You Are My Soft Spot - Bab 201 Vero, Panggil Aku Kakak Keempat (2)

Taylor Shen menatap Dia yang di depan mata, ekspresi wajahnya sedikit tidak natural, telinganya sedikit menjadi merah, Dia mengerti, hatinya tidak sedingin seperti yang Dia tampilkan, Dia berkata: “Aku mengejar dirimu, bukan karena kamu mirip dengan siapa, melainkan kamu adalah kamu, siapaun tidak bisa menggantikannya.”

Perkataan romantisnya mengerakkan orang, tapi Dia sejak awal sudah melewati umur yang berpacaran dengan menggunakan telinga, Dia yang berumur 32 tahun, kalau masih seperti umur 25 tahun begitu polos, maka kesepian dan rasa pahit putus asa tujuh tahun ini, Dia menerima hukuman ini dengan sia-sia.

“Perkataan tuan Shen ini, malah membuat aku sedikit tertarik, aku sebagaimana tidak bisa digantikan.” Dia sedang tertawa, tapi Dia malah melihat cibiran yang jelas di dalam matanya, hatinya seketika tertusuk, seketika merasa kesakitan seperti ditusuk oleh jarum.

Dia membenci dirinya, bahkan tidak memercayainya!

Benar, Dia mengambil apa untuk membuatnya percaya padanya? Tujuh tahun yang lalu, Dia yang telah menghilangkan kepercayaannya, membuat Dia terjerumus ke dalam penjara, Dia yang saat ini, memiliki kepantasan apa kembali memaksa meminta kepercayaannya.

“Kalau begitu tidak ada salahnya menantikannya?” Pandangan Taylor Shen dengan ganas memandanginya, tidak melewatkan ekspresi wajah apapun di wajahnya.

Vero He memandanginya, dalam mata bergerak cahaya yang dingin, fase ingin melepaskan lalu menangkap sudah lewat, Dia perlu memegang kesempatan, tapi begitu teringat harus berinteraksi satu langkah lebih dekat dengannya, hatinya dipenuhi penolakan, tapi Dia terakhir masih menganggukkan kepala, “Semoga tuan Shen tidak akan membuat aku kecewa.”

“Karena kita sudah mendapatkan kesepakatan, bukankah bisa merubah panggilan sesaat?” Pandangan Taylor Shen memandanginya bertambah sedikit kelicikan.

“Apa?” Vero He melihat Taylor Shen yang seperti ini, seperti seekor rubah yang licik, tidak lebih mirip seekor serigala, mengeluarkan gigi taring yang putih, hanya menunggu saat dirinya tidak hati-hati, lalu memakannya ke dalam perut.

Taylor Shen menyandar di depan meja putih, menyipitkan mata menatapnya,di wajah wanita yang cantik bertambah sebuah kebingungan, membuat Dia sangat kasihan, Dia tersenyum pelan berkata: “Vero, panggil aku kakak keempat.”

Kakak keempat panggilan ini, seketika membuat ingatan Vero He ditarik kembali ke tujuh tahun yang lalu, mereka bertemu di kantor polisi, itu adalah pertama sekali Dia sedekat itu dengannya, dekat sampai bisa menghitung bulu matanya yang terlihat jelas.

Dia dengan panik memanggilnya “Paman keempat kakak ipar”, karena benar tidak tahu harus bagaimana memanggilnya, Dia lalu tersenyum berkata: “Tidak perlu begitu sulit, panggil aku kakak keempat.”

Kalau Dia mengetahui, pertemuan waktu itu adalah awal Dia terjerumus, malam itu Dia tidak akan mengizinkan dirinya lemah.

Vero He tersenyum pelan mengelengkan kepala, “Masih tuan Shen lebih membuat aku sedikit nyaman.”

Dalam mata Taylor Shen melintas rasa kecewa, dengan cepat kembali di lepaskan, tidak lain hanya sebuah panggilan saja, Dia menghindarinya sudah seharusnya, menunggu kelak Dia telah pelan-pelan menerimanya, panggilan apa yang tidak bisa di dengar dari mulutnya?

“Tidak apa-apa, kamu merasa bagaimana nyaman bagaimana memanggil aku.” Taylor Shen mengalihkan pandangannya, jatuh di jam dinding di belakangnya, Dia berkata: “Sudah hampir sampai waktu makan siang, kita makan siang bersama?”

Vero He menunjuk luka di ujung matanya, Dia menggelengkan kepala, “Lain waktulah, lukanya sakit, tidak ada selera.”

Membicarakan luka di ujung matanya, Taylor Shenn kembali berbalik, “Sebenarnya bagaimana melukainya?”

Vero He bagaimana bisa mengatakan pesan singkat yang Dia kirimkan, seketika membuatnya terkejut, lalu dihantam oleh handphone, Dia berkata: “Semalam aku mencuri minum sebotol anggur Lafite kakak, minum terlalu banyak baru kembali ke kamar, tidak hati-hati menabraknya.”

Mendengar Dia mengatakan minum anggur bersama dengan James He, dalam hatinya sangat tidak senang, nada bicaranya juga menjadi tidak senang, dengan pelan berkata: “Kenapa tidak menabrakmu hingga menjadi idiot saja?”

“Apa?” Vero He walaupun jaraknya dekat, tapi nada bicaranya tidak jelas, Dia mendengarnya tidak begitu jelas, lalu mengangkat alis melihatnya.

Taylor Shen mengangkat kepala, di atas wajah tampan raut depresi sudah perlahan hilang, Dia berkata: “Tidak apa-apa, kamu tidak ingin keluar makan, aku suruh Cristian Yan mengantarkan makanan luar kemari. Sekalipun tidak ada selera, tetap saja harus makan sedikit, ini masih ada waktu setengah hari, tidak makan apa-apa tubuh bagaimana sanggup?”

“Tidak ingin makan.” Perutnya bukan tidak lapar, hanya saja tidak ingin makan bersama dengannya. Luka di ujung mata ini terluka karena dirinya, bagaimana memikirkanya dalam hati masih ada kekesalan yang belum dikeluarkan, langsung tidak melihatnya, tidak melihatnya tidak merasa kesal.

Tampilan wanita marah dan keras kepala, memiliki kharisma yang lain. Mungkin sudah hampir tujuh tahun tidak bertemu, Dia yang saat ini dingin, meremehkan, merasa jijik, masih membawa sedikit rasa kebencian, semuannya adalah tampilan yang paling Dia sukai.

Tujuh tahun ini, Dia setiap saat tidak terus memikirkan, kalau Dia masih hidup, hidup berdiri di hadapannya, sekalipun hanya melihatnya, Dia lalu sudah puas.

Tapi saat ini telah melihat, Dia malah kembali berharap lebih banyak.

Dia dengan pelan menghibur berkata, “Kalau begitu pergi ke rumah sakit melihatnya, jangan menabrak sampai gegar otak.”

“…….” Vero He tidak berbicara, pria ini diberikan kesempatan semakin lama semakin melunjak, Dia baru menyetujui mencoba dengannya, Dia lalu menggunakan status sebagai prianya seenaknya, juga cukup tidak tahu malu.

“Tidak perlu lagi, aku sangat baik, kamu tidak perlu bekerjakah?”

Taylor Shen melihat tangan kecilnya yang diletakkan di sisi tubuhnya, akhirnya masih tidak tahan menggenggam tangannya, lima jarinya membuka jari tangannya, dengan Dia saling mengikat, lalu menariknya kearah pintu, “Saat ini pekerjaan paling besarku adalah dirimu, ayo jalan, aku bawa dirimu pergi melihat dokter.”

Vero He dengan tercengang menatap dua tangan yang saling mengikat, suhu panas dari telapak tangannya membungkus miliknya, membuat hatinya berhenti, sampai berusaha melawan juga tidak ada, lalu ditarik keluar olehnya.

Taylor Shen, Dia sampai akhir masih telah merendahkan pengaruhnya untuknya. Sekalipun pernah merasakan keputus-asaan yang begitu menyakitkan hati, Dia tetap tidak belajar patuh.

“Kacamataku.” Setelah keluar pintu, Vero He baru teringat kacamata hitamnya tertinggal, Dia bukanlah orang yang mencintai kecantikan, tapi luka di wajah ini begitu parah, tetap saja mempengaruhi kecantikan.

Taylor Shen seperti melakukan sulap saja, mengambil kacamata hitamnya memakaikannya untuknya, menunggu kembali ingin menggenggam tangannya, Dia sudah menyimpannya kembali, tidak berseDia membiarkannya kembali mengandeng. Dia menundukkan mata melihat tangannya, mengingatkan dirinya jangan terlalu buru-buru, saat ini Dia tidak begitu menolak berada bersamanya lagi, sudah adalah kemajuan yang paling besar.

Dua orang menaiki lift, disini ada sebuah lift yang langsung tiba di lantai satu tempat parkir, dua orang keluar dari lift, datang ke depan mobil Taylor Shen,Rolls Royce Phantom hitam gelap, sangat mendominasi.

Taylor Shen membuka pintu tempat duduk penumpang depan, Vero He membungkukkan pinggang masuk, Dia pelan-pelan menutup pintu, dengan cepat memutari kepala mobil lalu naik.

Taylor Shen begitu masuk ke dalam mobil, ruangan yang awalnya sempit malah terlihat lebih sempit lagi, rasa keberadaannya benar-benar terlalu hebat, membuat Vero He merasa tidak nyaman. Dia membalikkan kepala melihat keluar jendela, berusaha menenangkan keanehan dalam hati.

Di jendela mobil ditempeli film yang gelap, bisa melihat gerakan di sisi pengemudi sana, Dia awalnya ingin menghindari kecangungan, malah melihat Taylor Shen tiba-tiba memajukan tubuh mendekatinya, hatinya terkejut, segera membalikkan kepala.

Empat lapisan bibir saling menyentuh, suasana di dalam mobil seketika menjadi berhenti, Vero He seketika memelototkan mata, tidak berani percaya tadi telah terjadi apa, di atas bibirnya datang rasa panas, Dia dengan tercengang menatap pria yang dekat di hadapannya.

Taylor Shen juga tidak menduga mereka bisa kecelakaan sampai saling berciuman, kepanikan dalam matanya tiba-tiba menjadi besar, matanya dengan erat melihat ke bibir merahnya.

Suasana semakin lama semakin tidak jelas, ciuman tadi itu sepenuhnya adalah kecelakaan, tapi wajah tampan Taylor Shen semakin lama semakin mendekat, memiliki maksud untuk lebih memperdalam ciuman itu. Detak jantung Vero He bertambah cepat, hanya merasa suasana di dalam mobil semakin lama semakin sesak, Dia tiba-tiba membalikkan kepala memandang luar jendela, menghindari ciuman Taylor Shen.

Taylor Shen dengan datar menatapnya, malah tidak memaksakan, Dia mengangkat tangan kesana, Vero He mengira Dia ingin menggunakan pemaksaan, Dia membalikkan kepala, dengan kesal memelototinya, “Tuan Shen, tolong jaga dirimu!”

Tangan besar Taylor Shen menjadi kaku seketika di udara, segera dengan pasti mengulurkan keluar, menggenggam sabuk pengaman menariknya, lalu memasukkannya ke dalam tombol, Dia mengangkat alis, dengan datar berkata: “Membantumu memasangkan sabuk pengaman, tidak perlu begitu gugup.”

“……” Vero He tidak bisa berbicara, hanya bisa menolehkan kepala melihat keluar jendela, seperti asalkan bersama dengannya, Dia selalu bisa menjadi tidak seperti dirinya sendiri.

Mobil mengemudi keluar tempat parkir, menuju ke rumah sakit. Sepanjang jalan dua orang tidak begitu berbicara, Taylor Shen dengan konsentrasi mengemudi mobil, mengumpulkan semangat, seperti Dia yang di sebelah tidak berada saja.

Dia satu tubuh jas hiitam yang pas tubuh, kemeja yang seputih salju, dasi merah polka, kancingnya yang indah, menujukkan rasa kompeten. Bibir tipis sedikit menutup, tidak bisa dibedakan bahagia dan emosi, matanya dengan erat menatap ke depan, dengan serius mengemudi mobil.

Bungkusan tempat duduk kulit yang baik membuat diirnya nyaman sedikit keterlaluan, Dia tidak tahan menggantikan pose, lewat beberapa saat kembali menggantikan, sampai akhirnya masih merasa sedikit tidak nyaman, terutama pria yang duduk di samping adalah Dia.

Waktu saat ini lalu lintas tidak macet, jalan pusat kota setelah diperluas menjadi delapan jalan, selain saat masuk kerja dan pulang kerja, hampir tidak bisa muncul kondisi macet.

Mobil mengemudi keluar sesaat, ujung mata Taylor Shen melirik Dia dengan tidak nyaman mengganti pose, malah tetap menghadap membelakanginya, dalam psikologi, pose seperti ini kalau bukan waspada adalah muak, sangat jelas, Dia kepadanya memiliki dua-duanya.

Berpikir sampai disini, rasa tidak nyaman dalam hatinya itu menjadi bertambah berat, Dia menyeruput bibir tipisnya, berkata: “Di dalam rak ada majalah, keluarkan untuk lihat, dari sini masih memerlukan jarak yang lumayan untuk sampai ke rumah sakit.”

Vero He membalikkan kepala, ada begitu sesaat, Dia seperti kembali ke tujuh tahun yang lalu, Dia membuka mulut ingin berbicara, terakhir kembali menelan perkataannya, sampai akhir sudah bukan tujuh tahun yang lalu, saat ini barangnya iya orangnya sudah bukan.

Dia tidak mengeluarkan majalah, melainkan mengeluarkan handphone dengan bosan membuka Weibo, belakangan ini hal besar di dunia industry hiburan, pernikahan artis pria dengan artis wanita, menempati satu halaman, Dia melihatnya bosan, mematikan handphone, mengangkat kepala, di depan sudah akan sampai rumah sakit.

Luka di ujung matanya tidak begitu serius, tapi Taylor Shen kukuh menyuruhnya datang melakukan pemeriksaan, saat dokter memberikannya bon pemeriksaaan, Dia masih dengan gugup menanyakan dokter, “Benar tidak perlu melakukan CT Scan otak kah?”

Vero HE tidak tahan membalikkan mata kepadanya, tentunya tidak membiarkannya melihat, “Yang terluka adalah ujung mata, bukan otak.”

Taylor Shen dengan datar menatapnya, “Aku khawatir kamu melukai hippocampus.”

Hippocampus adalah bagian pengurus ingatan di dalam otak besar manusia, maskud dari perkataan Taylor Shen adalah apa, mereka semuanya mengetahuinya. Vero He dengan tidak berbicara membawa pergi bon pemeriksaan, bersiapa ke tempat pembayaran membayar.

Bon baru saja di tangan lalu di tarik kembali oleh sebuah tangan besar, Taylor Shen berbalik berjalan keluar, suaranya melayang masuk, “Tunggu aku disini, aku segera kembali.”

Vero He benar menunggunya disana, tidak lama Taylor Shen kembali, tangannya sudah mengambil bon tempat pembayaran, membawanya pergi melakukan pemeriksaan. Sebenarnya mereka tidak perlu serepot ini datang ke rumah sakit berbaris membayar, kembali berbaris menunggu pemeriksaan.

Dia sepenuhnya bisa membawanya pergi ke klinik pribadi, begitu Dia kesana, mereka pasti akan menganggapnya seperti tamu besar, pasti tidak akan membiarkannya menunggu sedetikpun. Tapi Dia tidak bersedia, tidak bersedia begitu cepat mengakhiri waktu bersama dengannya.

Saat giliran Vero He melakukan pemeriksaan, Taylor Shen memampahnya berjalan masuk, satu luka yang dihantam oleh handphone, malah dibuat begitu serius oleh dirinya. Saat Sinar X menyinar di wajahnya, dalam hatinya sedang berpikir, kalau Taylor Shen ingin baik kepada seorang wanita, wanita itu pasti tidak akan bisa lari dari telapak tangannya.

Keluar dari ruang pemeriksaan, selanjutnya perlu menunggu hasil pemeriksaaan, dokter menyuruh mereka sore jam setengah dua datang mengambil, saat ini baru jam 12, waktu masih pagi, Taylor Shen mengajukan pergi ke restaurant di sekitar baru kembali mengambil laporan.

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu