahkan saat ia meninggal, aku juga tidak pulang untuk mengantarnya, aku sungguh tak punya muka untuk bertemu dengannya.”

Tiffany Song menatap Callista Dong, ia sejenak ragu, lalu ia mengulurkan tangan dan menenangkannya, “Mama, nenek tidak menyalahkanmu, jangan menyalahkan diri sendiri.”

Setelah beberapa saat, barulah Callista Dong berhasil menenangkan diri, ia membuka kotak perhiasan itu dan mengeluarkan foto-foto yang ada di dalamnya, satu adalah fotonya bersama Tiffany Song yang baru berusia 40 hari, satu lagi ibunya dan Tiffany Song yang berusia sekitar 2 tahun, jarinya dengan lembut mengelus wajah keriput orang tua itu, matanya kabur oleh air mata.

“Dulu, aku ingin menggunakan kekuatanku untuk membuat orang-orang yang melukaiku menyesali perbuatannya, 20 tahun kemudian, saat aku kembali kesini, melihat ayahmu, aku baru menyadari, dari awal tak ada lagi cinta, ternyata bahkan rasa benci pun telah lenyap, tapi demi membalaskan dendamku, aku telah kehilangan orang yang paling penting dalam hidupku, dan melewatkan pertumbuhanmu.”

Tiffany Song merasa bersalah, tak berani menatap matanya. Jika ia tahu Nini telah meninggal, ia takut ia takkan mampu menerimanya. Nenek sangat mengenal putrinya, maka setelah Nini meninggal, ia menjadi panik, lalu pergi ke panti asuhan dan mengadopsi dirinya, bahkan saat ia sedang sakit parah, ia masih mengantarkannya ke rumah keluarga Song, sebenarnya ia takut jika Callista Dong mengetahui hal yang sebenarnya, ia akan pingsan.

Nenek, bahkan meski ia membenci putrinya karena telah menelantarkan cucunya, tapi ia sungguh-sungguh mencintai putrinya.

Mata Tiffany Song menjadi perih, air mata mengaburkan pandangannya, tapi ia tak meneteskan air mata. Saat ini, ia sangat berharap ia adalah Nini yang asli.

“Mama, nenek tidak menyalahkanmu, dan aku juga tidak menyalahkanmu.” Tiffany Song menggenggam tangannya erat-erat. Mungkin ia adalah orang paling kasihan di dunia ini, pergi dengan penuh kebencian, meninggalkan ibu dan putrinya, dan saat ia kembali, orang-orang yang paling dicintainya telah meninggalkannya.

Callista Dong memeluknya, “Anak baik, terimakasih kau telah memaafkan mama.”

Tiffany Song memejamkan matanya, dan air matanya mengalir keluar, ia mengusap air matanya, dan meraih kotak perhiasan di sampingnya, sambil tersenyum ia berkata: “Mama, aku membelikanmu hadiah, lihatlah apakah kau menyukainya?”

Callista Dong mengusap air matanya dengan tisu dan menatapnya terkejut, “Hari spesial apakah ini? Kenapa tiba-tiba terpikir memberiku hadiah?”

“Bukan hari spesial, aku hanya ingin memberimu hadiah, cepat bukalah.” Tiffany Song mendesaknya, hatinya sedikit resah. Nenek telah mengadopsinya, dan menata masa depannya, ia tak mungkin mengatakan yang sebenarnya. Ia akan menghormati Callista Dong, dan berterimakasih atas kebaikan nenek yang telah mengadopsinya.

Callista Dong membukanya, dan di dalamnya adalah sebuah kalung yang sangat indah, di bawah cahaya lampu, liontin Buddha emasnya memancarkan cahaya yang berkilauan. Ia mengangkat kalung itu dan memuji: “Buddha emas yang sangat indah, Tiffany, aku sangat menyukainya, terimakasih.”

Tiffany Song tersenyum, “Baguslah kalau kau menyukainya.”

“Tolong pakaikan padaku.” Callista Dong menyerahkan kalung itu padanya, dan melepas kalung yang mulanya dipakainya. Tiffany Song mengambil kalung itu dan sedikit mendekat untuk memakaikannya padanya.

Jemari Callista Dong memegang liontinnya, dan menatapnya penuh kekaguman, “Baguskah?”

“Sangat bagus.” Tiffany Song mengangguk, lalu mengeluarkan ponselnya dan berkata, “Mama, ayo kita berfoto bersama.”

Novel Terkait

The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu