You Are My Soft Spot - Bab 307 Apakah Kamu Merasa Sakit Hati Aku Memukulnya (3)

Tiffany Song, kamu sudah tidak pantas lagi dengannya. Kemunculan Karry Lian, semua masa lalu yang sudah ia usahakan sebisa mungkin untuk melupakannya, kini muncul di depan hadapan orang banyak, ketika saat itu tiba, apakah kamu masih berani berhadapan dengannya?

Erin tidak bisa menghalangina, ia hanya bisa mengkutinya, ia kira, suasana di luar kantor kepolisian kini sudah dipenuhi oleh kerumunan wartawan yang sudah tidak bisa diterobos lagi, dia tidak akan bisa mempertahankan keselamatannya di tengah orang sebanyak itu.

Namun, Vero He sudah tidak menghiraukannya lagi, ia ingin menemuinya, ia ingin melihat apakah ia kini baik-baik saja atau tidak.

Setelah satu setengah jam berlalu, mobil perlahan memasuki kantor kepolisian, cuaca yang cukup dingin hari ini menekan perasaan setiap orang hingga mereka sulit menarik nafas mereka.

Erin berhasil memprediksi dengan cukup baik, keadaan di luar kantor kepolisian dipenuhi oleh para wartawan, ada salah satu wartawan yang mengenali Vero He yang duduk di kursi samping pengemudi, ia pun langsung mengarahkan kameranya kemari, lalu mengitari mobil mereka hingga mereka tidak bisa melaju lagi.

Ketiga mobil Audy yang berada di belakangnya dipenuhi oleh para pengawal dengan jas hitam yang langsung bergegas menghalangi para pengawal itu, Erin kini membuka pintu mobil dan terlebih dahulu turun.

Cahaya-cahaya terus berkedip dan mengarah ke Vero he, wajah Vero He terlihat sangat gugup dalam tangkapan kamera tersebut, ada wartawan yang kemudian bertanya,”Nona He, permisi, apa pendapatmu mengenai permasalahan pertengkaran Tuan Shen?”

Banyak sekali kamera yang tertuju ke arah wajah Vero He dari atas kepala kerumunan, Vero He tidak menjawba, satu kata dari dirinya saat ini bisa saja menjadi segala jenis berita bagi para pihak media.

Dia pun langsung bergegas menuju ke arah dalam kantor kepolisian dibawah penjagaan para pengawal.

Para wartawan itu tidak menyerah, mereka terus mengajukan banyak sekali pertanyaan yang menusuk, namun Vero He tetap saja tidak menghiraukannya. Dia berjalan masuk ke kantor polisi dan meninggalkan semua suara itu di belakang kepalanya, dia bahkan merasa sakit kepala oleh karena keributan mereka.

Dia memijat tulang pelipisnya, lalu tiba-tiba merasa adanya dua tatapan tajam yang tertuju ke arahnya, dia mengangkat kepalanya, lalu melihat sepasang mata hitam dengan tatapan mendalam, darahnya terasa seperti membeku, ia hanya terdiam menatapnya.

Wajah Karry Lian terlihat penuh dengan memar dan membengkak, dia sudah dipukul habis-habisan oleh Taylor Shen, dan kini dituntun oleh tim pengacaranya kemari. Dia menatpa tajam Vero He, sejak ia menyadarkan diri, ia selalu saja merasa ia menatapnya penuh kewaspadaan seperti ini, tatapannya itu selalu saja membuatnya merasa bahwa mereka berdiri di kedua ujung dunia ini.

Terkadang, tidak peduli bagiamanapun kamu sudah berusaha untuk mendekati seseorang, hal itu akhirnya hanya akan membuatnya merasa semakin kesal, semakin berwaspada, perasaan itu membuatnya merasa sangat tidak berdaya, tidak berdaya hingga membuatnya menggila.

Dia terus bersembunyi di balik layar, dia tidak berani muncul di depan hadapannya, karena ia tahu semakin sering ia muncul di depan hadapannya, maka ia akan semakin cepat sadar. Tidak peduli berapa tingkat dunia mental yang ia bangun untuknya, ketika saatnya tiba, semua itu pasti akan rubuh.

Namun dia tidak bisa terus menunggunya lagi, jika dia terus menggunya, ia mungkin hanya akan menunggu mereka beranak cucu.

Menurut Karry Lian, Vero He selalu mempunyai rasa takut dalam hatinya, rasa takut itu membuat hatinya merasa semakin sakit, ia melihatnya berjalan semakin mendekatinya, tubuhnya pun semakin menegang.

Rasa takut yang berasal dari dalam dirinya itu benar-benar tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Namun ia jelas-jelas sudah pernah menyelamatkannya.

Seiring dengan dirinya yang berjalan semakin dekat, dia pun mulai memiliki desakan untuk ingin melarikan diri dari dalam hatinya, namun kedua kakinya itu terasa menempel di atas lantai, ia tidak bisa bergerak setengah langkah sekalipun. Ia hanya melihat Karry Lian yang berdiri di depan hadapannya dengan matanya yang terbuka lebar, ia menatapnya, ekspresi yang berada pada wajahnya itu membuatnya kehilangan ketampanannya sebelumnya, dan sebaliknya menambah sebuah auranya yang marah.

Mereka berdua bertatapan tanpa bersuara, setelah cukup lama, Karry Lian akhirnya membuka mulutnya, seakan-akan baru saja pertama kali bertemu dengannya,”Tiffany, sudah lama sekali tidak bertemu!”

Vero He tercengang menatapnya, dia langsung mengungkapkan kebohongannya tanpa sedikitpun rasa ragu,”Bukankah kita baru saja bertemu kemarin malam?”

Karry Lian membuka bibirnya seakan-akan berusaha untuk tersenyum, ia kemudian berkata,”Betul, kita bertemu kemarin malam, sepertinya kondisimu itu kurang baik.”

“Terima kasih atas niat baikmu,”nada bicara Vero He tidak terdengar tajam, namun ucapannya itu terdengar cukup sinis di telinga lelaki itu.

Karry Lian perlahan tersenyum, dia kali ini benar-benar tersenyum tulus, namun senyumannya itu terlihat diikuti oleh sedikit perasaan tak berdaya,”Aku masih hidup, apakah hal ini membuatmu merasa sangat kesal?”

Karry Lian tidak tahu bahwa dia adalah mimpi buruk dalam hati Vero He, dia sudah membentuk sebuah halangan yang sulit sekali dihancurkan dalam hatinya, pada saat yang bersamaan, ia juga sepenuhnya menyingkirkan perasaannya. Dengan demikian, sekalipun dia menghipnotisnya, sebagian hal yang sudah berakar dalam pikirannya itu tetap saja akan ada.

Contohnya adalah rasa benci dan takut.

“Aku tidak bermaksud untuk berkata seperti itu, maaf, aku masih ada urusan lain, aku akan pergi dahulu.” Setelah Vero He selesai berbicara, ia pun berpaling pergi, selanjutnya, ia tiba-tiba menahan tangannya, pada saat itu jugalah dia terasa seakan-akan dililit oleh ular yang dingin, ia mengangkat kepalanya dan menatapnya, lalu melihat tatapannya yang memerah dan mendalam itu.

Erin yang melihat situasinya itu langsung menahan lengan Karry Lian, lalu berbicara dengan nada yang dingin,”Lepaskan dia!”

Karry Lian tidak menatpanya sedikitpun, ia hanya menatap tajam Vero He dan berkata,”Tiffany, kamu akan menyesal telah bersikap dingin seperti ini kepadaku.”

Vero He ingin melepas kekangannya, selanjutnya, ia sudah terlebih dahulu melepaskan tangannya, bahkan menyingkirkan Erin, lalu membawa tim pengacaranya pergi. Cahaya yang berada di luar pintu itu terus berkedip seperti ombak yang berwarna perak, ada wartawan yang bertanya dengan suara keras, Karry Lian yang sedang dilindungi oleh pengawalnya itu berbicara dengan tenaganya yang kuat,”Aku akan menuntut hal ini sampai akhir sesuai dengan jalur hukum.”

Vero He menundukkan tatapannya, lalu melihat bekas memerah yang perlahan memudar pada lengan tangannya, itu adalah bekas genggamannya tadi. Kenapa, dia sudah jelas-jelas adalah penyelematnya, tetapi mengapa suasana hatinya seaneh ini ketika bertemu dengannya?

Dia bahkan tidak bisa menyapanya dengna baik, ini benar-benar terlalu aneh.

Sebelum ia sempat kembali fokus, sekelompok orang terlihat berjalan keluar dari koridor, orang yang mempimpin adalah Taylor Shen, ia sudah mengganti pakaiannya, walaupun wajahnya terlihat memar dan membengkak, namun ketampanannya tetap saja tidak terhalangi sedikitpun.

Erin perlahan memperingatkannya di sisi telinganya,”Nona Vero He, CEO Shen sudah keluar.”

Vero He kembali sadar, hatinya terasa sangat berantakkan, ketika ia melihat Taylor Shen berjalan menghampirinya, ia pun bergegas menyambutnya. Taylor Shen juga melihatnya, wajah polos tanpa bedak miliknya itu terlihat belum mencapai umur dua puluh tahun, kulitnya terlihat cerah dan lembut seakan-akan bisa saja dicubit.

Dia langsung bergegas menghampirinya, tanpa mempedulikan apakah dia kini sedang berada di tempat aneh dan menekan seperti kantor polisi ini, ia langsung mengulurkan tangannya dan menariknya ke dalam pelukannya, ia kemudian memeluknya erat,”Mengapa kamu datang kemari?”

Sejak permasalahan yang terjadi tujuh tahun yan lalu, dia merasa sedikit keberatan terhadap kantor kepolisian, jika tidak ada kepentingan, maka ia tidak akan datang kemari.

Vero He menghirup aroma tubuh lelaki yang ia kenali itu, haitnya yang tidak tenang itu perlahan menenang, ia kemudian berkata,”Aku tidak melihatmu pada saat aku bangun, dengar-dengar kamu bertengkar, apa yang terjadi padamu, apakah kamu terluka?”

Seluruh tubuh Taylor Shen langsung menegang, dia teringat kembali akan ucapan Karry Lian itu tanpa ia sadari, dia harus mengaku bahwa ucapan itu hanyalah omong kosong, namun tetap saja membuat perasaannya sedikit menegang, ia menundukkan tatapannya dan saling bertatapan dengan matanya yang penuh rasa peduli itu, ia menggelengkan kepaanya dan berbicara dengan rasa senang,”Aku baik-baik saja, kamu seharusnya sudah melihat bahwa aku sudah mengurusinya dengan sangat mengenaskan.”

Vero He kehabisan kata-kata melihatnya, dia kini bukanlah seorang lelaki yang akan segera berumur empat puluh tahun, melainkan seorang pemuda yang masih bersemangat, ia perlahan menghela nafasnya dan berkata,”Taylor Shen, mengapa kamu sama saja seperti Jacob yang selalu saja bertengkar?”

“Kenapa, apakah kamu merasa sakit hati aku memukulnya?” Taylor Shen langsung menjawabnya, namun ketika ia menyadari apa yang baru saja ia katakan, ia pun mengerutkan bibirnya.

Vero He langsung merasa terkejut, ia hanya merasa ucapannya ini sangat aneh, ia kemudian mengerutkan alisnya dan berkata,”Apa yang sedang kamu bicarakan?”

“Tidak ada, ayo pulang,” Taylor Shen merangkul pinggangnya, ekspresinya terlihat sangat tidak nyaman, dia jelas-jelas sedang sangat mengkhawatirkannya, namun dia tetap saja tidak bisa mengatakan apa-apa di depan hadapannya dan hanya menghiraukan rasa busuk dalam hatinya itu.

Taylor Shen, aku tidak menyangka kamu juga mempunyai hari seperti ini!

Vero He berpaling menatpanya, dia hari ini benar-benar berbeda, ia pun merasa tenang setelah melihatnya baik-baik saja, ia kemudian mengikuti langkah kakinya sambil bertanya,”Bagaimana kalian bisa berakhir bertengkar?”

“Aku tidak senang melihatnya,”Taylor Shen kembali teringat akan ucapan Karry Lian, perasaannya itu pun langsung memanas hingga seluruh tubuhnya terasa sangat sakit, dia benar-benar menyesal tidak menghabiskannya mati-matian.

Vero He melihat rasa benci yang terlintas dalam tatapannya, hatinya terasa sangat berat seperti sedang ditekan oleh sesuatu, hingga membuatnya merasa sesak nafas. Dia tahu ia bermaksud untuk menuturkan sesuatu, namun ia juga tidak dapat menebaknya.

Pihak kepolisian menyuruhnya untuk menandatangani surat jaminan, Taylor Shen dilepas dengan syarat tertentu, Karry Lian tidak akan melepasnya begitu saja. Setidaknya, dia juga akan menggunakan opini publik sebagai kesempatan baginya.

Pengacaranya pergi mengurusinya, sedangkan Taylor Shen pergi ke arah luar kantor kepolisian sambil merangkulnya. Kilauan cahaya langsung datang menghampirinya, pihak media benar-benar bersemangat, mereka terus mengajukan pertanyaan yang cukup tajam kepada Taylor Shen.

Taylor Shen awalnya tidak menghiraukannya, dia hanya melindungi Vero He naik ke mobil, namun tidak tahu darimana muncul sebuah suara yang kurang menyenangkan,”Tuan He, dengar-dengar kalian bertengkar karena Nona He, apakah Nona He mempunyai hubungan tersendiri dengan Tuan Lian, hingga kamu melampiaskan amarah keapda Tuan Lian.”

Vero He merasa tubuh lelaki ini menegang, sebelum ia sempat bereaksi, Taylor Shen sudah terlebih dahulu melepaskannya dan berjalan ke arah sumber suara tersebut. Seorang lelaki terlihat sedang berdiri menggenggam kameranya dan terus tergila-gila mengambil gambar Taylor Shen.

Vero He melihat ekspresi Taylor Shen yang hampir meledak itu, ia meregangkan kepalan tanganya, lalu langsung mencengkram kerah pakaian lelaki itu, suaranya terdengar penuh dengan rasa kesal, ia kemudian berkata,”Apa yang kamu katakan?”

“Nona He terlihat sangat menarik,hal ini tentu saja membuat orang ingin sekali mendapatkan dirinya, aku yakin dia merupakan wanita yang cantik dan menggoda bagi para lelaki, sehingga aku kira itu akan sulit dikontrol,”ucapan lelaki itu terdengar menyerang Vero He, tujuannya adalah memicu rasa kesal Taylor Shen, hingga membuatnya kehilangan pengendalian diri.

Taylor Shen menggertak giginya, ia kemudian langsung meninju lelaki itu,”Coba hina dia sekali lagi!”

Vero He tidak menyangka bahwa konfliknya tiba-tiba dipusatkan kepada dirinya, ketika ia melihat Taylor Shen meledak dengan rasa emosinya, ia pun langsung bergegas mengejarnya dan menahan lengannya,”Taylor Shen, jangan, ayo naik ke mobil.”

Ia menahan lengan Taylor Shen dengan tangannya yang mengepal itu, ia tidak bisa meninjunya, dia merasa kesal, ekspresinya pun langsung terlihat sangat kejam. Dia kini sudah tidak mendengar apa-apa lagi, suara tawa Karry Lian yang penuh dengan rasa bangga itu terus mengiang di telinganya, matanya terlihat memerah, tatapannya kini hanya tertuju kepada senyuman lelaki yang sangat menusuk mata itu.

Ia mengepal erat tangannya dan langsung meninjunya, hidung wartawan itu langsung berdarah oleh karena tinjuannya, ia bergerak mundur beberapa langkah, dengan kameranya terjatuh dari genggamannya, Taylor Shen terlihat seperti setan yang muncul dari neraka, ia menatpa tajam para wartawan itu, bibir pada wajah tampannya itu menjadi sebuah garis datar, ia kemudian menggertakkan giginya dan berkata,”Jika kalian sembarangan menulis mengenai permasalahan hari ini di koran, aku jamin kalian tidak akan bisa hidup di Kota Tong lagi.”

Vero He berdiri di sampingnya dan melihatnya dengan emosinya yang meledak, hatinya terasa seperti ditusuk pedang. Dia tidak ragu menyinggung pihak wartawan hanya demi dirinya, dia memejamkan matanya, Taylor Shen, kamu peduli dengan ucapan orang lain, bukan?

......

Di dalam mobil, Vero He duduk di kursi barisan belakang, ia berpaling dan melihat ke arah pemandangan jalan di luar jendela yang berlalu dengan cepat, wajahnya terlihat sangat keberatan, dia selalu saja merasa Taylor Shen sudah berubah, namun dia tidak bisa mengatakan apa yang sudah berubah.

Dia adalah orang yang sangat tenang, tidak senang emosi sebelumnya, namun ia terus saja bertindak hari ini, ia sudah kehilangan kendali dan menghabiskan Karry Lian, lalu kehilangan kendali dan menghantam wartawan, apakah semua ini karena dirinya?

Taylor Shen duduk di sampingnya dengan wajah dingin, suasana di dalam mobil terasa sangat tertekan, bahkan Erin yang berada di barisan depan saja merasakannya. Ia berpaling melihatnya dan hanya mendapati sisi wajahnya, apa yang sedang ia pikirkan saat ini?

Ia tiba-tiba menyadari, sejak mereka bertemu kembali, ia sepertinya sudah tidak mengerti dirinya lagi, tidak tahu apa yang sedang ia pikirkan, tidak tahu apa yang sedang ia isi ke dalam pikirannya. Mereka berada dalam jarak yang sangat dekat, namun ia juga merasa sangat jauh darinya.

Suasana hatinya tiba-tiba menjadi kesal, ia mengeluarkan kotak rokoknya, mengambil sepuntung rokok dan menaruhnya pada bibirnya, ia mengambil mancis dan menyalkannya, saat ia baru saja menghisap satu kali, rokok pada mulutnya itu langsung menjauh, ia berpaling dan melihat angin dingin berhembus masuk, ia pun kemudian melemparkan rokok itu keluar dari jendela.

Ia menghembuskan kepulan asap, perasaannya terasa semakin tidak tenang, namun ia juga tidak bisa mengatakannya, ia kembali mengambil sepuntung dan menyalakannya. Kali ini Vero He merebutnya, namun ia langsung menahannya dalam pelukannya, ia langsung memberontak, namun ia tidak bisa melawan tenaganya, wajahnya pun langsugn memerah,”Taylor Shen, jangan merokok lagi.”

Taylor Shen tentu saja tidak menghiraukannya, dia tidak hanya merokok, ia bahkan sengaja menghembuskan kepulan asap itu di wajahnya, ketika ia melihatnya terbatuk, ia pun langsung tersenyum kejam,”Bagaimana aromanya?”

Vero He kini benar-benar marah, ia langsung bersikeras memberontak, lalu merebut rokok yang berada pada mulutnya itu, melemparnya ke luar mobil, tidak hanya itu, ia bahkan mengambil kotak rokok dan mancis mewahnya itu, lalu melemparnya keluar dari mobil pada saat yang bersamaan.

Dia terlihat seperit seekor kucing yang ekornya baru saja diinjak, ia menatapnya tajam,”Apa yang membuatmu marah, kamu tidak perlu terus menahannya lagi, lampiaskan semuanya kepadaku, bagaimana jika kamu melukai paru-parumu sendiri?”

Taylor Shen memang merasa kesal dalam hati, kekesalan ini terus saja menyiksanya. Ia sudah tahu jelas semua ucapan Karry Lian itu hanya dipergunakan untuk memicunya, namun dia tetap saja mengingatnya, sebagai seorang lelaki, ia mungkin merasa sangat tidak nyaman. Terutama ketika ia melihat mereka berpelukan kemarin malam, dimana ia bahkan tidak mengelaknya.

Dia merasa sangat iri, hatinya terasa seperti dilempar ke dalam air mendidih dan membuatnya menderita.

Dia berpaling dan tidak melihatnya lagi, dia mengeluarkan emosinya secara diam-diam. Dia khawatir ia akan langsung menanyakan pertanyaan yang menusuk jika ia membuka mulutnya, hingga akhirnya membuat mereka berdua saling terluka. Ia kira ia dapat menahannya sendiri, namun ia kini menyadari bahwa dia sebenarnya hanyalah juga merupakan seorang manusia biasa.

Vero He merasa bahwa dia ingin mengatakan sesuatu, namun dia kembali menelannya ketika ucapannya itu sudah sampai di ujung mulutnya, ucapan apakah yang membuatnya sulit sekali mengatakannya? Dia tiba-tiba merasa khawatir dalam hati.

Mobil perlahan memasuki Sunshine City, sebelum mobil sempat berhenti sepenuhnya, Taylor Shen langsung membuka pintu mobil dan melangkah turun, hingga membuat Erin yang mengendarai mobilnya terkejut, saat ia sepenuhnya menghentikan mobilnya, bayangan Taylor Shen sudah terlebih dahulu menghilang masuk ke dalam vila.

Dia berpaling ke belakang dan melihat Vero He duduk tercengang di kursi barisan belakang, tatapannya tertuju ke arah punggungnya, disertai dengan rasa sakit yang tidak bisa ia ungkapkan.

“Erin, apakah seseorang tidak seharusnya berharap kepada keberuntungan?” Tanya Vero He tiba-tiba.

“Apa?” Erin kebingungan melihatnya, ia hanya melihatnya menggelengkan kepalanya, lalu melangkah turun dari mobil tanpa mengatakan apa-apa.

Dia melewati taman bunga dan berjalan ke depan pintu, Jacob Shen melompat dari dalam, lalu mengangkat kepalanya dan menatap Vero He, lalu bertanya,”Apakah kamu bertengkar dengan ayah? Ekspresi wajah ayah terlihat sangat jelek.”

Jacob Shen beramin air di kamar mandi kemarin malam, ketika Taylor Shen menemukannya, pakaiannya sudah basah, hingga ia tidak berani pergi keluar menemuinya. Ekspresi ayahnya terlihat sangat buruk ketika bertemu dengannya, ia pun menyuruh pengawal untuk mengantarnya pulang.

Dia tidak berani membuat keributan dan hanya menuruti untuk pulang bersama dengan pengawal, ia mengira mereka juga akan pulang setelah acara pesta itu selesai, namun ia sudah menunggunya semalaman dan mereka masih saja tidak pulang.

Vero He berdiri di depan pintu, melihat ke arah tangga di lantai dua, ia mengulurkan tangannya dan mengelus kepala Jacob Shen, lalu berjalan masuk dan langsung mengenakan sandalnya, kemudian turun ke lantai bawah.

Jacob Shen berdiri di depan tangga dan kebingungan melihat bayangannya yang pergi, apakah mereka benar-benar bertengkar? Pantas saja ekspresi mereka semua terlihat sangat tidak nyaman.

Vero He datang ke depan pintu ruang tidur utama, ada beberapa hal yang harus ia pertanyakan dengan jelas, Taylor Shen jarang sekali emosi kepadanya, setidaknya setelah mereka kembali bersatu, dia tidak pernah emosi dengannya, ekspresi wajahnya hanya akan sesekali memburuk ketika ia mengungkit masalah berpisah dengannya.

Dia hanya berdir disana dan gugup sejenak, namun ia akhirnya mengumpulkan keberaniannya dan mendoron gpintunya pakaian berserakan di lantai kamar, mulai dari depan pintu hingga ke depan kamar mandi, kemeja lelaki, dasi, celana......, sebuah celana dalam yang menggoda.

Ia membungkukkan punggungnya dan mengutipnya satu per satu, ketika ia melihat celana dalam itu, wajahnya pun memerah. Kebiasaan lelaki ini tetap saja tidak berubah, ia senang sekali mengenakan celana dalam seperti ini, dengar-dengar perasaannya ketika mengenakannya itu kurang nyaman, tidak tahu bagiamana ia bisa terbiasa mengenakannya.

Jangan menilai penampilannya yang cukup terkendali itu, isi hatinya itu sebenarnya sangat tertekan, sehingga ia juga mempunyai banyak sekali gaya di atas ranjang.

Ketika teringat akan hal ini, pipinya pun langusng memanas, ia langsung bergegas mengambil celana dalam itu dan melempar pakaiannya ke dalam keranjang pakaian kotor. Dia duduk di sisi tempat tidunrya, teringat kembali akan sikap menegangkannya yang tidak jelas, mungkin alasannya hanya ada satu, yaitu Karry Lian.

Ketika teringat akan Karry Lian, dia merasa sangat aneh. Pada saat ia sebelumnya bertemu dengannya, dia merasa sangat berterima kasih kepadanya, pikirannya selalu dipenuhi oleh gambaran dimana ia tertembak mati hanya demi menyelamatkannya.

Mungkin ini adalah gambaran yang terkutu, sehingga ketika ia melihat Karry Lian berdiri dalam keadaan hidup di depannya , ia pun merasa sangat aneh, aneh hingga membuatnya merasa takut.

Mereka semua adalah penjahat berdarah dingin yang membunuh tanpa mengedipkan mata merkea, bagaimana mereka mungkin membiarkannya pergi dibawah ancaman pistol? Pada saat ia melihatnya, hatinya juga merasa takut dan bergemetar, apa alasannya?

Dia masih belum mengerti, namun suara air di kamar mandi sudah terlebih dahulu berhenti, yang kemudian dilanjutkan dengan pintu yang dibuka, Taylor Shen berjalan keluar, dia hanya mengikat handuk putih pada pinggangnya, rambutnya masih meneteskan tetesan air, tetesan air itu kemudian menyusuri dadanya, perut kecilnya, hingga akhirnya menghilang di pinggir handuk dan membuatnya melamun dengan perasaan tertarik.

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu