You Are My Soft Spot - Bab 87 Foto Lima Tahun Lalu (3)

Sesampainya di lantai bawah, Tiffany Song mendengar Kakek memanggil Raka: “Raka, antarkan Nona Song keluar.”

Tiffany Song menatap Kakek Shen dari jauh. Kakek Shen lega, wanita ini akhirnya lepas juga dari Taylor Shen.

Dengan mata berair, Tiffany Song membuang nafas pasrah dan menolak dengan suara bergetar, “Tidak perlu. Aku bisa keluar sendiri.”

Taylor Shen menoleh ke arahnya. Melihat Tiffany Song semakin lama semakin lenyap dari pandangannya, ia seperti mau gila. Ia langsung bergegas menuruni tangga.

Kakek Shen mencoba mencegahnya lagi: “Taylor Shen, kamu benar-benar ingin menguji kesabaranku?”

Langkah Taylor Shen terhenti. Ia menoleh menatap Kakek Shen, dan sekujur tubuh Kakek Shen langsung jadi kaku. Kakek Shen tidak bisa menjelaskan emosi yang terpampang di wajah Taylor Shen, tapi ia tahu, kalau ia terus memaksanya berhenti, anak itu benar-benar akan ngamuk.

Taylor Shen berbalik badan dan langsung pergi mengejar Tiffany Song. Saking kencang larinya, satu sendalnya copot. Ia sama sekali tidak peduli dengan itu, sebab yang terpenting baginya sekarang adalah menanyakan pada Tiffany Song apakah wanita itu bersedia bertahan dengannya. Ia akan memayunginya dari semua hujan, juga menghalang semua kesulitan yang menghampirinya. Ia siap menjamin kebahagiaan Tiffany Song.

Dari jendela, Kakek Song melihat Taylor Shen menghadang jalan Tiffany Song. Pria itu sedang mempertaruhkan kebaikan hati Tiffany Song.

Raka bertanya khawatir, “Kakek, tidakkah sebaiknya kamu bujuk Tuan Muda kembali?”

“Tenang saja, cintanya pada wanita sialan itu lama-lama akan hilang kok.”

……

Tiffany Song menatap pria yang menghadang jalannya dengan tangan. Rambut Taylor Shen berantakan, nafasnya terengah-engah, dan wajahnya sangat panik sekaligus sedih. Tiffany Song jadi menangis lagi.

“Taylor Shen, biarkan aku pergi,” pinta Tiffany Song dengan berat hati.

Taylor Shen menatapnya sungguh-sungguh, “Tiffany Song, bertahanlah denganku oke? Kamu pernah berjanji padaku, setelah kamu bercerai kita akan bersatu. Jangan langgar kata-katamu sendiri, oke?”

Hati Tiffany Song pedih sekali sampai kesulitan bernafas. Waktu itu, di sini, ia pergi tanpa ragu-ragu. Kali ini, ketika ingin pergi lagi, hatinya pilu seperti ditusuk-tusuk jarum. Ia tahu, kalau ia meninggalkan Taylor Shen, ia tidak akan pernah menemukan pria yang mencintainya seperti dia lagi. Namun, di sisi lain, mereka tidak bisa tetap bersama. Ia tidak tega melihat Taylor Shen terus dikomentari keluarganya.

Tiffany Song baru sadar Taylor Shen hanya mengenakan satu sendal. Tangisannya jadi makin kencang. Ia membayangkan, seberapa paniknya Taylor Shen sampai berlari dengan keadaan seperti ini hanya demi menghalanginya? Tetapi, Taylor Shen, kita tetap tidak bisa bersama.

Tiffany Song menengok ke segala arah untuk mencari sepatu Taylor Shen yang satunya lagi. Sendal itu ada di atas rumput dengan posisi terbalik. Tiffany Song berjalan ke arahnya, mengambilnya, lalu kembali ke sisi Taylor Shen. Wanita itu kemudian berjongkok dan memasangkan sendal itu ke kaki Taylor Shen dengan tangan kecilnya.

Taylor Shen terus mengamati yang dilakukan Tiffany Song. Wanita itu membersihkan terlebih dulu kotoran-kotoran kecil di kakinya, lalu baru memasangkannya sendal. Selama melakukan ini, Tiffany Song tetap menangis tersedu-sedu. Tiffany Song sebenarnya bisa saja tidak memedulikan sendalnya ini, tetapi pada akhirnya wanita itu memang tidak kuasa untuk bersikap egois.

Tiffany Song kemudian mengusap air matanya dan perlahan bangkit berdiri. Ia menatap Taylor Shen lekat-lekat. Mata Taylor Shen sangat merah. Pria itu menatapnya balik seperti tengah menunggu penghakiman darinya.

Momen ini sangat menengangkan bagi Taylor Shen. Ia seperti berada di antara surga dan neraka.

Tiffany Song sangat ingin menjawab iya, namun keberaniannya dari awal sudah tidak tersisa lagi. Ia terus menatap Taylor Shen tanpa bersuara, seolah-olah tengah memahat wajah pria itu dalam ingatannya untuk terakhir kalinya. Setelah beberapa saat, ia baru buka suara; “Maaf, Taylor Shen, aku tidak bisa melakukannya!”

Sekujur tubuh Taylor Shen langsung merinding. Wajahnya, yang sempat ceria melihat pengorbanan Tiffany Song barusan padanya, kini langsung jadi sangat muram. Ia memohon, “Tiffany Song, berani sedikit demi aku tidak bisa kah?”

“Hatiku sudah lelah dan trauma, aku sekarang ingin hidup tenang. Selama bersama denganmu, aku sangat senang. Terima kasih karena kamu selalu muncul membelaku, tapi sekarang aku benar-benar tidak bisa memendam rasa lagi padamu. Taylor Shen, sampai jumpa, tidak, jangan berjumpa lagi!” Tiffany Song kembali menangis setelah mengucapkan ini. Ia menunduk lalu berjalan melewati pria itu.

Taylor Shen mengepalkan kedua tangannya geram. Ia tidak menahan Tiffany Song, toh wanita itu kan sudah membuat keputusan? Tapi mengapa ia masih tidak bisa terima? Mereka berhubungan sangat baik dan ia mencintai Tiffany Song, namun mengapa Tiffany Song sekalinya pergi malah langsung pergi?

Melihat Tiffany Song terus berjalan ke gerbang utama tanpa menengok lagi, Taylor Shen terus memohon dalam hati. Tiffany Song, menengoklah kemari barang untuk sekali saja, dan aku tidak akan membiarkanmu benar-benar pergi.

Namun Tiffany Song sungguh tidak menengok lagi. Wanita itu membuka gerbang dan berjalan keluar dengan langkah cepat.

Hati Taylor Shen benar-benar runtuh. Melihat pintu gerbang yang perlahan ditutup, ia menggertakan gigi: Tiffany Song, lagi-lagi kamu meninggalkanku.

Dari belakang tiba-tiba terdengar langkah kaki. Taylor Shen tidak menengok, dan Kakek Shen berhenti tepat di sampingnya sambil berkata: “Taylor Shen, aku melakukan ini untuk kebaikanmu. Kamu lihat sendiri, ia tidak punya kepercayaan diri berdiri di sampingmu dan menghadapi masa depan denganmu. Mumpung hubungan kalian masih belum terlalu dalam, aku memutuskan buru-buru menghentikannya. Pria harus paham kapan waktunya melepas, jangan karena satu orang wanita saja kamu langsung runtuh.”

Taylor Shen tersenyum kecut, “Hanya pria yang tidak memahami cinta yang bisa melepas.”

Kakek Shen sungguh terkejut melihat wajah Taylor Shen yang pucat. Ia hanya bisa menjawab: “Terserah kamu mau bilang apa, yang jelas ingat baik-baik kata-kataku ini.”

Dada Taylor Shen naik turun dengan cepat. Ia mau tidak mau harus mengakui Kakek Shen lebih lihai darinya, juga punya ancaman yang bisa membuatnya gentar. Ia biasanya mengalah, namun kepergian Tiffany Song kali sungguh melukai hatinya. Ia menantang, “Kamu bongkar saja deh rahasia itu padanya. Kalau kamu katakan padanya, kami bisa jadi malah makin cepat bersatu. Aku ajak saja ia berhubungan seksual berkali-kali, nanti ia juga memaafkanku.”

“Kamu!” Kakek Shen marah besar, bagaimana bisa ada anak se-ngeyel ini. Ia tidak mau kalah, “Kamu pikir aku tidak berani? Raka, cepat pergi hadang Nona Song.”

“Berani kamu?!” Taylor Shen menatap Raka dengan penuh amarah, lalu menatap Kakek Shen dengan dingin, “Kalau sampai kamu berkata sepatah kata pun padanya, jangan salahkan aku kalau aku gali makam leluhurmu.”

Kakek Shen “……”

Bicaranya sudah seperti itu makam keluarganya sendiri, dasar anak setan!

……

Tiffany Song pergi dari Sunshine City. Seluruh tenaganya seperti habis tidak tersisa. Ia berjongkok di pinggir jalan dengan air mata yang terus mengalir. Hari ini, hanya dalam satu hari saja, hidupnya berjalan dari kesedihan ke kebahagiaan, lalu kembali ke kesedihan. Ia merasa seperti di atas kepalanya ada awan gelap yang tidak pernah pergi.

Setiap kali melepaskan tubuh Taylor Shen dari tubuhnya, ia selalu mengerahkan seluruh tenaganya. Namun, setelah melepaskan, ia langsung ingin mendekat lagi. Ia kini hanya bisa pergi sambil memendam perasaannya.

Ia tidak menyalahkan siapa-siapa. Yang ia salahkan adalah dirinya sendiri, sebab ia tidak punya keberanian untuk berusaha mempertahankan hubungan mereka sekali lagi.=

“Nona Song, Kakek Shen minta kamu naik.” Tiba-tiba terdengar suara Raka. Tiffany Song menoleh, dan di seberang jalan sudah ada Rolls-Royce terparkir. Ia mengusap air matanya dan menolak: “Tidak perlu, aku bisa jalan sendiri.”

“Kakek Shen ingin mengantarkan sendiri kepergianmu dari sini, dengan begitu ia baru bisa tenang. Mohon kamu kooperatif!” bujuk Raka.

Tiffany Song merasa sangat kesal. Kakek Shen sepertinya sudah berpikiran terlalu jauh, ia pikir dia berjongkok di sini untuk kembali mencari Taylor Shen? Ia bangkit berdiri, menyeberang jalan, dan membuka pintu mobil. Kakek Shen sudah menunggunya di dalam.

Raka garuk-garuk hidung. Kalimat barusan ia buat-buat sendiri, Kakek Shen tidak pernah meminta seperti itu!

Mobil melaju, dan kaca kedap suara pemisah supir dengan penumpang pun menutup otomatis. Tiffany Song dalam hati merasa Kakek Shen seperti ingin mengatakan sesuatu padanya. Ia sungguh bingung, memang Kakek Shen masih mau bicara apa lagi? Pria itu sudah memaksanya membuat keputusan, sekarang ia mau apa?

Dari laci samping tempat duduk, Kakek Shen mengeluarkan sebuah file holder. Ia kemudian mengambil dua lembar foto yang ada di dalamnya, menunjukkannya pada Tiffany Song, lalu bertanya: “Masih ingat dua foto ini?”

Kakek Shen jelas tidak akan berhenti sampai di Taylor Shen. Ia orang yang beringas. Di bawah tatapan nyinyir keluarga He, ia tetap mengusir Tiffany Song tanpa ragu. Menghadapi urusan lima tahun yang lalu, setelah ia menemukan cara menghadapinya, ia pasti akan bisa bebas dari belenggu urusan itu.

Jadi, setelah mengurusi Taylor Shen, ia juga harus mengurusi Tiffany Song. Ia baru akan tenang kalau sudah menghantam Tiffany Song juga.

Tiffany Song menoleh. Begitu melihat kedua foto itu, ia langsung terperangah sekaligus gemetar. Ia paham kapan peristiwa itu terjadi lebih dari siapa pun. Ia menatap Kakek Shen setengah tidak percaya, “Bagaimana kamu bisa punya foto-foto ini?”

Melihat Tiffany Song gemetar, Kakek Shen sekilas merasa iba. Ia sebenarnya bukan orang yang berhati batu. Ia terpaksa melakukan ini semua hanya demi melindungi keluarga Shen.

“Asal aku mau, aku pasti akan mendapatkannya. Tiffany Song, aku tidak pernah suka padamu. Entah sebagai istri cucuku atau sebagai menantu, kamu tidak pernah bisa memenuhi tuntutanku. Aku harap kamu jangan membelenggu Taylor Shen lagi, kalau tidak foto-foto ini akan aku berikan sendiri ke tangannya.”

Sekujur tubuh Tiffany Song bergetar lagi. Ia melihat kedua foto itu dengan terkejut. Dalam salah satu foto, ia ditindih seorang pria sambil dipenetrasi. Wajah pria itu tertutup, sementara wajahnya sendiri sangat jelas. Ia gigit-gigit bibir sambil bertanya, “Foto-foto ini dari mana? Kamu bagaimana bisa punya?”

Kejadian lima tahun lalu masih teringat jelas di benak Tiffany Song. Setiap kali mengingatnya, ia selalu merasa sangat sakit. Luka itu sungguh sulit disembuhkan, dan kini Kakek Shen tiba-tiba membuka luka itu lagi tanpa ampun. Ia merasa luka itu seperti tengah mengeluarkan darah segar.

Ia piki kejadian lima tahun lalu itu hanya sebuah kejadian luar biasa, namun ternyata ia dipotret orang. Di kedua foto, wajah pria itu sama sekali tidak terlihat, sementara wajahnya terang-benderang. Kalau itu hanya sebuah kejadian luar biasa, mengapa ada yang mempotretnya? Dan mengapa pula foto itu masih ada sampai sekarang?

Melihat Tiffany Song hampir runtuh, Kakek menenangkannya sekaligus menegaskan ancaman: “Kamu tidak perlu tahu dari mana foto-foto ini. Skelai kamu melakukannya, tidak mungkin tidak ada jejak yang bisa dilacak. Namun kamu tenang saja, asalkan kamu tidak dekat-dekat dengan Taylor Shen, aku jamin foto-foto ini tidak akan tersebar. Tetapi, kalau sampai aku tahu kamu dan dia berhubungan lagi, aku tidak akan mentoleransi sedikit pun!”

Kata-kata Kakek terdengar seperti tamparan keras di wajah Tiffany Song. Ia tidak pernah bermusuhan dengan orang lain dan hanya ingin menjalani hidup dengan tenang, namun mengapa berbagai masalah dan luka selalu mencarinya?

Ia hanya ingin bisa bahagia dengan orang yang ia cintai, mengapa langit tidak merestui niatnya yang simpel ini? Sebenarnya apa dosa yang pernah ia buat? Mengapa semua orang mengancamnya? Apa harus tunggu ia mati dulu baru mereka merasa puas?

“Mengapa kamu seperti ini padaku? Mengapa?” tanya Tiffany Song dengan mata merah.

Kakek Shen menjawab datar: “Salahkan dirimu sendiri, kamu sudah mencintai orang yang tidak seharusnya kamu cintai.”

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu